Teori Agensi Dan SOA

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

Shirlye Natanegara _F1316095_B

Teori Agensi dan Perkembangnya dalam kaitannya Riset


Akuntansi

Teori Agensi

Agency Theory merupakan bidang yang popular akhir-akhir ini, teori ini
menyebutkan bahwa perusahaan adalah tempat atau intersection point bagi hubungan kontrak
yang terjadi antara manajemen, pemilik, kreditur, dan pemerintah. Teori ini bercerita tentang
monitoring berbagai macam biaya dan memaksakan hubungan diantara berbagai kelompok.
Teori agen adalah suatu arah yang baru tentang keagenan. Korporasi adalah tempat
atau titik persimpangan dari banyak hubungan jenis sesuai kontrak yang ada antar
manajemen, pemilik, kreditur, dan pemerintah.
Teori keagenan yang mulai berkembang mengacu kepada pemenuhan tujuan utama
dari manajemen keuangan yaitu memaksimalkan kekayaan kekayaan pemegang saham.
Maksimalisasi kekayaan ini dilakukan oleh manajemen yang disebut agen. Ketidakmampuan
atau keengganan manajer untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham menimbulkan apa
yan disebut masalah keagenan.
Audit misalnya dianggap sebagai alat meyakinkan diri bahwa laporan keuangan harus
tergantung pada pemeriksaan dari aspek pengawasan intern. Seandainya laporan hasil
pemeriksaan akuntan adalah wajar, ini berarti bahwa penyajian telah sesuai dengan prinsip
akuntansi. Dalam hal ini audit memberikan keyakinan kepada pihak luar, pemilik, dan
kreditur pengelolaan perusahaan oleh manajemen yang disebut sebagai agen.
Ketidakmampuan atau keengganan manajemen untuk meningkatkan kekayaan pemegang
saham menimbulkan apa yang disebut masalah keagenan.
Teori akuntansi akan sangat bermanfaat apabila rumusan teori ini dapat dijadikan alat
untuk meramalkan apa yang diharapkan mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Kalau
demikian halnya mestinya setiap Negara harus memiliki dan merumuskan teori akuntansinya
sendiri yang disimpulkan dari kondisi dan fenomena ekonomi sosial yang dimilikinya, bukan
mengambil alih sepenuhnya dari susunan teori akuntansi Negara lain.
Salah satu hipotesis dalam teori agency ini adalah bahwa manajemen akan mencoba
memaksimalkan kesejahteraannya sendiri dengan cara meminimalisir berbagai biaya agency.
Hipotesis ini tidak sama artinya dengan hipotesis yang menyebutkan bahwa manajemen
Shirlye Natanegara _F1316095_B

mencoba memaksimalkan nilai perusahaan (value of the frim). Oleh karena itu, manajemen
diasumsikan akan memilih prinsip akuntansi yang sesuai dengan tujuannya memaksimalkan
kepentingannya. Pendekatan dalam teori agency ini bisa induktif atau deduktif. Pendekatan
teori agency ini bukan bidang keuangan atau ekonomi tetapi psikoligi dan sosiologi.

Agency Theory Dalam Praktik Akuntansi

Teori keagenan memberikan peranan penting bagi akuntansi terutama dalam


menyediakan informasi setelah suatu kejadian yang disebut sebagai peranan pasca keputusan.
Peranan ini sering diasosiasikan dengan peran pengurusan (stewardship) akuntansi, dimana
seorang agen melapor kepada prinsipal tentang kejadian-kejadian dimasa lalu. Inilah yang
memberi akuntansi nilai umpan baliknya selain nilai prediktifnya.
Dimana nilai umpan balik menjelaskan bahwa informasi juga mempunyai peran
penting dalam menguatkan atau mengoreksi harapan-harapan sebelumnya. Suatu keputusan
jarang sekali dibuat secara terpisah. Informasi mengenai hasil dari suatu keputusan seringkali
merupakan masukan kunci dalam pengambilan keputusan berikutnya. Akuntansi idealnya
menyediakan jasa yang sama bagi investor, dengan memungkinkan mereka untuk
menyesuaikan strategi investasi mereka sepanjang waktu.
Dari model ini dan perluasannya dapat diambil beberapa pengertian. Perluasan ini
sebagian besar berhubungan dengan cara kedua belah pihak tersebut berbagi risiko dan
informasi. Misalnya, para pemilik yang menghindari risiko diasumsikan menanggung risiko
bisnis, sementara para manajer bertindak sebagai agen-agen yang netral terhadap risiko yang
dimaksud. Dengan menggunakan teori keagenan yang sama, jika manajemen bersikap tidak
membedakan terhadap risiko sedangkan pemilik menghindari risiko, maka manajemenlah dan
bukan pemilik yang akan menanggung risiko tersebut.
Ini merupakan keadaan saling mempengaruhi penghindaran risiko relatif antara
manajer dan pemilik perusahaan yang menciptakan sebagian dari masalah-masalah yang
paling menarik dalam teori keagenan untuk para akuntan. Informasi yang dimaksud
merupakan salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian, sehingga memberi akuntan
peran penting dalam pembagian risiko antara manajer dan pemilik perusahaan.
Asimetri informasi merupakan pembahasan terakhir dalam bidang teori keagenan
yang memfokuskan pada masalah-masalah yang ditimbulkan oleh informasi yang tidak
lengkap, yaitu ketika tidak semua keadaan diketahui oleh kedua belah pihak dan sebagai
akibatnya, ketika konsekuensi-konsekuensi tertentu tidak dipertimbangkan oleh masing-
masing pihak yang bersangkutan. Misalnya, pihak pemilik perusahaan mungkin tidak
Shirlye Natanegara _F1316095_B

mengetahui preferensi manajer perusahaan sehingga tidak sulit bagi keduanya untuk
melakukan kepentingan perhitungan yang telah disebutkan sebelumnya.
Satu contoh kasus yang menyangkut informasi yang tidak lengkap dalam teori
keagenan, dapat terjadi apabila pihak pemilik perusahaan tidak dapat mengamati semua aksi
pihak manajer perusahaan. Aksi-aksi yang dimaksud mungkin berbeda dari aksi yang lebih
disukai pihak pemilik perusahaan, entah karena manajer perusahaan mempunyai perangkat
efisiensi yang berbeda atau data pula karena pihak manajer tersebut sengaja mencoba untuk
melalaikan tugasnya sebagai manajer perusahaan atau biasa juaga melakukan penipuan
terhadap pemilik perusahaan.
Situasi ini tentunya dapat menciptakan apa yang dikenal dengan istilah sebagai
masalah kekacauan (moral hazard). Salah satu solusi yang mungkin dapat dilakukan yaitu
dengan cara pihak pemilik perusahaan menugaskan seorang auditor untuk melakukan
pemeriksaan mengenai apa yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan tersebut.
Sedangkan solusi yang lainnya dapat dilakukan dengan cara memberikan pihak manajemen
perusahaan suatu insentif, seperti misalnya, saham yang ada diperusahaan, untuk
menyelesaikan preferensi manajemen perusahaan dengan preferensi pihak pemilik
perusahaan.

Sarbanes Oxley Act

SOA (Sarbanes Oxley Act)


SOA adalah sebuah landasan yang disahkan pada 23 januari oleh kongres Amerika
Serikat. Undang-Undang tersebut dikenal sebagai Public Company Accounting and Investor
Protection Act of 2002 atau undang-undang perlindungan investor dan pengaturan akuntansi
perusahaan publik yang sering kali disebut SOX atau Arbox.
Untuk auditor (eksternal dan Internal), SOX merupakan sistem baru dalam proses
audit perusahaan swasta, sebuah revisi atau independensi dan level baru dari proses
pelaporan audit pada perusahaan publik. Untuk manajemen perusahaan diwajibkan untuk
meningkatkan jaminan terhadap konflik kepentingan, sertifikasi yang jelas atas penyimpanan
dokumen penting, pelaporan internal kontrol atas laporan keuangan dan perbaikan atas
kriteria pengungkapan. Untuk audit komite, SOX merupakan sebuah lanjutan dari peraturan
bagi perusahaan-perusahaan publik termasuk tanggung jawab langsung untuk memantau
proses audit eksternal, persetujuan awal atas seluruh jasa audit ataupun jasa bukan audit,
Shirlye Natanegara _F1316095_B

revisi peraturan mengenai independensi dan keahlian keuangan dan pengawasan, menerima
dan mencari pemecahan yang mungkin atas keluhan mengenai pelaporan keuangan
perusahaan dan isu yang berasal dari hasil audit.

Tujuan SOA (Sarbanes Oxley Act) :


SOA memiliki 5 tujuan utama yaitu:
1) Meningkatkan kepercayaan publik akan pasar modal.
2) Menerapkan tata pemerintahan yang baik.
3) Menyediakan akuntabilitas yang lebih baik dengan membuatmanajemen dan direksi
bertanggung jawab akan laporan keuangan.
4) Meningkatkan kualitas audit.
5) Menempatkan penekanan yang lebih kuat pada struktur di sekitar dunia usaha untuk
mencegah, mendeteksi, menginvestigasi kecurangan dan perbuatan tidak baik

Kasus Enron dan KAP Arthur Andersen


Kasus Enron melibatkan kantor akuntansi publik Arthur Andersen, manajemen Enron
telah melakukan window dressing dengan cara menaikkan pendapatannya senilai US $ 600
juta dan menyembunyikan utangnya sebesar US $ 1,2 miliar dengan teknik off-balance sheet.
Auditor Enron, Arthur Andersen kantor Huston dipersalahkan karena ikut membantu proses
rekayasa laporan keuangan selama bertahun-tahun. Akhirnya pada waktu yang singkat, Enron
melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. Arthur Andersen juga
dipersalahkan karena telah melakukan pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen
lainnya yang berhubungan dengan audit Enron. Perbuatan yang dilakukan oleh Arthur
Andersen tidak sesuai dengan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) dan
Generally Accepted Auditing Standard (GAAS). Seharusnya Arthur Andersen bekerja
dengan penuh kehati-hatian sehingga informasi keuangan yang telah diauditnya dapat
dipercaya tidak mengandung keragu-raguan.

Dampak Kasus Enron dan KAP Andersen


Adapun dampak dari kasus ini adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para
investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang
dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company
Accounting Oversight Board).
Shirlye Natanegara _F1316095_B

2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act


Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa
non audit kepada perusahaan yang diaudit.
3. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi
investigasi pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut. Selain itu, kini
CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan bahwa laporan keuangan yang
mereka laporkan adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi yang
dilaporkan adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai tambahan, menjadi
semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang melakukan pelanggaran ini.
4. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi kode
etik bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai berikut
para profesional dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam kaidah-kaidah
aturan profesi saja tetapi profesional juga dalam menyatakan kebenaran pada saat
masyarakat akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan perusahaan yang tidak sesuai
dengan hukum yang berlaku.
5. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang
melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya
kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.
6. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe
SEC,mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-
Undang yang mengharuskan perusahaan Go Public melaksanakan dan melaporkan
ketaatanyan terhadap pedoman corporate governance.
7. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange (NYSE),
menyerukan bahwa auditor internal harus lebih mempertajam peran dalam
pemeriksaan ketaatan, mengelola resiko, dan mengembangkan operasi bisnis, dan
setiap perusahaan diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern.

Anda mungkin juga menyukai