490
490
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha, Jln. A. Yani No. 67 Singaraja
Abstrak: Penelitian yang dilakukan di masyarakat tutur Muslim Pegayaman ini adalah penelitian
kebahasaan yang memfokuskan kajian pada dua aspek mikro dari Bahasa Bali (BB) yang mereka
gunakan. Kedua aspek bahasa yang dimaksud meliputi aspek fonologi dan aspek morfologi. Pada
aspek fonologi ditemukan sejumlah proses fonologis, yang meliputi: degeminasi, homorganik,
harmonisasi suara vokal, alternasi suara konsonan, pelesapan suara konsonan, penyisipan vokal
atau konsonan, dan variasi pelafalan fonem /f/ dan /p/. Sedangkan pada aspek morfologi di-
temukan adanya penambahan afiksasi (inklusif awalan, sisipan, akhiran, dan konfiks) kepada
bentukan-bentukan dasar yang khas Pegayaman. Terkait temuan-temuan ini, dalam mengajarkan
BB di Sekolah Dasar maupun di Madrasah Ibtidaiyah, sebagai tempat pendidikan formal pertama
di mana BB diajarkan sebagai muatan lokal, guru-guru Bahasa Bali diharapkan lebih luwes dengan
tetap mengedepankan pentingnya mengajarkan kaidah-kaidah BB yang dibakukan. Dengan
singkat, para guru Bahasa Bali yang bertugas di Pegayaman hendaknya memahami dengan baik
dan mengajarkan language usage dan language use secara proporsional.
Abstract: The study, which was conducted in the Moslem village of Pegayaman, is a socio -
linguitic study. It aimed at finding out the phonological as well as the morphological aspects of
their Balinese language. A number of phonological processes were found, including: degemina-
tion, homorganic sound, vowel harmony, consonant alternation, consonant deletion, vowel and
consonant insertion, and a variation of the pronunciation of /f/ and /p/. Apart from these
phonological processes, a number of affixes including prefixes, infixes, suffixes, as well as
confixes were also noted. Some of them are typical Pegayaman i.e., slightly different from the
forms which are transcribed in the existing Balinese grammar books. In relation to these findings,
in teaching Balinese language at Elementary Schools or Madrasah Ibtidaiyah in Pegayaman, where
Balinese language is taught as local content, teachers of Balinese language are expected to be
tolerant to the peoples using their local dialect, and keep teaching the codified and standardized
language. In short, they should acknowledge and promote both the usage as well as the use or
Balinese language proportionally.
Kata kunci: aspek fonologi, aspek morfologi, Bahasa Bali, masyarakat tutur, Pegayaman
Dalam era kesejagatan dewasa ini kondisi Bahasa (BB). BB dikhawatirkan akan ditinggalkan pemilik
Bali telah mendapat pengaruh yang sangat signi- atau penutur aslinya (Mbete, 2007; Tondo, 2007;
fikan dari bahasa-bahasa yang berasal dari luar dan Wahab, 2002)
negara kita, seperti Bahasa Jepang, Bahasa Cina, Di tengah kekhawatiran akan ditinggalkannya
Bahasa Perancis, dan bahasa-bahasa asing lainnya, BB, telah ditemukan bahwa ada masyarakat tutur
terutama Bahasa Inggris. Karena alasan-alasan ter- tertentu yang penduduknya mayoritas beragama
tentu seperti alasan ekonomi, bisnis, prestise dan Islam, dan secara historis bukan keturunan orang
alasan-alasan lainnya, orang-orang saling berlomba Bali, yang tetap berpegang teguh menggunakan BB
untuk mempelajari dan menguasai bahasa-bahasa sebagai bahasa ibu mereka. Masyarakat yang di-
asing tersebut. Dalam situasi seperti ini, banyak maksud adalah masyarakat tutur Muslim Pegayaman.
kalangan mengkhawatirkan keberadaan Bahasa Bali Melalui sebuah penelitian kebahasaan yang dilaku-
7
2 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 42, Nomor 1, April 2009, hlm. 7 - 14
kan tahun 2006 lalu, ditemukan bahwa masyarakat tutur Percakapan-percakapan ter-sebut bisa bersifat diadis
Muslim Pegayaman menggunakan BB secara dominan (dua arah), atau multi arah (Milroy, 1980: 141; Suastra,
pada tujuh ranah kebahasaan yang diteliti (Putra, 2006). 1998: 173; Jendra, 2002).
Temuan ini sangat menggembirakan, dan temuan inilah Pengumpulan data dilakukan dengan metode
yang ditindaklanjuti pada pene-litian ini dengan observasi (non partisipatif), metode wawancara, teknik
memfokuskan kajian pada pemerian dua aspek rekaman, dan teknik pancingan (Wahab, 2003). Dalam
kebahasaan dari Bahasa Bali yang digunakan oleh mengumpulkan data, peneliti dibantu oleh petugas
masyarakat tutur Muslim Pegayaman (selanjutnya lapangan, yang sekaligus juga di-jadikan informan. Yang
diringkas BBrP). Aspek kebahasaan yang dimaksud dijadikan subjek penelitian adalah masyarakat Desa
mencakup aspek fonologi dan aspek morfologi. Masalah Pegayaman, khususnya yang tinggal di dua dusun di
yang ingin dicari jawabannya adalah Bagaimanakah pusat pemerintahan desa, yakni Dusun Dangin Margi
profil aspek fonologi dan aspek morfologi dari BBrP, dan Dusun Dauh Margi. Subjek percontoh dipilih secara
dan apa implikasinya terhadap pengajarannya di purposif, yang disesuaikan dengan tujuan dari penelitian
sekolah. yang dilakukan. Menurut Samarin (1988: 80-83),
Keseluruhan data yang diperoleh diperikan secara penelitian kebahasaan hendaknya didasarkan atas korpus
objektif dengan mengacu kepada kaidah-kaidah bahasa yang dapat mewakili fenomena ke-bahasaan yang
kebahasaan yang relevan (Sutjaja, 2003; Kersten, 1980; dikaji. Pandangan ini mengindikasikan secara impilisit
Tinggen, 2005; Schane, 1973), dan teori situasi bahwa yang terpenting adalah kuantitas dan kualitas
kontekstual pilihan kode (Hymes, 1972; cf. Holmes, korpus data yang sesuai de-ngan tujuan penelitian.
1997). Teori yang digunakan sebagai dasar kerangka Terkait dengan pendapat yang dikutip dari Samarin,
berpikir teoretis dan analisis data adalah teori situasi maka dalam penelitian ini ditentukan empat keluarga yang
kontekstual penggunaan kode yang dikemukakan oleh dijadikan subjek penelitian (cf. Wahab, 2002).
Hymes (1972). Meski tergolong sudah cukup tua usianya, Satuan analisis adalah ujaran (bisa berupa klausa
teori ini masih relevan untuk diacu. Ada lima hal yang atau pun kalimat). Data dianalisis secara formal dengan
dicermati melalui teori ini, yaitu Setting, Participant, bantuan tabel-tabel (Sudaryanto, 1986; Suastra, 1998).
End, Act of Sequence, Key, Norms, dan Genre. Kelima- Data rekaman ditranskripsi-kan untuk memudahkan
nya diringkas dengan akronim SPEAKING (Jendra, analisis. Analisis data di-lakukan secara deskriptif
1991). Dalam implementasinya, teori ini didukung interpretatif. Berbagai bentuk lingual yang direkam
dengan teori dan konsep lainnya. Teori yang di-maksud dideskripsikan apa adanya, dan dimaknai serta
adalah teori tentang ranah kebahasaan (Sumarsono, diinterpretasi berkaitan dengan aspek-aspek kebahasaan
1990). Sedangkan, konsep yang di-gunakan adalah yang diteliti. Hal-hal yang kurang jelas ditriangulasi
konsep tentang komunitas tutur (Kartawinata, 1990; dengan petugas lapangan, para informan, dan juga
Suparwa 2007; Suwito, 1983). dengan pakar Bahasa Bali.
DAFTAR RUJUKAN
_____ 2001. Panduan Kongres ke V Bahasa Bali yang (Disertasi). Melbourne; La Trobe University,
diadakan di Denpasar Bali pada tanggal 13-16 Bundoora, Victoria 3083.
November 2001. Sudaryanto. 1986. Metode Linguistik, Bagian Per-tama ke
Holmes, Janet. 1997. An Introduction to Socio-linguistics. Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta:
Addison Wesley Longman Inc., New York: Gajah Mada University Press.
Longman Group UK Limited. Sumarsono. 1990. Pemertahanan Bahasa Melayu Looan di
Hymes, Dell. 1972. Models of Interaction of language and Bali (Disertasi). Jakarta: Proyek Penelitian dan
social life. Dalam J.J. Gumperz and Hymes (eds) 35 Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
71. Jakarta.
Jendra, I Wayan. 1991. Dasar-Dasar Sosiolinguistik. Suparwa, Nyoman. 2007. Warisan Bahasa Melayu Loloan
Denpasar: Penerbit IKAYANA. Bali sebagai Bahasa Ibu.Makalah yang
Jendra, I Wayan. 2002. Seni Mabebasan Sebagai Sumber disampaikan pada Seminar Nasional Bahasa Ibu di
Inspirasi Seni Budaya Bali dan Pemakaian Program Pascasarjana Univer-sitas Udayana
Bahasanya. Denpasar: Penerbit dan Percetakan Denpasar: Program Pascasarjana UNUD.
Deva. Sutjaja, I Gusti Made. 2003. Kamus Sinonim Bahasa Bali.
Kersten, J. S.V.D. 1980. Bahasa Bali: Tata Bahasa, Kamus Denpasar.
Bahasa Lumrah. Singaraja: Nusa Indah. Suwardika, Ida Bagus. 1987. Sejarah Pemukiman
Mbete, Aron Meko . 2007. Bahasa Ibu Peta Awal Maryarakat Muslim di Desa Pegayaman. Skripsi/ Tugas
Problematika Fungsi, Kondisi, dan Ancangan Akhir. Singaraja: Program Studi Sejarah/ Antropologi,
Revitalisasinya. Makalah yang disampaikan pada Jurusan IPS, FKIP UNUD Singa-raja.
Seminar Nasional Bahasa Ibu di Program Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik: Teori dan
Pascasarjana Universitas Udayana. Denpasar: Problema. Sala: Henary Offset
Program Pascasarjana UNUD. Tinggen, I Nengah. 1986. Sor Singgih Basa Bali. Singaraja:
Milroy, Lesley. 1980. Language and Social Networks. Rikha Dewata.
Oxford: Basil Blackwell. Tinggen, I Nengah. 2005. Kamus Bali Modern. Singaraja:
Putra, I Nyoman Adi Jaya. 2006. Pilihan Kode dalam Rikha Dewata.
Komunikasi Verbal oleh Masyarakat Tutur Muslim Tondo, Fanny Henry. 2007. Revitalisasi Bahasa Ibu:
Pegayaman: Suatu Kajian Sosioli-nguistik. Urgensi dan Tantangan ke Depan. Makalah yang
Penelitian yang tidak dipublikasikan. Singaraja: disampaikan pada Seminar Nasional Bahasa Ibu di
IKIP Negeri Singaraja. Program Pascasarjana Univer-sitas Udayana.
Samarin, William J. 1988. Ilmu Bahasa Lapangan. Wahab, Abdul. 2002. Kealpaan Terhadap Penghor-matan
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. dan Pemeliharaan Bahasa Daerah Se-bagai
Schane, Sanford A. 1973. Generative Phonology. Pengemban Kebudayaan Nasional (pada Buku
Englewoods Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall Inc. Panduan Kongres Linguistik Nasional X 2002 di
Suastra, I Made. 1998. Speech Levels and Social Change: A Denpasar Bali).
Sociolinguistic Study in the Urban Balinese Setting. Wahab, Abdul. 2003. Penelitian Etnografi. Makalah
disajikan pada Pelatihan Tutor tentang Penelitian
9 I Nyoman Adi Jaya Putra, Profil Bahasa Bali Masyarakat Tutur Muslim Pagayaman dan Implikasi...
Etnografi di IKIP Negeri Singaraja tanggal 26 28
Mei 2003.