Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S DENGAN THYPOID DAN


PNEUMONIA DI RUANG ANTURIUM RSD dr. SOEBANDI JEMBER

disusun guna memenuhi tugas Stase Keperawatan Medikal

Program Profesi Ners (P2N)

Oleh

Wahyu Dini Candra Susila, S.Kep

NIM 122311101043

PROGRAM PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Thypoid dan Pneumonia di Unit Rawat Inap
Anturium telah disetujui dan disahkan pada:

Hari, tanggal :

Tempat : Ruang Anturium RSD dr. Soebandi Jember

Jember, Januari 2017

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

........................................... ...........................................
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL

Nama Mahasiswa : Wahyu Dini C.S.,S.Kep

Tempat Pengkajian : Ruang Anturium

Tanggal : 25 Januari 2017

I. Identitas Klien

Nama : Tn. S No. RM : 153616


Umur : 41 tahun Pekerjaan : Petani
Jenis : Laki-laki Status Perkawinan : Menikah
Kelamin
Agama : Islam Tanggal MRS :16-01-2017
Pendidikan : SMP Tanggal : 25 -01-2017
Pengkajian
Alamat : Balung Lor, Balung Sumber Informasi : Klien, Istri klien
dan rekam medis
II. Riwayat Kesehatan

1. Diagnosa Medik: Thypoid + Pneumonia + Trombositopenia


2. Keluhan Utama :
Saat di IGD : Sesak
Saat pengkajian : Lemas
3. Riwayat penyakit sekarang:
Klien masuk di IGD RSD dr. Soebandi tanggal 16 Januari 2017 pukul 16.15
dengan keluhan sesak nafas sejak lima hari yang lalu. Keadan klien saat di
IGD adalah sesak, pucat, dan BAB hitam. Klien diberikan infus NaCl 20 tpm,
Ceftriaxon 1 gr, Sanmol 500 mg, Ranitidin 40 mg, dan Ondancentron 4 mg
saat di IGD. Pukul 19.00 klien di pindahkan ke Ruang melati (Syaraf)
dikarenakan raung Interna Pria (Anturium) sedang penuh. Klien berada di
ruang melati hingga tanggal 24 Januari 2017 dan dipindahkan ke ruang
Anturium pukul 20.00. Klien sebelumnya pernah dirawat di sebuah klinik di
Ambulu dengan keluhan Thypoid pada tanggal 26 Desember 2016, setelah
Keluar Rumah sakit keadaan klien membaik dan kembali sakit pada tanggal
11 Januari 2017.
Data Subjektif;
25 Januari 2017
Klien mengatakan masih sesak
Klien mengatakan lemas
Klien mengatakan mual
Klien mengatakan tidak nafsu makan

4. Riwayat kesehatan terdahulu:


a. Penyakit yang pernah dialami:
Klien pernah sakit Thypoid sejak 2 tahun yang lalu, dan sering kambuh.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll)
Klien tidak memiliki riwayat alergi, klien tidak memiliki riwayat alergi
obat-obatan maupun alat kesehatan seperti plester.
c.Imunisasi
Klien tidak ingat mengenai imunisasi yang didapatkan.
d.Kebiasaan/pola hidup/life style
Klien merupakan seorang petani sehari-harinya pergi ke ladang untuk
bertani, klien memiliki kebiasaan minum kopi sebelum bekerja dan makan
pagi pada siang hari saat akan istirahat siang dari pekerjaanya sebagi
petani. Klien sering melakukan pembasmian hama dengan cara
menyemprotkan insektisida ke tanaman tanpa menggunakan masker
maupun penutup hidung lainya, hal ini sudah dilaksanakan klien sejak 15
tahun yang lalu.
e. Obat-obat yang digunakan:
Klien mengkonsumsi obat dari dokter, namun tidak mengetahui nama obat
yang dikonsumsinya

5. Riwayat penyakit keluarga:


Keluarga tidak memiliki penyakit turunan.
Genogram:

Keterangan:

: laki-laki : saudara kandung

: perempuan : klien

: garis perkawinan : cerai

: garis keturunan

: satu rumah

: meninggal

III. Pengkajian Keperawatan

1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan


Sebelum sakit: klien merupakan seorang kepala rumah tangga yang memiliki
penyakit thypoid sejak 2 tahun yang lalu, pasein selalu mencari pertolongan
pengobatan ke dokter, puskesmas atau rumah sakit, namun klien terkadang
masih menggunakan jamu apabila kondisi kesehatanya turun.
Saat sakit: Klien mengatakan saat di rawat di rumah sakit, menjaga kesehatan
itu penting, terlebih dengan mencegahnya dengan cara makan dengan teratur.
Interpretasi : klien menyadari pentingnya menjaga kesehatan dengan
menghindari hal yang memperburuk kesehatan

2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)


- Antropometeri
a. IMT : BB
TB2
52
2
1,70
: 17,99
Interpretasi :
IMT klien dalam rentang kurus
b. Sebelum sakit BB klien 56 kg, namun semenjak sakit hingga tanggal
pengkajian BB klien turun menjadi 52 kg, terjadi pe penurunan 7%
dikarenakan nafsu makan klien yang buruk dan mual. Klien
mengatakan makan rutin setiap 2 kali sehari saat sebelum sakit,
namun saat sakit klien hanya dapat makan 3-5 sendok saja.
- Biomedical sign :
Hemoglobin : 11,6 gr/dL
Hematokrit : 33,4 %
Lekosit : 7,4 109/L
Trombosit : 47 109/L
- Interpretasi :
Terjadi penurunan pada nilai Hb, terjadi penurunan pada trombosit

Clinical Sign : Konjungtiva Aanemis, sclera ikterik (-), bibir dan


mukosa lembab, rambut tidak rontok dan berwarna hitam Diet Pattern
(intake makanan dan cairan):
No Pola Nutrisi Sebelum MRS Setelah MRS
1. Frekuensi makan 2 kali/hari yaitu pagi, 3 kali/hari, jam
siang dan malam, tapi menyesuaikan dengan
dengan waktu yang pembagian makanan
tidak teratur. dari RS
2 Porsi makan 1 piring/makan 3-5 sendok makan
3 Varian makanan Nasi putih, Sesuai diit makanan
sayur,tempe, tahu, yang diberikan di
daging rumah sakit (nasi,
sayur-sayuran, daging,
telur, dan lainnya)
4 Nafsu makan Baik Kurang
5 Cairan Minum 5-7 gelas air Air mineral 800 ml,
putih /hari (750-850 ditambah cairan infus,
ml), klien kurang NaCl 1000 ml/hari.
membiasakan diri
untuk mengkonsusmsi
air sesuai dengan
kebutuhan tubuh
6 Lain-lain - .
Interpretasi : pola makan klien terganggu
3. Pola eliminasi:
BAK
No Pola eliminasi Sebelum MRS Setelah MRS
1 Frekuensi 5-6 kali/hari 5-6 kali/hari
2 Jumlah 250-350 ml 150-200 ml
3 Warna Kuning Kuning pekat
4 Bau Bau khas urin : Amoniak Bau khas urin : Amoniak
5 Karakter - -
6 Bj - -
7 Alat bantu - -
8 Kemandirian Mandiri Di bantu keluarga
9 Lain-lain - -

BAB
No Pola eliminasi Sebelum MRS Setelah MRS
1 Frekuensi 1x/hari 1 x/hari
2 Jumlah - -
3 Konsistensi Lembek Lembek
4 Warna Kuning kcoklatan Kuning
5 Bau Bau khas feses Bau khas feses
6 Karakter - -
7 Bj - -
8 Alat bantu - -
9 Kemandirian Mandiri -
Lain-lain - -
Interpretasi: Pola BAK klien normal dan BAB klien tidak mengalami gangguan

Balance cairan
INPUT OUTPUT
Nama Jumlah Nama Jumlah
50 ml (klien
Makan menghabiskan 3- Urin 1800 cc
5 sendok makan)
Minum 800 ml Feses 100
Levofloxacin 250
cc
IWL(15
As tranex 10 cc
Obat Injeksi ml/KgBB) 780 ml
Ondan 2 cc
Ceftriaxon 10 cc
TOTAL 272 cc
WM 365
Infus 1000 ml
Jumlah 2637 ml 2680

Balance cairan : Input- Output


: 2272 2300
: 43 ml
Intepretasi: Balance cairan (-) 43 ml

4. Pola aktivitas & latihan


Sebelum sakit
Klien aktivitas sehari-hari secara mandiri tanpa ada halangan. Klien beraktifits
sehari-hari dirumah saja.
Sesudah sakit
Klien bisa beraktivitas minimal secara mandiri. Klien dapat ke kamar mandiri
sendiri dengan bantuan.
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan / minum V

Toileting V

Berpakaian V

Mobilitas di tempat tidur V

Berpindah V

Ambulasi / ROM V

Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu


petugas/keluarga, 3: dibantu alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi : Klien mengalami sesak, RR 25 x/mnt, nafas dalam,
terdapat pergerakan otot bantu pernafasan, vocal fremitus
+/+. Gerakan dada simenris +/+
Fungsi kardiovaskuler : Nadi: 82x/menit, TD: 120/70 mmHg, auskultasi suara
jantung regular S1 S2 Tunggal, tidak ada suara jantung
tambahan

Terapi oksigen : klien menggunakan O2 nasal 4 lpm


Interpretasi : Pola aktivitas sehari klien selama di rumah sakit untuk makan,
toileting dan berpakaian dibantu oleh keluarga.

5. Pola tidur & istirahat


Keterangan Sebelum Saat Sakit
Durasi : 6 jam/hari 10-14 jam

Gangguan tidur : Tidak ada Sesak

Keadaan bangun Segar Lemas


tidur :
Lain-lain :
Intepretasi: Pola tidur klien tidak teratur saat MRS biasanya saat sebelum
sakit klien tidur mulai pukul 21.00-04.00 saat di rumah sakit klien terkadang
tidur pukul 20.00 dan terbagun pukul 03.00 atau pukul 05.00 ditambah tidur
pagi hari sekitar pukul 09.00-14.00 wib
6. Pola kognitif & perceptual
Fungsi Kognitif dan Memori
Fungsi Kognitif: Klien dapat diajak komunikasi, dapat mengerti pertanyaan
dari perawat saat mengkaji keluhan dari pasien
Fungsi Memori: Klien dapat mengingat dengan jelas mengenai riwayat yang
pernah dialaminya di masa lampau.
Fungsi dan keadaan indera :
Penglihatan: klien mampu melihat dengan baik
Pendengaran: Klien berespon terhadap verbal
Perabaan: Klien berespon terhadap sentuhan
Penghidung/penciuman: klien mampu membedakan bau
Pengecap: klien mampu membedakan rasa
Interpretasi: Klien tidak mengalami masalah pada sensasi indera apapun

7. Pola persepsi diri


Gambaran diri : Klien merasa bahwa kondisi tubuhnya menurun karena
kebiasaan yang buruk.
Identitas diri : klien mampu menyebutkan siapa namanya dan siapa dia di
lingkungannya.
Harga diri : klien tidak merasa malu dengan kondisinya saat ini karena
seorang yang sakit sudah menjadi ujian dalam kehidupan.
Ideal Diri : klien berharap agar dirinya dapat segera sembuh dan segera
berkumpul dengan keluargnya.
Peran Diri : klien berperan sebagai seorang kepala rumah tangga yang
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, semenjak sakit
beliau hanya berharap pada istrinya.
Interpretasi : klien tidak memiliki masalah pada pola persepsi diri

8. Pola seksualitas & reproduksi


Klien sudah menikah dan memiliki 1 anak, sehari-harinya klien ditemani oleh
istrinya, klien setiap waktu ditemai oeh istrinya
Interpretasi :klien tidak memiliki masalah pola seksualitas dan pola
reproduksi
9. Pola peran & hubungan
Pola Sebelum Saat sakit
Peran Peran klien di rumah adalah Klien tidak
sebagai seorang kepala rumah menjalankan status
tangga yang bertanggungjawab perannya dalam
menafkahi keluarga keluarga.
Hubungan Terjalin hubungan yang baik Terjalin hubungan
antara klien dengan istri yang baik antara klien
dengan istri dan
anaknya.
narasi : Klien memiliki hubungan yang baik dengan istrinyaistri selalu
menemani suami selama dirumah sakit.
10. Pola manajemen koping-stress
Klien mengatakan takut untuk kambuh kembali, oleh karena itu klien ingin
menjaga makanan yang klien konsumsi.
Intepretasi: Klien mengalami kecemasan terhadap penyakitnya.
11. System nilai & keyakinan
Sebelum sakit Saat sakit
Klien mengatakan shalat saat berada Klien mengatakan tidak pernah shlat
di rumah saat berada di rumah sakit

Interpretasi : Klien memiliki permasalahan pada pola keyakinan spiritual.

IV. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum:

komposmetis GCS: E4 V5 M6, keadaan umum cukup

Tanda vital:

- Tekanan Darah : 120/70 mm/Hg


- Nadi : 82 X/mnt
- RR : 25 X/mnt
- Suhu : 36,6 C
Intepretasi : Pasien dalama keadaan compos mentis

Pengkajian Fisik (B1-B6)

1. B1 Breathing
Inspeksi: kepatenan jalan nafas baik, klien merasa sesak, klien menggunakan
otot bantu nafas dan otot diafragma, tidak ada pernafasan cuping hidung, RR :
25 x/menit reguler, menggunakan O2 4 lpm
Palpasi: vokal fremitus teraba sama pada lapang paru kanan dan kiri
Perkusi: suara ketukan sonor
Auskultasi: suara paru vesikuler tanpa suara tambahan
2. B2 Blood
Tidak terdapat sianosis, TD: 120/70 mmHg, HR: 82 x/menit, akral tangan
dingin, akral kaki dingin, CRT > 2 detik, tidak terdapat distensi vena jugularis,
konjungtiva anemis
3. B3 Brain
Kesadaran: compos mentis, GCS : 4E, 5V, 6M, tidak terdapat refleks
patologis, orientasi baik
4. B4 Bladder
Urin kuning pekat, tidak menggunakan kateter urin dengan, tidak terdapat
distensi kandung kemih, kebersihan alat kelamin baik,
5. B5 Bowel
BB sebelum sakit 56 kg, BB setelah sakit 52 kg, kebersihan mulut minimal,
klien mau untuk makan namun hanya 3-5sendok makan. Saat di rumah sakit
klien BAB setiap hari.
6. B6 Bone
Mobilisasi di tempat tidur mandiri, tidak ada deformitas, tidak ada jejas
kekuatan otot D S
5555 5555
5555 5555

Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)

1. Kepala
- Inspeksi: bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan, distibusi rambut merata,
rambut berwarna hitam, rambut tidak mudah rontok, kulit kepala bersih,tidak
ada lesi pada kulit kepala, wajah simetris.
- Palpasi: arteri temporalis teraba, tidak ada nyeri tekan pada daerah sinus
maksilaris dan sinus frontalis.
2. Mata
- Inspeksi: Bentuk mata simetris, bulat, pupil isokor, bulu mata hitam dan rata,
mata kanan kiri simetis,sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis. Pasien tidak
menggunakan alat bantu penglihatan, pasien tidak mengalami penurunan
penglihatan saat melihat jauh, rangsang cahaya positif.
- Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada daerah mata dan periorbita, tidak terdapat
massa pada daerah periorbita.
3. Telinga
- Inspeksi: Bentuk telinga simetris, bersih, tidak ada jejas, ada serumen, tidak
terjadi penurunan fungsi pendengaran baik pada telinga kanan maupun telinga
kiri, dan tidak ada lesi
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan padaaurikel dan targus
4. Hidung
- Inspeksi: Hidung simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada jejas, tidak
adapernapasan cuping hidung, tidak ada penumpukan sekret di hidung,
septum nasal tampak bersih tidak ada lesi.
- Palpasi: Tidak ada nyeri tekan padahidung, tidak teraba massa, nostril kembali
saat ditekan.
5. Mulut
- Inspeksi: Mulut bersih, mukosa bibir lembab dan tidak sianosis, gigi tampak
kotor bewarna kekuningan, lidah bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada
peradangan pada daerah tonsil, pasien mampu menjulurkan lidah (saraf
kranial XII normal), palatum normal, terdapat bau mulut.
- Klien mengatakan tidak gosok gigi dan juga tidak di seka.
5. Leher
- Inspeksi : Bentuk simetris, leher bersih, tidak ada jejas, tidak tampak
pembesaran kelenjar tiroid pada leher
- Palpasi: Tidak ada nyeri tekan padaleher, tidak ditemukan distensi vena
jugularis, dan pulsasi nadi carotis berirama normal, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid.
- test ROM dan kekuatan otot: pasien mampu menundukkan kepala,
menengadah, menoleh kanan dan kiri, mengangkat pundak (saraf kranial XI
normal).
6. Dada
Inspeksi dada: tidak tampak lesi dan jejas pada dada, perkembangan dada
simetris kanan kiri, tidak tampak kelainan bentuk dada
a. Jantung
- Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terlihat adanya ictus cordis
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ictus cordis teraba,
- Perkusi : Pekak pada ics 4 hingga 6 daerah sinistra sternum.
- Auskultasi : S1 S2 tunggal, tidak ada suara jantung tambahan
b. Paru-paru
- Inspeksi :bentuk dada simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, ekspansi
paru simetris, terjadi retraksi otot bantu pernapasan.

- Palpasi : vocal fremitus simetris pada kedua lapang paru

- Perkusi : sonor sampai batas ICS 5

-Auskultasi :Bunyi pernafasan vesikuler pada semua lapang paru dan terdapat
suara paru tambahan wheezing (+)pada kedua lapang paru.

7. Abdomen

- Inspeksi: Abdomen berbentuk sedikit cembungg,bersih, tidak ada jejas.


- Auskultasi: bising usus terdengar 9 x/mnt
- Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada abdomen region kanan atas, tidak
teraba hepatomegali dan splenomegali
- Perkusi : Didapatkan bunyi timpany pada region abdomen.
8. Urogenital : tidak terpasanga kateter urin
9. Ekstremitas
a. Ekstrimitas atas
- Inspeksi: Bentuk simetris, nampak pucat, tidak ada benjolan, tidak ada
jejas, pergerakan ekstrimitas tidak terbatas. Terpasang infus pada
tangan Kiri, kuku tanpak kotor, tidak ada kelainan bentuk jari, clubbing
finger (-)
- Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan dan krepitasi pada tangan, akral
dingin dan pucat, CRT >2 dtk
b. Ekstremitas bawah
- Inspeksi: Bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada jejas, terdapat
edema pada kedua kaki (derajat 1), kuku jari kaki terlihat agak kotor
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan pada ekstremitas bawah, akral dingin.
Kulit dan kuku
- Inspeksi:Kulit warnakuning pucat, tidak ada jejas, tidak ada benjolan, tidak
terdapat kelaianan pada bentuk tulang, kuku sedikit panjang, kotor, tidak
terdapat clubbing finger, tidak ada lesi pada kulit, tampak kulit bersisikdan
kering pada kaki kanan
- Palpasi : turgor kulit lembab (<3 detik), CRT >2 detik, kulit kuku pucat

10. Keadaan lokal


Tidak terdapat luka terbuka pada tubuh klien, keadaan umum pasien
mengalami sesak nafas dan lemah, Compos Mentis GCS E4V5M\
V. Terapi (jenis terapi, dosis, rute, indikasi, KI, implikasi keperawatan)

No. Terapi Dosis Indikasi Kontraindikasi Mekanisme Obat Rute

1 NaCl 7 tpm iv Dehidrasi hipernatremia, asidosis, Memelihara tekanan Infus


hipokalemia osmosis darah dan jaringan

3 Ranitidin 2 x 50mg sakit maag, radang1. Riwayat alergi ranitidin akan menurunkan Bolus
saluranan terhadap ranitidin; produksi asam lambung
pencernaan bagian2. Ibu yang sedang tersebut dengan cara
menyusui;
atas memblok langsung sel
Pemberian ranitidin
(kerongkongan), penghasil asam lambung.
juga perlu diawasi pada
dan luka lambung Ranitidin sebaiknya
kondisi gagal ginjal
diminum sebelum makan
sehingga saat makan,
keluhan mual penderita
telah berkurang
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium (bisa dikembangkan)

Laboratorium

No Jenis Nilai normal Hasil


pemeriksaan (rujukan) (hari/tanggal)
Nilai Satuan 25-1-17
Darah Lengkap
1. Hb 13,5- gr/dl 11,6
17,5
2. Trombosit 150 103/L 47
450
3. Leukosit 4,5 103/L 7,4
11
4. Hematokrit 41-53 % 33,4
Faal Ginjal
5. Kreatinin 0,6 mg/dL -
1,3
6. BUN 6 20 mg/dL
7. Urea 12-43 Mg/dl
Elektrolit
8. Natrium 135 mmol/ -
155 L
9. Kalium 3,5-5 mmol/ -
L
10 Clorida 90-110 mmol/ -
L
Faal Hati
11. SGOT 10 U/L -
45
12 SGPT 9 43 U/L -
.

Jember, 25 Januari 2017


Wahyu Dini Candra S, S.Kep
N DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
O
1 DS: Ketidakefektifan pola Ketidakefektifan
- Pasien mengatakan nafas pola nafas
sesak
DO:
- Pasien tampak sesak Sesak nafas
- RR: 25 x/menit
- Pasien
menggunakan otot Penyempitan saluran
bantu pernafasan paru
- O2 4 Lpm

Pneumonia

2 Ds: kelemahan Kelemahan


- Pasien menggatakan
badannya lemas Kelemahan fisik
- Pasien mengatakan
tidak bisa ke kamar Energi kurang
mandi sendiri
- Pasien mengatakn Metabolisme menurun
kalau makan harus di
bantu Nutrisi kurang
- Pasien mengatakan
kalau berganti pakai
harus ada yang
membantu
DO:
- Pasien tampak lemah
Skala ADL 10: pasien
masih membutuhkan
bantuan dari orang lain
3. DS : pasien mengatakan Mual Mual
mual
DO : klien tidak Meningkatkan asam
menghabiskan porsi lambung
makan
Klien nampak sesekali Masuk lambung
ingin muntah
Salmonella thyposa
4. DS : pasien mengatakan Nutrisi kurang Ketidakseimbanga
mual n nutrisi : kurang
DO : pasien nampak Makanan tidak adekuat dari kebutuhan
mual tubuh
IMT kurus Mual
Pasien tidak
menghabiskan porsi Masuk lambung
makanya
Salmonella thyposa
5 DS: Bedrest lama Risiko dekubitus
Klien mengatakan bahwa
tidak mampu untuk Kelemahan fisik
berpindah posisi karena
lemas Produksi ATP menurun

DO: Metabolisme aerob


Klien nampak tidak menurun
berpindah posisi tidur
Klien MRS 9 hari

6 DS: pasien mengatakan Distress spiritual Distress spiritual


tidak sholat saat di RS
DO : Motivasi ibadah kurang
Pasien nampak tidak
pernah sholat Kelemahan

Thypoid
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Daftar Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas):

No Diagnosa Tanggal Tanggal Keterangan


perumusan pencapaian

1. pola nafas tidak efektif


b/d sesak 25 Januari 2017 27 Januari
15.00 2017
2. Kelemahan b/d nutrisi 25 Januari 2017 27 Januari
kurang 15.00 2017

3. Mual b/d peningkatan 25 Januari 2017 27 Januari


asam lambung 15.00 2017

4. Ketidakseimbangan 25 Januari 2017 27 Januari


nutrisi : kurang dari
15.00 2017
kebutuhan tubuh b/d
asupan tidak adekuat
5. Risiko dekubitus 25 Januari 2017 27 Januari
15.00 2017

6. Distress Spiritual b/d 25 Januari 2017 27 Januari


pasien tidak beribadah
15.00 2017
PERENCANAAN KEPERAWATAN

N Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi


o Hasil
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan 1) Posisikan pasien untuk
pola nafas keperawatan selama memaksimalkan ventilasi
3x24 jam, pola nafas 2) Auskultasi suara nafas,
pasien menjadi efektif catat adanya suara
dengan kriteria hasil: tambahan
a. Kepatenan jalan 3) Atur intake untuk cairan
nafas: tidak ada mengoptimalkan
suara nafas keseimbangan.
tambahan, tidak 4) Berikan terapi oksigenasi
menggunakan otot 5) Monitor TD, nadi, suhu,
bantu pernafasan. dan RR
b. Status tanda-tanda 6) Kolaborasikan dengan
vital: TD pasien dokter terkait dengan
120/80 mmHg, RR pengobatan
20 x/menit, Nadi 80 7) Berikan pendidikan
x/menit, suhu 36,5 kesehatan terkait dispnea
o
C

2. Keletihan Setelah dilakukan asuhan 1) Berikan penentuan diet


keperawatan selama sesuai dengan
3x24 jam, pola nafas penyakitnya
pasien menjadi efektif 2) Lakukan perawatan mulut
dengan Kriteria Hasil : sebelum makan
1. Mampu beristirahat 3) Anjurkan untuk
tidur selama 8 jam memposisikan tegak saat
2. Terpenuhi status makan
nutrisi dengan 4) Kaji status fisiologi yang
tegaknya Albumin menyebabkan keletihan
dalam rentang (3.4- 5) Monitor masukan intake
5.4) dan Hb dalam makanan
rentang (13.5-5-17.5) 6) Anjurkan untuk tidur
3. Konjungtiva tidak siang
anemis 7) Ajarkan pasien teknik
relaksasi
3. Mual Setelah dilakukan asuhan 1) Pantau gejala subjektif
keperawatan mual pada pasien
keperawatan selama 3 x 2) Kaji penyebab mual
24 jam pasien tidak mual 3) Pantau tingkat energy,
dengan kriteria hasil: malaise, keletihan dan
1) Klien kelemahan
menyatakan 4) Kaji tanda-tanda vital
nafsu makan pasien
meningkat 5) Jelaskan penyebab mual
2) Menyatakan pada pasien dan keluarga
penurunan mual 6) Kolaborasikan dengan
atau tidak mual doketer terkait
3) Pasien mampu pemberian obat
menghabiskan antiemetic
makanan yang 7) Motivasi pasien untuk
disediakan rumah makan sedikit tapi sering
sakit. 8) Tinggikan bagian kepala
tempat tidur atau ubah
posisi pasien lateral
untuk mencegah aspirasi
CATATAN PERKEMBANGAN

DIAGNOSA: Ketidakefektifan pola nafas

WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI

25 Januari 1) Mengkaji tanda-tanda JAM: 18.30 wib


2017 vital pasien
2) Memposisikan pasien S: Pasien mengatakan sesak
15.00 semifowler sudah berkurang
3) Melakukan auskultasi
16.00 suara nafas, catat O: suara nafas vesikuler,
adanya suara tambahan tidak ada ronchi dan suara
18.00 4) Memberikan terapi nafas tambahan lainnya,
oksigenasi 3 lpm perkusi sonor, terlihat
melalui nasal kanul
menggunakan otot bantu
pernafasan, TD 110/70
mmHg, nadi 80 x/menit, RR
25 x/menit, suhu 36,5oC

A: masalah ketidakefektifan
pola nafas teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi 1-4,


berikan pendidikan
kesehatan tentang penyebab
sesak nafas

26 Januari 1) Mengkaji tanda-tanda JAM: 14.30 wib


2017 vital pasien
2) Memposisikan pasien S: pasien mengatakan masih
12.00 semifowler merasakan sesak nafas.
3) Melakukan auskultasi
12.30 suara nafas, catat
adanya suara tambahan
13.00 4) Memberikan terapi O: suara nafas vesikuler,
oksigenasi 3 lpm tidak ada ronchi, perkusi
melalui nasal kanul sonor, terlihat menggunakan
5) Memberikan otot bantu pernafasan, TD
pendidikan kesehatan 110/80 mmHg, nadi 84
tentang penyebab sesak
x/menit, RR 26 x/menit,
nafas
suhu 36,8 oC

A: masalah ketidakefektifan
pola nafas teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi 1-4

27 Januari 1) Mengkaji tanda-tanda JAM: 06.30 wib


2017 vital pasien
2) Memposisikan pasien S: pasien mengatakan masih
20.00 semifowler tidak sesak lagi.
3) Melakukan auskultasi
20.30 suara nafas, catat adanya
suara tambahan
20.30 4) Memberikan terapi O: suara nafas vesikuler,
oksigenasi 3 lpm melalui tidak ada ronchi, perkusi
nasal kanul sonor, terlihat menggunakan
5) Memberikan pendidikan otot bantu pernafasan, TD
06.00
kesehatan tentang 110/70 mmHg, nadi 80
penyebab sesak nafas
x/menit, RR 22 x/menit,
suhu 36,6 oC

A: masalah ketidakefektifan
pola nafas teratasi

P: intervensi dihentikan

DIAGNOSA: Keletihan

WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI

25 Januari JAM: 18.30 wib


2017 1) Motivasi klien unuk
makan S: pasien mengatakan masih
15.00 2) Monitor asupan makan lemas
klien
18.00 O: klien makan seperempat
3) Anjukan klien cukup
18.15 tidur porsi makan
4) Kaji penyebab
keletihan A: masalah keletihan belum
teratasi

P: lanjutkan intervensi 1-4

26 Januari JAM: 14.30 wib


2017 1) Motivasi klien unuk
makan S: pasien mengatakan masih
12.00 2) Monitor asupan makan lemas
klien
13.00 O: klien makan seperempat
3) Anjukan klien cukup
porsi makan, klien tidur 10
13.45 tidur
4) Kaji penyebab jam
keletihan A: masalah keletihan teratasi
sebagian

P: lanjutkan intervensi 1-4

27 Januari JAM: 06.30 wib


2017 5) Motivasi klien unuk
makan S: pasien mengatakan lemas
20.00 6) Monitor asupan makan berkurang
klien
20.30 O: klien makan 3/4porsi
7) Anjukan klien cukup
makan, klien tidur 10 jam
05.00 tidur
8) Kaji penyebab Klien dapat bangun
keletihan
A: masalah keletihan teratasi
sebagian

P: lanjutkan intervensi 1-4

DIAGNOSA: Mual

WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI

25 Januari 1) Memantau gejala JAM: 18.30 wib


2017 subjektif mual pada
pasien S: pasien mengatakan merasa
15.00 2) Memantau tingkat mual dan tidak nafsu makan
keletihan dan kekuatan
15.30 O: pasien makan seperempat
otot
3) Mengkaji tanda-tanda porsi, pasien nampak mual
vital pasien
16.00 4) Mengkolaborasikan A: masalah keperawatan mual
dengan dokter terkait belum teratasi
16.30
ondansentron 3 x 8 mg
P: lanjutkan intervensi 1-4,
dan ranitidin 2 x 1
motivasi pasien untuk makan
ampul intravena
5) Mengkaji penyebab sedikit tapi sering dan berikan
17.00
mual pendidikan kesehatan tentang
penyebab mual

26 Januari 1) Memantau gejala JAM: 14.40 wib


2017 subjektif mual pada
pasien S: pasien mengatakan masih
12.00 2) Memantau tingkat merasa mual dan tidak nafsu
keletihan dan kekuatan makan. Pasien juga
otot mengatakan sedikit mengerti
3) Mengkaji tanda-tanda tantang penyebab mual.
16.00
vital pasien
4) Mengkolaborasikan O: pasien makan seperempat
16.00
dengan dokter terkait porsi yng diberikan
ondansentron 3 x 8 mg
A: masalah keperawatan mual
dan ranitidin 2 x 1
belum teratasi
ampul intravena
5) Memotivasi pasien P: lanjutkan intervensi 1-5
untuk makan sedikit
tetapi sering.
6) Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang penyebab mual

27 Januari 1) Memantau gejala JAM: 06.40 wib


2017 subjektif mual pada
pasien S: pasien mengatakan mual
20.00 2) Memantau tingkat berkurang .
keletihan dan kekuatan
O: pasien makan 3/4porsi yng
otot
diberikan
21.00 3) Mengkaji tanda-tanda
vital pasien A: masalah keperawatan mual
4) Mengkolaborasikan teratasi sebagian
dengan dokter terkait
ondansentron 3 x 8 mg P: lanjutkan intervensi 1-5
dan ranitidin 2 x 1
ampul intravena
21.15
5) Memotivasi pasien
untuk makan sedikit
tetapi sering.
6) Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang penyebab mual

Anda mungkin juga menyukai