Anda di halaman 1dari 15

SPESIFIKASI TEKNIS

Spesifikasi Teknis ini merupakan bagian dari Syarat-Syarat Kerja yang tidak terpisahkan, yang
merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan. Namun
demikian, spesifikasi teknis ini dapat disesuaikan dengan keadaan dan kondisi di lapangan.

BAGIAN I SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH


1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan di bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, material dan
pengawasan yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan Tanah dan Grading yang
ditunjukkan pada gambar kontrak dan yang akan dijelaskan di sini. Pekerjaan meliputi:
1. Grading area galian.
2. Galian dan Pembuangan kotoran, batu karang dan material lain yang tak cocok
untuk pembangunan.
3. Pembuangan material hasil galian sejauh 5 km.
b. Informasi dan utilitas yang ada pada denah untuk Kontraktor, tidak sepenuhnya akurat.
Kontraktor bertanggung jawab untuk memverifikasi dari semua utilitas yang ada,
apakah ditunjukkan pada denah atau tidak. Perencana atau Pemberi Tugas tidak
bertanggung jawab untuk ketelitian dari utilitas yang ada. Kontraktor bertanggung
jawab atas kerusakan pada utilitas yang telah ada. Bila ada pekerjaan yang berbeda
dengan spesifikasi kontrak, Kontraktor harus memberitahu Pengawas dengan segera
dan meminta instruksi.

1.2. Erosi dan Pengendalian Debu


Sebelum pekerjaan dimulai, perlu dibuat jadwal pelaksanaan yang diketahui oleh Pengawas
sehingga ceceran tanah dan debu dapat dikendalikan dan diantisipasi agar tidak
menimbulkan polusi yang berkepanjangan.

1.3. Jaminan Kualitas


a. Bagan Organisasi Pelaksanaan Proyek harus disiapkan di lokasi proyek sesuai dengan
personil yang benar-benar ditugaskan oleh Kontraktor serta bertanggung jawab.
b. Benchmark yang digunakan harus dijaga dan dipelihara untuk acuan, khususnya untuk
penentuan elevasi. Semua ketinggian harus mengacu pada benchmark ini.
c. Pekerjaan grading harus sesuai pada gambar rencana. Jika ada penyesuaian sehingga
terjadi perbedaan antara yang tertera pada gambar dengan grading aktual di lapangan,
maka yang berlaku adalah grading aktual lapangan.

1.4. Kondisi Kerja


a. Batasan pekerjaan grading harus dipertimbangkan terhadap volume pekerjaan. Batasan
ini hanya pada lokasi pekerjaan, dan tidak mengganggu pohon atau tanah yang ada yang
diluar lokasi pekerjaan ini.
b. Data geoteknik setempat dari penyelidikan tanah yang telah dilakukan dijadikan sebagai
acuan Kontraktor. Pihak Perencana maupun Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab
terhadap kelengkapan atau ketelitian data tersebut, sehingga Kontraktor harus
melakukan penyelidikan ulang lebih detail.
c. Benda bernilai arkeologis atau bersejarah yang ditemukan pada pekerjaan tanah akan
menjadi hak Pemilik/Pemerintah.
d. Utilitas yang Ada:
1. Jika ditemukan utilitas yang masih berfungsi yang berada di dalam tanah lokasi
kerja, jika utilitas itu tidak dapat dipindahkan, maka harus menyediakan
perlindungan yang cukup selama pekerjaan tanah dilakukan.
2. Jika ditemukan jaringan utilitas yang tidak tergambar, segera berkonsultasi pemilik
untuk petunjuk. Bekerja sama dengan Pemilik dan Perusahaan utilitas dalam
rangka memelihara fasilitas dan jasa masing-masing. Utilitas yang rusak harus
segera diperbaiki.
3. Diusahakan tidak menggunakan utilitas yang ada, yang digunakan oleh Pemilik atau
orang lain, selama waktu pakai, kecuali jika diijinkan secara tertulis oleh Pengawas
dan hanya sementara sambil menunggu utilitas pengganti sementara yang
memadai.
a) Pemberitahuan ini minimal 48 jam kepada Pengawas. Pekerjaan dilakukan
setelah mendapat izin tertulis dari Pengawas.
b) Jika terdapat utilitas yang perlu dipindahkan, diperlukan adanya koordinasi
dengan perusahaan utilitas untuk menutup jaringan tersebut jika jaringan
tersebut masih aktif.
e. Penggunaan Bahan peledak
Tidak diizinkan menggunakan bahan peledakan.
f. Benchmark
Semua benchmark, baik berupa tugu beton permanen untuk koordinat maupun sebagai
batas kepemilikan, harus dilindungi dari gangguan apapun. Jika titik itu rusak atau
dipindahkan, maka harus diganti dan dikerjakan oleh surveyor yang kompeten dengan
biaya dari Kontraktor, bukan dibebankan kepada Perencana atau Pemilik. Dokumentasi
tentang pemindahan titik tersebut harus diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan atau
Perwakilannya.

1.5. Dimensi Geometri


a. Elevasi dan Benchmark
Semua elevasi yang dimaksud adalah terhadap Muka Air Laut Rata-rata (MS), kecuali
dinyatakan lain. Semua elevasi harus dinyatakan dalam meter dengan ketelitian sampai
dua desimal. Kontraktor wajib membuat benchmark di sekitar lokasi proyek yang
ditunjuk Pemberi Kerja atau Perwakilannya. Benchmark yang terpasang harus diikatkan
terhadap referensi yang ada yang disetujui Konsultan. Ikatannya harus merupakan
ikatan sempurna dari poligon tertutup. Bila diperlukan, Kontraktor harus
menambahkan sendiri benchmark tambahan untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Dimensi
Semua dimensi dalam gambar dinyatakan dalam satuan metrik.Tidak ada tambahan
akibat konversi dari satuan lainnya ke sistem metrik. Semua gambar dan komunikasi
harus dinyatakan dalam sistem metrik.
c. Toleransi
Toleransi pengukuran untuk pekerjaan tanah adalah:
Pekerjaan Galian
Vertikal : 0,05 m
Horisontal : 0,05 m
Pekerjaan Timbunan dan Pemadatan
Vertikal : 0,05 m
Horisontal : 0,05 m

1.6. Definisi
Di seluruh dokumen ini menggunakan kata-kata:
Pemberi Kerja menjelaskan : PT. Indonesia Power UP Suralaya
Konsultan atau Perwakilan Pemberi Kerja menjelaskan : Konsultan Pengawas
Kontraktor menjelaskan : Kontraktor yang memenangkan tender
2. PEKERJAAN GALIAN
2.1. Umum
2.1.1. Deskripsi
a. Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan tanah, tanah
organik, batu dan bahan lainnya.
b. Pekerjaan ini diperlukan untuk pembentukan tempat kerja sesuai dengan
ketinggian dan penampang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai arahan dari
Pemberi Kerja atau Perwakilannya.
c. Data profil tanah yang disajikan dalam dokumen tender adalah informasi
umum. Sebelum mulai bekerja, kontraktor harus mengajukan gambar potongan
memanjang dan melintang yang menunjukkan lapisan tanah yang sudah ada.
d. Kontraktor dianggap telah melaksanakan pekerjaan penggalian ketika unsur
material digali telah dibuang pada tingkat yang ditunjukkan dalam gambar atau
ketentuan lain.
e. Kontraktor akan melakukan penggalian dan membuang zat yang ditemukan
untuk kedalaman tertentu dalam gambar atau kedalaman yang diperlukan
untuk konstruksi yang tepat dan penyelesaian pekerjaan.
f. Kontraktor dianggap telah memasukkan semua faktor yang mungkin timbul
selama atau berkaitan dengan penggalian dan pembuangan sisa dalam jadwal.

2.1.2. Survei
a. Pada waktu yang dinegosiasikan untuk memulai pekerjaan penggalian,
kontraktor di bawah pengawasan konsultan, akan memeriksa dan melakukan
survei topografi pertama di tempat kerja.
b. Negosiasi mengenai level akan direkam dan ditandatangani oleh konsultan dan
kontraktor.

2.1.3. Peralatan
a. Peralatan Kontraktor yang digunakan, harus memenuhi persyaratan minimal
yang ditetapkan.
b. Jika penggunaan peralatan lain tidak diizinkan oleh konsultan, kontraktor akan
menggunakan peralatan yang telah diusulkan dalam penawaran atau telah
disetujui untuk digunakan ketika kontrak ditandatangani. Kontraktor harus
mengajukan rencana rinci pekerjaan sehubungan dengan pelaksanaan
mobilisasi peralatan kerja.
c. Peralatan yang digunakan pada saat pelaksanaan rencana kerja harus diajukan
dan disetujui oleh Pemberi Kerja atau Perwakilannya sebelum dioperasikan.

2.1.4. Toleransi Dimensi


a. Penggalian harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran seperti yang ditunjukkan
pada gambar dengan kelandaian akhir, arah dan pembentukan setelah
penggalian, tidak akan bervariasi lebih dari 25 cm pada titik apapun.

2.1.5. Pelaporan
a. Untuk pekerjaan penggalian, sebelum memulai pekerjaan kontraktor akan
mengirimkan detail gambar penampang yang menunjukkan tanah asli sebelum
pembersihan lahan dilakukan untuk Pemberi Kerja dan Perwakilannya.
b. Setelah penggalian dilaksanakan, kontraktor harus memberitahu Pemberi Kerja
atau Perwakilannya, dan material lainnya tidak dipasang sebelum terdapat
persetujuan dari Pemberi Kerja atau Perwakilannya.
2.1.6. Jaminan Keselamatan Kerja Penggalian
a. Kontraktor harus mengambil semua tanggung jawab untuk memastikan
keselamatan pekerja yang melaksanakan pekerjaan penggalian serta penduduk
setempat.
b. Selama penggalian, lereng akan mampu menahan aktivitas sekitar pekerjaan,
termasuk struktur atau mesin harus dipertahankan sepanjang waktu.
c. Peralatan berat untuk pekerjaan pemindahan tanah, pemadatan atau tujuan lain
tidak akan diizinkan atau beroperasi lebih dekat daripada 1,5 m dari tepi
penggalian terbuka.
d. Waktu dimana pekerja atau orang lain dalam wilayah penggalian dimana posisi
kepala berada di bawah permukaan tanah, kontraktor akan menempatkan
personil keamanan di tempat kerja yang bertugas memantau kemajuan dan
keamanan. Setiap saat penggalian, peralatan cadangan (belum terpakai) dan
peralatan P3K akan tersedia di lokasi pekerjaan.

2.1.7. Jadwal Kerja


Perpanjangan jadwal kerja oleh kontraktor harus disetujui oleh Pemberi Kerja dan
Perwakilannya.

2.1.8. Kondisi Kerja


a. Sebelum penggalian dimulai menggali atau membersihkan segala kotoran-
kotoran seperti sampah dan sisa bangunan lainnya dengan tidak merusak
bangunan dan konstruksi lainnya.
b. Ketika pekerjaan sedang dilakukan pada saluran yang ada atau tempat lain
dimana aliran air tanah dapat terkontaminasi, kontraktor harus setiap saat
menyediakan air minum yang dapat digunakan oleh para pekerja di tempat
kerja.

2.1.9. Perbaikan Pekerjaan Penggalian Memuaskan


Pekerjaan penggalian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam
spesifikasi teknis ini akan diperbaiki oleh kontraktor sebagai berikut:
a. kelebihan bahan harus dibuang dengan penggalian lebih lanjut.
b. daerah yang telah digali di atas, atau daerah retak atau longgar, akan diisi
dengan bahan pilihan atau pondasi agregat sebagaimana diinstruksikan oleh
Pemberi Kerja atau Perwakilannya.

2.1.10. Penambahan Kedalaman Penggalian


a. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan penggalian, Pemberi Kerja atau
Perwakilannya merasa perlu untuk lebih dalam menggali, maka Pemberi Kerja
dan Perwakilannya berhak untuk meminta kontraktor untuk meningkatkan
kedalaman penggalian.
b. Biaya tambahan untuk menambahkan kedalaman penggalian hanya dihitung,
jika penambahan merupakan penambahan yang diperintahkan oleh Pemberi
Kerja atau Perwakilannya.
c. Penambahan kedalaman penggalian diukur dalam cara yang ditetapkan oleh
konsultan dan disesuaikan dengan kondisi lokal. Pengukuran dibulatkan ke 25
cm.
d. Jika pekerjaan tambahan meningkatkan kedalaman penggalian mengakibatkan
waktu melebihi jadwal kerja, kontraktor diperbolehkan untuk memperpanjang
jadwal kerja, selama waktu tambahan tersebut logis dengan mengirimkan
permintaan tertulis kepada Pemberi Kerja atau Perwakilannya.

2.1.11. Pengurangan Kedalaman Penggalian


a. Pengawas dengan persetujuan konsultan perencana berhak untuk
menginstruksikan kontraktor untuk menghentikan penggalian sebelum
bertemu kedalaman terakhir penggalian direncanakan jika diperlukan.
b. Pengukuran pengurangan volume karena pengurangan kedalaman penggalian
sama seperti perhitungan kedalaman penggalian tambahan.
c. Kontraktor tidak diizinkan untuk mengurangi sisa waktu kerja karena
pengurangan ini.

2.1.12. Pembuangan Material yang Digunakan dan Material Sisa


a. Material galian yang mengandung bahan organik tinggi, yang mengandung
tanah gambut, sejumlah besar akar, atau material lain yang menurut Pemberi
Kerja atau Perwakilannya akan menyulitkan pemadatan atau mengakibatkan
kerusakan atau penyelesaian yang tidak diinginkan, dikelompokkan sebagai
material yang tidak digunakan untuk timbunan.
b. Setiap kelebihan material yang digali, atau materi apapun yang tidak disetujui
oleh Pemberi Kerja atau Perwakilannya sebagai bahan timbunan akan dibuang
dan diratakan oleh kontraktor yang diperintahkan oleh Pemberi Kerja atau
Perwakilannya, dengan lokasi pembuangan material yang berjarak sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan Pemberi Kerja.
c. Kontraktor bertanggung jawab untuk semua pengaturan dan biaya untuk
pembuangan kelebihan bahan atau material yang tidak memenuhi syarat, dan
harus memperoleh izin dari pemilik tanah lokasi pembuangan.

2.1.13. Pembentukan Kembali dan Buangan dari Pekerjaan Sementara


a. Material limbah yang berasal dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik
kontraktor, atau jika memenuhi syarat disetujui oleh Pemberi Kerja atau
Perwakilannya, dapat digunakan untuk pekerjaan tetap dan dibayar dalam
item yang relevan dalam daftar khusus.
b. Setiap penggunaan material galian sementara diperbolehkan untuk
ditempatkan di saluran air tetapi akan dipindahkan sepenuhnya setelah
pekerjaan berakhir sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu saluran air.

2.2. Prosedur Penggalian


Prosedur umum
a. Penggalian dilakukan sampai tinggi baris dan elevasi ditentukan dalam gambar atau
ditunjukkan oleh Pemberi Kerja atau Perwakilannya dan meliputi seluruh bahan yang
ditemui dalam bentuk apapun, termasuk tanah, siltstone, batu bata, batu, beton,
dinding dan trotoar tua.
b. Apabila menemui material pada elevasi galian dalam keadaan gambut, tanah longgar
atau bahan lainnya yang tidak memenuhi persyaratan dari Pemberi Kerja atau
Perwakilannya, maka material akan dipadatkan dengan benar atau benar-benar
dipindahkan dan diganti dengan material isian pilihan, seperti yang diperintahkan oleh
Pemberi Kerja atau Perwakilannya.
c. Penggalian tanah atas 30 cm tebal atau tanah yang mengandung humus bahan akan
diletakkan di tempat yang telah ditentukan oleh Pemberi Kerja atau Perwakilannya.
d. Penggalian siltstone harus sedemikian rupa sehingga tepi penggalian akan berada
dalam kondisi yang aman dan serata mungkin. Siltstone dengan konsistensi yang
longgar, dapat menjadi tidak stabil atau membahayakan pekerjaan atau pekerja harus
dibuang.

2.3. Pengukuran dan Pembayaran


a. Volume yang digunakan untuk syarat-syarat pembayaran dihitung dari gambar kerja dan
penambahan atau pengurangan dalam jumlah penggalian.
b. Untuk keperluan perhitungan pekerjaan yang berhubungan dengan pencapaian yang
berhubungan dengan tahap pembayaran, pengukuran dilakukan oleh kontraktor dan
dilakukan bersama dengan konsultan.
c. Pengukuran awal dan akhir berdasarkan pada referensi yang sama. Referensi ditentukan
oleh Pemberi Kerja atau Perwakilannya.
d. Unit ukuran untuk mobilisasi dan demobilisasi peralatan yang digunakan untuk
penggalian yang ditetapkan di sini adalah dalam lump sum. Jadwal yang dimasukkan
dalam volume pekerjaan akan berisi semua biaya untuk mengangkut peralatan ke dan
dari lokasi dan depresiasi selama periode yang diperlukan. Jika tidak tercantum dalam
kontrak, ukuran harus dipertimbangkan termasuk biaya pajak, asuransi dan semua biaya
yang diperlukan untuk prosedur yang terkait dengan pekerjaan ini.

3. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN


3.1 Umum
3.1.1 Deskripsi
a. Pekerjaan ini mencakup pengumpulan, transportasi, perataan dan pemadatan
tanah atau bahan butiran yang telah disetujui untuk pekerjaan urugan.
b. Pekerjaan urugan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknis.
3.1.2 Survei
a. Sebelum pekerjaan urugan dimulai, kontraktor harus melakukan survei topografi.
Level yang disepakati akan dicatat dan ditandatangani oleh konsultan dan
kontraktor.
b. Kontraktor harus membuat hasil survei dalam bentuk gambar dan penampang
skala yang disetujui oleh konsultan. Gambar penampang harus dibuat dalam
interval 20 meter. Konsultan akan memverifikasi dan memeriksa gambar dan
penampang.
3.1.3 Peralatan
a. Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output pekerjaan harian,
jumlah, jenis dan kapasitas peralatan untuk dioperasikan kepada konsultan.
b. Pemilihan peralatan akan mempertimbangkan kontur dan lingkungan.

3.2 Pekerjaan Urugan


3.2.1 Lingkup
Pekerjaan ini terdiri dari pengangkutan, penimbunan dan pemadatan tanah atau
bahan butiran yang disetujui untuk pekerjaan urugan atau pengurugan kembali.
3.2.2 Toleransi Dimensi
Kerataan dan tinggi yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan melebihi
ketinggian 50 mm lebih rendah daripada yang ditentukan atau disetujui.
3.2.3 Uji Timbunan
Jenis pengujian timbunan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Kepadatan Lapangan (field density)
Permeability lapangan (field permeability)
Berat Jenis (specific gravity)
Kadar Air (water content)
Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)
Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)
Tidak ada pembayaran terpisah untuk pelaksanaan test uji timbunan yang dilakukan.

3.2.4 Pengajuan
a. Kontraktor harus menyerahkan gambar detail penampang yang menyajikan
permukaan yang siap untuk ditimbun kepada konsultan sebelum persetujuan
penimbunan dapat diberikan.
b. Kontraktor harus menyerahkan item berikut untuk konsultan setidaknya 14
(empat belas) hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk mengusulkan bahan
yang akan digunakan untuk timbunan:
Dua kantong sampel dengan setiap berat 50 kg bahan dari masing-masing
tambang sumber, salah satunya akan dijadikan rujukan oleh konsultan
selama periode kontrak.
Pernyataan asal dan komposisi masing-masing bahan yang diusulkan untuk
digunakan sebagai timbunan bersama dengan data uji laboratorium.
c. Kontraktor harus menyerahkan item berikut secara tertulis kepada konsultan
segera setelah selesainya setiap bagian dari pekerjaan dan sebelum persetujuan
diberikan untuk penempatan materi di atas timbunan.
Pemadatan dan CBR hasil tes.
Hasil pengukuran permukaan dan data yang membuktikan bahwa
permukaan dalam batas toleransi yang ditentukan.

3.2.5 Kondisi Tempat Kerja


a. Kontraktor harus menjamin area kerja selalu kering sebelum dan selama
pemadatan berlangsung.
b. Kontraktor akan menjamin tempat kerja memiliki suplai air yang mencukupi untuk
kontrol kelembaban selama pemadatan berlangsung.

3.2.6 Koreksi Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Syarat


a. Kondisi akhir yang tidak sesuai dengan penampang tertentu atau tidak disetujui
atau tidak dengan toleransi permukaan yang ditetapkan, harus diperbaiki dengan
mengeruk permukaan dan membuang atau menambahkan beberapa material
yang diperlukan, diikuti oleh pemadatan kembali.
b. Material urugan yang terlalu kering untuk pemadatan dengan batasan kandungan
air tertentu atau seperti yang diarahkan oleh konsultan, harus diperbaiki dengan
cara mengeruk material yang diikuti dengan penyiraman dengan jumlah air yang
cukup dan dicampur dengan motor grader (mesin perata) atau peralatan lainnya
yang telah disetujui.
c. Material urugan yang terlalu basah untuk pemadatan dengan batasan kandungan
air tertentu atau seperti yang diarahkan oleh konsultan, harus diperbaiki dengan
cara mengeruk material menggunakan mesin diikuti oleh perataan yang
berlangsung berulang dengan motor grader atau peralatan lainnya yang disetujui,
kemudian sisa pekerjaan dikerjakan dengan kondisi kering. Atau konsultan dapat
memerintahkan bahwa material tersebut dihilangkan dan diganti dengan bahan-
bahan kering yang memadai.
d. Material urugan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya
setelah dipadatkan sesuai dengan spesifikasi, umumnya tidak akan memerlukan
pekerjaan perbaikan karena sifat bahan dan kerataan permukaan masih
memenuhi persyaratan spesifikasi teknis.
e. Perbaikan dari pekerjaan urugan yang tidak memenuhi spesifikasi atau kepadatan
material akan dilakukan sesuai arahan konsultan dan mungkin termasuk
pemadatan tambahan, perataan dan diikuti oleh pengaturan kadar air dan
pemadatan ulang atau pembuangan dan bahan pengganti.

3.2.7 Pekerjaan Pemulihan Setelah Pengujian


Semua lubang pada akhir pekerjaan, dibuat oleh alat uji kepadatan atau yang lain,
harus diurug ulang oleh kontraktor tanpa penundaan dan dipadatkan dengan
kepadatan dan permukaan sesuai dengan tolrensi persyaratan spesifikasi teknis.

3.2.8 Hambatan Cuaca


Timbunan tidak akan ditempatkan, atau dipadatkan, atau dihampar ketika turun hujan
dan pemadatan tidak akan dilakukan setelah hujan atau ketika kadar bahan berada di
luar batas yang ditentukan.

3.2.9 Material
a. Sumber Material
Material Urugan akan dipilih dari sumber yang disetujui.
b. Pengurugan Material
Urugan material terdiri dari material yang disetujui oleh konsultan sebagai
material yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen.
Bahan yang digunakan adalah bahan tanah liat silty yang memenuhi klasifikasi
sebagai bahan USCS CL atau ML. Clay sebagian kecil (< 0,002 mm) dari bahan isi
wajib memenuhi minimal 25% yang ditunjukkan dari hasil analisa saringan. Untuk
material timbunan yang mengisi di bawah permukaan air, bahan yang digunakan
adalah bahan pasir atau berpasir yang mematuhi USCG klasifikasi sebagai SM.
c. Tanah yang memiliki sifat pengembangan yang sangat tinggi memiliki aktivitas
nilai lebih besar daripada 1,0 atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan
oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi atau ekstra tinggi tidak digunakan
sebagai material urugan. Kegiatan harus diukur sebagai nilai dari indeks
plastisitas (AASHTO T90 atau ASTM D424) dan persentasi lempung (AASHTO T88
atau ASTM D422).
d. Indeks Plastisitas dari material urugan harus kurang dari 30% dan batas liquid
kurang dari 50%. Material yang dipadatkan oleh Proctor Modifikasi harus
memliki:
Undrained Sherat Strength (Cu) untuk sampel tanah jenuh > 50 kPa atau
untuk sampel tanah kering terpadatkan > 120 kPa
Spesific Gravity > 2,6
CBR > 6% pada kondisi submerged.

3.2.10 Penempatan dan Pemadatan Tanah


1. Persiapan Tempat Kerja
a. Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua kegiatan
pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang
tertinggal pada waktu pembongkaran akar pohon harus telah diselesaikan dan
bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan
sebagaimana telah diperintahkan oleh Konsultan. Seluruh area harus
diratakan secukupnya sebelum penimbunan dimulai.
b. Jika ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka daerah
pondasi timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh (termasuk
pengerukan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai
lapisan atas 150 mm dari tanah memenuhi persyaratan kepadatan yang
ditentukan untuk timbunan yang akan ditempatkan di atasnya.
2. Penempatan Timbunan
a. Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan
dihamparkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi
ketebalan lapisan yang diberikan.
b. Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke
permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan
tanah timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu
lainnya hanya dengan izin tertulis dari Konsultan
c. Apabila timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuhan permukaan dan harus
dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang baru
terikat pada timbunan yang ada.
d. Sebelum timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuhan harus
dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan dan
permukaan yang sudah dibersihkan dilakukan pengupasan sampai kedalaman
minimum 30 cm.

3. Pemadatan
a. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap
lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang
sesuai dan layak serta disetujui oleh Konsultan sampai suatu kepadatan yang
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
b. Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-bahan
berada dalam batas antara 2 % lebih daripada kadar air optimum (optimum
water content). Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai kadar
air di mana kepadatan kering maksimum diperoleh bila tanah tersebut
dipadatkan sesuai dengan AASHTO T-180.
c. Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana
ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Konsultan sebelum
lapisan berikutnya ditempatkan.
d. Timbunan harus dipadatkan dengan suatu cara yang sedemikian rupa
sehingga setiap bagian menerima jumlah pemadatan yang sama.
e. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat
biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas
tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan
menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical tamper) yang
disetujui.

4. Perlindungan Timbunan yang Sudah Dipadatkan


a. Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah dipadatkan
dari segala pengaruh yang merusak mutu timbunan.
b. Kontraktor harus memelihara talud dan timbunan terhadap terjadinya
longsoran lokal pada talud. Apabila terjadi kelongsoran lokal pada talud, maka
Kontraktor harus memperbaikinya dalam waktu 24 jam setelah ada instruksi
dari Pemberi Kerja atau Perwakilannya. Semua biaya perbaikan talud yang
diperlukan menjadi tanggungan Kontraktor.
c. Apabila Pemberi Kerja atau Perwakilannya memandang perlu, maka Pemberi
Kerja atau Perwakilannya berhak memerintahkan pengujian tambahan pada
sebagian atau keseluruhan timbunan yang sudah diuji dan diterima. Apabila
terbukti bahwa timbunan tersebut mengalami penurunan mutu sehingga
tidak memenuhi Spesifikasi Teknis ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya
sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknis
ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki timbunan
tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknis ini dan menanggung biaya
pengujian yang diperintahkan Pemberi Kerja atau Perwakilannya.

3.2.11 Jaminan Kualitas


1. Pengawasan Kualitas Bahan
a. Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk
persetujuan awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan oleh
Konsultan, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan yang telah
ditentukan, sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili sumber bahan-
bahan yang diajukan yang terpilih untuk mewakili serangkaian kualitas bahan-
bahan yang akan diperoleh dari sumber tersebut.
b. Jika ada perubahan dari sumber material untuk timbunan maka pengujian
kualitas material harus dikerjakan oleh Kontraktor dan diserahkan untuk
persetujuan oleh Pemberi Kerja atau Perwakilannya.
2. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah
a. Ketebalan hamparan untuk setiap lapisan yang akan dipadatkan adalah 300
mm.
b. Pemadatan setiap lapis (lift) yang telah ditentukan harus mencapai kepadatan
minimal 95 % Modified Proctor maximum density pada kadar air optimum +
2%.
3. Percobaan Pemadatan
a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan metoda
untuk mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa
Kontraktor tidak mampu untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan, maka
pemadatan berikutnya belum boleh dilaksanakan, kecuali dengan seizin
Konsultan Pengawas.
b. Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan alat pemadat
dan kadar air harus diubah-ubah sampai kepadatan yang ditentukan tercapai
dan disetujui Konsultan. Hasil percobaan lapangan ini kemudian harus
digunakan untuk menentukan jumlah lintasan yang disyaratkan, jenis alat
pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan yang selanjutnya.

3.2.12 Pengukuran
a. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang dipadatkan
yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus didasarkan pada
gambar penampang melintang yang disetujui dari profil tanah atau profil galian
sebelum suatu timbunan ditempatkan pada garis, kelandaian dan ketinggian dari
pekerjaan timbunan akhir yang ditentukan dan disetujui. Metoda perhitungan
volume bahan-bahan harus merupakan metoda luas bidang ujung rata-rata,
dengan menggunakan penampang melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak
lebih dari 20 meter.
b. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan sebagai akibat
pekerjaan terasing atau pengikatan timbunan pada lereng yang ada atau sebagai
akibat penurunan pondasi, tidak akan diukur untuk pembayaran, kecuali:
Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang sesuai
atau lunak atau untuk mengganti bahan-bahan batuan atau keras lainnya.
Tambahan timbunan diperlukan untuk membetulkan pekerjaan yang
kurang memuaskan atau kurang stabil atau gagal dalam hal Kontraktor
tidak dianggap bertanggung jawab.
c. Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari konstruksi timbunan atau
untuk mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai,
tidak akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
d. Bila bahan-bahan galian yang digunakan untuk timbunan, maka bahan-bahan ini
akan dibayar sebagai timbunan.
BAGIAN II SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

1. Umum
1.1 Deskripsi
a. Pekerjaan ini terdiri dari pengangkutan material, pemasangan batu kali dan pasir alas
dengan material yang disetujui oleh Pengawas.
b. Data profil tanah yang disajikan dalam dokumen tender adalah informasi umum.
Sebelum mulai bekerja, kontraktor harus mengajukan gambar potongan memanjang
dan melintang yang menunjukkan lapisan tanah yang sudah ada.
c. Kontraktor dianggap telah memasukkan semua faktor yang mungkin timbul selama atau
berkaitan dengan penggalian dan pembuangan sisa dalam jadwal.
1.2 Survei
a. Sebelum pekerjaan urugan dimulai, kontraktor harus melakukan survei topografi. Level
yang disepakati akan dicatat dan ditandatangani oleh konsultan dan kontraktor.
b. Kontraktor harus membuat hasil survei dalam bentuk gambar dan penampang skala
yang disetujui oleh konsultan. Gambar penampang harus dibuat dalam interval 20
meter. Konsultan akan memverifikasi dan memeriksa gambar dan penampang.
1.3 Peralatan
a. Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output pekerjaan harian, jumlah,
jenis dan kapasitas peralatan untuk dioperasikan kepada konsultan.
b. Pemilihan peralatan akan mempertimbangkan kontur dan lingkungan.
1.4 Kondisi Tempat Kerja

2. Pekerjaan Pasangan Batu Kali


2.1 Material
a. Batu
Batu yang digunakan untuk pasangan tidak boleh berbentuk blondos melainkan harus
dipecah. Batu harus cukup keras, tidak mudah retak, bahkan pecah, dengan sifat-sifat
sebagai berikut:
Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 35 %
Berat isi kering oven lebih besar dari 2,3
Peyerapan air tidak lebih besar dari 4%
Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam
pengujian 5 siklus (daur) kehilangannya harus kurang dari 10 %.
b. Adukan semen
Semen harus memenuhi ketentuan dalam SNI 15-2049-1994
Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45-04
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organik. Air harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002. Jika
timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas
tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan
mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai
air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan air
tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan
air suling pada periode perawatan yang sama.
c. Pasir Alas
2.2 Pengajuan
a. Kontraktor harus menyerahkan gambar detail penampang yang menyajikan permukaan
yang siap untuk dikerjakan kepada konsultan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Kontraktor harus menyerahkan item berikut untuk konsultan setidaknya 14 (empat
belas) hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk mengusulkan bahan yang akan
digunakan:
Sampel masing-masing sumber material yang akan digunakan, yang akan
dijadikan rujukan oleh konsultan selama periode kontrak.
Pernyataan asal dan komposisi masing-masing bahan yang diusulkan untuk
digunakan bersama dengan data uji laboratorium.
2.3 Penyimpanan Material
2.3.1. Semen
Semen diangkut ke lapangan dalam keadaan tertutup dalam kantong yang
terjahit dalam jumlah yang secukupnya untuk dapat dipergunakan pada
pelaksanaan waktu itu dijaga agar semen tidak menjadi lembab.
Sebelum dipakai, semen harus terlindungi dari pengaruh cuaca sepanjang waktu
dan hanya dipergunakan pada saat diperlukan untuk pelaksanaan.
Pada pemakaian semen yang dibungkus, penyimpanan semen yang baru tidak
boleh ditimbun di atas timbunan yang sudah ada dan pemakaian semen harus
dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Apabila semen telah disimpan lama dan/atau mutunya diragukan, maka sebelum
boleh dipakai harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih
memenuhi syarat mutu.
Graffel
Pipa PVC 2
Pintu Air Otomatis

Anda mungkin juga menyukai