Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK TERHADAP BIAYA

PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TAHU SARI DELAI

MINI RESEARCH

TUGAS MATA KULIAH PERENCANAAN PAJAK

Disusun oleh :

1. YACINDA ISMENA
2. DEVI FITRIANA
3. FAZA BILL BIRRY
4. ITSNA FARAH RAHMAWATI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

AKUNTANSI

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya, perusahaan dalam kegiatan usahanya melakukan pemotongan pajak


yang disebabkan karena adanya pengeluaran kas. Salah satunya adalah jasa yang
digunakan dalam kegiatan operasional yang harus dibeli terlebih dahulu seperti gedung,
mesin dan tanah. Pengeluaran kas untuk pengeluaran tersebut memberikan manfaat lebih
dari satu periode. Untuk kepentingan pajak perlakuan terhdap pengeluaran semacam ini
dapat menimbulkan masalah dalam penentuan pajak penghasilan. Oleh karena itu
dilakukan perusahaan perlu melakukan penyusutan yang termasuk ke dalam tax planning.

Tax Planning adalah sejumlah perencanaan dibidang perpajakan yang dibentuk untuk
meningkatkan efisinsi pengelolahan pajak untuk mendapatkan alternatif terbaik dalam hal
penghematan pajak yang tidak melanggar ketentuan dengan tujuan agar dapat
meminimalisasi hambatan dari sektor pajak dan memaksimalkan pertumbuhan
perusahaan. Dan tax planning ini cukup efektif dalam rangka melakukan efisiensi dan
penghematan.

Dalam kaitannya dengan perencanaan pajak (tax planning), penyusutan juga


merupakan salah satu bagian yang dilaporkan oleh pihak akuntansi yang juga dapat
mempengaruhi daripada Penghasilan beban pajak dari penyusutan tersebut. Upaya
minimalisasi pajak secara eufimisme sering dise Kena Pajak suatu perusahaan, karena
penyusutan adalah salah satu jenis biaya yang dapat dikurangkan terhadap penghasilan
Wajib Pajak. Untuk itu, perlu dilakukan upaya untuk meminimalisasi but dengan
perencanaan pajak (tax planning) atau tax sheltering.

Dengan adanya perencanaan pajak yang baik terhadap penyusutan , diharapkan akan
mengurangi beban pajak PT Merujuk pada latar belakang inilah , maka penulis memberi
judul pada Mini Research ini yaitu
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas,maka permasalahan yang akan di bahas adalah


sebagai berikut :

1. Pengertian Penyusutan?
2. Penyusutan dalam pajak?
3. Metode Penyusutan?
4. Dasar Perlakuan Penyusutan?
5. Bagaimana PT dapat melakukan strategi untuk meminimalisasi pembayaran
pajak?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian penyusutan
2. Memahami bagaimana penyusutan di dalam pajak
3. Mengetahui apa saja metode penyusutan
4. Mengetahui dasar perlakuan penyusutan
5. Mengetahui berapa tax saving PT

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak antara lain:

1. Bagi perusahaan

Sebagai bahan masukan untuk mengetahui manfaat perencanaan pajak terhadap


penyusutan aktiva tetap pada PT Tahu Sari Delai

2. Bagi Penulis

Untuk memenuhi tugas matakuliah perencanaan pajak dan menerapkan teori yang
telah diperoleh selama ini

3. Bagi Pembaca

Dapat menambah wawasan dan informasi mengenai perencanaan pajak terhadap


penyusutan aktiva tetap.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penyusutan


Penyusutan adalah alokasi jumlah yang dapat disusutkan suatu aset selama
umur manfaatnya. Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk
digunakan, yaitu pada saat aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang
diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen. Nilai residu dan umur manfaat setiap aset tetap harus direview minimum
setiap akhir tahun buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi
sebelumnya maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi
akuntansi sesuai dengan PSAK No. 25 tentang laba atau rugi bersih untuk periode
berjalan, koreksi kesalahan mendasar dan perubahan kebijakan akuntansi.

2.2. Penyusutan Dalam Pajak


Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan, penyusutan atau deperesiasi
merupakan konsep alokasi harga perolehan harta tetap berwujud. Untuk menghitung
besarnya penyusutan harta tetap berwujud dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

Tabel berikut menggambarkan kelompok harta berwujud, metode, serta tarif


penyusutannya:

KELOMPOK HARTA MASA TARIF DEPRESIASI


GARIS LURUS SALDO
BERWUJUD MANFAAT
MENURUN
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5%
Tidak Permanen 10 tahun 10%

2.3. Metode Penyusutan


Metode Penyusutan Aktiva tetap meliputi :
A. Berdasarkan Waktu
1. Metode garis lurus (straight line method)
2. Metode pembebanan menurun, yang terdiri dari :

Metode jumlah angka tahun (sum of the years digit


method)
Metode saldo menurun (declining balance method)
Metode saldo menurun ganda (double declining balance
method)

B. Berdasarkan Penggunaan (sum of the unit method)

1. Metode jumlah unit produksi (productive output method)

2. Metode jam jasa (service hour method)

C. Berdasarkan Kriteria Lainnya

1. Metode berdasarkan jenis dan kelompok

2. Metode Anuitas

3. Sistem persediaan

2.4. Dasar Perlakuan Penyusutan


Dasar untuk melakukan penyusutan pada umumnya dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
1. Harga perolehan (historical cost)
Termasuk didalamnya adalah harga, ongkos dan pajak. Pajak yang
dapat dikreditkan, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dapat
dikreditkan dengan pajak keluaran yang tidak termasuk dalam harga
perolehan.
2. Harga pergantian (replacement cost)
Pada prinsipnya harga perhgantian tidak diperkenankan, Karen untuk
kepentingan pencatatan menggunakan harga perolehan.
3. Revaluasi (revaluation)
Suatu asset yang telah direvaluasi biasanya disusutkan
berdasarkan nilai revaluasinya.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penarikan Sampel

3.1.1. Populasi

Ukuran populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bagian dalam sruktur
organisasi PT. Sepatu Bata Tbk. Sedangkan yang menjadi unit analisisnya adalah
bagian/divisi akuntansi khususnya bagian (staf) yang mengerjakan aktiva tetap pada
PT. Sepatu Bata Tbk. Adapun yang dianalisa yaitu , laporan keuangan tahun 2015 ,
daftar aktiva tetap perusahaan serta SPT Tahunan tahun 2015.

3.1.2. Sampel

Melihat unit analisis di atas , maka teknik penarikan sampel dalam penelitian
ini adalah dengan mengambil teknik Pemilihan Sampel Bertujuan (Purposive
Sampling). Pemilihan Sampel Bertujuan yaitu penentuan sampel dengan dengan
mengambil data data tertentu yang dianggap sesuai dan terkait dengan penelitian
yang dilakukan.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dapat penulis uraikan adalah dengan menggunakan
Content analysis dan data sekunder (secondary data).

3.2.1. Content Analysis

Merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan data primer.


Content analysis merupakan metode pengumpulan data penelitian melalui teknik
observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen. Tujuan content
analysis melakukan identifikasi terhadap karakteristik atau informasi spesifik yang
terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi yang objektif dan
sistematik (indriantoro dan supomo , 2002:159). Adapun dokumen yang dianalisis
dalam penelitian ini diantaranya adalah laporan keuangan tahunan , SPT Tahunan
dan dokumen-dokumen lain yang mendukung.

3.2.2. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung / melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini berasal dari sumber eksternal , yaitu seperti dari membaca buku-
buku referensi , jurnal-jurnal , catatan-catatan perkuliahan , artikel , peraturan
perpajakan dan lain sebagainya.

3.3. Metode Analisis Data


3.3.1. Pendekatan Kuantitatif

Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori teori melalui


pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data
dengan membuat simulasi-simulasi mengenai metode penyusutan.

3.3.2. Pendekatan Kualitatif

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menekankan kepada


pemahaman mengenai masalah-masalah atau gambaran secara deskriptif mengenai
objek yang sedang diteliti. Adapun pendekatan kualitatif ini lebih menekankan pada
penjabaran mengenai perencanaan pajak penyusutan aktiva tetap yang dilakukan
oleh PT
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

AKTIVA TETAP

PT

Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi

Untuk Tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2015

Keterangan Saldo Mutasi Per 31 Desember 2010 Saldo


Penguranga
31-Des-2009 Penambahan 31-Des-2010
n
Harga Perolehan:
Bangunan - 2.200.000.000 - 2.200.000.00
0
Mesin 88.778.270 15.450.000 - 104.228.740
Kendaraan 456.505.521 30.085.000 - 486.590.521
Bermotor
Sarana pelengkap 2.504.305.78 340.785.600 - 2.845.091.38
9 9

Jumlah Harga 1.825.588.79 2.457.245.600 5.635.910.65


Perolehan 7 - 0

4.1. Mesin

Jenis Aktiva Mesin


Harga Perolehan 104.228.740
Umur 8 tahun

Tabel 4.1.1.
Besarnya Biaya Penyusutan per Tahun Dihitung dengan Menggunakan Metode Garis
Lurus dan Saldo Menurun.

Tahun Metode Penyusutan


Garis Lurus (Rp) Saldo Menurun (Rp)
1 13.028.592,5 52.114.370
2 13.028.592,5 26.057.185
3 13.028.592,5 13.028.592,5
4 13.028.592,5 6.514.296,25
5 13.028.592,5 3.257.148,125
6 13.028.592,5 1.628.574,063
7 13.028.592,5 814.287,0313
8 13.028.592,5 407.143,5156
Akumulasi
104.228.740 104.228.740
Penyusutan

Tabel 4.1.2. Besar Biaya Penyusutan dan Nilai Tunainya dengan tingkat diskon 20%

Metode Penyusutan Tingkat


Tahun Garis Lurus (Rp) Saldo Menurun (Rp) Diskon
Nominal PV Nominal PV (20%)
1 13.028.592,5 10.856.726,13 52.114.370 43.426.904,52 0,8333

2 13.028.592,5 9.047.054,632 26.057.185 18.094.109,26 0,6944

3 13.028.592,5 7.539.646,48 13.028.592,5 7.539.646,48 0,5787

4 13.028.592,5 6.282.387,304 6.514.296,25 3.141.193,652 0,4822

5 13.028.592,5 5.234.888,467 3.257.148,125 1.308.722,117 0,4018

6 13.028.592,5 4.361.972,769 1.628.574,063 545.246,5963 0,3348

7 13.028.592,5 3.634.977,308 814.287,0313 227.186,0817 0,2790

8 13.028.592,5 3.029.147,756 407.143,5156 94.660,86738 0,2325

104.228.740 49.986.800,846 104.228.740 74.377.669,57438

Dapat dilihat bahwa mesin yang pada saat perolehannya sebesar Rp


104.228.740, pada akhir masa manfaat (tahun ke-4) dengan discount factor 20%
jumlah nilai tunai (present value) dari akumulasi beban penyusutan Mesin dengan
menggunakan metode garis lurus sebesar Rp 49.986.800,846 dan menggunakan
metode saldo menurun sebesar Rp 74.377.669,57438.

Tabel 4.1.3. Besarnya Penghematan Pajak antara Metode Garis Lurus dan Saldo
Menurun

Garis Lurus (Rp) Saldo Menurun (Rp)


Keterangan PV (Diskon PV (Diskon
Nominal 20%) Nominal 20%)
Harga 104.228.74 104.228.74
104.228.740 104.228.740
Perolehan 0 0
Biaya 104.228.74 49.986.800,8 104.228.74 74.377.669,574
Penyusutan 0 46 0 38
13.028.592 12.496.700,2 13.028.592
18.594.417,39
PPh 25% ,5 1 ,5
Penghematan Pajak = Rp18.594.417,39- Rp12.496.700,21 =
Rp6.097.717,183

Berdasarkan perhitungan di atas diperolah besarnya penghematan pajak yang


dapat dilkukan jika perusahaan memilih metode saldo menurun dalam menghitung
besarnya beban penyusutan. Dengan tingkat diskon 20% besar penghematan pajak
sebesar Rp6.097.717,183.

4.2. Kendaraan Bermotor

Jenis Aktiva Kendaraan Bermotor


Harga Perolehan 486.590.521
Umur 4 tahun

Tabel 4.2.1. Besarnya Biaya Penyusutan/tahun dihitung dengan Menggunakan Metode


Garis Lurus dan Saldo Menurun

Metode Penyusutan
Tahun Garis Lurus Saldo Menurun
(Rp) (Rp)
121.647.630,
1 243.295.260,5
3
2 121.647.630, 121.647.630,3
3
121.647.630,
3 60.823.815,13
3
121.647.630,
4 60.823.815,13
3
Akumulasi
Penyusuta 486.590.521 486.590.521
n

Tabel 4.2.2. Besar Biaya Penyusutan dan Nilai Tunainya dengan Tingkat Diskon 20%

Metode Penyusutan Tingkat


Tahu Garis Lurus (Rp) Saldo Menurun (Rp) Diskon
n
Nominal PV Nominal PV (20%)
121.647.630, 243.295.260, 202.745.969,
1 101.372.984,7 0,8333
3 5 3
121.647.630, 121.647.630, 84.477.466,9
2 84.477.466,98 0,6944
3 3 8
121.647.630, 60.823.815,1 35.198.924,2
3 70.397.848,6 0,5787
3 3 9
121.647.630, 60.823.815,1 29.332.467,3
4 58.664.934,66 0,4822
3 3 2
314.913.234,9 351.754.827,
486.590.521 486.590.521
4 89

Dapat dilihat bahwa mesin yang pada saat perolehannya sebesar Rp


486.590.521, pada akhir masa manfaat (tahun ke-4) dengan discount factor 20%
jumlah nilai tunai (present value) dari akumulasi beban penyusutan Mesin dengan
menggunakan metode garis lurus sebesar Rp 314.913.234,94 dan menggunakan
metode saldo menurun sebesar Rp 351.754.827,89.

Tabel 4.2.3. Besarnya Penghematan Pajak antara Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun
(Tingkat Diskon 20%)
Keterangan Garis Lurus (Rp) Saldo Menurun (Rp)
Nominal PV (Diskon Nominal PV (Diskon 20%)
20%)
Harga Perolehan 486.590.521 486.590.521 486.590.521 486.590.521
Biaya
486.590.521 314.913.234,94 486.590.521 351.754.827,89
Penyusutan
PPh 25% 121.647.630,3 78.728.308,73 121.647.630,3 87.688.706,95
Penghematan Pajak = Rp87.688.706,95 - Rp78.728.308,73= Rp8.960.398,22

Berdasarkan perhitungan di atas diperolah besarnya penghematan pajak yang


dapat dilkukan jika perusahaan memilih metode saldo menurun dalam menghitung
besarnya beban penyusutan. Dengan tingkat diskon 20% besar penghematan pajak
sebesar Rp 8.960.398,22.

4.3. Sarana Perlengkapan

Jenis Aktiva Sarana Pelengkapan


Harga Perolehan 2.845.091.389
Umur 4 tahun

Tabel 4.3.1. Besarnya Biaya Penyusutan per Tahun Dihitung dengan Menggunakan Metode Garis Lur
Saldo Menurun
Metode Penyusutan
Tahun
Garis Lurus (Rp) Saldo Menurun (Rp)
1 711.272.847,3 1.422.545.695
2 711.272.847,3 711.272.847,3
3 711.272.847,3 355.636.423,6
4 711.272.847,3 355.636.423,6
Akumulasi
2.845.091.389 2.845.091.389
Penyusutan

Tabel 4.3.2. Besar Biaya Penyusutan dan Nilai Tunainya


dengan Tingkat Diskon 20%
Metode Penyusutan Tingkat
Tahun Garis Lurus (Rp) Saldo Menurun (Rp) Diskon
Nominal PV Nominal PV (20%)
1 711.272.847,3 592.727.135,7 1.422.545.695 1.185.454.272 0,8333
2 711.272.847,3 493.939.161,2 711.272.847,3 493.939.161,2 0,6944
3 711.272.847,3 411.615.730,6 355.636.423,6 205.807.865,2 0,5787
4 711.272.847,3 343.013.464,4 355.636.423,6 171.506.732,2 0,4822
2.845.091.389 1.841.295.491,9 2.845.091.389 2.056.708.030,6

Dapat dilihat bahwa mesin yang pada saat perolehannya sebesar Rp


2.845.091.389, pada akhir masa manfaat (tahun ke-4) dengan discount factor 20%
jumlah nilai tunai (present value) dari akumulasi beban penyusutan Mesin dengan
menggunakan metode garis lurus sebesar Rp 1.841.295.491,9 dan menggunakan
metode saldo menurun sebesar Rp 2.056.708.030,6

Tabel 4.3.3. Besarnya Penghematan Pajak antara Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun
(Tingkat Diskon 20%)
Garis Lurus (Rp) Saldo Menurun (Rp)
Keterangan PV (Diskon
Nominal 20%) Nominal PV (Diskon 20%)
Harga Perolehan 2.845.091.389 2.845.091.389 2.845.091.389 2.845.091.389
Biaya 1.841.295.49 2.056.708.03
2.845.091.389 2.845.091.389
Penyusutan 1,9 0,6
711.272.84 460.323.87 711.272.84 514.177.00
PPh 25%
7,3 2,8 7,3 7,5
Penghematan Pajak = Rp514.177.007,5 - Rp460.323.872,8 = Rp53.853.134,7

Berdasarkan perhitungan di atas diperolah besarnya penghematan pajak yang


dapat dilkukan jika perusahaan memilih metode saldo menurun dalam menghitung
besarnya beban penyusutan. Dengan tingkat diskon 20% besar penghematan pajak
sebesar Rp 53.853.134,7

BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh besarnya pengematan pajak yang dapat


dilakukan jika perusahaan memilih metode saldo menurun dalam menghitung besarnya beban
penyusutan pada mesin, kendaraan bermotor serta sarana pelengkap. Tarif pajak yang
digunakan adalah 25%. Dengan asumsi tingkat diskon sebesar 20%

Metode Saldo Penghematan


Nama Aktiva Tetap Metode Garis Lurus
Menurun Pajak
Mesin 18.594.417,39 12.496.700,21 6.097.717,183
Kendaraan bermotor 87.688.706,95 78.728.308,73 8.960.398,22
Sarana pelengkap 514.177.007,5 460.323.872,8 53.853.134,7
Total 620.460.131,84 551.548.881,74 68.911.250,103

Berdasarkan data yang telah diolah, apabila perusahaan menggunakan metode saldo
menurun, perusahaan akan memperoleh penghematan pajak sebesar Rp 68.911.250,103.

DAFTAR PUSTAKA

Suandi, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi ke-5. Yogyakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai