Anemia Defisiensi Zat Besi
Anemia Defisiensi Zat Besi
Anemia Defisiensi Zat Besi
I.PENDAHULUAN
Kekurangan zat besi merupakan suatu masalah yang besar saat ini
yang mempengaruhi berjuta juta individu diseluruh dunia.Penyakit ini
menyerang wanita lebih banyak daripada pria.Penyakit ini mengakibatkan
setiap orang yang menderitanya kekurangan kapasitas angkut oksigen
Penyebab kekurangan zat besi ini bermacam-macam dimana setiap
pada setiap orang dan daerah berbeda,tetapi gejala-gejalanya pada umumnya
sama.Pada kebanyakan penelitian terhadap anemia defisiensi besi ini
membahas tidak hanya perawatan penyakit ini tapi juga pencegahannya.
Untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana cara
mengatasi masalah ini,seseorang harus dengan jelas mengetahui apa itu
anemia defisiensi besi,apa yang menyebabkannya, efek apa yang
ditimbulkannya, dan akhirnyabagaimana mengobatinya.
WHO menempatkan anemia karena kurang zat besi ini sebagai salah
satu dari sepuluh factor resiko yang paling banyak menimbulkan kematian. (6,7)
II.DEFINISI
Besi adalah mineral yang ditemukan didalam haemoglobin sel darah
merah. Besi ini berperan dalam transport oksigen keseluruh tubuh.Besi ini
secara normal dapat kita temukan dalam makanan yang kita makan. Besi juga
merupakan bagian dari mioglobin . Mioglobin menolong sel otot menyimpan
oksigen.Tanpa besi yang cukup,metabolisme tubuh tidak bisa berjalan dengan
baik. Jumlah besi dalam badan orang dewasa kira-kira 4-5 gram sedangkan
pada bayi kira-kira 400 mg.
Bayi baru lahir yang sehat memiliki persediaan zat besi yang cukup
sampai ia berusia 6 bulan, sedangkan bayi premature persediaan zat besinya
III.EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini banyak ditemukan diseluruh dunia tidak hanya dinegeri
yang sedang berke\mbang saja,tapi juga ditemukan dinegeriyang sudah
maju,seperti amerika serikat, sekitar tahun 90an kasus ini meningkat pada
populasi tertentu yaitu pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan
dan wanita pada masa subur.
Berdasarkan data sebanyak 4-5 milyar orang atau 66%-80% penduduk
dunia diperkirakan menderita kekurangan zat besi.2 milyar orang atau lebih
30% penduduk dunia adalah menderita anemia,diantaranya adalah karena
anemia defisiensi besi. Secara keseluruhan 800.000 ( 1,5 % ) dari kematian
diseluruh dunia karena defisiensi besi.
Dalam suatu studi,7% anak-anak dalam usia 1-2 tahun serta 9-16 tahun
dan wanita berusia tua ditemulan mengalami defisiensi zat besi. (3,5,6,7,8)
IV.ETIOLOGI
Menurut patogenesenya,etiologi anemia defisiensi besi dibagi atas:
1. masukan kurang : MEP, defisiensi diet relative yang disertai
pertumbuhan yang cepat.
2. Absorbsi kurang : MEP , diare kronis , syndrome malabsorbsi lainnya.
3. Sintesis kurang
4. Kebutuhan yang bertambah : infeksi , pertumbuhan yang cepat.
Jika ditinjau dari umur penderita etiologi anemia defisiensi besi dapat
digolongkan menjadi :
Bayi dibawah usia 1 tahun :
a. Kekurangan deposit besi dari lahir.
b. pemberian makanan tambahan yang terlambat
Anak umur 1 2 tahun
a. Infeksi yang berukang-ulang.
b. Diet yang tidak adekuat
Anak umur lebih dari 5 tahun:
a. Kehilangan darah kronis
b. Diet yang tidak adekuat.
Berat lahir rendah dan perdarahan perinatal yang tidak biasa berkaitan
dengan penurunan massa Hb bayi dan cadangan zat besi.Karena konsentrasi
tinggi Hb pada neonatus menurun selama masa kehidupan 2-3 bulan
pertama.Sejumlah besi dipakai kembali dan disimpan.
Simpanan yang dimanfaatkan kembali biasanya cukup untuk
pembentukan darah dalam 6-9 bulan pertama kehidupan bayi yang cukup
bulan.Pada bayi yang berat badan lahir rendah atau dengan kehilangan darah
perinatal , cadangan besi mungkin menjadi lebih cepat, dan sumber makanan
menjadi amat penting.
V. PATOGENESIS
Besi dalam makanan terikat pada molekul lain yang lebih besar.Didalam
lambung, besi akan dibebaskan menjadi ion ferri oleh pengaruh asam lambung
(HCL ).
Didalam usus halus, ion ferri diubah menjadi ion ferro oleh pengaruh
alkali. Ion ferro inilah yang diabsorbsi oleh sel mukosa usus.Sebagian akan
disimpan sebagai persenyawaan ferritin dan sebagian masuk ke peredaran
darah berikatan dengan protein yang disebut dengan trasferin.Selanjutnya
transferin ini akan digunakan untuk sintesis haemoglobin.Sebagian dari
transferi yang tidak terpakai akan disimpan sebagai labile iron pool.Ion ferro
diabsorbsi jauh lebih mudah daripada ion ferri, terutama bila makanan yang
mengandung Vitamin atau fruktosa yang akan membentuk suatu kompleks
besi yang larut, sedangkan pospat atau oksalat dan fitat menghambat absorbsi
besi.
Ekskresi besi dari tubuh sangat sedikit. Besi yang dilepaskan pada
pemecahan hemoglobin dari eritrosit yang sudah mati akan masuk kembali ke
dalam iron pool dan akan dipergunakan lagi untuk sintesa hemoglobin. Jadi di
dalam tubuh yang normal kebutuhan besi akan sangat sedikit. Kehilangan besi
melalui urin, tinja, keringat, sel kulit yang terkelupas dan karena perdarahan
(menstruasi) sangat sedikit. Oleh karena itu pemberian besi yang berlebihan
dalam makanan dapat mengakibatkan terjadinya hemosiderosis. frekuensi
hemosiderosis tinggi pada suku bangsa negro di afrika yang gemar makan
tanah liat yang mengandung banyak besi.
Pengeluaran besi sdari tubuh yang normal ialah bayi 0,3-0,4 mg/ hari ,
anak 4-12 tahun 0,4 1 mg / hari, laki-laki dewasa 1 1.5 mg / hari , wanita
dewasa 1 2,5 mg / hari dan wanita hamil 2,7 mg/ hari.
Kebutuhan besi pada bayi dan anak lebih besar dari pengeluarannya, karena
besi dibutuhkan untuk kebutuhannya. Kebtuhan seorang anak rata-rata 5 mg/
hari , bila ada infeksi dapat meningkat 10 mg/ hari. (3)
VII.GEJALA KLINIS
Anemiadefisiensi mempunyai tanda-tanda yang jelas yang
mempengaruhi kehidupan orang yang menderita.Orang yang menderita
anemia defisiensi sering merasa lemas,berdebar-debar, lekas lelah , saakit
kepala , irritable dan sebagainya.Mereka selalu ingin tidur dan beristirahat
sehingga aktifitas fisik terganggu.Pucat merupakan tanda yang paling penting
pada anemia defisiensi besi.Pucat terutama dijumpoai pada mukosa bibir dan
pharings, telapak tangan dan dasar kuku , konjunctiva ocular berwarna
kebiruan atau putih mutiara, papil lidah tampak atrofi , jantung agak membesar
dan terddengar mur-mur sistolik yang fungsionil.
Napas menjadi pendek dan dengan aktivitas yang sedikit saja dapat
memb uat mereeka capek , contohnya saat menaiki tangga , terlihat seperti
pekerjaan yang berat bagi orang tidak memilliki sirkulasi darah yang cukup
untuk membawa oksigen
Pada abdomennya limpa teraba membesar pada 10 15 % penderita.
Pada kasus menahun , dapat terjadi pelebaran tulang tengkorak yang mirip
dengan yang terlihat dalam anemi hemolitik congenital,anak dengan defisiensi
besi mungkin gemuk atau kurang berat , dengan tanda lain kurang
bgizi.Defisiensi besi juga dapat mempengaruhi fungsi neurologist dan
intelektual.Sejumlah laporan menduga bahwa anemia defisiensi dan bahkan
defisiensi besi tanpa anemia yang berarti, mempengaruhi lama tahan menaruh
perhatian , kewaspadaan , dan belajar bayi maupun remaja.
Anemia juga mengurangi ketahanan tubuh menghadapi infeksi
penyakit.Seseorang yang menderita bermacam-macam penyakit,bias diduga ia
menderita anemia defisiensi besi.(1,2,3,4,5,6)
VIII.PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Kadar Hb <10 gr% , MCV<79 , MCHC <32 < mikrositik , hipokromik ,
poikilositosis , sel target.kurve prince jones bergeser kekiri.
b. Leukosit dan trombosit normal
IX. DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan atas dasar ditemukannya penyebab
defisiensi besi , gambaran eritrosit mikrositik hipokromik , SI rendah ,dan IBC
meningkat , tidak terdapat besi dalam sum-sum tulang dan reksi yang baik
dengan pengobatan preparat besi.( 3 )
3.
4.
XI. PENATALAKSANAAN
a. Makan yang adekuat
b. Pemberian preparat besi :sulfas ferosus3x10mg/kgbb / hari
c. Pemberian vitamin c guna meningkatkan absorbsi fe
d. Menghilangkan factor penyebab , misalnya bila ditemukan cacing
penyebab diberikan antelmintik : pirantel pamoat 10 mg / kgbb / single
dose
e. Transfusi darah jika Hb < 5mg% ( PRC :10-20 cc / kgbb ). (1,2,3,4,5,6,7)
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
I.PENDAHULUAN................................................................................................1
II.DEFINISI...........................................................................................................1
III.EPIDEMIOLOGI...............................................................................................2
IV.ETIOLOGI........................................................................................................3
V. PATOGENESIS................................................................................................5
VII.GEJALA KLINIS.............................................................................................6
VIII.PEMERIKSAAN PENUNJANG.....................................................................7
IX. DIAGNOSIS....................................................................................................7
X.. DIAGNOSIS BANDING..................................................................................8
XI. PENATALAKSANAAN....................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
Kata Pengantar ii
Dengan rasa syukur dan hati lega, penulis telah selesai menyusun
ceramah ini guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian
Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan (RSUPM)
dengan judul Anemia Defisiensi Zat Besi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Dr. Terapul Br. Tarigan, SpA., para Supervisor dan para Residen Ilmu
Kesehatan Anak di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUPM atas bimbingan dan
arahannya selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu
Kesehatan Anak RSUPM serta dalam penyusunan laporan kasus ini.
Bahwasanya hasil usaha penyusunan ceramah ini masih banyak
kekurangannya, tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan
yang ada pada penulis. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan guna perbaikan penyusunan ceramah lain dikemudian
kesempatan.
Harapan penulis semoga ceramah ini dapat bermanfaat dalam
menambah pengetahuan serta dapat menjadi arahan dalam
mengimplementasikan keadaan Anemia Defisiensi Zat Besi di masyarakat.
Penulis