PELAKSANAAN DAN
ALAT BERAT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
MERCUBUANA
- Menghasilkan Daya dukung Gesek tanah yang lebih baik karena metoda
hydraulic jack-in (metoda penetrasi tekan statis) sehingga tanah yang tadinya
mendorong kesamping akibat penetrasi tiang, dalam beberapa jam tanah
yang terdorong akan kembali menjepit tiang dan memberikan daya dukung
tambahan (friksi tanah terhadap tiang akan semakin besar)
- Tidak menghasilkan suara bising seperti pada hammer (umumnya
menggunakan Silent Genset sebagai main power untuk aktifitas mesin
hydraulic jack in) sehingga tidak menghasilkan polusi asap yang cukup berarti
- Output pekerjaan/ produktifitas kerjanya lebih baik daripada hammer (untuk
pekerjaan pemancangan dimana penetrasi max adalah rata tanah , minimum
300m' / hari ~ 10jam kerja/hari)
- Tidak menimbulkan getaran disekeliling sehingga aman buat bangunan di
dekatnya (Minim Retak Struktural pada bangunan tetangga).
- Tidak diperlukan loading test beban aksial, karena mesin hydraulic jack-in
dilengkapi dengan pressure gauge (MPA) sehingga beban aksial aktual dapat
diketahui dari pembacaan nilai MPA pada pressure Gauge diinstrument
mesin.
- Tidak maksimal pengerjaannya jika terjadi hujan karena bila tiang diperlukan
welding/pengelasan sambungan maka proses penyambungan tiang
pancang.butuh waktu lama
- Jika menggunakan Mesin Hydraulic Jack In Robot lambat untuk berpindah
dari satu titik ke titik pemancangan yang lain, sedangkan jika
menggunakan Mesin Hydraulic Jack In dengan roda Crawler : cepat untuk
berpindah dari satu titik ke titik pemancangan yang lain, akan tetapi tidak
terlalu baik dalam pressure pemancangan dan kurang siku (tergantung
permukaan tanah yang menjadi landasan)
- Pada saat mobilisasi mesin kelokasi proyek mesin Hydraulic jack-in sangat
tergantung terhadap ketersediaan Tronton dan crane service (Mobile Crane).
sedangkan dalam proses pemancangan bila mesin tidak dilengkapi dengan
crane maka harus disediakan juga diproyek crane service (Mobile Crane)
dimana fungsi dari crane disini adalah sebagai alat untuk mengangkat tiang
pancang dimasukkan ke dalam penjepit hydraulic jack dan pemancangan pun
dapat diilakukan.
Salah satu cara untuk mengevaluasi daya dukung pondasi tiang dengan
menggunakan metode uji beban statik (Hardjsaputra,H, 2006) yaitu pembebanan
langsung tiang pondasi dengan besar beban 200% atau 300% daya dukung ijin tiang.
Uji beban sebesar 200% lebih ditujukan untuk pembuktian saat konstruksi,
sedangkan uji beban sebesar 300% ditujukan untuk mncari daya dukung batas tiang,
untuk keperluan perencanaan pondasi. Data penting dari pengujian ini adalah
diperolehnya grafik hubungan antara penurunan (settlement) vs beban (load). Dari
grafik ini, dengan menggunakan berbagai metode, seperti metode CHIN, metode
Davission, metode log P vs log S dan Mazurkiewich data diprediksi daya dukung
batas. Uji beban skala penuh (Static Load Test) ini merupaka metode yang paling
dapat dipercaya tapi memiliki beberapa kekurangan yaitu a). membutuhkan biaya
yang besar , b). waktu yang relatif lama, c). bahaya bagi pekerja karena tumpukan
blok-blok beton yang digunakan untuk pengujian (Setio dkk, 2000).
Untuk mengatasi hal tersebut kini berkembang uji beban dinamis High Strain
Dynamics Pile Tests (HSDPT) atau sering disebut Pile Driving Analyzer (PDA) Test. Uji
beban dinamis memiliki beberapa keuntungan antara lain (Mhaiskar, SY dkk, 2010
dan Vaidya, Ravikiran dkk, 2006) :
- Dalam satu hari dapat dilakukan test beberap tiang sehingga menghemat waktu.
- HSDPT membutuhkan ruang relatif kecil.
- Mengevaluasi daya dukung dan integritas struktural tiang.
- Mengevaluasi penurunan (settlement) tiang.
Dari banyak studi yang dilakukan, prediksi daya dukung batas (ultimate)
tiang hasil dari test PDA memperlihat korelasi yang positif dengan daya dukung
batas (ultimate) tiang hasil Static Load Test (Likins dkk, 2004). Dengan korelasi yang
positif ini, PDA test dapat digunakan sebagai supplement selain uji beban skala
penuh pada proyek-proyek besar dan pada proyek-proyek menengah dan kecil PDA
test dapat digunakan sebagai pengganti Static Load Test (Likins dkk, 2008).
Di Palembang, PDA test termasuk uji dinamis tiang yang relatif baru
berkembang (tahun 2000-an). Sehingga pengetahuan teknis tentang PDA test ini
relatif jarang dikuasai atau paling tidak dipahami oleh para pekerja konstruksi. Untuk
menginterprestasikan angka-angka numerik seluruh hasil dari PDA test mungkin
membutuhkan latar belakang pendidikan dan pelatihan khusus untuk
menguasainya. Tetapi untuk tujuan praktis bagi pekerja konstruksi/praktisi paling
tidak bisa memahami hasil evaluasi daya dukung tiang, integritas/keutuhan tiang
dan penurunan tiang dari hasil PDA test.
CAPWAP (Case Pile Wave Analysis Program) adalah program aplikasi analisa
numerik yang menggunakan masukan data gaya (force) dan kecepatan (velocity)
yang diukur oleh PDA. Kegunaan program ini adalah untuk memperkirakan distribusi
dan besarnya gaya perlawanan tanah total sepanjang tiang berdasarkan modelisasi
sistem tiang-tanah yang dibuat dan memisahkannya menjadi bagian perlawanan
dinamis dan statis.
Berat
hammer untuk PDA
test , Robinson dkk (2002) menyarankan untuk menggunakan berat hammer (W)
yang tergantung kapasitas ultimit tiang (Qu) yaitu :
Hasil keluaran (output) dari CAPWAP (G&P GEOTECHNICS SDN BHD, 2006)
antara lain :
4.) Apa yang dimaksud dengan Tes PIT ( Pile Integrity Test ) ?
Pada dasarnya ada 2 hal yang perlu diketahui tentang air tanah,
ditinjau dari pengaruhnya terhadap proses pelaksanaan bangunan,
yaitu:
1. Open Pumping
2. Predrainage
3. Cut Off
4. Compressed Air