Anda di halaman 1dari 15

KULWAP HSMN NASIONAL

Tema : SEKELUARGA SESURGA

Narasumber : Ust. Bendri Jaisyurrahman

Rabu, 3 Mei 2017

20.00-22.00 WIB

Presented by: HSMN Semarang

Data Pribadi

Nama : Bendri Jaisyurrahman

Alamat : Jl. Lubang Buaya Gg. Baru RT 011/03 No 45 Kelurahan

Bambu Apus Kec. Cipayung Jakarta Timur

Telepon : 0856 1260 778

E-mail : ajoben81@yahoo.com

Twitter : @ajobendri

Website : www.bendri.id

Status : Menikah (1 istri 5 anak)

Motto : Senyum, Semangat dan Tulus serta Yakinlah ALLAH

mencintaimu meski kamu tak harapkan cintaNYA

Pendidikan : - Mahad Al Hikmah Jakarta

- FISIP UI

- Mahad Utsman bin Affan

Pengalaman :

1. Konselor Remaja Yayasan Kita dan Buah Hati

2. Pembimbing Program Pemilihan Dai Cilik (PILDACIL) LATIVI

3. Pembimbing Program Menuju Bintang Ramadhan TVONE

4. Narasumber dalam Program Magic Daddy Radio D-FM 104,7 FM


5. Narasumber dalam program Untukmu Ibu Indonesia TVRI

6. Direktur Pelaksana Rumah Sholeh

7. Narasumber tetap di Radio Dakta 107 FM dalam program AYAH hebat

8. Narasumber dalam Program Curhat AyahBunda di Spacetoon

9. Narasumber dalam Program Ruang Keluarga di DAAI TV

10. Pembimbing Rumah Karantina PILDACIL ANTV 2011

11. Dosen di Universitas Islam Negeri Jakarta dan PGTK Ar Risalah

12. Konsultan dan Supervisor program drama anak dan keluarga TVRI

13. Juri Hafidz Quran TRANS7 2014

Aktivitas saat ini :

1. Muballigh

2. Konselor Anak, Keluarga dan Pernikahan

3. Pendiri dan Pembina YAYASAN LANGKAH KITA

4. Pembina SAHAJA (Sahabat Anak dan Remaja) dan Q-Gen (Qurnic Generation)

5. Kontributor dan Penggagas Lembaga SAHABAT AYAH

6. Pengajar di Ar Rahman Pre Wedding Academy

7. Pengurus MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) cab. DKI Jakarta

8. Pendiri Aliansi Cinta Keluarga Indonesia

9. Narasumber tetap dalam Program Kita dan Keluarga di Ummat TV

10. Pengasuh For Us (Forum Usroh)

PROLOG

AYAH BUNDA, AJAK AKU KE SURGA

by : bendri jaisyurrahman (twitter/IG : @ajobendri)

Siapakah yang pantas disebut anak dari seorang ayah dan bunda? Apakah ia yang memiliki
keterhubungan nasab dengannya? Ternyata bukan. Perhatikanlah bagaimana Allah menasehati Nabi
Nuh AS saat ia hendak mendoakan keselamatan bagi anaknya yang tak mau diajak masuk ke dalam
bahtera miliknya. Allah mengatakan :
Sesungguhnya ia bukan termasuk anggota keluargamu(Huud : 46).

Pembangkangan yang dilakukan oleh Kanan, anak nabi Nuh karena menolak dakwah dari ayahnya
mengakibatkan ia tidak diakui oleh Allah sebagai anggota keluarga nabi Nuh. Ia mendapatkan posisi
yang hina di akherat. Di saat sang ayah mendapatkan kenikmatan yang begitu indah di surga,
sementara sang anak justru terlempar ke dalam siksa neraka. Mereka pun terpisah, takkan lagi
bersua. Disinilah orangtua dan anak yang terhubung secara nasab tak berlaku lagi. Sebab yang
menghantarkan orangtua bisa berkumpul bersama dengan anaknya adalah iman.

Ya, hanya iman lah yang sejatinya menjadi penghubung antara ortu dan anak di akherat. Dan
kebahagiaan orangtua adalah ketika mampu mengajak anaknya berkumpul bersama di surga. Allah
berfirman :

Dan orang-orang yang beriman, dan anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami
hubungkan anak cucu mereka dengan mereka (di surga)...(Ath Thur : 21)

Mengenai hal ini, Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa

Allah memberitahukan tentang karunia, kemurahan, anugerah dan kelembutanNya kepada semua
makhlukNya, serta kebaikanNya bahwa jika orang-orang beriman itu diikuti keimanannya oleh anak
keturunan mereka, maka mereka akan dipertemukan di suatu tempat di surga, meskipun amal
mereka tidak sampai pada amal perbuatan ayah dan ibu mereka, agar orangtua merasa senang
dengan kehadiran anak-anaknya di sisi mereka (Tafsir Ibnu katsir 7/40)

Sungguh orangtua yang sukses mendidik anaknya bukanlah yang menghantarkan anaknya jadi
pengusaha ternama, ataupun memiliki gelar akademik berderet di belakang namanya. Ortu yang
sukses mendidik anaknya adalah yang jerih payahnya ditujukan untuk kebahagiaan anak di akherat
yakni mengajarkan Iman kepadanya. Apalah artinya jika sang anak dianggap sebagai orang
terpandang karena jabatannya atau karena kekayaannya, namun tak sekalipun ia mau sujud kepada
Allah SWT. Saat ayah atau ibunya wafat, ia tak mampu mendoakannya. Ayah dan bunda lupa
mengajarkan iman kepadanya. Kedudukan dan pangkat sang anak tak memiliki arti apa-apa. Allah
kelak akan menempatkannya di tempat yang hina di akherat. Dan orangtua tak mampu untuk
menyelamatkannya.

Itulah kenapa ortu yang sayang kepada anaknya bukanlah yang sekedar mewariskan harta atau
kekayaan. Orangtua yang peduli justru meninggalkan warisan iman. Dimana ia meyakinkan bahwa
selepas ia tiada, sang anak tetap terjaga imannya. Tak sekalipun melenceng dari panduan agama.
Sebagaimana Nabi Yaqub AS berpesan kepada anak-anaknya menjelang wafat. Allah abadikan
kisahnya dalam Al quran :
Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-
anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah
Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan
kami hanya tunduk patuh kepada-Nya (Al Baqoroh : 133)

Kepedulian Yaqub ditunjukkan dengan wasiat penting yang ia sampaikan sebelum ia menghadap
Tuhannya. Ia mengkhawatirkan keimanan anak-anaknya. Maka ia pun bertanya Apa yang kamu
sembah setelah AYAH wafat?. Sebab, seandainya ia tak memastikan keimanan anaknya, maka kelak
ia dan anaknya bercerai berai di akherat. Tak lagi bisa berkumpul menjadi sebuah keluarga. Sebab
sejatinya keluarga yang broken home bukanlah keluarga yang bercerai berai di dunia.
Keluarga broken home adalah keluarga yang tak mampu berkumpul bersama di surga.

Jangan sampai keluarga kita mengalami broken home. Dimana anak keturunan kita tak diperhatikan
keimanannya. Maka, orangtua harus memiliki visi yang benar dalam pengasuhan. Visi yang
menghantarkan setiap anggota keluarga kepada kebahagiaan sesungguhnya : masuk surga
sekeluarga. Sungguh Indah rasanya. Saat canda dan tawa serta suka cita terpuaskan tanpa batas di
akherat. Setiap orang bisa saling bercengkrama di surga yang kekal abadi. Karena itu AYAH sebagai
kepala keluarga harus berani mengambil langkah tegas untuk bisa bawa seluruh anggota keluarga ke
dalam surga. Di antaranya dengan mengubah visi hidup. Bahwa hidup bukanlah mengejar
popularitas atau kekayaan serta kejayaan di dunia. Namun yang utama menghabiskan waktu untuk
fokus kepada kejayaan di akherat.

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi...(Al Qoshosh : 77)

Fokuslah kepada akherat, tapi jangan lupakan urusan dunia. Inilah sejatinya visi hidup orangtua
muslim. Bukan dibalik. Menjadikan akherat hanya aktivitas sampingan sebab semua anggota
keluarga sibuk mencari kejayaan dunia. Alhasil, aktivitas akherat dikerjakan sebatas sempat, di kala
senggang. Bukan menjadi prioritas. Diajak mengaji mau, dengan syarat tak berbenturan dengan
jadwal main futsal. Mengaji harus kalah dengan kegiatan yang sekedar mencari kesenangan dunia.
Jika ini dibiarkan maka upaya mengajak anak masuk surga bersama akan sia-sia. Urusan akherat
selayaknya menjadi skala prioritas, tanpa mengabaikan urusan dunia.

Jangan sungkan dan malu untuk katakan kepada anak kita Ayah/Bunda ingin sekali kita masuk surga
bersama nak. Bantu ayah/bunda ya! Kalimat ini harus sering diucapkan agar anak tahu visi
orangtuanya. Bahkan di saat sang anak melanggar aturan agama, ortu cukup katakan kepadanya
Ayah tak mau kehilangan dirimu di akherat nak. Maafkan ayah kalau tegas melarangmu bermaksiat.
Ayah ingin kita bisa bersama di surga Ah, indah sekali rasanya. Seandainya setiap orangtua punya
visi akan akherat, maka kita akan lihat setiap anak bersemangat dalam bertindak kebaikan serta
malu melakukan hal yang mungkar. Ada energi yang mendorong mereka melakukan hal itu semua
yakni bisa bersama-sama masuk surga dengan kedua orangtuanya.

Ayah Bunda, ajaklah anakmu ke surga. Hal ini lebih mereka butuhkan dibandingkan plesiran keliling
eropa. Atau menghabiskan waktu berhari-hari melancong ke tempat wisata. Sungguh anakmu
mengharapkan sosok Ayah dan Bunda yang peduli dalam urusan agama mereka. Bukan warisan
harta yang mereka inginkan. Namun warisan iman lah yang utama. Kelak kebahagiaan bersama kan
dirasakan. Ayah Bunda, mari katakan kepada anak kita masuk surga bareng yuk nak!. Inilah
sebenar-benarnya kalimat cinta.

Sy mengutip kalimat ibnu jarir dalam kitab tarikhnya

Dialog antar rakyat mencerminkan visi asli pemimpinnya

Beliau meneliti 3 khalufah di zaman dinasti umayyah yakni sulaiman bin abdul malik, walid bin
abdul malik dan umar bin abdul aziz.

Singkatnya di zaman sulaiman rakayt selalu ngobrol tentang masalah anak, istri, jumlah cucu dan
keluarga mereka. Sebab pemimpinnya sulaeman dikenal punya visi yg kuat dalam urusan
pembangunan.

Di masa walid, rakyat obrolannya beda. Mereka lebih banyak tanya, uangmy ada berapa, tabungan
berapa, ounya rumah berapa,aset apa aja. Sebab walid dikenal sebagai pemimpin yg memiliki visi
pembangunan. Bapak pembangunan gelarnya

Di masa umar bin abdul aziz lain lagi. Rakyat kalau ngobrol biasanya tentang berapa hafalan
hadits, jumlah rakaat tahajud, wakaf masjid dll. Karena pemimpin mereka yakni umar, dikenal
visinya kuat dalam urusan spiritual.

Dari hipotesa ibnu jarir ini, kita dapat kesimpulan dalam konteks keluarga. Dimana anak2 kita
ibarat rakyat. Ayah dan ibunya ibarat pemimpin. Karena itu dialog antar mereka mencerminkan visi
orangtuanya

Jika anak DOMINAN bicara makanan terenak, karena ortunya lebih sering bahas wisata kuliner

Jika anak lebih sering bahas tempat jalan2 favorit, karena bapak ibunya suka bahas travelling
melulu

Sungguh beruntung orangtua yg anaknya sering berdialog tentang hafalan mereka, kondisi umat
islam, keindahan surga, sejarah nabi., dll. Inilah orangtua yg sejatinya telah punya visi. Yakni visi
membawa anak ke surga. Semoga itu kita

Sesi Tanya Jawab.

1. Bagaimana cara mengajak suami utk mau belajar agama & membiasakan mengaji, khususnya
secara mandiri?

Kondisiny: Suami seringnya bilang capek karena pekerjaannya, kalo sendiri, lebih memilih tiduran
istirahat atau baca-baca di laptop/hp, jadi minta ngajinya bareng saja, beberapa waktu lalu saya
temani, kami ada sesi baca quran bersama, nonton video kajian bersama, kami punya folder
bersama di laptop tentang kajian2 yang bisa diakses kapan saja, tapi suami hanya mau lakukan itu
kalau bersama saya. Sedangkan saya juga punya keterbatasan, tidak bisa selalu temani suami untuk
mengaji.

Kalo saya tanya kapan mau meluangkan waktu untuk mengaji, selalu tidak dijawab, padahal kami
sepakat utk memulai & membiasakan pendidikan agama sejak di rumah, apalagi kami sudah punya
anak. Tp kalo individu ortunya saja masih sulit, bagaimana ke anak? Anak kami laki2 usia 2 tahun.

Jawaban;

Buat ibu hamba allah di belanda, pertama kali memang, mengenai dakwah kepada pasangan
itu memang tidak bisa di abaikan. Karena sejatinya syarat utama pengasuhan membutuhkan
keselarasan dan harmonisasi. Makanya dalam doa, surat Alfurqon ayat 74 allah mengajarkan
doa, Ya allah karuniakanlah kami, pasangan yang serasi. Karena dalam islam ada pasangan
yang tidak serasi. Yang kita harapkan adalah pasangan yang serasi dan satu visi. Visi misi
pasangan itu penting secara harmonis di gagas

Nah masalahnya jika pasangan kita adalah orang yg lambat dan sulit merespon mengenai pelajaran
islam, di sinilah tugas kita untuk sabar dan memberikan hak orang terdekat. Dalam alquran di
jelaskan berikanlah hak khusus kepada orang terdekatmu, disini pelajaran terpenting bahwa dakwah
utama itu dari keluarga terdekat.

Maksudnya bagaimana??kadang kita saat berdakwah terhadap orang lain itu kesabarannya
kuat,memberikan senyum apalagi yg kerja di costumer service, guru2 TK, dan bahkan orang2 yang
kerja di pesawat pramugari. Mudah sekali senyum sama pelanggan, giliran sama pasangan yang
berhak terhadap senyum kita, kesabaran kita di sini kita pelit sekali dan di sinilah masalahnya,
karena itu saya sampaikan dakwah terhadap pasangan itu hal yang harus di mulai dengan mengikat
hati nya dulu sebelum menasehati.

Sebab hakikat dari dakwah islam adalah mengikat hati lebih dulu sebelum memberikan beban,
Karena itu taklukan hati suami. Dimana ibu yang sudah menyadari tentang ini, harus menunjukkan
manfaat dari mengaji, karena ada sebagian orang yang berpikir bahwa yang namanya mengaji itu
beban dan tidak enak. Sebab ini seringkali tidak kita sadari, kita khususnya, kadang semakin soleh
semakin kasar,semakin solehah semakin kurangajarterhadap suami, suami salah sedikit langsung
keluar ayat.

Harusnya semakin solehah semakin manfaat di mulai dengan memperlakukan suami bak raja,
semakin dia menyadari perubahan bahwa luar biasa manfaat dari perubahan setelah mengaji sampai
dia bertanya,,loh kamu berubah sekali makin baik makin taat.baru kita bilang inilah manfaat dari
mengaji

Karena sejatinya kita di nikahkan allah dengan dia untuk menjadikan pasangan itu sebagai pintu
surga, ingat nikah itu ibadah,ibadah itu tidak hanya senang yg harus di sukuri, susah pun harus di
sabari..inilah indicator keberhasilan kita dalam pernikahan.
2. Dwi Wulan - medan

Assalamualaikum ustadz..Saya Dwi Wulan ibu Dr 3 org anak (2 putra .1 putri). Anak saya yang sulung
umur 5 thn...Izin tanya : bagaimana cara mengajarkan kepada anak dari kecil untuk bertaqwa kepada
ALLAH?

Jawaban:

Mengenai mengajarkan ketakwaan kepada anak, ini adalah proses yag tidak bisa instan dan
mendadak. Mendidik itu bertahap dan tidak buru2.

Mendidik anak dalam urusan tauhid, pertama kali yang kita perhatikan dalam ajaran
rasullulah mulai dari tahap perkembangan anak itu sendiri dari awal dilahirkan, dalam surat
an nahl ayat 78, Allah menyebutkan proses perkembangan manusia yang menjadi cikal
bakal tahapan perkembangan psikologi dan pertumbuhan anak dalam islam, Allah berfirman,
Allah mengeluarakn kamu dari perut ibumu dari dalam keadaan tidak tau apa2, dan Allah
menciptakan pendengaran penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.

Jadi kondisinya bahwa bayi itu tidak tahu apa2 kecuali di dalam ruh fitrahnya membawa fitrah
tauhid, tapi kondisi organny tidak mendapatkan apa-apa. Allah sebutkan pertama kali pendengaran
nya, pendengaranny lebih dulu aktif penglihatan baru hati. Maka sebab itu kenapa pendengarannya
harus di stimulant terutama oleh ayahnya dengan kalimat tauhid. Jadi pendengaran itu harus sering
di sebut nama allah daripada kata yang lain. Contoh saat mengusap perut bayi.. pada saat ruh di tiup
di bayi umur 4 bulan, harus sudah di ajak bicara, dan di doakan semoga allah menjaga kamu di
dalam perut ibumu, karena Allah mencipatakan kamu. Ini sejatinya sudah harus kita lakukan,

Nanti setelah lahir anak itu penglihatannya aktif namun belum sempurna , sebab bayi penglihatan
sempurna setelah 6 bulan, karena bayi 0-6 bulan jarak pandang hanya 30cm, maka Allah
mengajarkan kita berbicara kepada bayi harus face to face, nose to nose, sebagaimana rasulullah
berbicara pada cucunya bahkan sampai beradu hidung, kenapa??karena pada saat itu bayi akan
lebih melihat expresi wajah kita dan situlah penglihatanya akan melihat wajah Allah untuk pertama
kali yang di wakili oleh orang tuanya. Maksudnya bagaimana? Allah punya nikmah punya nama
arrahman arrahim dan Allah mewakili namanya tersebut dari sosok ayah dan bunda yang
menunjukan sifat ramah dan kasih sayang. Anak akan tahu sosok allah dari ayat-ayatnya yang di
dimana ayah dan bundanya merupakan tanda-tanda dari ciptaan Allah. Jadi, kalo ayahnya jarang
senyum, suka marah suka ngancam, ini membuat bayi tidak mengenal Allah dengan sifat-sifatNya
yang mulia.

Barulah yang ketiga anak mengenal yang namanya suatu yang bergejolak atau emosi. Maka emosi
bayi akan kelihatan setelah 6 bulan ,makanya bayi di bawah 6 bulan tidak punya emosi yang normal.
Jadi kalo bayi nangis jangan berpikir anaknya galau stress. Tertawanya pun Karena reaksi fisiologis.

Kesimpulannya, yang di awali itu bahwa kita harusnya sudah mengenalkan untuk pertama kali
bagaimana diri kita sebagai perantara dalam mengenalkan Allah termasuk ketika anak sudah mulai
berbicara, lebih banyak di sebut nama Allah dan sampai anak itu mengetahui nikmat Allah lebih
sering. Kenapa mengenalkan Allah pertama kali harus nikmatnya dulu? Agar Allah di kenal sebagai
zat yang penyayang daripada zat yang maha galak bahkan rasullullah mencontohkan kabarkan lah
kamu Muhammad kecuali memberi kabar gembira . rasul itu sedang gembira, sosok yang dimana
nama Allah sering di sebut, dan itu juga harus di sebut nikmat-nikmat Allah.

Terakhir adalah mengajarkan anak itu bertakwa kepada allah, dan anak itu tidak di kenalkan cinta
berlebihan selain allah. Disinilah dia belajar dari ibu bapaknya, ibu bapak yang lebay, kagum sama
sinetron, artis2 idola bahkan klub bola yang menghalangi cinta kepada Allah, karena anak merasa
bahwa bapak ibunya setelah di sebut misalnya artis seperti aliando akan histersis, hal ini akan
membuat tanpa sadar mengajarkan anak cinta selain kepada Allah.

Jadi ketakwaan itu pada dasarnya adalah menanamkan ke hati tentang sosok Allah yang di cintai
bukan di takuti sehingga anak akan berlomba-lomba mencintai Allah dan rasulnya dan lebih
mengenal nikmat Allah daripada ancamannya.

3. Assalamualaikum ustadz saya mau tanya apa benar ada dosa orangtua yang diturunkan ke anak?
Tangerang.

Jawaban

Walaikumsalam, pertanyaan mengenai apakah ada dosa orangtua yang di turunkan ke anak,
hakikatnya tidak ada dosa turunan.

Karena dalam Alquran Allah tegaskan, Tiap-tiap jiwa bertanggungjawab terhadap apa-apa
yang dilakukannya.

Dan ayat yang lain misalnya bagi mereka apa yang mereka lakukan dan bagi mereka atas
apa yang mereka kerjakan.

Dengan kata lain bahwa setiap manusia membawa dosa masing-masing, hanya saja biasanya
efek dari dosa dan perilaku orangtua akan memberi pengaruh terhadap anak sebagai
cerminan pertama, itu mungkin yang membuat akhirnya yang disebut bahwa anak mengikuti
dosa yang di lakukan oleh orang tuanya, bukan di turunkan tapi hanya di tiru. Ya Karena
anak belajar dari orang terdekat. Anak belajar dari pihak yg dilihat oleh dia.

Dari sisi inilah kita lihat kenapa misalnya dalam Alquran perbaikan pertama adalah dari sisi
orangtuanya dahulu sebagai pribadi,

dimana Allah berfirman,wahai orang-orang beriman jaga dirimu dan keluargamu dari api
neraka.

Mengapa ayat ini mengatakan jaga diri dulu, jangan sampai kita meminta kepada anak
terbebas dari api neraka tapi kita sendiri masuk neraka. Dan ini adalah hal yang rugi, dan
dalam urusan akhirat kita belajar dari navigasi pesawat jika oksigen berkurang kita harus
menyelamatkan diri sendiri dulu baru bantu orang lain di sekitar kita. Dan itulah yang harus
kita lakukan.
4. Assalamualaikum, Salam kenal ust,saya Osin hsmn cilacap dsk

Saya menjumpai terkadang dalam satu keluarga yang memiliki banyak anak, ada anak yang
paling berbeda dengan yang lain,dari segi akhlak dan kepemahaman dan pengamalan ajaran
agama, bagaimana keluarga menyikapi?

Bagaimana agar semua anak-anak kita bisa memiliki pemahaman dan pengamalan ajaran
agama yg baik?

Jawaban

Dalam sebuah kasus, memang kita harus pahami bahwa prinsip Hidayah itu bukan milik
orang tuanya, Hidayah itu milik allah, dimana orang tua tidak memiliki otoritas untuk
memberikan Hidayah kepada anak-anaknya. Makanya kalau kita lihat Nabi Nuh saja tidak
mampu membuat anak-anaknya masuk ajaran bapaknya. Tapi yang di tuntut oleh Allah
adalah proses. Allah berfirman, berproses sajalah kamu allah yang akan menilai.

Atau dalam surah albaqarah, sesungguhanya kamu tidak bisa memberikan Hidayah kepada
orang yang kamu sayangi, tetapi allah yang memberi Hidayah.

Di sinilah kenapa ada anak-anak yang bertambah baik dan ada yang tidak, nah itu factor-
faktornya banyak, faktor pertama bisa jadi perhatian dan pengasuhan yang timpang
khususnya antara kakak dan adik, biasanya kalau kakak atau adek yang kesundul kasusnya
seringkali kakak terabaikan, seringkali adeknya lebih utama sehingga akhirnya kakaknya di
biarkan saja.

Pola pergaulan dan lingkungan, kakaknya di sekolah yang umum, ternyata adekny sekolah di
lingkungan yang lebih islami. Faktor-faktor itu banyak sekali. Tapi yang jelas kalau di tanya,
bagaimana supaya agar kita mampu memaafkan meraka.

Pertama adalah orangtua harus jadi teladan, sehngga bisa melihat bagaimana perilaku
anak2. Kedua adalah orangtua harus memiliki waktu buat privat bersama dengan anak, agar
anak merasa istimewa di sisi orangtuanya. Kadang-kadang ada anak yang terabaikan
terutama orangtua yang anaknya banyak sehingga hanya focus pada anak yang bungsu atau
anak yang masih kecil sedangkan kakakny masih butuh perhatian.

Seperti yang diajarkan Rasululah cara membangun perhatian terhadap anak-anak agar
merasa istimewa yaitu dengan memiliki waktu privat berdua. Semua sahabat pernah berjalan
berdua dengan Rasulullah.
Itu juga harus kita lakukan ya, misalnya, anak pertama sekali jalan bisa merasakan bagaimana
rasa cinta orangtuanya jadi merasa diri nya special, tidak caper Karena biasanya perbuatan
buruk di pengaruhi dengan capernya dia terhadap pihak lain,

Hal berikutnya adalah mempersiapkan lingkungan yang baik, anak-anak di awal harus
mendapat asupan pelajaran yang baik dan itulah hikmah mengapa Rasulullah dari awal dia
lahir diasuh di bani saad dan diasuh oleh aminah, dan lanjut di mekah.

Disebutkan para ulama bahwa Bahasa kota mekah itu rusak sehingga mempengaruhi
kualitas perilaku seseorang

karena allah mengatakan, hai orang-orang yang beriman bertakwalah dan ucapkanlah
perkataan yang baik, niscaya dengan perkataan yang baik tersebut akan memperbaiki
amalan kalian dan menghapus dosa2 kalian

Jadi memang perbaikan pertama dari bahasanya, jadi kalau mau anak-anak kita terdidik dan
memiliki pemahaman yang baik dari bahasanya kita evaluasi sejak awal, kalau bahasanya
sudah rusak maka perilakunya juga rusak, seperti ayat yang sudah di sampaikan,

5. Assalaamualaikum, pertanyaan dari Ama-Kalimantan, Ustadz apa harus kita lakukan saat
anak susah sekali diajak berbuat kebaikan selain nasehat dan doa?

Jawaban

Mengenai anak yang sulit di ajak berbuat kebaikan justru tahapan pertamanya bukan
menasehati , doa tentu menjadi hal yang paling penting, justru yang harus di evaluasi
apakah hubungan kita baik dengan dia, ingat proses pertama kali saat berdakwah adalah
mengikat hati, sebelum menasehati. Hati itu raja yag lain prajurit, kalau hati sudah terikat
yang lain ngekor . anak-anak yang hatinya tidak terikat dengan kita bahkan dia sebel dan
benci dengan kita maka yang di lakukan adalah masuk kuping kiri keluar kuping kanan,

Kalau ortu berpikir bagaimana mengikat hati anak, jujur evaluasi tanya ke anak, mungkin
selama ini kita ge er dan nyangka menjadi orangtua terbaik sedunia, kalo kita tanya
konfirmasi , saat kita tanya menurut kamu mamah gimana, jangan2 dia bilang bawel cerewet
nyebelin,

Tidak akan pernah kita mendapatkan anak-anak yang menuruti nasehat kita jika anak
menganggap kita sebagai orang tua yang bawel dan nyebelin.

Dakwah Rasullullah di terima Karena beliau orang yang menyenangkan bagi para sahabat
bahkan bagi para musuh-musuhnya. Bahkan saat orang arab badui kencing di masjid nabawi
orang lain marah tapi Rasulullah malah membiarkan dan mempersilahkan sehingga orang
arab badui tersentuh sehingga dia mendoakan ya allah sayangi Muhammad sayangilah saya
yang lain jangan di sayang. Kenapa??karena dia sebel sama yang lain yang hanya bisa
nasehatin mencegah tapi tidak bisa mengikat hati nya.

Nah ibu, supaya bisa menasehati anak , ikat hati anak dulu dan salah satu caranya adalah
dengan pepatah arab yaitu berbuat baik akan menaklukkan hati manusia. Maka berbuat baik
yang bagaimana yang mengikat hati manusia adalah yang pertama sering berbuat baik
sehingga orang jadi nggak enakan sama kita yang kedua adalah ekstrim dahsyat sehingga
orang nggak nyangka.

6. Assalaamualaikum.. Pertanyaan dari Rizky Jakarta, Ustadz, bagaimana bila Kita(Anak) ingin
mengajak anggota keluarga sesurga tetapi sejak awal kedua orang tuanya tidak bertujuan
pada surga. Hanya baru tahap sukses dunia (sarjana). Lalu orang Tua tsb merasa cukup. Dan
sudah terlanjur ada anggota keluarga (Anak lain) yg jauh Dari agama. Cara terbaik apakah yg
bisa Anak lakukan untuk mengajak kedua orang tuanya sesurga kelak? Terimakasih

Jawaban

Walaikumsalam, untuk rizky di Jakarta, pertama kali harus kita ingat resiko dakwah ke
orangtua itu begini ya, baca surat al isra ayat 23

Dan memang kalo kita lihat allah memberikan terminology quran dengan berbagai macam
yang unik, misalnya dari ortu ke anak surat an-nisa ayat 29 itu allah awali kalimat dengan
qoulan sadidah .Dari suami ke istri allah awali kalimat qoulan bin maruf (surat an-nisa 19).
Tapi kalo anak ke ortu bacanya qoulan karimah, di dalam surat al isra ayat 23 , kenapa allah
katakan qoulan karimah?? Ini ada rahasianya, qoulan karimah , kata karimah itu maknanya
adalah kariim, dimana dia identik dengan perilaku dari pelaku yang suka memberi kepada
yang lain, rupanya dalam Bahasa arab orang yang suka memberi di beri nama alkaroom,

Nah Allah memberikan makna qoulan karimah, Karena Allah ingin mengajarkan kita sebuah
gambaran bahwa kalo kita ingin memberi nasehat orangtua itu harus memberikan manfaat ,
banyak memberi jadi bukan nasehat , jangan menasehati tapi orangtua merasakan manfaat
dari diri kita makanya jangan pernah mendakwahi orang tua kalo diri kita jadi orang pelit
jarang ngasih cenderung membebani, banyak memberi manfaat kepada orangtua sehingga
orangtua menjadi tidak enakan, sehingga orang tua lebih mudah di ajak . Sebagaimana kata
orang arab hati itu takluk kalau sering di kasih sering di berikan

7. Selanjutnya pertanyaan dari Masayu, Kalimantan. Assalamu a'laikum wr wb... Ustadz, kapan
waktu yg tepat buat para ortu untuk membersamai anak dlm mengajak meraih keimanan
agar bisa bersama di Surga dunia-akhirat.Perlu tiap hari kah?Jzkallh khair sykrn
Jawaba

Walaikumsalam, mengenai masalah membersamai anak perlu kita pahami bahwa mendidik
anak, bukan harus menempel anak kemana saja, karena kita bukan orang tua yg kayak
Rexona yang setia saat. Tapi orangtua yang mampu memanfaatkan golden moment saat-
saat bersama dengan anak menjadi sebuah nilai. Hal ini biasa di terapkan rasulullah dan
waktu-waktunya sangat panjang ketika di jelaskan.

Ada beberapa poin penting yang bisa di jelaskan tentang beberapa nilai: pertama Rasulullah
biasa memanfaatkan momen penting bada subuh untuk menanamkan nilai di mulai dengan
bertanya dengan mimpi. Rasulullah pernah menjelaskan sehabis sholat, membalikkan
badannya kepada para sahabat dan bertanya siapa diantara kalian yang mimpi indah
semalam??jadi Rasulullah terbiasa melakukan pada pagi hari bertanya mimpi dan dari mimpi
itu rasulullah memberikan takwil atau makna yang positif . Kita tidak mempunyai ilmunya,
jadi jangan coba-coba bertakwil, hanya saja jika anak bermimpi jatuh bisa kita katakan wah
itu tandanya dosa-dosamu berguguran, atau apa saja agar anak memiliki motivasi, tetapi
jangan anak di takut-takuti seperti contoh ketika anak mimpi di kejar anjing kita mengatakan
wah sebentar lagi kamu mati nak, jangan sampai mengatakan itu ya

Yang kedua Rasulullah biasa menyapa anak_anak di siang hari sebagai bagian untuk
menumbuhkan gairah anak di waktu-waktu transisi.

Ketiga rasulullah biasanya melakukanny di malam hari sebelum tidur nah ini untuk mengikis
pemahaman-pemahaman sepanjang pagi yang tidak sesuai, kalau buruk di delete kalau
bagus di report. Rasulullah biasa melakukan ini pada ibnu abbas yang terbiasa menginap di
rumah maimunah istri Rasulullah

Yang ke empat Rasulullah biasa melakukan ketika naik kendaraan, hadistnya adalah di
riwayatkan dalam muaniz ibnu jabbal, , ketika dia naik kendaraan dan di nasehati ya
rasulullah ini adalah moment yang harus kita manfaatkan. Jadi kalo kita naik kendaraan
matikan semua gadget radio, sehingga mendapat moment untuk mengajarkan nilai,
sebagaimana Rasulullah melakukan kepada ibnu abbas,

Yang kelima Rasulullah biasa melakukan di saat makan, di saat makan Rasulullah biasa
memanfaatkan moment , ketika anak melakukan kesalahan bagaimana umar bin abu
salamah lagi makan, maka Rasulullah langsung menasehatinya dan mengatakan kepadanya
makanlah dengan menyebut nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah
yang dekat padamu, jadi kalo makan itu moment mengajarkan nilai,

Rasulullah biasa mengajarkan nilai saat orang sakit sebagaimana kisah pembantunya yahudi
yang biasa di kunjungi di situ Rasulullah mengatakan masuklah dalam islam, dan orang
tersebut mengikuti, ketika anak lagi sakit patutnya kita doakan jangan di jaharkan, Karena
kita mengajarkan kepada anak tentang harapan-harapan kita.
8. Rianti Medan. Assalamualaikum ust. bagaimana supaya ayah bunda bisa sinergi dalam
pengasuham anak? Terimakasih Ustadz. Mungkin bisa ditambahkan dengan penjelasan yang
bisa menjawab. Bagaimana mengatasi hubungan ayah dan ibu saat kurang kompak dan
bagaimana tips mengingatkan pasangan tanpa terkesan menggurui

Jawaban

Agar bisa sinergi dalam urusan anak Yang paling penting pasangan punya couple time berdua.
Berdua ini memberikan pengaruh secara kejiwaan minimal perasaan bahwa Rumah tangga ini
dijalani bersama. Sehingga dari waktu kesempatan berdua, waktu mengobrol berdua akan ketemu
titik temu. Karena akan sulit untuk bisa melakukan sinergi kalau kesempatan berdua jarang ngobrol
sebatas perlu atau mendatangi istri pada saat berhubungan di ranjang. Hal-hal seperti ini justru
memungkinkan untuk terjadinya kesalahpahaman.

Yang ke-2, jangan focus dalam relasi pasutri itu ke yang sifatnya demi kepentingan anak. Abaikan
dulu, bahwa nikmati kebersamaan, saat berdua, sebab ketika kita sudah sejiwa, merasa sejiwa,
sehati, merasa ini belahan jiwa kita, maka efek Dari kemesraannya saja mempengaruhi juga
bagaimana anak2 kita untuk bisa memulyakan kedua ortunya. Dia akan memuliakan ibunya krn
melihat ayah yg mencintai ibunya. Dia akan memuliakan ayahnya sebagaimana dia melihat ibunya
hormat dan taat pada ayahnya. Maka dalam relasi pasutri, yang paling penting adalah membina
hubungan berdua. Dimana dlm alquran, hubungan suami istri direlasikan dlm hubungan alma'ruf.
Wa'ashiruhunna bil ma'ruf, maka pergaulilah dia dengan al ma'ruf. Kata ma'ruf itu banyak
definisinya. Tapi ma'ruf akar katanya dari wuruf. Wuruf itu adat atau kebiasaan. Dan disinilah
kenapa al ma'ruf itu terikat bukan hanya sisi kebaikan dari sisi syariat tetapi juga sesuai dengan adat
dan kebiasaan. Inilah yg kadang2 kita tidak memahami kenapa suami istri tidak dilihat hanya sebatas
syariat tapi juga kebiasaan. Contohnya begini di Saudi memanggil istri dengan "ummi" itu aib. Karena
umi itu artinya ibuku. Dan itu adl bentuk dzihar/talak kinayah dan orang Arab tdk menyukai
memanggil istri dengan ummi. Biasanya kalo untuk memanggil dengan "Ummu hasan" itu
hubungannya dengan Ummu anaknya, karena ummi itu ada dhomir yg mutakallim itu artinya ibuku.
Karena kebiasaan di sana seperti itu.

Di indonesia memanggil papa mama Mimi pipi pupu mumu itu konteksnya kebiasaan bukan
memanggil dia sbg ibu kita tapi sebagai bagian yg menunjukkan dia belahan jiwa kita dan orang
sudah ma'ruf. Bedanya adat kebiasaan di Arab dan Indonesia. Contoh lagi tentang menisbatkan
nama suami, sering saya di tanya tentang hal ini. Seringkali merasa hadist tentang pelarangan
menisbatkan itu terkait dengan nasab. Padahal Yang dilarang adalah menasabkan bukan
menisbatkan. Contoh begini, Kenapa ada hadis larangan menisbatkan karena rancu nanti bapaknya
siapa karena Rasulullah pernah meminta zaid menasabkan diri padanya, dengan zaid bin muhammad
tp kemudian Allah tegur menjadi zaid bin hafisah. Ketika di Arab ada yg menempelkan nama di
belakangnya nama laki2, seorang wanita misalnya itu hidatullah atau hidayah ahmad maka orang
akan tahu itu bapaknya karena di Arab biasanya binti dan bintinya hilang menjadi hidayah ahmad.
Dan itu sudah ma'ruf kebiasaan di orang Arab. Nah di Indonesia kebiasaannya beda. Orang Indonesia
menyebut nama pasangannya itu bukan berarti nasab tetapi ta'rif. Dan ta'rif itu boleh. Contoh ketika
zainab mendatangi Rasulullah mengetuk pintunya dan Rasulullah bertanya siapa di luar? Ini zainab.
Zainab yg mana? Zainab kan banyak, maka dia bilang zainab abdullah bin mas'ud. Zainab
menyatakan dirinya zainab abdullah bin mas'ud. Apakah itu menasabkan? Tidak .Maka itu ingin
memberikan ta'rif, Rasulullah..saya ini zainab istrinya abdullah bin mas'ud. Maka di Indonesia ketika
tidak ada kata binti maka orang biasa menyebut bu elly..bu elly Risman. Risman itu nama suaminya.
Itu bukan berarti bu elly anaknya Risman dan orang ngerti itu suaminya pak Risman. Nah itu yg
disebut al ma'ruf.

Saya membawa opini ini supaya kita memahami bahwa dalam konteks hubungan suami istri itu ada
konteks ma'ruf wuruf atau adat/kebiasaan yang harus kita jadikan jalan untuk memperbaiki
hubungan dengan pasangan. Makanya kalo di Arab memanggil Mertua dengan nama itu biasa saja.
Rasulullah memanggil mertuanya abu bakar coba kalo di Indonesia memanggil mertuanya misalnya
namanya soleh. "Sholeh.." Digampar kita. kenapa, Karena ga sopan. Nah inilah yg disebut dengan
wuruf.

Dalam konteks hubungan suami istri, Allah bilang dengan al ma'ruf/wuruf jadi jangan berfikir kaku.
Misalnya jika di suatu adat mengatakan istri harus ditemeni suaminya, bentuk kasih sayangnya
suami misalnya menolongnya. Nah itu harus kita lakukan, atau misalnya yang lain makanya kenapa
saya ingat ada seorang ulama bilang berbuat baik kepada pasangan itu seperti makanan, jangan
mikir halalnya doank tapi thoyyibnya. Halal itu aspek syariatnya, thoyyib itu aspek kesehatannya.
Saya kira begitu juga hubungan Rumah tangga, halal dari sisi kebaikannya dari sisi syariat, thoyyib
dari sisi menjaga perasaan. Misalnya istri punya harta Trus belanja sesuka hati. Halal g? Halal. Karena
hartanya dia. Tp thoyyib g? Ga thoyyib karena lama-lama jadi penyakit. Misalnya ibu wa-an dengan
temen laki-laki sma padahal isinya ga ada hal yg buruk biasa saja tapi ada suami di sampingnya.
Kalau di tanya halal ga? Halal. Tapi ga thoyyib karena ujungnya jadi penyakit. Rumah tangga yang
hanya dibangun dengan halal Tanpa thoyyib maka ujung-ujungnya jadi penyakit, makanya ribut. Ini
disampaikan di awal. Penjelasannya sangat panjang kalau diurai. Pentingnya buat para orang tua
khususnya suami istri membangun hubungan dengan halal dan thoyyib. Kalau sudah halal dan
thoyyib akhirnya sehatlah hubungannya maka lebih mudah untuk membangun sinergi dan mendidik
anak-anaknya wallahu a'lam bisshowab.

Alhamdulillah selesai sudah kulwap kita malam ini. Jazakallah khoyr kepada ustad Bendri yang telah
berkenan meluangkan waktu untuk berbagi ilmu di forum ini.

Jazakumulloh khoyr kepada admin dan peserta kulwap. Semoga ilmu yg kita peroleh malam ini
berkah dan bermanfaat dalam mengarahkan kembali keluarga kita sehingga dapat menjadi keluarga
sesurga. Aamiin

Mohon maaf atas segala kekurangan, marilah kita tutup kulwap ini dg beristighfar 3x dan disambung
dengan doa kafaratul majlis

Wassalaamualaikum warohmatullah wabarokatuh

HSMN

FP : facebook.com/hsmuslimnusantara

FB : Generasi Juara

Instagram : @hsmuslimnusantara

Twitter : @hs_muslim_n

Web : hsmuslimnusantara.org

Anda mungkin juga menyukai