DISUSUN OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga proposal role play kegiatan ronde keperawatan dalam
praktik profesi manajemen keperawatan di Ruang Pandan II Dr. Soetomo
Surabaya. Proposal ini dibuat untuk melaksanakan penerapan kegiatan ronde
keperawatan yang baik dan benar di ruang Pandan II.
Proposal ini dapat diselesaikan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Pimpinan BLUD RSUD Dr. Soetomo yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan praktik profesi
Ners di RSUD Dr. Soetomo
2. Bapak Prof. Dr. Nursalam, M. Nurs (HONS) selaku Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya dan Penanggung Jawab Praktik
Manajemen Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan praktik profesi Ners
3. Bapak Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes. selaku wakil dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya sebagai yang telah memberikan kesempatan
dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan praktik profesi
Ners
4. Ibu Dr. Hanik Endang Nihayati, S.Kep.Ns., M.Kep. selaku pembimbing I
Praktik Profesi Manajemen Keperawatan yang telah memberikan kesempatan
dan fasilitas, membimbing serta memotivasi untuk mengikuti dan
menyelesaikan praktik profesi Ners Manajemen Keperawatan
5. Bapak Deni Yasmara, S.Kep.Ns.,M.Kep.Sp.Kep.MB. selaku pembimbing II
yang telah membimbing dan memotivasi untuk mengikuti dan menyelesaikan
praktik profesi Ners Manajemen Keperawatan
6. Ibu Sri Endang Pujiastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kes.selaku Kasi Pengembangan Mutu
Keperawatan RSUD Dr. Soetomo dan Pembimbing Klinik yang telah
membimbing dan memotivasi untuk mengikuti dan menyelesaikan praktik
profesi Ners Manajemen Keperawatan
7. Ibu Setiwati, S.Kep.Ns., selaku Kepala Ruang Pandan II yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk melaksanakan
praktik Manajemen Keperawatan di ruang Pandan II
8. Perawat dan staff Ruang Pandan II yang telah banyak membantu melaksanakan
praktik Manajemen Keperawatan
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa proposal yang telah kami
buat ini belum sempurna, baik dalam segi isi maupun penulisannya. Kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan introspeksi
kami selanjutnya. Tim penyusun berharap agar proposal ini dapat memberikan
pengetahuan dan bermanfaat bagi semua calon perawat dan masyarakat pada
umumnya.
Halaman Judul..............................................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................................iv
Daftar Tabel...................................................................................................................vi
Daftar Gambar..............................................................................................................vii
Daftar Lampiran...........................................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................3
1.2.1 Tujuan khusus...........................................................................................3
1.2.2 Tujuan umum...........................................................................................3
1.3 Manfaat..............................................................................................................3
1.3.1 Bagi pasien...............................................................................................3
1.3.2 Bagi perawat.............................................................................................3
1.3.3 Bagi pasien...............................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Ronde Keperawatan..............................................................................4
2.1.1 Definisi ronde keperawatan..............................................................4
2.1.2 Tujuan...............................................................................................4
2.1.3 Manfaat............................................................................................5
2.1.4 Kriteria pasien..................................................................................5
2.1.5 Metode..............................................................................................5
2.1.6 Alat bantu.........................................................................................5
2.1.7 Alur pelaksanaan ronde keperawatan...............................................6
2.1.8 Peran masing-masing anggota tim...................................................7
2.1.9 Kriteri evaluasi.................................................................................7
2.2 Konsep Chronic kidney disease.........................................................................8
2.2.1 Pengertian.........................................................................................8
2.2.2 Etiologi.............................................................................................9
2.2.3 Manifestasi klinis.............................................................................10
2.2.4 Patofisiologi.....................................................................................10
2.2.5 Penatalaksanaan...............................................................................13
5
DAFTAR GAMBAR
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan, sehingga pelayanan keperawatan mempunyai arti penting bagi klien
(pasien) khususnya dalam proses penyembuhan maupun rehabilitasi di rumah sakit
(DepKes RI,2008). Peningkatan kualitas pelayanan harus diimbangi oleh
peningkatan mutu asuhan keperawatan. Peningkatan mutu asuhan keperawatan
sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan iptek, maka perlu adanya
pengembangan dan pelaksanaan suatu model asuhan keperawatan yang efektif dan
efisien. Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam memberikan
pelayanan di rumah sakit, karena perawat adalah provider yang selalu kontak
selama 24 jam dengan pasien. Dengan demikian, peran perawat mutlak terpengaruh
dengan kinerja mutu pelayanan sebuah rumah sakit. Persepsi masyarakat bahwa
perawat sebagai one of us, yaitu orang yang berjasa, cekatan, perhatian kepada
orang lain, bekerja dengan hati, dapat dipercaya, bersahabat serta pekerja publik
dan dapat dikatakan sebagai penghargaan tinggi bagi profesi perawat namun juga
menjadi sebuah tanggung jawab besar untuk menjaga performance-nya dalam
memberikan pelayanan kepada customer secara profesional. Peningkatan mutu
asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan IPTEK
maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model asuhan keperawatan
profesional yang efektif dan efisien.
1
2
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan
kebutuhan pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer atau pun
perawat pelaksana, konselor, kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan
melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. (Nursalam, 2011).
Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat membantu klien
dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi klien. Salah satu bentuk
pelayanan keperawatan yang profesional tersebut dengan memperhatikan seluruh
keluhan yang dirasakan klien kemudian mendiskusikannya dengan tim
keperawatan untuk merencanakan pemecahan masalahnya atau disebut ronde
keperawatan. Kozier et al (2011) menyatakan bahwa ronde keperawatan adalah
suatu prosedur dua atau lebih perawat mengunjungi klien untuk mendapatkan
informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan
memberikan kesempatam pada klien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta rmengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima
klien.
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas
lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar
bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih
melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori kedalam
praktek keperawatan (Nursalam, 2013).
Salah satu tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan
kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan. Ronde keperawatan juga berguna
dalam pengembangan praktik klinis, evidence based care, dan pemahaman klien
terhadap kondisi yang mereka alami (Close & Castldine 2005). Selain dapat
menyelesaikan masalah keperawatan klien, ronde keperawatan juga merupakan
suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor.
Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala ruang Pandan II didapatkan
bahwa ronde keperawatan sudah dilaksanakan. Kegiatan ini dilakukan pada pasien
dengan masalah yang jarang dan memiliki hari rawat yang lama. Selain perawat,
kegiatan ini biasanya mengikutsertakan kepala IRNA Medik, kepala bidang, DPJP,
3
bagian farmasi, ahli gizi. Berdasarkan hasil pengkajian kuesioner pada tanggal 24-
26 Oktober 2016 tentang ronde keperawatan didapatkan bahwa 60% perawat
berpendapat pelaksanaan ronde keperawatan di ruang Pandan II belum optimal,
50% perawat berpendapat tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan
belum dibentuk sehingga pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan belum optimal.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka kami mahasiswa Program
Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga program
B17 akan mengadakan kegiatan ronde keperawatan Ruang Pandan II RSUD
dr.Soetomo selama Praktik Profesi Manajemen Keperawatan..
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan
berpikir kritis.
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
1) Memahami konsep ronde keperawatan
2) Memahami konsep penyakit CKD
3) Meningkatkan kemampuan membuat
perencanan dan pelaksanaan Ronde Keperawatan
1.3 Manfaat
1. Bagi Pasien
1) Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa
penyembuhan.
2) Mendapat perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
3) Memenuhi kebutuhan pasien
2. Bagi Perawat
1) Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat.
2) Meningkatkan kerjasama antar tim kesehatan.
3) Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
3. Bagi rumah sakit
1) Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
2) Menurunkan lama hari perawatan pasien.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis dan
diskusi.
2. Tujuan khusus
1) Menuumbuhkan cara berpikir
kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan
validasi data pasien
3) Meningkatkan kemampuan
menentukan diagnosis keperawatan
5
4) Menumbuhkan pemikiran
tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien
5) Meningkatkan kemampuan
memodifikasi rencana asuhan keperawatan
6) Meningkatkan kemampuan
justifikasi
7) Meningkatkan kemampuan
menilai hasil kerja
(Nursalam, 2014).
2.1.3 Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
4. Terjalinnya kerjasama antartim kesehatan.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar.
(Nursalam, 2014).
2.1.5 Metode
Diskusi
Penetapan Pasien
2. PersiapanPasien :
Informed Concent
HasilPengkajian/ Validasi data
Tahap Pelaksanaan
di Nurse Station 3. Penyajian Masalah
Apadiagnosis keperawatan?
Apa data yang mendukung?
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?
Apa hambatan yang ditemukan?
langka
2) Menentukan tim ronde
3) Mencari sumber atau literature
4) Membuat proposal
5) Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian
6) Diskusi tentang diagnosis keperawatan, data yang mendukung, asuhan
keperawatan yang dilakukan, dan hambatan selama keperawatan
2. Pelaksanaan ronde
1) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan
tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pascaronde
1) Evaluasi, revisi dan perbaikan
2) Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnose, intervensi keperawatan
selanjutnya.
Gambar 3. Foto torak yang menunjukkan adanya efusi pleura pada sisi kanan
B. Etiologi
Timbulnya efusi pleura dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi (Soemantri,
2008):
1. Gangguan pada reabsorbsi cairan pleura (misalnya karena adanya
tumor)
2. Peningkatan produksi cairan pleura (misalnya akibat infeksi pada pleura)
Secara patologis efusi pleura disebabkan oleh keadaan-keadaan
(Soemantri, 2008) :
a. Meningkatnya tekanan hidrostatik (misalnya akibat gagal jantung)
b. Menurunnya tekanan osmotic koloid plasma (misalnya
hipoproteinemia)
c. Meningkatnya permeabilitas kapiler (misalnya infeksi bakteri)
d. Berkurangnya absorbs limfatik
Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairan pleura dibagi
lagi menjadi transudat, eksudat, dan hemoragi (Muttaqin, 2008).
1. Transudat dapat disebabkan oleh kegagalan jantung kongestif (gagal
jantung kiri) sindrom nefrotik, asites (oleh karenan sirosis hepatis), sindrom
vena cava superior, tumor dan sindrom Meigs
2. Eksudat disebabkan oleh infeksi, TB, pneumonia, tumor, infark paru,
radiasi, dan penyakit kolagen.
11
3. Efusi hemoragi dapat disebabkan oleh adanya tumor, trauma, infark paru,
dan tuberculosis
sebesar 9cmH2O. Akumulasi cairan pleura dapat terjadi apabila tekanan osmotic
koloid menurun (misalnya pada penderita hipoalbuminemia dan bertambahnya
permeabilitas kapiler akibat ada proses peradangan atau neoplasma,
bertambahnya tekanan hidrostatis akibat kegagalan jantung) dan tekanan
negative intrapleura apabila terjadi atelektasis paru (Alsagaf, 1995 dikutip dari
Muttaqin, 2008)
Efusi pleura berarti terjadi penumpukan sejumlah besar cairan bebas
dalam kavum pleura. Kemungkinan proses akumulasi cairan di rongga pleura
akibat beberapa proses yang meliputi (Guyton dan Hall, 1997 dikutip dari
Muttaqin, 2008):
1. Adanya hambatan drainase limfatik dari rongga pleura
2. Gagal jantung yang menyebabkan tekanan kapiler paru dan tekanan
perifer menjadi sangat tinggi sehingga menimbulkan transudasi
cairan yang berlebihan ke dalam rongga pleura
3. Menurunnya tekanan osmotic koloid plasma juga memungkinkan
terjadinya transudasi cairan yang berlebihan
4. Adanya proses infeksi atau setiap penyebab peradangan apa pun
pada permukaan pleura dari ronnga pleura dapat menyebabkan
12
D. Manifestasi Klinis
Kebanyakan efusi pleura bersifat asimptomatis, timbul gejala sesuai
dengan penyakit yang mendasarinya. Pneumonia akan menyebabkan demam,
menggigil dan nyeri dada pleuritik. Ketika efusi sudah membesar dan
menyebarm kemungkinan timbul dispnea dan batuk. Efusi pleura yang besar
akan mengakibatkan napas pendek. Tanda fisik meliputi deviasi trachea
menjauhi sisi yang tekena, dullness pada perkusi dan penurunan bunyi
pernapasa pada sisi yang terkena (Soemantri, 2008).
E. Pemeriksaan Penunjang
13
3. Biopsi Pleura
Pemeriksaan histologist satu atau beberapa contoh jaringan pleura
dapat menunjukkan 50-70% diagnosis kasus pleuritis tuberculosis dan tumor
pleura.Bila hasil biopsy pertama tidak memuaskan dapat dilakukan biopsy
ulangan.Komplikasi biopsy adalah pneumothoraks, hemothoraks, dan
penyebaran infeksi atau tumor pada dinding dada.
15
G. Prognosis
Prognosis sangat bervariasi dan tergantung pada factor penyebab dan ciri efusi
pleura. Pasien yan mencari pertolongan medis lebih dini karena penyakitnya
dan dengan penatalaksanaan yang tepat pula memiliki angka komplikasi yang
rendah, kecuali bila penyakitt dasarnya adalah suatu keganasan.
H. Komplikasi
Komplikasi pada efusi pleua dapat meliputi:
1. Kerusakan ventilasi
2. Pleuritis
3. Fibrosis paru
BAB 3
RENCANA KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
3.1 Tujuan
2.2.3 Tujuan umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, yaitu .
3.2 Sasaran
Pasien Tn. A umur 68 tahun yang dirawat di kelas III BPJS nomer tempat
tidur 32 RSUD Dr. Soetomo Surabaya
3.3 Materi
Paparan asuhan keperawatan pasien Tn.H dengan diagnosa medis
Ureterolhitiasis bilateral + Hidronefropathy bilateral + hidroureter bilateral +
nefrophaty obstruktif + post URS D/S + DJ stent D/S + hipertensi stage I JNC +
Sepsis dengan diagnosa keperawatan hipertemi, intoleransi aktivitas, dan mual.
17
18
3.4 Metode
Diskusi
3.5 Media
1. Dokumen/status klien
2. Sarana diskusi: kertas, bulpen
3. Materi yang disampaikan secara lisan
didiskusikan
3) Perawat dapat
(1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis
(2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
(3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
(4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
(5) Meningkatkan kemampuan justifikasi
(6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
3.8 Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Buyung Tegar Aribowo, S.Kep
PP 1 : Kathleen Elvina H, S.Kep
PA 1 : Dimas Surya Bagaskoro, S.Kep
Dokter : dr. Aditya Riadi
Gizi :
Farmasi :
Pembimbing :
1. Dr. Hanik Endang Nihayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
2. Deni Yasmara, S.Kep.,Ns.,M.Kep.Sp.Kep.MB.
3. Sri Endang, S.Kep.,Ns.,M.Kes.
4. Setiwati, S.Kep.,Ns., M.Kes.
5. Joko Sutrisno, SST, S.Psi.
6. Anik Widayati, S.Kep.,Ns.
21
DAFTAR PUSTAKA
Infomed Consent
Tanda Tangan:
(Tn. Adenan)
23
IDENTITAS
1. Nama Pasien : Tn.A
2. Umur : 68 tahun
3. Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia
4. Agama : Islam
5. Alamat : Banyu Urip Kidul 9/30
6. Sumber Biaya : BPJS
KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh badan panas.
24
UGD : Klien mengeluh tidak bisa kencing, kencing tidak keluar sama sekali sejak 5
hari SMRS, nyeri pinggang kiri hilang timbul sejak 5 hari SMRS, klien mengalami
mual dan muntah. Klien dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil BUN 84
mg/dl, kreatinin serum 16,48 mg/dl, Hb 10,1 gr/dl, dan CRP kimia 187,7 mg/L.
Klien direncanakan untuk urgen URS dekstra sinistra dan HD pre op.
RPI : Tanggal 4 November 2016 klien menjalani HD pre operasi URS dekstra
sinistra. Selama di RPI, klien mengeluh nyeri pinggang sebelah kiri, menggigil,
sesak nafas (asidosis metabolik). Tanggal HD pre operasi URS dekstra sinistra dan
dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil Hb 10,07 gr/dl, Leukosit 12,7 x
103 /uL, Albumin 3,4, BUN 85 mg/dl, kreatinin serum 17 mg/dl.
Masalah Keperawatan :
tidak ditemukan masalah
keperawatan
8. Sistem Integumen
Masalah Keperawatan :
9. Sistem Endokrin tidak ditemukan masalah
keperawatan
Tidak mengalami pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening, klien
tidak memiliki riwayat penyakit DM. Tidak memiliki luka gangren.
Masalah Keperawatan :
tidak ditemukan masalah
keperawatan
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya:
Klien ingin segera sembuh dan pulang ke rumah. Menurut keluarga klien,
penyakit klien adalah cobaan Tuhan Masalah keperawatan :
tidak ditemukan
masalah keperawatan
PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah Masalah Keperawatan
- Sebelum sakit : sering : tidak ditemukan
- Selama sakit : klien hanya bisa berdoa di tempat masalah keperawatan
tidur
a. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Hasil Nilai
Normal
11/11/ 15/11/22
2016 016
HEMATOLOGI
Haemoglobin 8,69 L 13-18 / P 12-16 gr/dl
KIMIA KLINIK
SGOT 118,0 L: 0-50 P:0-35 U/L
ELEKTROLIT
Na 135,00 134,0 133-155 mEq/L
KIMIA KLINIK
PH 7,43 7,35-7,45
GLUKOSA DARAH
GDA 81,00 76
KIMIA KLINIK
BUN 18,00 8-18 mg/dl
A. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALA
H
DS : Obtruksi ureter Hipertermi
Klien mengeluh demam
Pembedahan URS
sejak tanggal 14
November 2016. Adanya luka kontak dengan dunia luar
DO :
- Pemeriksaan TTV Port de entry
TD : 130/70 mmHg Kuman masuk
Nadi : 100 x/menit
Pengeluaran endotoksin
RR : 24 x/menit
S : 38,1oC Aktivitas sel-sel makrofag
- Akral hangat
30
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi (00007)
2. Mual (00134)
3. Keletihan (00093)
3. Keletihan (00093)
Energy Management (0180)
- Anjurkan klien untuk beristirahat di tempat tidur
- Anjurkan klien untuk tidak banyak beraktivitas yang berat
setelah makan
- Lakukan latihan ROM pasif ditempat tidur
- Anjurkan klien untuk mobilisasi ditempat tidur.
32
C. IMPLEMENTASI
Implementasi yang sudah dilakukan :
No. NIC 15 /11/ 2016 16 /11/ 2016 17 /11/ 2016
1. Fever treatment (3786) Keterangan Keterangan Keterangan
- Monitor tanda-tanda vital Hipertermi belum teratasi, Hipertermi belum teratasi, Hipertermi belum teratasi,
- Lepaskan baju pasien dengan data objektif : dengan data objektif : dengan data objektif :
- Kompres pasien dengan menggunakan - Pemeriksaan TTV - Pemeriksaan TTV - Pemeriksaan TTV
air hangat pada bagian kepala, aksila, TD : 130/70 mmHg TD : 120/70 mmHg TD : 110/70 mmHg
lipatan paha. Nadi : 100 x/menit Nadi : 84 x/menit Nadi : 82 x/menit
- Berikan terapi cairan intravena PZ 500 RR : 24 x/menit RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
cc 28 tpm S : 38,1oC S : 37,9oC S : 38,2oC
- Fasilitasi klien untuk istirahat dan - Akral hangat - Akral hangat - Akral hangat
batasi aktivitas - Hasil laboratorium : - Hasil laboratorium : - Hasil laboratorium :
- Kolaborasi dalam pemberian antipiretik WBC : 30,04 x 103 / uL WBC : 30,04 x 103 / WBC : 30,04 x 103 /
: Paracetamol drip 100 cc dan HB : 8,69 gr/dl uL uL
Paracetamol tablet Eritrosit : 3,32 x 106 /uL HB : 8,69 gr/dl HB : 8,69 gr/dl
Eritrosit : 3,32 x Eritrosit : 3,32 x
106 /uL 106 /uL
Ditemukan bentukan
kuman batang gram
negatif tak tampak
PMN
- Hasil Kultur :
pseudomonas
aeruginosa lebih dari
105 CFU/ml
2. Nausea Management (1450) Mual belum teratasi, dengan Mual belum teratasi, Mual belum teratasi,
- Ajarkan klien untuk menggunakan data objektif : dengan data objektif : dengan data objektif :
teknik nonfarmakologi untuk - Klien tampak mual dan - Klien tampak mual dan - Klien tampak mual dan
manajemen mual, seperti : relaksasi muntah muntah muntah
dan distraksi - Muntah berisi lendir - Muntah berisi lendir - Muntah berisi lendir
- Anjurkan untuk makan dalam jumlah - Klien tidak nafsu makan, - Klien tidak nafsu - Klien tidak nafsu
sedikit tapi sering klien hanya makan 2 makan, klien hanya makan, klien hanya
- Anjurkan klien untuk melakukan oral sendok dari porsi yang makan 4 sendok dari makan 4 sendok dari
33
hygiene setiap hari diberikan. porsi yang diberikan. porsi yang diberikan.
- Anjurkan untuk beristirahat - Turgor kulit baik - Turgor kulit baik - Turgor kulit baik
- Kolaborasi dalam pemberian X - Diit khusus TKRPRG - Diit khusus TKRPRG - Diit khusus TKRPRG
antiemetic 2100 kkal/hari 2100 kkal/hari 2100 kkal/hari
- Hasil laboratorium : - Hasil laboratorium : - Hasil laboratorium :
Albumin : 2,85 gr/dl Albumin : 2,85 gr/dl Albumin : 2,85 gr/dl
HB : 8,69 gr/dl HB : 8,69 gr/dl HB : 8,69 gr/dl
- Pemeriksaan TTV - Pemeriksaan TTV - Pemeriksaan TTV
TD : 130/70 mmHg TD : 120/70 mmHg TD : 110/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit Nadi : 84 x/menit Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
S : 38,1oC S : 37,9oC S : 38,2oC
- BB : 52 kg - BB : 52 kg - BB : 52 kg
- TB : 160 cc - TB : 160 cc - TB : 160 cc
- IMT : 20,31 - IMT : 20,31 - IMT : 20,31
3. Energy Management (0180) Keletihan belum teratasi, Keletihan sebagian teratasi, Keletihan sebagian teratasi,
- Anjurkan klien untuk beristirahat di dengan data objektif : dengan data objektif : X dengan data objektif :
tempat tidur - Klien partial care - Klien partial care - Klien partial care
- Anjurkan klien untuk tidak banyak - Klien terpasang infus PZ - Klien terpasang infus - Klien terpasang infus
beraktivitas yang berat setelah makan 500 cc 28 tpm pada PZ 500 cc 28 tpm pada PZ 500 cc 28 tpm pada
- Lakukan latihan ROM pasif ditempat tangan kanan tangan kanan tangan kanan
tidur - Klien terbaring di tempat - Klien terbaring di - Klien terbaring di
- Anjurkan klien untuk mobilisasi di tempat tidur tidur tempat tidur X tempat tidur
- Klien tidak nafsu makan, - Klien tidak nafsu - Klien tidak nafsu
mual, dan muntah. makan, mual, dan makan, mual, dan
muntah. muntah.
34
35
No Solusi Sumber
.
1. Water spray dan fan cooling sebagai terapi Sari, E.K, Ike S.R &
pendukung (komplementer) hendaknya Windy R. 2 November
diterapkan dengan menggunakan air hangat. 2013. Perbandingan
pengaru water spray dan
fan cooling menggunakan
air hangat dengan air
suhu ruangan terhadap
penurunan suhu tubuh.
Jurnal Ilmu
Keperawatan. Volume 1
No.2.
2. Aromatherapy for treatment of postoperative Hines, et al. 2012.
nausea and vomiting (Review) Aromatherapy for
treatment of poroperative
nausea and vomiting
(review). America :
Wiley
3. Wedang jahe efektif dalam menurunkan emesis Alyamaniyah, U.H &
gravidarum sehingga masyarakat dapat Mahmudah. 1 Juli 2014.
memanfaatkan wedang jahe sebagai pengobatan Efektivitas Pemberian
alternatif sebelum menggunakan obat Wedang Jahe (Zingiber
antiemetik. Officinale Var.Rubrum)
Terhadap Penurunan
Emesis Gravidarum pada
Trimester Pertama.
Jurnal Biometrika dan
Kependudukan.Volume 3
No.1
36
40
39.5
39
38.5
38 14/11/16
37.5 15/11/16
16/11/16
37
17/11/16
36.5
36
35.5
35
Shift Malam Shift Sore Shift Pagi
10
9
8
7
6 14/11/2016
5 15/11/20162
4 16/11/20162
3 17/11/2017
2
1
0
Shift pagi Shift sore Shift malam
4
15/11/2016
3
16/11/2016
2 17/11/2016
0
Shift Pagi Shift Sore Shift Malam