Abstrak
Pendahuluan Benda asing di jalan nafas merupakan keadaan darurat yang umum terjadi dalam
praktik THT. Seperti yang kita ketahui, Bronkoskopi Rigid adalah metode pilihan untuk
mengeluarkan benda asing, meski kadang-kadang mengarah ke spesialis yang melakukan
bronkoskopi yang tidak perlu, yang menghadapkan pasien pada bahaya anestesi umum.
Tujuan Tujuan penelitian saya ialah untuk menghitung sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi
positif, rasio odds dari tanda klinis dan radiologis, membandingkan dengan standar emas, prosedur
bronkoskop kaku (rigid).
Metode Ini adalah studi analitik prospektif yang dirancang di University Teaching Hospital dan
dilakukan selama periode 18 bulan, dari bulan Maret 2011 sampai Agustus 2012. Pengumpulan
data dikelompokkan secara luas menjadi tiga kategori yang berbeda: (1) Gejala, seperti ada
tidaknya tersedak , Sianosis, dan kesulitan bernapas; (2) Tanda klinis, seperti ada tidaknya masuk
ke udara, krepitasi, dan rhonchi; (3) Temuan rontgen dada yang menunjukkan adanya benda asing.
Hasil Ada total 40 bronkoskopi rigid yang dilakukan dengan anestesi umum untuk alasan
diagnosis dan terapeutik. Diantara 40 pasien yang menjalani bronkoskopi rigid, 32 (80%)
ditemukan memiliki benda asing di saluran napas mereka sementara 8 pasien (20%) menunjukkan
hasil bronkoskopi negatif. Riwayat tersedak ialah satu-satunya gejala klinis yang secara statistik
Signifikan (p 1/4 0,043) dengan rasio odds 5.
Kesimpulan Bronkoskopi Rigid adalah teknik standar emas untuk diagnosis dan prosedur pilihan
untuk menghilangkan BA dari jalan nafas. Bagaimanapun, masih ada peluang kecil hasil negatif,
apalagi bila tidak ada riwayat aspirasi.
Total 31 (77.5%)
Bilateral absent: 2
Penurunan
9 (22.5%)
masuknya udara
Tanda klinis Unilateral absent: 3
Unilateral menurun: 26
Krepitasi bilateral: 2
Total 6 (15%)
Rhonchi bilateral: 1
Abnormal 21(52.5%)
Bayangan radiopak: 8
Tanda
X-ray dada/thorax Normal 19 (47.5%)
radiologis
Konsolidasi: 3
Paru-paru kolaps: 10
Ada BA: 32 8 24
Riwayat Sianosis
Ada BA: 32 25 7
Pemasukan udara
Normal Menurun
Krepitasi
Rhonchi
X-ray Dada/Thorax
Normal Abnormal
Gambar 1 Diagram menunjukkan Sensitivitas dan Spesifisitas untuk variabel klinis yang berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Kiyan merupakan indikator tertinggi dalam analisis
3
et al pada 192 pasien yang menjalani kami, yang mencapai spesifisitas 87%.
bronkoskopi rigid, dengan adanya wheeze Dalam studi Kiyan et al3, adanya batuk
(mengi) sebagai gejala, memiliki sensitivitas produktif juga memiliki spesifisitas yang
tertinggi pada 87,7%, diikuti dengan sangat tinggi, yaitu 96,3%, yang tidak
penurunan masuknya udara secara unilateral dipertimbangkan selama rancangan
pada Auskultasi (78,3%). Hasil ini sedikit penelitian saya. Namun, kehadiran rhonchi
berbeda dari penelitian ini, karena saya memiliki spesifisitas tertinggi dalam
belum menganggap mengi sebagai gejala penelitian saya, namun bukan merupakan
selama pengumpulan data namun spesifisitas indikator yang tertinggi pada penelitian
penurunan pemasukan udara secara unilateral Kiyan et al,3 walaupun nilainya serupa (yaitu
hampir sama. Dalam studi yang sama, 85%).
kehadiran sianosis memiliki spesifisitas yang Hasil di atas menunjukkan bahwa
sangat tinggi, pada 98,1%, yang juga selalu ada kemungkinan bronkoskopi negatif
yang mengekspos/menghadapkan pasien dengan penelitian lain yang dilakukan oleh
terhadap bahaya anestesi umum dan penulis yang berbeda.
kemungkinan komplikasi bronkoskopi rigid Literatur tentang bronkoskopi negatif
selama prosedur dan setelahnya. Hal ini mencakup penelitian yang dilakukan oleh
karena ketidakmampuan untuk Oren Cavel dkk5 yang menunjukkan tingkat
mengidentifikasi parameter klinis tunggal yang berbeda pada bronkoskopi negatif dan
yang dapat memprediksi kehadiran benda komplikasinya, yang ditunjukkan pada
asing di jalan napas dalam setiap kasus. Tabel 3. Tingkat bronkoskopi rigid negatif
Tingkat bronkoskopi rigid negatif dalam berkisar antara 18% sampai 43%, dan
penelitian saya adalah 20%, yang serupa sebagian besar berkisar di sekitar 20 %.
47% kasus,
Retrospektif, '' untuk
sebagian besar
menghindari BR yang
komplikasi anestesi
tidak beralasan, dokter
Maddali 175 20% minor. Faktor
harus
risiko anestesi IV,
mengetahui/memahami
waktu BR > 30
presentasi klinis ABA
menit
Prospektif, mengusulkan
Righini et 4% bronko spasme sebuah algoritma untuk
54 16% 4% edema memilih antara
al1 subglotis bronkoskopi fleksibel
dan BR
Prospektif, ''riwayat
medis adalah kunci
untuk diagnosis ABA.
Even et al9 98 43%
Jika diduga ABA,
bronkoskopi harus
dilakukan''
Retrospektif,
mengusulkan sistem
Kadmon et 47%, 14% pada
penilaian
91 kasus yang jelas 4%
al10 (8/59)
terkomputerisasi untuk
mengetahui kebutuhan
akan bronkoskopi
Prospektif, BR pada
kasus yang mendesak
Martinot et 28, semua kasus atau secara klinis dan
18%
al4 yang jelas radiologis jelas,
bronkoskopi fleksibel
untuk yang lainnya
Retrospektif, jika
Hoeve et aspirasi BA
115 26%
al12 dipertimbangkan, BR
diwajibkan
15% diperlukan
Rizk, penggantian ke Retrospektif, 12% BR
106 23% assisted-ventilasi didahului dengan flex
Rassi13 karena bradikardia karena suspensi rendah
dan desaturasi