Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI

PENGOBATAN BATUK

OLEH

KELOMPOK IV

HILDA RAMA SEPTIANI

SAREST MAESTI PANGGOA

IKA PALEMBANGAN

DENI DWI ARISANTI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Farmakologi toksikologi merupakan suatu ilmu atau pemahaman

tentang pengaruh berbagai macam zat-zat kimia yang merugikan bagi

kelangsungan hidup makhluk hidup.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengobatan batuk, dimana

dari pengertian batuk sendiri ialah mekanisme pertahanan tubuh disaluran

pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap

iriasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan

sebagainya. Batuk juga merupakan suatu penyakit yang dapat menyebabkan

gejala yang serius didalam paru-paru. Batuk yang tidak berat biasanya akan

sembuh tanpa menimbulkan kerusakan yang permanen, tetapi penyakit

tersebut tetap harus dicegah sedini mungkin. Pencegahan dan penyembuhan

yang tepat sangat diperlukan, terutama pada anak-anak karena mungkin

adanya komplikasi dengan penyakit lain.

Refleks batuk dapat timbul karena radang, alergi (asma), sebab-sebab

mekanis (asap rokok, debu, tumor paru-paru), perubahan suhu yang

mendadak, dan rangsangan kimiawi (gas,bau). Batuk terutama disebabkan

oleh infeksi virus, misalnya virus salesma, influenza, dan juga oleh

peradangan pada cabang dan hulu tenggorokan. Virus-virus ini dapat

merusak mukosa saluran pernapasan sehingga enciptakan pintu masuk untuk

infeksi virus dan kuman.


B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi batuk ?

2. Bagaimana gejala-gejala batuk ?

3. Bagaimana mekanisme terjadinya batuk ?

4. Bagaimana pengobatan batuk terapi dan non terapi ?

5. Bagaimana jenis-jenis batuk ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui pengertian batuk, gejala-gejala batuk, mekanisme

terjadinya batuk, pengobatan batuk non terapi dan terapi, serta jenis-jenis

batuk.
BAB II

PEMBAHASAN

Batuk dalam bahas latin disebut tussi adalah refleks yang dapat terjadi

secara tiba-tiba dan sering berulang-ulang yang bertujuan untuk membantu

membersihkan saluran pernapasan dari lendir besar, iritasi, partikel asing dan

mikroba. Batuk merupakan refleks fisiologi kompleks yang melindungi paru dari

trauma mekanik, kimia dan suhu.

Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang alami untuk

menjaga agar jalan napas tetap bersih dan terbuka dengan jalan mencegah

masuknya benda asing kesaluran napas dan mengeluarkan benda asing atau

secret yang abnormal dari dalam saluran napas. Batuk menjadi tidak fisiologis bila

dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam itu sering kali merupakan tanda

suatu penyakit didalam atau diuar paru dan kadang-kadang merupakan gejala dini

suatu penyakit. Penularan penyakit batuk melalui udara (air borne infection).

Penyebabnya beragam dan pengenalan patofisiologi batuk akan sama membantu

dalam menentukan diagnosis dan penatalaksanaan batuk.

Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda

asing dari saluran nafas, batuk juga membantu melindungi paru dari aspirasi yaitu

masuknya benda asing dari saluran nafas bagian atas.

Yang dimaksud dengan saluran nafas mulai dari tenggorokan, trakea,

bonkus, bronkeholi, sampai ke jaringan paruh.

Batuk merupakan gejala klinis dari gangguan pada saluran pernafasan. Batuk

bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan manifestasi dari penyakit yang

menyerang saluran pernafasan.

Adapaun penyebab batuk yaitu :


1. Infeksi saluran pernafasan bagian atas (ISPA), inilah penyebab paling

umum yang merupakan gejala flu.

2. Alergi

3. Asma atau Tuberculosis

4. Benda asing yang masuk ke dalam saluran napas

5. Menghirup asap rokok dari orang sekitar

6. Masalah emosi dan psikologis ( Batuk psikogenik)

Adapun mekanisme terjadinya batuk, yaitu :

1. Iritasi

Iritasi adalah salah satu saraf sensoris nervus fagus dilaring,

trakea, bronkus besar, atau serat afferen cabang faring dari nerfus

glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor

batuk dilapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga

diluar dirangsang.

2. Inspirasi

Terjadi inspirasi dalam untuk meningkatkan volume gas yang

terinhalasi. Semakin dalam inspirasi semakin banyak gas yang terhirup,

teregang otot-otot napas dan semakin meningkat tekanan positif

intratorakal.

3. Kompressi

Terjadi penutupan glottis setelah udara terhirup pada fase

inspirasi. Penutupan glottis kira-kira berlangsung selama 0,2 detik. Tujuan

penutupan glottis adalah untuk mempertahankan volume paru pada saat

tekanan intratorakal besar. Pada keadaan ini terjadi pemendekan otot


ekspirasi dengan akibat kontraksi otot ekspirasi sehingga akan

meningkatkan tekanan intratorakal dan juga intra abdomen.

4. Ekspirasi (Eksklusif)

Pada fase ini glottis dibuka, dengan terbukanya glottis dan adanya

tekanan intratorakal dan intrabdomen yang tinggi maka terjadilah proses

ekspirasi yang cepat dan singkat (disebut juga ekspulsif). Derasnya aliran

udara yang sangat kuat dan cepat maka terjadilah pembersihan bahan-

bahan yang tidak diperlukan seperti mucus dan lain-lain.

5. Relaksasi

Terjadi relaksasi dari otot-otot respiratorik. Waktu relaksasi dapat

terjadi singkat ataupun lama tergantung rangsangan pada reseptor batuk

berikutnya.

Jenis-jenis batuk dibagi menjadi 2 yakni berdasarkan durasi dan berdasarkan

tanda klinis :

a. Berdasarkan durasi dibagi menjadi 3 yaitu :

Akut

Akut merupakan fase awal dan masih mudah untuk sembuh.

Jangka waktunya kurang dari 3 minggu dan terjadi karena iritasi,

bakteri, virus, penyempitan saluran napas atas.

Sub akut

Sub akut adalah fase peralihan dari akut akan menjadi kronis.

Dikategorikan sub akut bila batuk sudah 3-8 minggu. Terjadi karena

gangguan pada epitel.

Kronis
Kronis adalah batuk yang sulit disembuhkan dikarenakan

penyempitan saluran napas atas dan terjadi lebih dari 8 minggu. Batuk

kronis biasanya adalah tanda atau gejala adanya penyakit lain yang

lebih berat. Banyak penyakit berat yang ditandai dengan batuk kronis,

misalnya asma, TBC, dan gangguan refluks lambung.

b. Berdasarkan sebabnya

Batuk berdahak

Batuk yang terjadi karena adanya dahak pada tenggorokan.

Batuk berdahak lebih sering terjadi pada saluran napas yang peka

terhadap paparan debu, lembab berlebih dan alergi. Batuk berdahak

merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat asing dari

saluran napas, termasuk dahak. Batuk ini terjadi dalam waktu yang

relatif singkat.

Batuk kering

Batuk ini tidak mengeluarkan dahak. Tenggorokan terasa gatal,

sehingga merangsang timbulnya batuk. Batuk ini menganggu

kenyamanan, bila batuknya terlalu keras akan dapat memecahkan

pembulh darah pada mata.

Batuk yang khas

Batuk rejan, batuknya bisa berlangsung seratus hari bisa

menyebabkan pita suara radang dan suara parau

Batuk penyakit TBC, berlangsung berulang-ulang.

Batuk karena asma, sehabis serangan asma lendir banyak

dihasilkan. Lendir inilah yang merangsang timbulnya batuk


Batuk karena penyakit jantung lemah, darah yang terbendung

diparu-paru menjadikan paru-paru menjadi basah

Batuk karena kanker paru-paru yang menahun tidak sembuh.

Batuk karena kemasukan benda asing.

Gejala-gejala batuk :

1. Gejala batuk akut

Tanda dan gejala batuk karena penyakit infeksi : demam, menggigil,

sakit pada tubuh, sakit pada tenggorokan, mual, muntah, sakit kepala,

adanya tekanan pada daerah sinus, pilek, berkeringat saat malam, dan

hidung meler

Tanda dan gejala batuk karena penyakit non infeksi : batuk hanya

terjadi jika orang tersebut terkena bahan iritan dari lingkungan

sekitarnya, batuk dengan nafas berbunyi, batuk yang semakin

bertambah parah bila berada dilokasi tertentu

2. Tanda dan gejala batuk kronis

Bila orang tersebut memilki penyakit paru yang kronis seperti

asma,emfisema atau bronkhitis kronik, maka ia bisa mengalami batuk

terus menerus apabila berada di tempat tertentu

Bila batuk terjadi karena infeksi sinus yang kronis, pilek kronis atau

hidung meler terus menerus, maka orang tersebut akan mempunyai

tanda dan gejala yang berkaitan dengan kondisi tersebut.

Strategi terapi pada batuk dilakukan dengan 2 cara, yaitu terapi non

farmakologi (tanpa menggunakan obat) dan terapi farmakologi (dengan

menggunakan obat).
1. Terapi non farmakologi (tanpa menggunakan obat)

Pada umunya batuk berdahak maupun tidak berdahak daat dikurangi

dengan cara sebagai berikut:

1. Memperbanyak minum air putih untuk membantu mengencerkan dahak,

mengurangi iritasi dan rasa gatal.

2. Menghindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang

tenggorokan seperti makanan yang berminyak dan minuman dingin.

3. Menghindari paparan udara dingin.

4. Menghindari merokok dan asap rokok karena dapat mengiritasi tenggorokan

sehingga dapat memperparah batuk.

5. Menggunakan zat zat Emoliensia seperti kembang gula, madu, atau

permen hisap pelega tenggorokan. Ini berfungsi untuk melunakkan

rangsangan batuk, dan mengurangi iritasi pada tenggorokan dan selaput

lendir.

2. Terapi farmakologi (dengan menggunakan obat)

Pengobatan batuk harus diberikan berdasarkan jenis batuknya, apakah

termasuk jenis batuk berdahak atau batuk kering. Hal ini penting agar obat yang

digunakan tepat untuk sesuai dengan tujuan terapinya. Terapi farmakologi

(dengan obat) pada batuk dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obat

sebagai berikut :

a. Antitusif

Antitusif digunakan untuk pengobatan batuk kering (batuk non

produktoif). Golongan obat ini bekerja sentral pada susunan saraf pusat

dengan cara menekan rangsangan batuk dan menaikkan ambang rangsang


batuk. Obat golongan ini tidak sesuai bila digunakan untuk batuk yang

berdahak, karena akan menyebabkan dahak menjadi kental dan susah

dikeluarkan. Contoh obat golongan ini adalah codein, dekstrometorfan,

noskapin, prometazin, difenhidramin.

b. Ekspektoran

Ekspektoran digunakan untuk batuk berdahak. Golongan obat ini

bekerja dengan cara meningkatkan sekresi cairan saluran pernafasan

sehingga kekentalan dahak menjadi berkurang akibatnya dahak akan mudah

dikeluarkan. Obat golongan ini tidak sesuai bila digunakan untuk batuk

kering karena akan menyebabkan frekuensi batuk menjadi meningkat.

Contoh obat golongan ini adalah guaifenesin (gliseril guaikolat), Amonium

klorida, OBH.

c. Mukolitik

Mukolitik digunakan untuk batuk dengan dahak yang kental sekali,

seperti batuk pada bronchitis dan emfisema. Golongan obat ini bekerja

dengan jalan memutus serat-serat mukopolisakarida atau membuka

jembatan disulfide diantara makromolekul yang terdapat pada dahak

sehingga kekentalan dahak akan menjadi berkurang, akibatnya dahak akan

mudah dikeluarkan. Contoh obat golongan ini adalah N-asetilsistein,

karbosistein, ambroksol, bromheksin dan erdostein.


BAB III

KESIMPULAN

Batuk bukanlah merupakan suatu penyakit melainkan gejala dari suatu

penyakit. Batuk dapat terjadi karena adanya rangsangan tertentu misalnya

karena debu atau tanda-tanda penyakit lain, dan penyakit ini dapat diobati

melalui terapi dan non terapi.


DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton, et all. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th rd. Jakarta :

ECG

2. Kumar, Vinay, et all. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta : EGC

3. Waisyah Rani. 2008. Batuk dan Penyebabnya.

4. http://www.scrib.com/doc/15847131/makalah-Rps-respirasi (27 desember

2009)

Anda mungkin juga menyukai