Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Survei Pendahuluan
Pendahuluan
Kompleksitas operasi yang terdapat pada perusahaan saat ini mungkin sulit dan
membuat frustasi untuk dipelajari. Banyak auditor sangat berharap mereka mengetahui
kerumitan operasi yang diaudit pada saat audit mulai dilakukan, sebagaimana yang kemudian
mereka ketahui pada saat audit telah selesai. Survei pendahuluan data menjadi senjata terbaik
bagi auditor untuk memperoleh pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk
mendukung kesuksesan audit.
Survei merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi, tanpa melakukan
verifikasi secara terperinci, tentang kegiatan yang akan di audit. Survey pendahuluan
merupakan proses yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai
risiko dari suatu unit yang akan diperiksa. Oleh karena itu survey pendahuluan di sini meliputi
langkah-langkah analisis terhadap risiko mikro yang terkait dalam suatu unit yang akan
diaudit. Survei pendahuluan dapat dilakukan dengan sejumlah teknik audit. Penggunaan
berbagai teknik audit tersebut dimaksudkan agar tercapai kombinasi optimal dari berbagai
upaya untuk memperoleh dan menganalisis informasi yang relevan dengan penilaian risiko
secara efisien dan efektif. Terdapat dua klasifikasi utama dari teknik-teknik audit pada tahap
survey pendahuluan, yaitu yang berkaitan dengan langkah-langkah survey pendahuluan di
kantor unit auditor internal (on desk/off site audit), dan di lokasi unit yang diaudit (on site
audit).
Pada banyak kondisi, studi awal akan dilakukan di kantor pusat, meskipun banyak
auditor internal saat ini dapat mengakses informasi secara elekronik dari yang jauh. Kertas
kerja tahun sebelumnya dapat menunjukkan pendekatan yang dilakukan auditor lain atas
penugasan tersebut, meskipun pendekatan yang sama mungkin tidak lagi layak atau tidak
diinginkan untuk audit tahun ini.
1
Studi awal juga mencakup penelaahan saksama atas bagan organisasi dan pernyataan
tanggung jawab dan kewenangan. Dokumen tersebut dapat menunjukkan posisi aktivitas klien
dalam hierarki perusahaan, apa yang diharapkan manajemen senior atas manajemen di
bawahnya, dan kewenangan apa yang diberikan kepada manajer operasi. Penelaahan harus
dilakukan secara saksama atas kata-kata yang tertera. Pernyataan wewenang dan tanggung
jawab seringkali dibuat oleh orang yang melakukan aktivitas tersebut. Dalam beberapa hal,
pernyataan tersebut bisa dilebih-lebihkan dan auditor harus skeptic menyikapinya. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan apabila audit yang dilakukan adalah audit berulang (repeat audit)
adalah mempelajari permanent file yang berisi laporan audit terdahulu, informasi lainnya
yang relevan dengan penugasan berikutnya. Auditor perlu menelaah literature-literatur yang
terkait agar pengetahuan audit dapat selalu ter-update dengan memakai referensi dari situs
dari IIA yaitu www.theiia.org atau jurnal Internal Auditor yaitu jurnal profesi.
Pendokumentasian
Daftar Pengingat
Dalam setiap permulaan audit, auditor internal kadang kala bingung, apa yang akan
dikerjakan selanjutnya? Meskipun setiap penugasan audit tidak sama, namun terdapat
langkah-langkah awal tertentu yang berlaku untuk setiap audit. Langkah-langkah ini harus
dicatat dalam daftar pengingat sehingga memudahkan pekerjaan.
Daftar pengingat tidak dirancang untuk menghambat inisiatif atau kreativitas. Daftar
tersebut menyederhanakan proses perencanaan dengan membantu auditor melakukan
pekerjaan secara terorganisasi dan dengan langkah awal yang minimum. Daftar pengingat
membantu auditor mengorganisasikan kertas kerja mereka dan membuat tahap audit
selanjutnya lebih sederhana untuk dikerjakan.
2
DAFTAR PENGINGAT PENUGASAN AUDIT
Diselesaikan
Perencanaan
(Tanggal) (Nama)
Telaah dokumen-dokumen permanen:
Lembar analisisi audit dari pengujian sebelumnya.
Laporan audit tahun sebelumnya dan surat balasan
dari klien.
Catatan dan komentar
Siapkan sebuah ringkasan dari kekurangan-kekurangan
dan saran-saran yang diberikan pada tahun sebelumnya.
Dapatkan dokumen penugasan.
Telaah laporan-laporan terkait dari organisasi-organisasi
audit lainnya yang ada dalam perusahaan.
Telaah penelitian terbaru tentang subjek yang akan diaudit.
Analisis bagan organisasi, instruksi procedural, dan
arahan-arahan.
Lakukan survey pendahuluan.
Siapkan program audit, sediakan langkah-langkah untuk:
Melakukan pengujian terhadap buku besar untuk
akun-akun tertentu.
Menelaah laporan manajemen yang ada.
Menentukan apakah perlu untuk melihat surat-surat
elektronik yang diterima organisasi.
Menentukan apakah masukan (input) yang dihasilkan
bagian pemrosesan data di organisasi sudah akurat,
otentik, dan tepat waktu.
Mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi
pendapatan dan pajak-pajak lainnya.
Mengalokasikan hari yang dibutuhkan untuk segmen-
segmen program audit.
Menggunakan pengambilan sampel secara statistic.
Merencanakan penerbitan laporan interim.
Menelaah ketaatan terhadap ketentuan penyimpanan
dokumen dan aturan keamaan.
Menggunakan bagan alir untuk mengevaluasi system
3
control.
Periksa program audit dan daftar pengingat ini dengan
supervisor.
4
untuk ketikan akhir.
Daftar Isi
Pengurangan Biaya
Catatan Kesan
Catatan kesan tidak dibuat untuk diberikan kepada manajemen. Fungsinya adalah sebagai
daftar pengingat bagi auditor ketika mereka sedang melakukan pembicaraan rahasia dengan
manajer senior. Catatan kesan dapat membantu mengidentifikasi gejala-gejala kemunduran
yang membutuhkan perhatian khusus dan membutuhkan perbaikan dalam hubungan dengan
karyawan, kondisi kerja, manajemen, atau pengawasan.
CATATAN KESAN
Penugasan Audit :
Judul :....
Ya Komenta
Pertanyaan atau r
Tidak
Etika dan Moral Karyawan
Apakah karyawan memiliki etika yang baik dengan sesame
rekan kerja, pekerjaan mereka, supervisor dan organisasi?
Apakah tugas karyawan melaksanakan kewajiban mereka
dan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab mereka?
Apakah karyawan memahami dan mendukung tujuan
departemen dan organisasi mereka?
Kebiasaan Kerja
Apakah karyawan mempunyai jam kerja yang layak dan
menyelesaikannya untuk kepentingan organisasi?
Apakah jam kerja karyawan diperiksa?
Apakah manajer menampung keluhan karyawan dan
bersedia mengambil tindakan perbaikan?
Organisasi dan Penugasan Staf
Apakah untuk dapat mencapai tujuan organisasi, organisasi
tersebut sudah dikelola dengan baik?
Apakah staf sudah ditugasi dengan baik dan terdapat
pemisahan tugas, wewenang, dan tanggung jawab?
Apakah organisasi organisasi memiliki job description
secara baik?
Apakah karyawan atau staf sudah bekerja sesuai dengan
bidang dan keahlian mereka?
Pengawasan
Apakah supervisor memahami pekerjaannya dan
menghargai karyawan?
Apakah supervisor menerapkan control dan memberikan
aahan kepada karyawan?
6
Hubungan dengan Organisasi Lain
Apakah organisasi cenderung berkomunikasi secara efektif
dengan organisasi lain?
Apakah terdapat konflik di dalam organisasi atau dengan
organisasi lain?
Apaka terdapat kerja sama yang saling menguntungkan?
Tata letak (lay Out) Ruang Kerja
Apakah ruang kerja memiliki lay out yang baik?
Apakah lokasi, sirkulasi udara, cahaya, suhu udara dan
kebersihan sudah memadai?
Kuisioner
Kuisioner diusahakan untuk mudah dipahami bagi responden yang diminta mengisi
kusioner. Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan untuk memenuhi
tujuan audit, bertemu manajer klien pada pertemuan awal. Selain itu, kuisioner yang baik
tidak terlalu tebal atau tidak terlalu panjang. Berikut contoh pertanyaan-pertanyaan yang
layak untuk ditanyakan:
7
8. Laporan control apa yang anda terima dari karyawan?
18. Laporan apa yang anda siapkan untuk manajemen anda sendiri, dan seberapa sering
dihasilkan?
22. Perubahan-perubahan besar apa yang telah terjadi sejak audit terakhir?
Bertemu Klien
Pertemuan auditor internal dengan manajer klien memberi peluang bagi auditor untuk
menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan dilakukan. Dalam beberapa situasi,
auditor justru ingin membahas keseluruhan peran audit internal dalam organisasi. Dalam
pembahasannya dengan manajer dan supervisor, auditor menjelaskan tujuan, sasaran, standar
operasi serta risiko bawaannya.
8
kesalahan informasi yang disengaja oleh klien akan cenderung dideteksi dalam pelaksanaan
audit sesungguhnya.
Pertemuan awal cenderung akan menuntun arah audit, salah satunya kemungkinan
kerja sama. Auditor internal haruslah terbuka dan terus terang mengenai tujuan audit mereka.
Mereka harus mengajukan pertanyaan sebagai seorang yang ingin menggali informasi, bukan
sebagai penyidik. Jangan ada perseteruan, perselisihan yang bisa merusak pertemuan awal ini.
Manajer klien hanya ingin diperlaukan secara wajar dan dipandang dengan objektif.
Jika jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tesebut memiliki bukti yang sah bahwa
memang ada tindakan perbaikan, maka manajemen patut diberi pujian. Jika masalah tersebut
cukup signifikan, sebaiknya dimuat dalam laporan audit internal-bukan sebagai temuan audit,
tetapi sebagai catatan masalah yang diselesaikan. Jika keyakinan yang diberikan hanya
sebagai upaya untuk menghindari disangkutpautkan dengan temuan kelemahan, maka hal ini
harus dilaporakan sebagai temuan audit.
Wawancara
1. Persiapan. Jangan datang tanpa persiapan. Pelajari sebanyak mungkin tentang klien
sebelum Tanya jawab. Tentukan tujuan Tanya jawab dan siapkan pertanyaan-
pertanyaan untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Pembukaan. Beritahu klien dengan jujut tujuan wawancara dan bagaimana hasilnya
akan digunakan.
9
4. Pelaksanaan. Wawancara merupakan pelaksanaan komunikasi, dan auditor internal
harus memiliki keahlian dalam proses komunikasi.
Survey pendahuluan akan berlangsung lancar dan sistematis jika auditor memiliki
pandangan yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai. Dalam kebanyak audit, informasi
penting dalam rangka mengumpulkan bahan bukti dapat diklasifikasikan ke dalam empat
fungsi dasar manajemen.
Perencanaan
Informasi penting yang bisa diperoleh auditor mengenai perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Tentukan tujuan aktivitas atau organisasi, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
6. Tentukan cara menetapkan sasaran dan siapa yang menetapkan atau membantu
menetapkannya.
Pengorganisasian
Informasi penting yang bisa diperoleh auditor mengenai pengorganisasian adalah sebagai
berikut:
10
2. Tanyakan hubungan dengan organisasi lain.
3. Telaah letak fisik, catatan peralatan, serta lokasi dan kondisi aktiva.
4. Tentukan perubahan organisasional yang dilakukan akhir-akhir ini atau sejak audit
terakhir
5. Dapatkan informasi mengenai otoritas yang didelegasikan dan tanggung jawab yang
diberikan dan
Pengarahan
Informasi penting yang bisa diperoleh auditor mengenai pengarahan adalah sebagai berikut:
2. Tanyakan kepada karyawan apakah instruksi sudah cukup jelas dan bisa dipahami.
3. Tentukan apakah rentang manajemen dan pengawasan memungkinkan arah kerja yang
memadai.
Kontrol
2. Telaah system dan alur kerja. Waspada dengan adanya tanda pemborosan, pesanan
penjualan, peralatan atau bahan baku yang berlebihan, karyawan yang menganggur,
perbaikan dan pekerjaan ulang yang ekstensif, bahan sisa yang berlebihan, dan kondisi
kerja yang buruk.
11
4. Identifikasikan aktivitas atau prosedur khusus yang akan digambarkan dengan bagan
alir, seperti penyusunan kontrak, pemeriksaan aplikasi pinjaman, menyetujui atau tidak
menyetujui pinjaman, penjualan aktiva, melakukan sewa guna usaha, periklanan,
menetapkan harga, merekrut karyawan, meminjam dana, dan memilih pemasok.
Tindakan-tindakan atau prosedur prosedur ini harus mencerminkan aktivitas yang
diperiksa.
Pengamatan
Pengamatan dalam arti umum terus dilakukan selama survey pendahuluan. Melalui
pengamatan dan tanya jawab yang yang efektif, auditor internal mampu untuk:
Mengevaluasi resiko
12
Selama survei pendahuluan, auditor internal harus menentukan tujuan aktivitas yang
menjadi tujuan audit, yang akan ditetapkan selanjutnya. Jika tujuan ini tidak dipahami dengan
baik, maka audit bisa kehilangan manfaatnya. Mendapatkan gambaran aktivitas yang tepat dan
kesesuaian misinya dengan sasaran strategis perusahaan merupakan profesionalisme auditor
internal.
Saat melakukan survei, auditor internal akan senantiasa mengingat dengan tepat
tujuan, sasara, dan standar yang seharusnya atau sedang diupayakan untuk dimiliki organisasi
kilen. Auditor harus mencoba untuk menentukan apakah:
a. Tujuan tersebut sesuai dengan rencana strategis dari organisasisuatu rancangan
besar perusahaan.
b. Orang-orang yang akan dibatasi oleh tujuan, sasaran, dan standar berpartisipasi
dalam penetapannya.
c. Tujuan diketahui oleh semua orang yang akan berpartisipasi dalam pencapaiannya.
d. Tujuan tersebut secara realistis mempertimbangkan sumber daya yang tersedia bagi
aktivitas.
e. Tujuan tersebut menuntun aktivitas dalam menghadapi kendala dan kendali eksternal.
Sasaran dan standar yang ditetapkan akan memotivasi orang untuk mencapai lebih dari apa
yang bisa mereka capai
Risiko
Sebelum auditor mengelola risiko atau memutuskan alokasi sumber daya ang terlibat
dalam manajemen risiko, hubungan lebih erat antara manajemen risiko dan audit internal
13
telah lama disarankan. Pada kenyataannya, beberapa pengamat menyarankan bahwa titik
awal perencanaan audit internal haruslah risiko-risiko organisasional, atau ancaman bagi
pencapaian tujuan-tujuan usaha.
Kontrol Risiko
Ketika auditor internal telah mengenali risiko. Mereka harus mencari kontrol yang
dirancang untuk menghadapinya. Kontrol yang tidak memadai atau tidak efektif harus
didiskusikan segera dengan manajer klien. Jika kesepakatan tentang tindakan perbaikan
dicapai dan tindakan perbaikan yang memadai diambil, upaya audit selanjutnya akan lebih
mudah. Namun jika manajer tidak bisa diyakinkan dan membutuhkan bukti bahwa risiko
tersebut memang ada dan kontrol memang lemah, auditor harus membuat program pengujian
purposive bukan pengujian berdasarkan sampel untuk mendukung bukti dan signifikansi
risiko.
Penentuan Risiko
Penentuan risiko (risk assessment) merupakan hal penting bagi manajemen dan auditor
internal. Berdasarkan studi yang dilakukan COSO, Kontrol Internal Kerangka Kerja
Terintegrasi menatakn bahwa persaratan awal untuk penentuan risiko adalah penetapan
tujuan, yang dihubungkan pada tingkat-tingkat ang berbeda dan konsisten di dalam organisasi.
Tujuan penetuan risiko adalah untuk membuat karyawan sadar akan beragam risiko
yang ada serta prioritas, keterbatasan dari daftar risiko tersebut. Sejumlah risiko tidaklah
statis, selalu ada risiko yang muncul setiap waktu. Oleh karena itu penentuan risiko
merupakan fungsi yang berkelanjutan dalam proses manajemen yang harus dilakukan secara
berorganisasi dan berurutan.
Pengamatan Fisik
Hal-hal yang abstrak sulit dipahami dan digambarkan. Auditor harus keluar sendiri
dan melihat sendiri fasilitas, tata letak fisik, proses, aliran bahan baku dan dokumen.
Pengamatan pribadi menggambarkan apa yang terjadi dan bagaimana terjadinya.
Pengamatan fisik selayaknnya berlangsung dalam dua tahap. Pada tahap pertama,
auditor internal harus berkeliling fasilitas perusahaan untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih baik mengenai lokasi, kondisi dan tata letak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
gambaran yang tepat mengenai kebijakan, prosedur dan bagan organsasi. Pasa saat bertemu
karyawan,auditor dapat menanyakan
1. Apakah pekerjaan datang ke anda tepat waktu, dan apakah kualitasnya bagus?
2. Apakah terdapat laporan atau catatan informal mengenai kesulitan dalam pekerjaan yang
diterima?
3. Apakah tindakan perbaikan sudah diambil untuk masalah-masalah?
4. Apakah tindakan tersebut terbukti efektif? Jika tidak, mengapa?
5. Apakah terdapat masalah keamanan? Apakah sudah ada penelaahan oleh petugas
keamanan resmi dan bagian administrasi kesehatan atau pemeriksa asuransi?
6. Apakah terdapat masalah keamanan menyangkut dokumen dan aktiva?
7. Apakah alur kerja dan dokumen dokumen cukup wajar dan efisien?
8. Bagaimana kondisi fasilitas peralatan?
9. Bagaiamana kuantitas dan kualitas barang-barang sisa?
Pada operasi yang kompleks, mungkin auditor perlu melakukan tahap selanjutnya
yang sering disebut penelusuran.Selama penelusuran, auditor mungkin menelaah beberapa
aktivitas kerja dari awal sampai akhir, dan menyiapkan bagan alir. Penelusuran membantu
auditor menilai ketaatan dengan kebijakan dan prosedur serta menentukan apakah control
15
memang berfungsi. Langkah ini tidak akan mengungkapkan seberapa baik transaksi diproses,
hal ini membutuhkan pengujian substantive.
Menyiapkan Flowchart
Dengan menyampaikan Flow chart suatu proses dapat dipotret dan dapat memberikan
gambaran system dan merupakan sarana untuk menganalisa operasi yang kompleks - analisa
yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci. Pembuatan flow chart sudah dipelajari
pada kuliah Sistem Informasi Akuntansi.
Pelaporan
Survei yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan sejumlah informasi yang
bermanfaat. Data yang dikumpulkan dapat mengidentifikasi hal-hal penting dan masalah yang
ada serta membantu auditor memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan diperlukan. Hasil
survey ini perlu dibuatkan laporan dengan fokus pada kecukupan control bukan efektivitas
kontrol dan menunjukkan dasar keputusan untuk terus melakukan audit.
Selama penelaahan hasil-hasil survey dengan manajemen, pelaporan temuan positif
dan negative bisa jadi kondusif bagi hubungan auditor-klien, Pendekatan ini
mengkomunikasikan apa yang dicari auditor internal, kerja sama yang sehat, objektif, tidak
bias terhadap penilaian operasi.
Jika survei memberi keyakinan adanya sistem, kontrol, pengawasan, dan
manajemennya bisa menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya audit. Sumber daya audit
biasanya kebanyakan organisasi audit internal memiliki lebih banyak proyek audit
dibandingkan auditor yang akan melakukannya. Tidak masuk akal untuk menghabiskan waktu
audit yang berharga hanya untuk mengejar pengujian transaksi jika kelihatannya sistem kontrol
itu sendiri akan menunjukan semua transaksi yang memiliki kelemahan material.
Pada saat yang sama, kebanyakan auditor internal merasa perlu menerbitkan laporan
audit walaupun hanya survei yang dilakukan. Dengan informasi yang dikumpulkan selama
survei, mungkin laporan berharga bisa disiapkan. Namun akan menjadi lebih bijak untuk secara
hati-hati menguraikan lingkup audit yang terbatas, dengan berkonsentrasi pada kecukupan
bukan pada efektivitas control dan menunjukkan dasar keputusan untuk terus melakukan audit.
Bahkan dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan akan
dilakukan mungkin berguna untuk membuat ringkasan basil survei dan melaporkannya secara
informal ke manajemen. Kadang-kadang, informasi yang mencukupi akan diperoleh selama
16
survei untuk merekomendasikan perbaikan bahkan sebelum pengujian substantif dilakukan.
Dalam kasus ini, pengamatar. internal harus dibahas dengan manajer klien sebelum program
audit disiapkan. Jika m puas dengan analisis auditor dan bersedia mengambil tindakan
perbaikan, hasil survei final, tergantung pada tindak lanjut normal atas tindakan perbaikan
yang dilakukan.
Selama penelaahan hasil-hasil survei dengan manajemen, pelaporan temuan positif
dam jadi kondusif bagi hubungan auditor-klien. Pendekatan ini mengomunikasikan apa yang
internal: kerja sama yang sehat, objektif, tidak bias terhadap penilaian operasi.
Jika hasil-hasil survei kemudian membutuhkan audit, ringkasan audit seharusnya men
langkah audit yang disarankan dan rasional bagi mereka. Auditor juga harus mengiden tifikasi
aktivitas yang tidak akan diaudit dan menjelaskan alasannya. Estimasi awal untuk waktu dan
kebutuhan sumber daya harus dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan lapangan
dan audit.
Anggaran dibuat dengan berpatokan pada perkiraan waktu yang dibutuhkan auditor.
Tidak ada standar untuk anggaran survey pendahuluan. Jika audit yang dilakukan merupakan
audit rutin maka perkiraan waktu dapat segera ditentukan. Jika terjadi perubahan signifikan
dalam tujuan, prosedur, system operasi, otomatisasi, organisasi, manajemen, dan karyawan
akan mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk mengenal dan mengidentifikasi masalah.
Semua faktor harus dipertimbangkan dalam membuat anggaran survey. Tetapi bahkan jika
auditor merasa cukup memahami aktivitas, mereka harus selalu waspada akan dua faktor yang
dapat berubah yaitu orang dan perilaku mereka.
Memperkirakan waktu yang dibutuhkan auditor merupakan faktor kunci dalam
survei pendahuluan. Waktu yang akan dialokasikan akan tergantung pada sejumlah factor.
Tujuan survei adalah agar lebih mengenal. Makin kenal auditor dengan aktivitas yang ada,
maka makin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melakukan survei. Juga, jika audit bersifat
rotasional dan kertas kerja sebelumnya memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan,
sasaran, standar, dan kontrol operasi, bersama dengan bagan alir, bagan organisasi, dan
dokumen-dokumen lainnya, yang dibutuhkan untuk memperbarui informasi tersebut.
Semua faktor harus dipertimbangkan dalam membuat anggaran survei, mereka harus
selalu waspada akan dua faktor yang dapat berubah, yaitu orang dan perilaku mereka. Tidak
17
ada jaminan bahwa baik orang ataupun tingkah laku mereka akan tetap sama dari ke tahun.
Jadi pemahaman bisa saja hanya ilusi.
Tidak ada alasan untuk menggali verifikasi pekerjaan setiap operasi tanpa survei
pendahuluan, bahkan jika hanya menanyakan perubahan apa yang telah terjadi sejak audit
terakhir. Tidak ada standar untuk anggaran survey pendahuluan. Berdasarkan survei informasi
dari praktisi, estimasi yang wajar mungkin 10 persen hingga 20 persen dari total anggaran untuk
proyek audit.
DAFTAR PUSTAKA
18
http://wonderwall92.blogspot.in/2012/12/survei-pendahuluan.html?m=1 (Diakses 09 Juli
2017)
Sawyer, Lawrence, Mortimer, A. Ditten hofes, dan James H. Scheiner, Audit Internal Sawyer.
Edisi Kelima. Salemba Empat, Jakarta, 2005
19