Anda di halaman 1dari 7

Tahun-tahun di Masa Kanak-kanak: Usia 6-12

Judul Asli: Childhood Years, Ages Six Throught Twelve


Penulis : Karen DeBord, Ph.D., Child Development Specialist
Penerbit : North Carolina Cooperative Extension Service (North Carolina State University & North
Carolina A&T State University)
Tautan : http://www.ces.ncsu.edu/depts/fcs/pdfs/fcs465.pdf
Penerjemah : Mart Siska Anggraeni

Ketika mereka mulai bersekolah, anak-anak memasuki masa kanak-kanak pertengahan dan
tetap berada di sana sampai mereka memasuki masa remaja. Publikasi ini akan membantu para orang
tua dan orang dewasa lainnya untuk melihat karakteristik umum dari anak-anak pada usia 6-12 tahun,
mempertimbangkan hal-hal khusus yang perlu diperhatikan orang tua dan pengasuh, serta
memberikan tips praktis.

RINGKASAN
Antara usia 6-12, dunia anak-anak membentang ke luar dari lingkup keluarga seiring dengan
terbentuknya hubungan dengan teman, guru, pelatih, pengasuh, dan orang-orang lainnya. Karena
pengalaman mereka terus berkembang, banyak faktor dapat mengubah tindakan anak-anak, dan
mempengaruhi bagaimana mereka belajar untuk bergaul. Beberapa situasi dapat menciptakan stres
dan mempengaruhi penghargaan diri mereka. Masa usia sekolah ini merupakan waktu untuk bersiap
menuju masa remaja.
[Catatan tambahan penerjemah: dalam developmental psychology (psikologi perkembangan), masa
kanak dibagi dalam tahap-tahap perkembangan: toddler (batita, 1-3 tahun), early childhood (masa
kanak-kanak awal/anak usia dini), middle childhood (masa kanak-kanak pertengahan), and
adolescence (remaja).]
Anak-anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda. Beberapa anak pada masa
kanak-kanak pertengahan tampak sangat matang (dewasa), sementara lainnya tampak sangat tidak
matang. Selama dalam tahap ini, perilaku dapat bergantung pada suasana hati anak, pengalamannya
bersama berbagai tipe orang, atau bahkan pada apa yang terjadi pada hari tersebut.

YANG PERLU DIPERHATIKAN ORANG TUA


Para orang tua dengan anak pada masa kanak-kanak pertengahan mungkin akan mulai
mengevaluasi kembali telah menjadi orang tua seperti apakah mereka sampai pada titik ini. Dengan
anak memasuki sekolah, para orang tua akan bertanya-tanya apakah anak mereka telah memiliki apa
yang dibutuhkan untuk berhasil dan sukses menjalaninya. Sebelum sampai pada titik ini, anak-anak
telah selalu melihat orang tua mereka sebagai sumber informasi, tapi sekarang anak-anak lebih
banyak menilai orang tuanya dan memberikan label pada tindakan orang tua dengan cara yang
berbeda.
Para orang tua berjuang untuk mendukung anak-anak mereka menjadi mandiri sambil
memahami juga hubungan baru anak-anak dengan orang lain (teman-teman dan para guru). Dengan
rasa ingin tahu dan berkembangnya pengetahuan anak, sering kali para orang tua mendapati
anak-anak bertanya lebih banyak kepada mereka, dan mereka diminta untuk menjawab dengan detail
yang lebih banyak pada isu yang lebih besar, seperti mengapa meraka harus bekerja lembur, mengapa
beberapa orang bertindak tidak adil, atau bahkan kenapa ada perang. Anak-anak secara terus
menerus berusaha untuk memahami informasi baru yang sulit dipahami.
Dalam masa kanak-kanak pertengahan, lebih sedikit waktu yang dihabiskan anak bersama
keluarga dan orang tua, sehingga lebih sedikit juga waktu yang dihabiskan keluarga untuk merawat,
membaca, berbicara, mengajar, dan bermain bersama anak. Dibutuhkan lebih sedikit pengawasan
dan petunjuk lisan, khususnya untuk tugas-tugas rutin seperti mandi dan gosok gigi.
Ketika usia anak-anak bertambah, perilaku dapat dikelola dengan diskusi, pencabutan hak
istimewa, mengajak dengan sesuatu yang lucu menurut anak , atau mengingatkan konsekuensi dari
tindakannya.
Sebagai tambahan dari perkembangan yang khas pada tahap ini, adanya tantangan pada
kehidupan sehari-hari adalah normal. Sebagai contoh, sebagian besar anak-anak akan bersekolah.
Dengan bersekolah, maka muncul banyak transisi. Rasa takut terhadap situasi baru atau merasakan
tekanan dari teman adalah penyebab stress yang bisa diprediksi. Penyebab stress mungkin tidak dapat
diprediksi. Perubahan apapun atas kondisi yang dianggap normal oleh anak akan menyebabkan stres.

ASPEK PERKEMBANGAN PADA MASA KANAK-KANAK PERTENGAHAN

Perkembangan Sosial dan Emosional


Terdapat tanda-tanda tumbuhnya kemandirian. Anak-anak akan menjadi lebih banyak bicara,
karena mereka akan menguji berkembangnya pengetahuan mereka dengan balas bicara dan
pemberontakan.
Rasa takut yang umum terjadi adalah ketakutan pada hal-hal yang tidak diketahui, kegagalan,
kematian, permasalahan keluarga, dan penolakan.
Teman-teman mungkin tidak di lingkungan yang sama dan umumnya berjenis kelamin sama.
Rata-rata anak memiliki 5 teman baik dan 1 musuh, yang sering berganti dari hari ke hari.
Anak pada tahap ini menunjukkan tindakan mengasuh dan menyuruh kepada anak-anak yang
lebih kecil, tapi mengikuti dan bergantung kepada anak-anak yang lebih besar.
Anak mulai melihat sudut pandang orang lain dengan lebih jelas.
Anak mendefinisikan dirinya dengan penampilan, pemilikan, dan aktivitas mereka.
Lebih sedikit kemarahan yang meledak dan lebih mampu untuk merasakan frustasi sembari
menerima tundaan dalam memperoleh apa yang mereka inginkan.
Anak-anak sering menyelesaikan konflik melalui penilaian teman sebaya, apakah mereka
menerima atau menolak tindakannya.
Anak-anak sadar akan dirinya dan merasa seolah-olah setiap orang memperhatikan
perbedaan meskipun itu kecil (model rambut, rambut di muka, pelukan di muka umum dari
orang tua).
Mengadu adalah cara yang umum digunakan untuk menarik perhatian orang dewasa pada
tahun-tahun awal di usia sekolah.
Kontrol dari dalam dirinya sedang terbentuk dan dipraktikkan setiap keputusan dibuatnya.
Sekitar usia 6-8 tahun, anak-anak mungkin masih takut pada monster atau kegelapan. Hal ini
nantinya akan tergantikan oleh takut kepada sekolah, atau bencana dan kebingungan pada
hubungan sosial.
Menang, memimpin, dan menjadi nomor 1 adalah sangat berharga. Anak-anak mencoba
untuk menjadi bos dan tidak bahagia ketika mereka kalah.
Anak-anak sering mengagumi orang dewasa (guru, ketua klub, pengasuh) selain orang tuanya
dan akan menyebut mereka pahlawan baru atau mencoba untuk menyenangkan mereka
untuk mendapatkan perhatian.
Di awal masa kanak-kanak pertengahan, hari-hari yang baik atau buruk ditentukan dari apakah
keluarga menyetujui atau tidak menyetujuinya.
Perasaan anak-anak mudah terluka. Suasana hati mereka mudah berubah dan seringkali
anak-anak tidak tahu bagaimana menghadapi kegagalan.

Perkembangan Fisik
Pertumbuhan lebih lambat dibanding dengan pertumbuhannya pada usia dini, tetapi
pertumbuhan pada masa ini stabil. Aktivitas makan mungkin berubah-ubah sesuai dengan
tingkat aktivitas. Beberapa anak memiliki growth spurt atau lonjakan pertumbuhan di akhir
dari masa kanak-kanak pertengahan.
Di akhir masa ini, terjadi perubahan pada tubuh (pinggul melebar, payudara mulai
membentuk, muncul rambut kemaluan, testis berkembang) yang menunjukkan mulai masuk
pubertas.
Anak-anak mengenali hal-hal yang berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan.
Anak-anak menemukan kesulitan menyeimbangkan kegiatan yang menguras energi dan
kegiatan yang membutuhkan ketenangan.
Aktivitas yang intens/padat dapat menimbulkan kelelahan. Anak butuh sekitar 10 jam untuk
tidur di malam hari.
Kontrol dan koordinasi otot belum merata dan belum lengkap pada awal tahap ini, namun
koordinasi ini akan sebaik orang dewasa ketika anak berada di akhir masa kanak-kanak
pertengahan.
Otot-otot kecil berkembang dengan cepat, sehingga memainkan alat musik, memalu, atau
membangun benda menjadi lebih menyenangkan.
Gigi susu akan tanggal dan gigi permanen akan tumbuh.
Gigi permanen mungkin tumbuh sebelum mulut/rahang tumbuh dengan sempurna,
menyebabkan gigi tumbuh berdesakan.
Mata mencapai kematangannya baik dalam bentuk ataupun fungsinya.
Ketegangan tambahan dari pekerjaan sekolah (tulisan yang lebih kecil, komputer, kegiatan
menulis yang intensif) sering memicu kelelahan mata dan pada beberapa anak dibutuhkan
pemeriksaan mata.

Catatan khusus
Televisi
Beberapa peringatan tentang TV: Aktivitas fisik yang sangat sedikit dapat mempengaruhi
berat badan pada anak-anak. Terlalu banyak tindakan agresif di TV dapat mempengaruhi
suasana hati dan tindakan, dan anak-anak dapat mulai berpikir bahwa apa yang mereka lihat
di TV sebagai sebuah norma. Membatasi banyaknya menonton TV dan mengawasi apa yang
sedang ditonton dapat membantu orang tua memastikan bahwa TV yang sedang dilihat
berhubungan dengan nilai keluarga mereka.
Merawat Diri Sendiri
Tidak ada usia ajaib tertentu di mana anak-anak siap untuk ditinggal sendiri. Orang tua harus
mempertimbangkan dengan hati-hati keinginan anak untuk ditinggal sendiri, tanggung jawab
anak sehari-hari, kemampuan anak untuk mengantisipasi dan menghindari kondisi yang tidak
aman.

Perkembangan Mental
Anak-anak mulai dapat berpikir tentang perilaku mereka dan melihat konsekuensi dari
tindakan. Dalam tahap awal berpikir konkrit, mereka bisa mengumpulkan hal-hal yang masuk
dalam grup yang sama (misal bayi, ayah, ibu, tante, semua adalah anggota keluarga). Ketika
anak mendekati remaja, mereka menguasai cara membuat rangkaian/rentetan dan
mengurutkan yang dibutuhkan untuk keahlian matematika.
Anak-anak mulai menulis dan membaca di awal masa kanak-kanak pertengahan dan menjadi
ahli dalam keduanya di akhir masa kanak-kanak pertengahan.
Mereka dapat memikirkan tindakan mereka dan melakukan kilas balik atas apa yang telah
terjadi untuk menjelaskan situasi, seperti mengapa mereka terlambat ke sekolah.
Anak-anak belajar dengan paling baik, jika mereka aktif dalam pembelajaran. Sebagai contoh,
anak belajar lebih efektif tentang keselamatan dalam berkendara dengan memindahkan
mobil-mobilan, blok, and mainan lainnya daripada duduk dan mendengar orang dewasa
menjelaskan aturannya.
Usia 6-8 tahun jarang yang dapat duduk lebih lama dari 15-20 menit untuk sebuah aktifitas.
Rentang perhatian akan bertambah seiring dengan usia.
Di permulaan masa kanak-kanak pertengahan, anak-anak mungkin memulai banyak projek
namun hanya menyelesaikan sedikit. Menjelang remaja, anak-anak akan lebih fokus pada
penyelesaian.
Guru menentukan syarat-syarat untuk interaksi sosial di dalam sekolah. Memahami bahwa
anak-anak membutuhkan berbagai pengalaman berteman sembari membangun rasa nyaman.
Anak-anak dapat membicarakan permasalahan untuk menyelesaikannya. Hal ini
membutuhkan lebih banyak waktu orang dewasa dan lebih banyak perhatian dari anak-anak.
Anak-anak dapat memusatkan perhatian dan mengalokasikan waktu untuk mencari informasi
yang mereka butuhkan.
Mereka dapat membuat rencana untuk mencapai tujuan.
Terdapat kemampuan memori yang lebih besar karena sekarang banyak aktivitas rutin
(seperti menggosok gigi, mengikat tali sepatu, dan mandi) berjalan otomatis.
Anak mulai membangun citra diri sebagai seorang pekerja. Jika didukung, hal ini menjadi
positif dalam pengembangan pilihan karir nantinya.
Banyak anak ingin mencari cara untuk menghasilkan uang.

Perkembangan Moral
Perkembangan moral lebih sulit untuk didiskusikan dalam konteks kejadian penting
(milestone) perkembangan. Perkembangan moral berlangsung seiring waktu melalui pengalaman.
Riset menunjukkan bahwa jika anak mengetahui apa yang benar, ia akan melakukan apa yang benar.
Meski sebagai orang dewasa, kita mengetahui bahwa seringkali terdapat area abu-abu ketika datang
saatnya untuk membuat keputusan yang berat tentang benar dan salah. Terdapat banyak sekali
respon yang bergantung pada situasi khusus.
Sebagian orang dewasa setuju bahwa mereka harus bertindak dalam sikap peduli dan
menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka peduli kepadanya. Orang ingin berhubungan dengan
orang-orang yang akan menguatkan mereka untuk siapa diri mereka. Hal ini tidak berbeda untuk
anak-anak. Untuk mengajarkan perilaku bertanggung jawab dan peduli, orang dewasa harus terlebih
dahulu mencontohkan perilaku peduli kepada anak-anak sebagaimana mereka peduli kepada orang
dewasa lainnya. Ketika memberikan contoh, fokuslah pada berbicara kepada anak. Ini tidak berarti
menceramahi mereka, tetapi berdiskusi bebas dengan mereka. Bekerjalah untuk menciptakan
suasana pembelajaran dan pencarian bersama kepada pemahaman, empati, dan apresiasi. Dialog
dapat menjadi menyenangkan, serius, imaginative, atau dengan tujuan yang jelas. Dialog juga dapat
memberikan kesempatan untuk pertanyaan mengapa. Hal ini adalah landasan untuk kepedulian
kepada orang lain.
Selanjutnya, berlatih untuk peduli kepada orang lain. Orang dewasa perlu untuk mencari cara
untuk meningkatkan kapasitas untuk peduli. Orang dewasa pada umumnya menghabiskan waktu
untuk mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukan atau mengajarkan fakta-fakta. Hanya
sedikit waktu yang digunakan untuk menggunakan kemampuan berpikir runut yang baru saja
berkembang dan untuk mempraktikkan interaksi dan perbuatan kepedulian.
Langkah terakhir untuk melengkapi siklusnya adalah konfirmasi. Konfirmasi akan sangat
memotivasi orang lain. Orang dewasa yang dipercayai, yang mengenali sesuatu yang mengagumkan
pada anak dan mendorong pengembangan sifat tersebut dapat menempuh perjalanan jauh dalam
rangka membantu anak-anak menemukan tempat mereka di dunia. Cinta, kepedulian, dan relasi
positif memainkan peran utama dalam pendidikan etika dan moral.

Catatan khusus
Pekerjaan Rumah Tangga
Anak-anak ingin merasa berguna dan memiliki perasaan bahwa mereka berkontribusi
untuk keluarga. Untuk membantu anak-anak mempelajari tanggung jawab pekerjaan rumah
tangga, orang tua dapat mengijinkan anak-anak untuk memilih dari list pekerjaan rumah
tangga. Pekerjaan yang menghasilkan bayaran adalah yang merupakan tambahan yang
pekerjaan yang seharusnya dikerjakan. Sebagai contoh, menggosok gigi, mandi, menjaga
kebersihan ruangan, adalah pekerjaan yang sudah seharusnya dikerjakan. Mengeringkan alat
makan, menyimpan pakaian yang sudah terlipat, atau mengosongkan tong sampah, mungkin
dapat menjadi pekerjaan rumah tangga yang menghasilkan bayaran dan berkontribusi bagi
keluarga.
Uang menjadi semakin penting karena anak-anak sekarang mengerti bagaimana agar
berharga di dalam masyarakat. Bayaran yang dihasilkan adalah kesepakatan kedua belah
pihak. Anak-anak setuju untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan pengingatan yang
sedikit, untuk sejumlah barang atau uang yang disepakati juga. Bagan dengan gambar untuk
ditandai akan membantu anak-anak mengingat apa yang harus dilakukan. Semakin bertambah
usia, semakin mereka mampu mengerjakannya, namun ingat untuk memilih jenis
tugas/pekerjaan yang sesuai dengan umurnya.

SARAN PRAKTIS UNTUK SEMUA ORANG DEWASA YANG BEKERJA BERSAMA ANAK-ANAK DI MASA
KANAK-KANAK PERTENGAHAN

Perkembangan Sosial dan Emosional


Dorong permainan yang non-kompetitif, terutama pada awal masa kanak-kanak pertengahan,
dan bantu anak-anak menentukan tujuan individu.
Beri anak-anak banyak perhatian positif dan ijinkan mereka membantu menentukan aturan
main.
Berbicara tentang kontrol diri dan membuat keputusan yang baik. Berbicara tentang mengapa
penting untuk bersabar, berbagi, dan menghormati hak orang lain. Orang dewasa harus
memilihkan pertarungan dengan hati-hati, sehingga keluhannya terbatas dan rasa hormat
menjadi maksimal ketika anak-anak membangun kepercayaan diri dalam kemampuannya
untuk membuat keputusan.
Ajari mereka untuk belajar dari kritik. Bertanya bagaimana engkau dapat melakukannya
dengan cara berbeda lain kali?
Selalu siaga pada perasaan-perasaan yang berasosiasi dengan apa yang anak-anak katakan
kepada anda.
Beri anak-anak respon balik yang positif untuk kesuksesan mereka.

Perkembangan Fisik
Penting untuk membantu anak-anak merasa bangga atas diri mereka dan apa yang bisa
mereka lakukan. Hindari mengkhususkan anak perempuan kepada aktivitas tertentu, dan anak
laki-laki pada aktivitas yang lain. Biarkan kedua memilih dari aktivitas yang beragam.
Dorong anak-anak untuk menyeimbangkan kegiatan yang menghabiskan energi dan kegiatan
yang membutuhkan ketenangan. Anak-anak melepaskan tekanan dengan bermain.
Anak-anak dapat menjadi amat sangat aktif ketika lelah. Dorong kegiatan membaca dengan
tenang, melukis, puzzle, atau permainan papan sebelum waktu tidur.
Pemeriksaan gigi dan fisik secara rutin merupakan bagian penting dari mengawasi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Melalui pemeriksaan ini, orang tua dapat berjaga dari
potensi masalah kesehatan. Jika anak secara tidak terduga kehilangan gigi permanennya,
menemukan gigi tersebut dan membawanya beserta anak ke dokter gigi mungkin dapat
menyelamatkan gigi permanen tersebut.

Perkembangan Mental
Pertumbuhan mental yang cepat pada masa ini menciptakan banyak interaksi positif dan negatif
antara anak-anak dan orang dewasa. Beberapa cara yang bisa dilakukan orang dewasa untuk
membantu anak-anak mengembangkan kemampuan berpikir adalah:
Orang dewasa dapat bertanya bagaimana jika? atau bagaimana kita menyelesaikan ini?
untuk membantu anak-anak mengembangkan keahlian memecahkan masalah.
Membaca tanda petunjuk, membuat list, dan menghitung harga, kesemuanya adalah latihan
untuk mempraktikkan keahlian mengurutkan.
Menanyakan kepada anak apakah anda dapat menolong mereka berpikir tentang cara
berbicara ke anak yang lain, dapat memberikan sedikit panduan, ketika mereka menjalani
hubungan sosial.
Memilih waktu untuk fokus berbicara (tanpa gangguan) memungkinkan orang dewasa dan
anak-anak untuk berdialog dan mendengar.

REFLEKSI
Setiap tahap dalam kehidupan adalah waktu untuk bertumbuh. Masa kanak-kanak
pertengahan adalah untuk menjembatani masa ketergantungan dan masa kemandirian yang
mendekat. Masa yang penuh dengan pertanyaan dan spontanitas sedang memudar, digantikan oleh
perasaan sadar diri dan berhati-hati. Cara interaksi baru yang digunakan anak-anak adalah cara
mereka menjelajahi potensi masa depan. Beberapa perilaku akan berlalu, tapi anak-anak harus
mengalami agar mereka tumbuh dan siap untuk menghadapi tahap pencarian jati diri mereka di masa
remaja.

SUMBER
Elkind, D. (1994). Ties that Stress. Cambridge: Harvard University Press.
Elkind, D. (1989). The Hurried Child. Reading, MA: Addison Wesley.
Elkind, D. (1984) All Grown up and No Place To Go. Reading, MA: Addison Wesley.
Kohlberg, L. (1969). Stage and sequence: The cognitive approach to socialization. In D.A. Goslin
(Ed.), Handbook of Socialization Theory and Research . Chicago: Rand McNally.
Maccoby, E.E. & Martin, J.A. (1983). Socialization in the context of the family: Parent-child
interaction. In Paul H. Mussen (Ed.), Handbook of Child Psychology (4th edition). New York: John
Wiley & Sons.
Noddings, N. (1992). The Challenge to Care in Schools. New York: Teachers College Press.
Hartup, W.W. (1983). Peer Relations. In Paul H. Mussen (Ed.), Handbook of Child Psychology (4th
edition). New York: John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai