Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur


keterkaitan antara satu dengan lainnya (Indrajit, 2001).
Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan
orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara
dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam
bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem kesehatan mencakup sektor-sektor
lain seperti pertanian dan lainnya. (WHO; 1996).
Sistem kesehatan di Indonesia telah mulai dikembangkan sejak tahun 1982 yaitu ketika
Departemen Kesehatan RI menyusun dokumen system kesehatan di Indonesia yang disebut
Sistem Kesehatan Nasional (SKN).
Penyusunan dokumen tersebut didasarkan pada tujuan nasional bangsa Indonesia sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibentuklah program pembangunan
nasional secara menyeluruh dan berkesinambungan. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari
pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia,
baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.
Dewasa ini, pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan masih menghadapi berbagai
masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Sehingga diperlukan pemantapan dan percepatan
melalui SKN sebagai pengelolaan kesehatan yang disertai berbagai terobosan penting, antara lain
program pengembangan Desa Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas), Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) yang dapat diwujudkan melalui Jampersal.
Terjadinya perubahan lingkungan strategis seperti adanya regulasi penyelenggaraan
kepemerintahan dan di tingkat global telah terjadi perubahan iklim serta dan upaya percepatan
pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), sehingga diperlukan penyempurnaan dalam
pengelolaan kesehatan.

1.2 Tujuan

Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui konsep-konsep dalam Sistem
Kesehatan Nasional. Sedangkan tujuan khususnya meliputi:
1. Untuk mengetahui pengertian Sistem Kesehatan Nasional
2. Untuk mengetahui tujuan Sistem Kesehatan Nasional
3. Untuk mengetahui manfaat Sistem Kesehatan Nasional
4. Untuk mengetahui sub-bahasan dalam Sistem Kesehatan Nassional
5. Untuk mengetahui dasar hukum Sistem Kesehatan Nassional
6. Untuk mengetahui objek kajian dalam Sistem Kesehatan Nasional

1.3 Manfaat

Berdasarkan latar belakang di atas maka keluaran yang diharapkan dari pembuatan
makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui pengertian Sistem Kesehatan Nasional
2. Dapat mengetahui tujuan Sistem Kesehatan Nasional
3. Dapat mengetahui manfaat Sistem Kesehatan Nasional
4. Dapat mengetahui sub-bahasan dalam Sistem Kesehatan Nassional
5. Dapat mengetahui dasar hukum Sistem Kesehatan Nassional
6. Dapat mengetahui objek kajian dalam Sistem Kesehatan Nasional

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Sistem Kesehatan Nasional


Dalam penyelenggaraan, SKN perlu mengacu pada dasar-dasar sebagai berikut:
1. Hak Asasi Manusia (HAM)
Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dalam Pembukaan Undang-undang Dasar
1945, yaitu untuk meningkatkan kecerdasan bangsa dan kesejahteraan rakyat, maka setiap
penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip hak asasi manusia. Undang-undang Dasar
1945 pasal 28 H ayat 1 antara lain menggariskan bahwa setiap rakyat berhak atas pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya tanpa
membedakan suku, golongan, agama, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi. Setiap anak
dan perempuan berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

2. Sinergisme dan Kemitraan yang Dinamis


Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai tujuannya apabila terjadi
Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar pelaku, antar subsistem
SKN, maupun dengan sistem serta subsistem lain di luar SKN. Dengan tatanan ini, maka
sistem atau seluruh sektor terkait, seperti pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan
perlu berperan bersama dengan sektor kesehatan untuk mencapai tujuan nasional.
Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan yang dinamis
dan harmonis antara pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta dengan mendayagunakan
potensi yang dimiliki masing-masing. Kemitraan tersebut diwujudkan dengan
mengembangkan jejaring yang berhasil guna dan berdaya guna, agar diperoleh sinergisme
yang lebih mantap dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.

3. Komitmen dan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)


Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen yang tinggi, dukungan, dan kerjasama
yang baik dari para pelaku untuk menghasilkan tata penyelenggaraan pembangunan kesehatan
yang baik (good governance). Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis,
berkepastian hukum, terbuka (transparan), rasional, profesional, serta bertanggung-jawab dan
bertanggung-gugat (akuntabel).

4. Dukungan Regulasi
Dalam menyelenggarakan SKN, diperlukan dukungan regulasi berupa adanya berbagai
peraturan perundangan yang mendukung penyelenggaraan SKN dan penerapannya (law
enforcement).

5. Antisipatif dan Pro Aktif


Setiap pelaku pembangunan kesehatan harus mampu melakukan antisipasi atas
perubahan yang akan terjadi, yang di dasarkan pada pengalaman masa lalu atau pengalaman
yang terjadi di negara lain. Dengan mengacu pada antisipasi tersebut, pelaku pembangunan
kesehatan perlu lebih proaktif terhadap perubahan lingkungan strategis baik yang bersifat
internal maupun eksternal.

6. Responsif Gender
Dalam penyelenggaraan SKN, setiap penyusunan rencana kebijakan dan program serta
dalam pelaksanaan program kesehatan harus menerapkan kesetaraan dan keadilan gender.
Kesetaraan gender dalam pembangunan kesehatan adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu
berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan kesehatan serta kesamaan dalam
memperoleh manfaat pembangunan kesehatan. Keadilan gender adalah suatu proses untuk
menjadi adil terhadap laki-laki dan perempuan dalam pembangunan kesehatan.

7. Kearifan Lokal
Penyelenggaraan SKN di daerah harus memperhatikan dan menggunakan potensi daerah
yang secara positif dapat meningkatkan hasil guna dan daya guna pembangunan kesehatan,
yang dapat diukur secara kuantitatif dari meningkatnya peran serta masyarakat dan secara
kualitatif dari meningkatnya kualitas hidup jasmani dan rohani. Dengan demikian kebijakan
pembangunan daerah di bidang kesehatan harus sejalan dengan SKN, walaupun dalam
prakteknya, dapat disesuaikan dengan potensi dan kondisi serta kebutuhan masyarakat di
daerah terutama dalam penyediaan pelayanan kesehatan dasar bagi rakyat.

2.2 Landasan Sistem Kesehatan Nasional

a. Landasan idiil yaitu Pancasila.


b. Landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945,
Pasal 28A Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya,
Pasal 28B ayat (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.,
Pasal 28C ayat (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia,
Pasal 28H ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan,
Pasal 28H ayat (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat,
Pasal 34 ayat (2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan,
Pasal 34 ayat (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
c. Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
dan ketentuan peraturan perundangundangan lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan
SKN dan pembangunan kesehatan.

2.3 Dasar Hukum Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional terus menerus mengalami perubahan sesuai dengan dinamika
yang terjadi di masyarakat. Seperti yang telah kami jelaskan pada latar belakang di atas bahwa
SKN ditetapkan pertama kali pada tahun 1982. Lalu pada tahun 2004 terdapat SKN 2004 sebagai
pengganti SKN 1982. SKN 2004 ini kemudian diganti dengan SKN 2009 hingga akhirnya SKN
2009 ini dimutakhirkan menjadi SKN 2012. Penyusunan SKN tersebut mengacu pada dasar-
dasar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain:
1. SKN 1982
Dasar hukum SKN Tahun 1982 adalah KEPMENKES Nomor 99a/MENKES/SK/III/1982
tentang Berlakunya SKN.
2. SKN 2004
Dasar hukum SKN Tahun 2004 adalah KEPMENKES Nomor 131/MENKES/SK/II/2004 tentang
Sistem Kesehatan Nasional
3. SKN 2009
Dasar hukum SKN Tahun 2009 adalah KEPMENKES RI Nomor 374/MENKES/SK/V/2009,
serta UU 36 tahun 2009 Pasal 167 (4) tentang Kesehatan
4. SKN 2012
Dasar hukum SKN Tahun 2012 adalah PERPRES Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) 2005-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 merupakan arah
pembangunan kesehatan yang berkesinambungan.
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan ( RPJP-K) 2005-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 dan SKN
merupakan dokumen kebijakan pembangunan kesehatan sebagai acuan dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai