Anda di halaman 1dari 19

RSU.Dr.

Membunyikan Lonceng Tanda Bahaya


FERDINAND
No.Dokumen No. Revisi Halaman
LUMBANTOBING

Tanggal terbit Direktur RSU.Dr Ferdinan Lumbantobing

PROSEDUR
TETAP

Pengertian Membunyikan lonceng tanda bahaya adalah membunyikan lonceng


pada saat terjadi bencana di rumah sakit
Tujuan Untuk memberitahukan bahwa di rumah sakit sedang dalam keadaan
bahaya sehingga semua orang yang berada dalam lingkungan rumah
sakit dalam keadaan siaga
Kebijakan Kebijakan penangulangan bencana yaitu penangulangan bencana
kebakaran dan bencana lainnya dilakukan secara terkoordinir dan
terarah
Prosedur 1. Lonceng tanda bahaya dibunyikan pada saat terjadi bencana
2. Orang yang pertama kali mengetahui bencana memberitahukan
kepada karyawan rumah sakit, yang kemudian melakukan
pemukulan lonceng dan terarah
3. Bunyi lonceng yang di pukul yaitu tiga kali di pukul pendek teng-
teng-teng kemudian lonceng panjang teng-teng-teng-teng................
Unit Terkait Seluruh instalasi dan ruangan
RSU.Dr. PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSU.Dr.F.L.TOBING
FERDINAND SIBOLGA
LUMBANTOBING No.Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal terbit Direktur RSU.Dr Ferdinan Lumbantobing


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian Keseluruh tindakan terpadu untuk memadamkan kebakaran dan


tindakan penyelamatan pasien yang dirawat ( evakuasi ) di
RSU.Dr.F.L. Tobing Sibolga
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah dalam pemadaman
kebakaran dan penyelamatan pasien yang di rawat ( evakuasi ) di
RSU.Dr.F.L. Tobing Sibolga
Kebijakan 1. Sebagai persiapan di tiap ruanganharus tersediah alat pemadam
kebakaran ( Racun Api ) yang di periksa secara berkala oleh
petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana rumah sakit
2. Pemadaman berkala dan penyelamatan pasien ( evakuasi )
dilakukan oleh pegawai ruangan yang bersangkutan dibantu oleh
pegawai dari ruangan/unit lain dan keluarga pasien di koordinasi
oleh dokter jaga dibantu Menko
Prosedur 1. Bila terjadi kebakaran , pegawai yang bertugas diruangan segerah
melakukan upaya pemadaman kebakaran dengan memakai racun
api dan/ atau alat lainnya. Dalam hal ini pegawai yang
bersangkutan boleh meminta bantuan keluarga/ kerabat pasien atau
petugas lain
2. Seorang pegawai ruangan tersebet bertindak memutuskan aliran
listrik dari sekring / Box Kontrol, sebelumnya hidupkan dulu lampu
Emergency bila malam
3. Bila kebakaran dini tak segerah teratasi, salah seorang pegawai
segerah meminta bantuan dari ruangan lain dan melapor ke doktr
jaga / Menko pegawai yang tinggal meneruskan upaya pemadaman
kebakaran dengan dibantu keluarga pasiendan mengkoordinir
evakuasi pasien di mulai dari tempat terdekat dengan kebakaran ,
juga meminta bantuan keluarga pasien untuk mengeluargkan
tabung oksigen agar tidak meledak
4. Dr.jaga dan Menko mengkoordinasikan upaya pemadaman
kebakaran dan evakuasi pasien sambil melapor kepada Direktur
RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga dan Ketua Brigade Siaga Bencana
dan juga Dinas Pemadan Kebakaran.
5. Petugas ruangan lain mengirim setengah dari jumlah tenaga
tersedia dan alat racun apai untuk membantu pemadaman dan
evakuasi pasien, sisanya yang tinggal melakukan pemantauanpasien
di ruangan nya dan persiapan untuk evakuasai pasiennya bila perlu.
6. Petugas teknisi dan supir ambulance ikut membantu dalam upaya
pemadaman kebakaran dan evakuasi pasien.
7. Petugas security / satpol PP menutup pintu gerbang tengah untuk
persiapan tempat evakuasi dan membuka pintu- pintu gerbang
samping untuk jalan mobil pemadan kebakaran, setelah itu menjaga
pintu gerbang agar mobil /kendaraan lain selain pemadam
kebakaran dan pejabat RSU tidak masuk ke halaman RSU, juga
melarang masyarakat yang tidak berkepentingan masuk, komandan
jaga Satpol PP meminta bantuan tambahan untuk pengamanan.
8. Pasien di evakuasi ke tempat aman yang terdekat dahulu dengan
memakai tempat tidur masing-masing kecuali bayi dan anak/pasien
lantai atas yang di gendong/di papah. Tempat evakuasi yang
dipersiapkan antara lain
9. Setelah keadaan aman pasien dipulangaknb keruangan yang
bersangkutan setelah dibereskan. Dalam hal ruangan rusakberat,
pasien dititip ke ruangan lain yang memungkinkan. Bila perlu di
pasang tenda besar di lapangan oleh anggota BSB.

Unit Terkait 1. IGD


2. IPSRS
3. BSB ( Brigade Siaga Bencana )
4. Security ( Satpol PP )
5. Pegawai Ruangan / Unity BS
RSU.Dr. PELAYANAN PENDERITA YANG MENGALAMI MUSIBAH
FERDINAND DI DALAM RUMAH SAKIT
LUMBANTOBING No.Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal terbit Direktur RSU.Dr Ferdinan Lumbantobing


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian Adalah penderita yang mengalami musibah kecelakaan yang tidak di


sangkah-sangkah seperti : kebakaran, bom, dsb
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah- langkah pelayanan penderita yang
mengalami musibah didalam rumah sakit
Kebijakan Pertolongan bagi pasien yang parah dilakukan tindakan khusus di
IGD, bila memerlukan tindakan selanjutnya di konsulkan ke SMF
terkait, sedangkan pasien yang ringan pertolongan dilakukan di
tempat.
Prosedur 1. Ada laporan bencana ( misalnya kebajaran )disalah satu bagian
Rumah Sakit kepada Direktur RSU Dr. F. L. Tobing
2. Direktur memberikan perintah kepada kepala instalasi Gawat
Darurat untuk mempersiapkan diri.
3. Kepala IGD membentuk tim dikoordinasikan dengan tim reaksi
cepat/Brigade Siaga Bencana
4. Tim dapat dibagi menjadi 2 kategori
Bersifat luas ( perlu evaluasi keluar Rumah Sakit )
Bersifat dapat dilokasikan

I. Bersifat luas
a. Tim melaporkan kepada Direktur Rumah Sakit bahwa
perlunya dievakuasi pasien keluar RS oleh karena
bencanasepertinya tidak dapat dilokalisasi, sambil
melaporkan perkiraan korban bencana dengan
klasifikasinya
b. Direktur memerintahkan kepala Pelayanan agar bersiap-
siap mengevakuasi pasien
c. Kepala pelayanan mempersiapkan petugas RS termasuk
satpam dan petugas ambulance untuk berrsiap-siap
mengevakuasi pasien sesuai dengan tempat evakuasi yang
di tuju ( )
d. Tim IGD mengkaji ulang klasifikasi pasien dan
mengkonsulkan kepada bagian terkait.
II. Bersifat dapat dilokalisasi
a. Pasien korban bencana dikonsulkan ke triase dan
penanganan serta perawatan ke bagian terkait.
Unit Terkait 1. Bagian rekam medik
2. Bagian SMF terkait
3. Bagian pelayanan
4. Kantor pemerintah
RSU.Dr. PELAYANAN PENANGANAN LISTRIK PADAM
FERDINAND No.Dokumen No. Revisi Halaman
LUMBANTOBING

Tanggal terbit Direktur RSU.Dr Ferdinan Lumbantobing


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian Terputusnya aliran listrik pada saat melakukan tindakan IGD


Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah- langkah pelayanan penderitadi
IGD jika listrik mati di Rumah Sakit
Kebijakan Penanganan bagi pasien di IGD yang dilakukan dengan memakai
alat- alat listrik
Prosedur 1. Petugas IGD mematikan semua alat- alat listrik yang dipakai
2. Menghubungi petugas teknisi Rumah Sakit untuk berupaya
menghidupkan genset rumah sakit oleh petugas IGD
3. Menunggu listrik hidup petugas IGD di upayakan melakukan
tindakan medik secara manual.
Unit Terkait 1. Teknisi Rumah Sakit
2. Satpam Rumah Sakit
3. Petugas IGD
4. Direktur
RSU.Dr. PENANGANAN PASIEN SAAT GEMPA DI RSU Dr. F. L.
FERDINAND TOBING SIBOLGA
LUMBANTOBING No.Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal terbit Direktur RSU.Dr Ferdinan Lumbantobing

PROSEDUR
TETAP

Pengertian Penanganan pasien saat terjadinya atau saat setelah terjadinya gempa
di RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga
Tujuan Sebagai acuan langkah- langkah dalam penanganan korban saat atau
sesaat terjadinya gempa
Kebijakan 1. Saat terjadi gempa semua petugas segerah lari meninggalkan
ruangan gedung sampai gempa reda
2. Evakuasi pasien dilakukan hanya bila terjadi kerusakan infra
struktur atas instruktur ketua BSB atau Direktur kecuali terjadi
kerusakan berat yang nyata
Prosedur 1. Bila terjadi gempa semua petugas segerah lari menonggalkan
ruangan gedung ke tempat terbuka yang aman sampaio gempa
reda
2. Setelah gempa redah perawat dan dokter segerah melakukan
pemantauan pasien
3. Bila terjadi kerusakan infra struktur RSU yang berat pasien segera
di evakuasidi bawah koordinasi dokter jaga dan Menko, Ketua
BSB dan Direktur segerah diberi tahu untuk mengambil ahli
komando
4. a. Bila terjadi kerusakan infra struktur ringan, terlebih dahulu di
hubungi Ketua BSB dan Direktur
b. dilakukan penilaian kerusakan, baru di putuskan melakukan
evakuasi atau tidak
5. evakuasi pasien delakukan dengan memakai tempat tidur beroda
atau brankard/kursi dorong atau dituntun bagi yang bisa jalan,
dilakukan oleh perawat ruangan masing- masing dengan bantuan
keluarga pasien
6. evakuasi dilakukan kelapangan depan RSU dimana akan didirikan
tenda penampungankalau tak cukup BSB bersama direktur
meminta izin memakai lapangan dinkes kota sibolga, samsat dan
gedung nasional. Pendirian tenda di koordinir BSB bidang logistic/
obat dan dibantu petugas satlak PB/dinas sosial/ TNI
7. pasien selanjutnyadirawat di tenda-tenda
8. untuk penanganan pasien dari luar RSU dilakukan di IGD atau di
tenda pengganti IGD, sesuai protap penanganan bencana external
Unit Terkait 1. INTENSIVE CARE UNIT ( ICU )
2. KAMAR OPERASI
3. RUANG RAWAT INAP/ TEMPAT PERAWATAN
4. KAMAR ZENAZAH
5. REKAM MEDIK
6. BRIGADE SIAGA BENCANA
7. AMBULANCE
8. SATLAK PB
RSU.Dr. PENANGANAN PASIEN KORBAN KERACUNAN MASSAL DI
FERDINAND RSU Dr. F. L. TOBING SIBOLGA
LUMBANTOBING No.Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal terbit Direktur RSU.Dr Ferdinan Lumbantobing

PROSEDUR
TETAP

Pengertian Pasien yang mengalami gangguan kesehatan akibat keracunan


makana/minuman atau gas/uap yang bersifat racun/irritant
Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah dalam penanganan pasien korban
keracunan massal
Kebijakan Penanganan pasien korban keracunan massal dilakukan di IGD oleh
dokter jaga dan atau Tim BSB menurut jumlah korban sesuai SPO
penanganan korban bencana alam/musibah masal external
dilingkungan RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga
Prosedur 1. Bila ada keracunan masal, dokter jaga yang mendapat kabar
mencari informasi perkiraan jumlah korban. Bila diperkirakan
lebuh 10 orang, segerah menghubungi ketua BSB dan direktur
serta Kepala IGD untuk mengkoordinir pertolongan. Bila 10
orang cukup ditangani dokter jaga IGD dan perawat IGD ditambah
bantuan perawat jaga ruanagn lain yang dikoordinir menko
2. Pasien diperiksa cepat di Triase bencana dan ditentukan tingkat
prioritasnya serta kemungkinan jenis racun
3. Pasien dibawa keruang yang sesuai tingkat prioritasnya dan diberi
pertolongan
4. Setelah ditangani di ruang tindakan pasien dibawa ke ruang rawat
inap ( Bila jumlah sedikit tidak melebihi kapasitas) atau ketempat
penampungan korbat bencana atau ke tenda-tenda perawatan
sesuai jumlah pasien ( sebagaimana telah ditetapkan dalam
program penanggulangan korban bencana alam/ mmusibah masal
di lingkungan RSU Dr.F.L.Tobing Sibolga )
5. Pasien dirawat sampai sembuh atau dianggap aman untuk rawat
jalan.
6. Biaya dihitung setelah pasien dipulangkan, dibayar oleh
perusahaan penyebab keracunan namun bila sumber racun dari
alam menyebabkan korban masal ( misalnya gas racun dari lubang
alam ) maka pembiayaan dikoordinasikan dengan Satlak PB
Unit Terkait 1. IGD
2. RUANG RAWAT INAP/ TEMPAT PERAWATAN
3. REKAM MEDIK
4. BRIGADE SIAGA BENCANA
5. KASIR
6. SATLAK PBB
RSU.Dr. TRIASE KORBAN BENCANA / MUSIBAH DI IGD
FERDINAND
No.Dokumen No. Revisi Halaman
LUMBANTOBING

Tanggal terbit Direktur RSU.Dr Ferdinan Lumbantobing


STANDAR
PROSEDUR
OPERASI

Pengertian Pemeriksaan cepat untuk menyeleksi korban bencana / musibah masal


agar dapat di tentukan prioritas penanganan dan ketempat perawatan
kemana pasienakan dibawa
Tujuan Agar penanganan pasien korban bencana/musibah masal lebih cepat
dan efisien
Kebijakan Bencana /musibah masal diklasifikasikan berdasarkan jumlah
korban yang perlu dilayani atas :
a. Sangat Ringan : 5 orang
b. Ringan : 6-10 orang
c. Sedang :11-50 orang
d. Berat :25-50 orang
e. Sangat berat : > 50 orang
Klasifikasi disesuaikan kapasitas pelayanan RSU Dr. F. L. Tobing
Sibolga
Triase mengelompokkan korban dengan memberikan pita Warna
sebagai berikut ;
a. Prioritas I : Pita Merah
b. Prioritas II : Pita Kuning
c. Prioritas III : Pita Hijau
d. Prioritas O : Pita Hitam dan Pita Biru hanya pada bencana
sangat berat
Prosedur 1. Korban bencana/musibah masal yang tiba dari IGD dibawa
keruangan Triase bencana
2. Di Triase bencana korban diperiksa cepat dan diseleksi kemudian
dikelompokkan atas :
a. Prioritas I Pita Merah
Korban yang membutuhkan stabilisasi segera
b. Prioritas II : Pita Kuning
Korban yang membutuhkan penanganan ketat tetapi perawatan
dapat ditunda sementara
c. Prioritas III : Pita Hijau
Korban dengan cedera/sakit ringan, pengobatan dapat ditunda
d. Prioritas O :
- Pita Hitam :korban yang telah meninggal dunia
- Pita Biru : korban yang amat kritis, harapan hidup sangat
tipis meski dengan pertolongan intensif ( hanya pada
bencana / musibah sanagt berat )
3. Kemudian deberi pita warna yang diikatkan di jempol kaki kanan
4. Pada bencana sangat ringan-ringan penanganan korban sesuai alur
biasa IGD
5. Pada musibah sedang sampai dengan sangat berat, korban dibawah
keruang tindakan sesuai pita warnanya yaitu :
a. Pita Merah keruang tindakan Merah
b. Pita Kuning keruang tindakan Kuning
c. Pita Hujau keruang tindakan Hijau
d. Pita Hitam kekamar jenazah
e. Pita Biru terlebih dahulu keruang tindakan merah, diberi infus
dan selanjutnya dibawa ke ruangan rawat inap (hanya pada saat
bencana / musibah sangat berat)
6. Korban setelah pertolongan dari ruangan tindakan merah dan
kuning dibawa ke OK atau ICU atau tempat perawatan korban
7. Korban Pita Hijau, setelahh ditolong di ruangan tindakan hijau
dipulangkan atau diserahkan kepada Satlak PB
Unit Terkait 1. INTENSIVE CARE UNIT ( ICU )
2. KAMAR OPERASI
3. RUANG RAWAT INAP / TEMPAT PERAWATAN
4. KAMAR JENAZAH
5. REKAM MEDIK
6. BRIGADE SIANGA BENCANA
7. AMBULANCE
8. SATLAK PB
RSU.Dr. PENANGANAN KORBAN BENCANA ALAM/MUSIBAH
FERDINAND MASAL DILINGKUNGAN RUMAH SAKIT
LUMBANTOBING No.Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal terbit Direktur RSU.Dr Ferdinan Lumbantobing


STANDAR
PROSEDUR
OPERASI

Pengertian Penanganan korban bencan alam musibah masal khususnya didalam


lingkungan rumah sakit.
Tujuan Agar penanganan korban terselenggarakan dengan cepat, tertib dan
optimal.
Kebijakan 1. Penanganan korban di koordinasi oleh tim Reaksi Cepat/ Brigade
Siaga Bencana ( BSB ),dapat meminta bantuan tenaga logistik,
obat-obatan dan fasilitas lain bila diperlukan.
2. Lokasi penanganan korban di RSU di pusatkan di IGD, namun bila
di perlukan dapat diperluas ke lapangan RSU atau lapangan lain di
sekitar RSU
Prosedur 1. Bila ada bencana alam/ musibah masal, petugas rumah sakit yang
dikabari segerah menghubungi Ketua BSB dan Direktur.
2. Ketua BSB mengkonfirmasikan kebenaran kabar tersebut kepada
satlak PB dan menginformasikan dan meminta perkiraan jumlah
korban dan tingkat kegawatan sambil berkoordinasi juga dengan
manajemen RSU
3. Bila konfirmasi benar maka ketua BSB untuk melakukan tugas
masing-masing.
4. Selanjutnya ketua BSB bersama pengurus inti BSB lainnya dan
manajemen RSU membentuk Pos Komando penanganan bencana
di RSU untuk mengkoordinasikan tugas-tugas penanganan korban
dilingkungan RSU dan berkoordinasikan dengan istansi terkait dan
pihak lain di luar RSU.
Pos Komando beranggotakan :
Direktur RSU
Sekretaris RSU
Kabid Pelayanan
Kabid Keperawatan
Ketu, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara BSB
5. Ketua- ketua bidang dalam BSB segerah mengaktifkan anggota-
anggota untuk melaksanakan tugasnya masing-masing, yaitu :
5.1 Bidang Transfortasi
Menyiapkan mobil-mobil ambulance dan supir serta pendamping
untuk dikirim ke daerah bencana.
5.2 Bidang Logistik dan Obat-obatan
5.2.1 Menyiapkan obat-obatan dan bahan habis pakai yang
diperlukan dan mendropkan ke IGD
5.2.2 Membuat pos jaga farmasi dekat IGD
5.2.3 Mempersiapkan tenda-tenda yang diperlukan bilamana
perlu tambahan tempat perawatan
5.2.4 Jumlah tenda tambahan disesuakan dengan perkiraan
jumlah korban dan tingkat kegawatan
5.2.5 Tiap tenda dilengkapi dengan tempat ridur atau tikar,
disiapkan juga tempat untuk gantungan infus
5.2.6 Bekerja sama dengan satlak BSB menyiapkan selimut-
selimut dan pakaian pengganti untuk korban juga
menyiapkan konsumsi bagi korban
5.2.7 Menyiapkan tabung-tabung oksigen berikut flowmeter dan
pipa penyalur dan canula untuk korban yang memerlukan
5.2.8 Bila jumlah korban melebihi perkiraan stok tersedia ketua
bidang mengusahakan stok tambahan dari apotik-apotik/
dinas kesehatan dengan berkoordinasi dengan ketua BSB
dan manajemen RSU
5.3 bidang penanganan medis
5.3.1 menyiagakan dokter-dokter dan perawat IGD serta tenaga
bantuan lainnya
5.3.2 bila tenaga perawat IGD kurang segerah meminta bantuan
tambahan dengan berkoordinir dengan ketua BSB dan
manajemen RSU
5.3.3 menyiapka 1 tim medis yang sewaktu-waktu
diberangkatkan untuk membantu pertolongan korban di
lapangan
5.3.4 berhubungjumlah tenaga yang ada di RSU yang bisa
dikirim hanyalah 1 tim medis yang terdiri dari1 orang
dokter terlatih dan 2 orang perawat terlatih
5.3.5 tim medis dilengkapi dengan 1 tas emergency dan obat-
obatan emergency.
5.3.6 Membagi-bagi tuga sdan area keja dokter, perawat dan
tenaga bantuan.
5.3.7 Mempersiapkan alat-alat medik dan obat-obatan yang
diperlukan untuk masing-masing tempat perawatan korban
5.3.8 Melakukankoordinasi tugas-tuga sanggota dalam
penanganan medis dan dengan ketua-ketua bidang lainnya
bila mana di perlukan
6. Korban yang tiba di rumah sakit diarahkan ke triase. Di triase telah
diadakan persiapan :
6.1 tenaga
6.1.1 1orang dokter telatih
6.1.2 1 orang perawat terlatih
6.1.3 4-6 orang tenaga pembantu untuk mendorong pasien
6.2 peralatan
6.2.1 Brankar sebanyak minimal 5 buah
6.2.2 Meja troli untuk peralatan
6.2.3 1 unit tensimeter ( bila ada yang mobile)
6.2.4 1 unit stetoskop
6.2.5 1 unit senter
6.2.6 5 kotak yang masing-masing berisi pita berwarna merah,
kuning, hijau, biru, dan hitam
Tindakan di triase meliputi
a. Pemeriksaan cepat kondisi korban untuk konfirmasi triase yang
telah dilakukan dilapangan atau untuk kategorisasi ulangstatus
penderita
b. Pasien diberikan pita warna di jempol kiri sesuai dengan kategpri
kegawatan yaitu :
Merah : kondisi berat ( prioritas I )
Kuning : kondisi sedang ( prioritas II )
Hijau : kondisi ringan (prioritas III )
Biru : kondisi berat sekali, harapan hidup kecil meski di tolong
( prioritas 0 )
Hitam : sudah meninggal
c. Masing- masing pasien dikirim ketempat perawatan sesuai pita
warnanya yaitu :
Merah : keruang resusitasi dan tempat perawatan merah
Kuning : ketempat perawatan kuning
Hijau : ketempat perawan hijau
Biru : keruang perawatan ( bangsal kelas III )
Hitam : kekamar mayat
7. Dari triase korba dibawa ketempat perawatn/ tindakan sesuai
warna pitanya
7.1 Tempat perawatan merah
Persiapan
7.1.1 Tenaga :
2 orangdokter
6 orang perawat
Tenaga pembantu 4 orang (untuk memindahkan pasien)
Dokter konsultan ( Bedah, Penyakit Dalam, Paru,
Neurologi, Anak, dll sesuai kebutuhan saat itu )
7.1.2 peralatan
emergency bag 1 buah lengkap dengan alat-alat resusitasi
alat-alat bedah minor + bak instrumen 4 set
sterilisator 1 unit
suction 1 unit
tracheotomy set 1 unit
defibrilator 1 unit
pipa orofaring 1 set
laringoscope 1 set
pipa ETT berbagai ukuran 1 set dengan tambahan No. 6, 6
1/2, 7, 7 1/2, 8, 8 1/5, 9 masing-masing 4 buah
sarung tangan steril 40 set
sarung tangan disposoble 1 box
masker hidung/ mulut 20 buah
benang hecting sutera (silk) No. 2 dan No. 3 masing-
masing 1 rol
benang hecting catgut No.3, sebanyak 1 rol
jarum hecting berbagai ukuran amsing-masing 10 pcs
meja troler alat 2-3 buah
jelly steril, 1 tube
senter 2 buah
stetoscope 2 buah
tensimeter 2 buah
EKG 1 unit
Oxymeter 1 unit
Togue spatel 4 buah
Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter, pipa penyalur
dan klanula 6-8 st
Tiang infus/gantungan infus 7 buah
Kidney jar 4 buah
Gergaju 1 buah
Tempat tidur (bila brankat tidak cukup) 4 set
Spuit 3cc 1box, spuit 5 cc 1 boxs, spuit 10 cc 10 buah, dan
spuit 20 cc 10 buah
Tong sampah 2 buah
7.1.3 obat-obatan dan bahan habis pakai
infus R1/NaCL masing-masing 15 fles
infus Dekstrose 5%, 10%, dan 40% @ 2 fles
infus HES 1 fles
betadin 2 liter
alkohol 70% 1 liter
H2O2 3% 2 liter
Inj. Adrenalin 10 ampul
Injeksi sulfat atropin 10 ampul
Inj.Antalgin 10 ampul
Inj.deksametason 5 ampul
Injeksi Aminophilin 3 ampul
Injeksi dopamine 6 ampul
Inj. Debutamin 4 ampul
Inj.l\Lidocain 1 boks
Inj. Sodium bicarbonate
Inj.Magnesium sulfat 4 vial
Inj.Ademosin 3 ampil
Inj.Calsium Glikonas 1 vial
Inj.Amiodaron 3 ampul
Inj.Aqubidaest 10 vial
Inj.Nitrogliceryn/Isosorbitdinitrat 5 ampul
Injeksi Morfin 2 ampul
Tablet Aspirin 10 buah
Tablet Nitrogliceryn/ Isosorbitdinitrat 10 buah
Infuse set makro 20 buah
Abbocath No.24.22.20 masing-masing 20 buah dan No. 18
10 buah
Wing set No.23.25.27 masing-masing 5 buah
Salep SilverSulfadiazin Cream 250 gr 1 pot
Kasa steril 20 box
Verban 15 cm 50 rol
Verban 5 cm 20 rol
Belebas kayu ukuran 1 meter sebanyak 20 buah
Kapas 250 gram 10 bungkus
7.1.4 Tindakan Pita Merah :
7.1.4.1 korban pertama dibawa keruangan tindakan resusitasi
untuk pemeriksaan primery survey dan secondary survey
7.1.4.2 sambil diperiksa dokter, perawat memberi O2 dan
memasang infus RL (kecuali ada indikasi lain)
7.1.4.3 dilakukan resusitasi ABC sesuai indikasi setelah primery
survy dan dilanjutkan DE (sesuai secundary survey)
7.1.4.4 setelah tindakan resusitasi (termasuk penghentian
pendarahan) dilakukan perawatn luka-luka atau hecting
dan pemasangan spalk bila perlu
7.1.4.5 stelah kondisi distabilkan, lalu dibawa ketempat perawatan
merah untuk monitoring dan menjaga stabilitasi,
menunggu pasien dikirimke kamar bedah atau ICU atau
tempat pemeriksaan penunjang
7.2 Tempat Perawatn Kuning
Persiapan :
7.2.1 Tenaga
2 orang dokter umum
4 orang perawat
2-4 orang tenaga pembantu
Dokter konsultan bila diperlukan
7.2.2 Peralatan
Tempat tidur/ Brankar 2 buah
Meja instrumen 2 buah
Minor Surgery set dan Bak Insturmen 2 set
Tensimeter 2 buah
Senter 1-2 buah
Refleks Hammer 1 buah
Kidney Jar (Nierbekken) 2 buah
Tabung oksigen dan set penyalur oksigen 2 buah
Sterilisator 1 buah
Tiang infus 4 buah
Tempat sampah 2 buah
7.2.3 obat-obatan dan bahas habis pakai
Kasa steril 10 box
Verban 15 cm 20 rol
Verban 7,5 cm 10 rol
Pelepah kayu 1 meter 10 buah
Infus RL 10 fles
Infus NaCl 10 fles
Betadine 60 cc 6 botol
H2O2 3 % 5 liter
Silver sulfadiazin Cream 250 gr (Sivadene/Burnzin) 1 pot
Inj. Lidocain 1 box
Spuit 3 cc 20 buah
7.2.4 Tindakan Pita Kuning
7.2.4.1 Korban dibawa ketempat perawatan king untuk dilakukan
pemeriksaan primery survey dansecondary survey
7.2.4.2 Dilakukan tindakan sesuai hasil pemeriksaan
7.2.4.3 setelah diterapi dan kondisi stabil korban dikirim ke
ruangan perawatan (Bangsal Kelas III) atau ketempat tenda
perawatan lanjutan bila korban banyak
7.2.4.4 Selama ditempat perawatan korban dilakukan monitoring
terus menerus. Bila kondisi membaik, dipindahkan ke
tempat perawatan merah
7.3 Tempat Perawatan Hijau
Persiapan :
7.3.1 Tenaga :
1 orang dokter
2-4 orang perawat
2 orang tenaga bantuan
7.3.2 Peralatan
Monir surgery set + bak instrumen 2 set
Sterilisator 1 buah
Tensimeter 1 buah
Stetoskop 1 buah
Senter 1 buah
Meja tindakan 1-2 buah
Nierbekken 2 buah
Kursi panjang 1 buah
Tempat sampah 2 buah
7.3.3 Obat-obat dan bahan habis pakai :
Kasa steril 10 kotak
Verban 7,5 cm 10 roll
Verban 15 cm 10 roll
Betadine 60 cc 6 kotak
H2O2 3 % 1 liter
Tindakan
7.3.3.1 Korban pita hijau dibawa ketempat perawatan hijau untuk
pemeriksaan primery survey dan secondary survey
7.3.3.2 Dilakukan tindakan sesuai hasil pemeriksaan
7.3.3.3 Setelah diterapi korban bisa menunggu dikursi atau ditenda
perawatan
7.3.3.4 Setelah korban tenang dan kondisi stabil boleh pulang
7.4 Tempat Perawatan Biru
Bila korban masal jauh melebihi kapasitas Rumah Sakit, korba
pita biru hanya diberi infus RL ditempat perawatan merah. Lalu
dikirim ke bangsal perawatan.
Tapi bila jumlah korban kritis (Merah dan Kuning) tidakterlalu
banyak (<10 orang) maka dilakukan tindakan sesuai pita merah
7.5 Korban Pita Hitam dibawa langsung ke kamar mayat
Unit Terkait 1. Direktur
2. Brigade Siaga Bencana
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Bidang Keperawatan
5. Bidang Pelayanan
6. Sekretariat
7. Satlak PB (Penanganan Bencana Kota Sibolga)
RSU.Dr.
FERDINAND
No.Dokumen No. Revisi Halaman
LUMBANTOBING

Tanggal terbit Direktur RSU.Dr Ferdinan Lumbantobing

PROSEDUR
TETAP

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai