Anda di halaman 1dari 12

TUGAS METODE

PELAKSANAAN DAN
ALAT BERAT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
MERCUBUANA

OLEH : NANDA DHIKA PRATAMA


41115010064
TUGAS METODE PELAKSANAAN DAN ALAT BERAT
1.) Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hydraulic Jack in Pile ?

Jack in pile adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang


pelaksanaannya ditekan masuk ke dalam tanah dengan menggunakan
dongkrak hidraulis yang diberi beban counterweight sehingga tidak
menimbulkan getaran dan gaya tekan dongkrak lansung dan dapat dibaca
melalui manometer sehingga gaya tekan tiang dapat diketahui tiap menacpai
kedalaman tertentu. Sebelum dilakukan pemancangan dengan jack-
in terlebih dahulu dilakukan tes sondir dan boring. Dari hasil
tes sondir tersebut, rata-rata kedalaman tanah kerasnya akan diketahui yang
kemudian dibandingkan dengan perencanaan panjang dan kedalaman tiang.
Selain memiliki keunggulan yang disebutkan diatas, alat ini juga mampu
memancang pondasi dengan berbagai ukuran mulai dari 200200 mm
sampai dengan 500500 mm atau juga dapat untuk spun pile dengan
diameter 300 sampai dengan 600 mm. Mobilisasi alat ini cukup mudah dan
pada jack in pile tidak mungkin terjadi keretakan pada kepala tiang seperti
pada sistem pemancangan dan juga tidak mudah terjadi necking seperi pada
sistem bore-pile
Alat lain yang digunakan untuk mendukung kinerja alat ini
adalah mobile craneyang berfungsi untuk mengangkat tiang pancang ke
dekat alat pancang.Mobile crane sering digunakan dalam proyek-proyek
berskala menengah namun proyek tersebut membutuhkan alat untuk
mengangkut bahan-bahan konstruksi dengan area yang cukup luas
karena mobile crane mampu bergerak bebas mengelilingi area proyek

METODE JACKIN PILE MEMILI KELEBIHAN SEBAGAI BERIKUT:

- Menghasilkan Daya dukung Gesek tanah yang lebih baik karena metoda
hydraulic jack-in (metoda penetrasi tekan statis) sehingga tanah yang tadinya
mendorong kesamping akibat penetrasi tiang, dalam beberapa jam tanah
yang terdorong akan kembali menjepit tiang dan memberikan daya dukung
tambahan (friksi tanah terhadap tiang akan semakin besar)
- Tidak menghasilkan suara bising seperti pada hammer (umumnya
menggunakan Silent Genset sebagai main power untuk aktifitas mesin
hydraulic jack in) sehingga tidak menghasilkan polusi asap yang cukup berarti
- Output pekerjaan/ produktifitas kerjanya lebih baik daripada hammer (untuk
pekerjaan pemancangan dimana penetrasi max adalah rata tanah , minimum
300m' / hari ~ 10jam kerja/hari)
- Tidak menimbulkan getaran disekeliling sehingga aman buat bangunan di
dekatnya (Minim Retak Struktural pada bangunan tetangga).
- Tidak diperlukan loading test beban aksial, karena mesin hydraulic jack-in
dilengkapi dengan pressure gauge (MPA) sehingga beban aksial aktual dapat
diketahui dari pembacaan nilai MPA pada pressure Gauge diinstrument
mesin.

Kekurangan Metoda Hydraulic Jack In adalah :

- Tidak maksimal pengerjaannya jika terjadi hujan karena bila tiang diperlukan
welding/pengelasan sambungan maka proses penyambungan tiang
pancang.butuh waktu lama
- Jika menggunakan Mesin Hydraulic Jack In Robot lambat untuk berpindah
dari satu titik ke titik pemancangan yang lain, sedangkan jika
menggunakan Mesin Hydraulic Jack In dengan roda Crawler : cepat untuk
berpindah dari satu titik ke titik pemancangan yang lain, akan tetapi tidak
terlalu baik dalam pressure pemancangan dan kurang siku (tergantung
permukaan tanah yang menjadi landasan)
- Pada saat mobilisasi mesin kelokasi proyek mesin Hydraulic jack-in sangat
tergantung terhadap ketersediaan Tronton dan crane service (Mobile Crane).
sedangkan dalam proses pemancangan bila mesin tidak dilengkapi dengan
crane maka harus disediakan juga diproyek crane service (Mobile Crane)
dimana fungsi dari crane disini adalah sebagai alat untuk mengangkat tiang
pancang dimasukkan ke dalam penjepit hydraulic jack dan pemancangan pun
dapat diilakukan.

2.) Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tes Kentledge ?


Uji Beban Kompresi Pile dengan Sistem Kentledge
1. Umum
Uji kompresi ini menggunakan kerangka reaksi atau sistem kentledge
yang dilakukan pada tumpukan uji bersamaan dengan konstruksi dari
pekerjaan penumpukan utama. Tes ini digunakan untuk memvalidasi desain
tiang. Dalam hal ini tumpukan diisikan ke 2 kali beban kerja desain.
2. Frekuensi
Frekuensi tes ini adalah satu tumpukan untuk mewakili seluruh situs
termasuk pemasangan tiang saat ini dan masa depan.
3. Prasyarat
Mikroprosesir terpasang hanya akan diuji setelah hari ke 10 agar
grout cukup mengeras. Hal ini dapat dikonfirmasi oleh laporan uji kubus
grout.
4. Metode
a) Kepala tumpukan harus disiapkan dengan casing berada di atas
tanah dengan panjang yang cukup atau minimal 300mm.
b) Merakit sistem kentledge seperti ditunjukkan pada diagram dengan
perawatan yang memadai saat menumpuk dan menempatkan balok I.
Geometri susunan juga harus bertujuan meminimalkan interaksi antara
tumpukan uji, sistem reaksi dan balok referensi yang mendukung. Biarkan
margin 10% sampai 20% pada kapasitas reaksi terhadap beban uji
maksimum.
c) Soket hidrolik dan sel beban yang dikalibrasi yang bereaksi
terhadap satu set balok baja yang terikat pada tumpukan jangkar
ditempatkan.
d) Perbaiki empat (4) nos. alat pengukur dial pada 'bingkai'
independen untuk mengukur pemindahan kepala tiang.
e) Pergerakan kepala tiang diukur dengan menggunakan empat (4) no
dial gauge dan diperiksa dengan instrumen leveling dan aturan skala yang
dipasang pada holers mereka. Aturan skala harus memiliki akurasi 1mm, bisa
ditafsirkan secara visual pada 0.5mm. Aturan dua skala harus dipasang di
atas kepala tumpukan di sisi yang berlawanan secara diagonal. f) Aturan
skala lainnya harus ditetapkan sebagai tanda bangku independen yang harus
diletakkan pada struktur permanen atau satu bar Y20 atau ekuivalen yang
digerakkan paling sedikit 1 m di dalam tanah perusahaan.
g) Semua peralatan pengujian harus dilindungi dari gangguan yang
tidak perlu sebelum dan selama pengujian beban.
h) Urutan pemuatan harus mengikuti spesifikasi klien termasuk
langkah dan durasi.
i) Rekaman harus disimpan segera selama masa pengujian. Salinan
dikirimkan ke Petugas Pengawas pada akhir ujian.
Mengikuti setiap penerapan kenaikan beban, beban harus dilakukan
tidak kurang dari periode yang ditunjukkan pada tabel di atas.
Untuk setiap periode ketika beban konstan, waktu dan penyelesaian harus
segera dicatat saat mencapai beban dan sebelum langkah berikutnya
beban. Pada waktu penahanan 24 jam, beban harus dicatat pada interval 1
jam

3.) Apa yang dimaksud dengan Tes PDA ?


Tujuan dasar dari PDA test yaitu untuk mengevaluasi daya dukung
tiang, integritas/keutuhan tiang dan penurunan tiang. Dengan kemampuannya
tersebut PDA test digunakan pada proyek-proyek besar sebagai tes tambahan
selain ujian beban skala penuh (static load test), sedangkan pada proyek-
proyek menengah dan kecil PDA test dianggap bisa menggantikan uji beban.
Untuk mengetahui kemampuan PDA test dengan mengumpulkan dan
menganalisa hasil-hasil tes PDA di 3 lokasi yang ada di Kota Palembang.
Hasilnya daya dukung ultimit dan penurunan tiang pada ketiga lokasi masih
cukup aman. Sedangkan untuk uji integritas tiang hanya 1 lokasi yang
melaporkan kondisi tiang baik. Disini integritas perusahaan dipertaruhkan
untuk melaporkan apa adanya.
Dengan tulisan ini juga penulis berharap dapat menggugah pemahaman
para pekerja konstruksi/praktisi tentang PDA test, sehingga dengan memahaminya
dapat memberikan early warning jika ada sesuatu yang tidak beres dilapangan
selanjutnya serahkan pada ahlinya.

Salah satu cara untuk mengevaluasi daya dukung pondasi tiang dengan
menggunakan metode uji beban statik (Hardjsaputra,H, 2006) yaitu pembebanan
langsung tiang pondasi dengan besar beban 200% atau 300% daya dukung ijin tiang.
Uji beban sebesar 200% lebih ditujukan untuk pembuktian saat konstruksi,
sedangkan uji beban sebesar 300% ditujukan untuk mncari daya dukung batas tiang,
untuk keperluan perencanaan pondasi. Data penting dari pengujian ini adalah
diperolehnya grafik hubungan antara penurunan (settlement) vs beban (load). Dari
grafik ini, dengan menggunakan berbagai metode, seperti metode CHIN, metode
Davission, metode log P vs log S dan Mazurkiewich data diprediksi daya dukung
batas. Uji beban skala penuh (Static Load Test) ini merupaka metode yang paling
dapat dipercaya tapi memiliki beberapa kekurangan yaitu a). membutuhkan biaya
yang besar , b). waktu yang relatif lama, c). bahaya bagi pekerja karena tumpukan
blok-blok beton yang digunakan untuk pengujian (Setio dkk, 2000).

Untuk mengatasi hal tersebut kini berkembang uji beban dinamis High Strain
Dynamics Pile Tests (HSDPT) atau sering disebut Pile Driving Analyzer (PDA) Test. Uji
beban dinamis memiliki beberapa keuntungan antara lain (Mhaiskar, SY dkk, 2010
dan Vaidya, Ravikiran dkk, 2006) :

- Dalam satu hari dapat dilakukan test beberap tiang sehingga menghemat waktu.
- HSDPT membutuhkan ruang relatif kecil.
- Mengevaluasi daya dukung dan integritas struktural tiang.
- Mengevaluasi penurunan (settlement) tiang.

Dari banyak studi yang dilakukan, prediksi daya dukung batas (ultimate)
tiang hasil dari test PDA memperlihat korelasi yang positif dengan daya dukung
batas (ultimate) tiang hasil Static Load Test (Likins dkk, 2004). Dengan korelasi yang
positif ini, PDA test dapat digunakan sebagai supplement selain uji beban skala
penuh pada proyek-proyek besar dan pada proyek-proyek menengah dan kecil PDA
test dapat digunakan sebagai pengganti Static Load Test (Likins dkk, 2008).

Di Palembang, PDA test termasuk uji dinamis tiang yang relatif baru
berkembang (tahun 2000-an). Sehingga pengetahuan teknis tentang PDA test ini
relatif jarang dikuasai atau paling tidak dipahami oleh para pekerja konstruksi. Untuk
menginterprestasikan angka-angka numerik seluruh hasil dari PDA test mungkin
membutuhkan latar belakang pendidikan dan pelatihan khusus untuk
menguasainya. Tetapi untuk tujuan praktis bagi pekerja konstruksi/praktisi paling
tidak bisa memahami hasil evaluasi daya dukung tiang, integritas/keutuhan tiang
dan penurunan tiang dari hasil PDA test.

Teori tentang PDA dan Output PDA


Pengujian tiang cara dinamis dilakukan dengan menempatkan 2 pasang
sensor secara berlawanan. Satu pasang sensor terdiri dari pengukur regangan (strain
transducer) dan pengukur percepatan (accelerometer) yang dipasang dibawah
kepala tiang (minimum jarak dari kepala tiang ke transducer 1,5D 2D, dimana D
adalah diameter tiang) sehingga ada jarak bebas pada saat tumbukan.

Akibat tumbukan hammer pada kepala tiang, sensor akan menangkap


gerakan yang timbul dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang kemudian di
rekam dan diproses dengan Pile Driving Analyzer (PDA) model PAX. Hasil rekaman
PDA dianalisa lebih lanjut dengan software CAPWAP.

CAPWAP (Case Pile Wave Analysis Program) adalah program aplikasi analisa
numerik yang menggunakan masukan data gaya (force) dan kecepatan (velocity)
yang diukur oleh PDA. Kegunaan program ini adalah untuk memperkirakan distribusi
dan besarnya gaya perlawanan tanah total sepanjang tiang berdasarkan modelisasi
sistem tiang-tanah yang dibuat dan memisahkannya menjadi bagian perlawanan
dinamis dan statis.

Berat
hammer untuk PDA
test , Robinson dkk (2002) menyarankan untuk menggunakan berat hammer (W)
yang tergantung kapasitas ultimit tiang (Qu) yaitu :

- W/Q = 1% untuk jenis tanah kohesif kaku atau bebatuan


- W/Q = 1,5% untuk jenis tiang friksi pada umumnya
- W/Q = 2% untuk pondasi tiang bor dengan jenis tanah daya dukung ujung pondasi
tanah berbutir kasar (grained coarse soils)
Dengan ketinggian jatuhnya antara 0,25 m s/d 1,5 m.
Sedangkan jumlah pile yang akan diuji antara 0,5 2 % dari seluruh jumlah tiang
pancang/bor (Mhaiskar, SY dkk, 2010).

Hasil keluaran (output) dari CAPWAP (G&P GEOTECHNICS SDN BHD, 2006)
antara lain :

Daya dukung aksial tiang (Ru - ton)


Perkiraan daya dukung aksial tiang (Ru) dilakukan dengan case
method. Berdasarkan kurva F dan V yang diperoleh (Gambar 02),
diperkirakan daya dukung aksial tiang yang diuji terdiri dari tahanan ujung
(end bearing) dan lengketan (shaft friction). Hasil PDA dianalisa lebih lanjut
dengan CAPWAP juga menghasilkan distribusi daya dukung tanah sepanjang
tiang dan simulasi pembebanan statik seperti gambar 03.

Kriteria penerimaan hasil Ru yaitu Qu (daya dukung ultimit tiang hasil


CPT/SPT) Ru (daya dukung ultimit tiang hasil PDA).

Integritas tiang / keutuhan tiang (BTA - %) dan Lokasi kerusakan


dibawah sensor (LTD - m)
Output kuantitas BTA (Beta) yaitu estimasi beberapa kerusakan
tiang. Skala beberapa kerusakan tiang yang disarankan Pile Dynamics, Inc.,
seperti diperlihatkan tabel di bawah ini :

BTA (%) Penilaian

100% Tidak ada kerusakan

80-99% Kerusakan ringan

60-79% Kerusakan serius

< 60% Patah

Tabel 1. Tabel penilaian kerusakan tiang

Pada umumnya, kerusakan tiang diindikasi dengan BTA yang kurang


dari 100%. Output kuantitas LTD memberikan estimasi lokasi kerusakan
tiang dari lokasi transducer. Konsekuensi dari kerusakan tiang tergantung
struktur dan fungsi, kondisi pembebanan, kondisi lingkungan, manufaktur
tiang dan lokasi kerusakan. Jadi harus berhati-hati dalam memberikan
penilaian adanya indikasi kerusakan tiang.

4.) Apa yang dimaksud dengan Tes PIT ( Pile Integrity Test ) ?

PIT (PILE INTEGRITY TEST)


Sebuah test integrity PIT ( juga dikenal sebagai uji rendah ketegangan
dinamis , uji gema sonik, dan uji integritas strain rendah ) merupakan salah
satu metode untuk menilai kondisi poros. Biaya efektif dan tidak terlalu
memakan waktu .Tes ini didasarkan pada teori perambatan gelombang
. Nama "low strain dynamic test" berasal dari kenyataan bahwa ketika
impact diterapkan untuk tumpukan menghasilkan strain rendah . Dampaknya
menghasilkan gelombang kompresi yang bergerak ke bawah tumpukan pada
kecepatan gelombang konstan ( mirip dengan apa yang terjadi dalam
pengujian dinamis regangan tinggi ) . Perubahan luas penampang - seperti
pengurangan diameter - atau materi - seperti kekosongan dalam beton -
menghasilkan refleksi gelombang .

Prosedur ini dilakukan dengan tangan memegang palu untuk


menghasilkan dampak, accelerometer atau geophone diletakkan di atas
tumpukan yang akan diuji untuk mengukur respon terhadap dampak palu ,
dan akuisisi data dan interpretasi alat elektronik .Tes bekerja dengan baik
dalam pondasi beton atau kayu yang tidak terlalu ramping . Biasanya metode
ini diterapkan untuk tumpukan baru dibangun yang belum terhubung ke
struktur . Namun, metode ini juga digunakan untuk menguji integritas dan
untuk menentukan panjang tiang tertanam dalam struktur . Banyak digunakan
di Australia namun sekarang sudah banyak yang penyedikan test ini di
Indonesia. baik di Jakarta, Medan, dan Surabaya.

Pile Integrity Tester (PDI)


Testing

Kerusakan Struktur Terdeteksi

5.) Apa yang dimaksud dengan Dewatering ?

Metode ini tercakup dalam ASTM D5882 - 00 - Metode Uji Standar


untuk Pengujian Regangan Rendah Integritas Tumpukan .
Horzontal Dewatering
Dewatering (pekerjaan pengeringan) adalah pekerjaan sipil yang
bertujuan untuk dapat mengendalikan air (air tanah/permukaan) agar
tidak mengganggu/menghambat proses pelaksanaan
suatu pekerjaan konstruksi, terutama untuk pelaksanaan
bagian struktur yang berada dalam tanah dan di bawah muka air
tanah.

Pengaruh air tanah yang tidak dipertimbangkan pada proyek


konstruksi dapat mengakibatkan suatu problem yang besar. Kondisi
air tanah yang semula kurang diketahui atau tidak diperhitungkan,
dapat mengubah proses pelaksanaan dan bahkan dapat
mengubah desain struktur, dan terakhir akan mempengaruhi biaya
keseluruhan bangunan.

Sering dijumpai, bahwa problem air tanah yang tidak diharapkan


dapat menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek konstruksi,
dan bahkan dapat mengakibatkan perubahan desain
konstruksi secara drastis.

Agar dapat menghindari masalah-masalah di atas, kita harus dapat


memahami dan mengerti hal-hal tentang air tanah.

Pada dasarnya ada 2 hal yang perlu diketahui tentang air tanah,
ditinjau dari pengaruhnya terhadap proses pelaksanaan bangunan,
yaitu:

1. Bagaimana air tersebut bergerak di dalam tanah sekitarnya.


2. Bagaimana pengaruh air tersebut terhadap tanah sekitarnya.
Dengan mempelajari kedua faktor pokok tersebut, kita dapat
melakukan berbagai usaha untuk mencegah hal-hal yang tidak
kita inginkan.

Jadi maksud dan tujuan Dewatering /pekerjaan pengeringan


adalah untuk dapat mengendalikan air tanah, supaya tidak
mengganggu /menghambat proses pelaksanaan
suatu pekerjaan konstruksi bangunan sipil.
Metode yang dapat dipakai untuk
pekerjaan dewatering antara lain:

1. Open Pumping
2. Predrainage
3. Cut Off
4. Compressed Air

~ Sekian dan Terimakasih ~

Anda mungkin juga menyukai