Anda di halaman 1dari 6

Pertemuan Nabi Idris a.s.

dengan Malaikat Izrail

Oleh:
1. M. Revian Fikri Haqqoni 201610160311002
2. Ramadhan Harwin Herlambang 201610160311003
3. Artant Putra Bayuangga 201610160311018
4. Deni Cahya Kusuma Negara 201610160311032
5. Salman AlFarisi 201610160311046

Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang
2017
Nabi Idris merupakan salah satu nabi utusan Allah SWT yang diberi tugas untuk
menyampaikan risalah kepada kaumnya. Nabi Idris diberi hak kenabian oleh Allah setelah nabi
Adam a.s. Nabi Idris hidup sekitar tahun 4533 sampai dengan 4188 sebelum masehi.

Nabi Idris a.s. merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam a.s. Berikut merupakan Silsilah
lengkap asal usul nabi idris adalah, Idris bin yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syits
bin Adam. Menurut kitab tafsir, nabi istris hidup seribu tahun setelah Nabi Adam a.s. wafat.

Nabi Idris merupakan hamba Allah yang selalu mempelajari mushaf-mushaf Nabi Adam a.s.
Ia juga mendapat gelar sebagai Asadul Usud yang artinya Singa, karena ia tidak pernah putus
asa ketika menjalankan tugasnya sebagai seorang Nabi. Ia tidak pernah takut menghadapi
umatnya yang kafir. Namun ia tidak pernah sombong, ia juga memiliki sifat pemaaf.

Selain sifat yang terpuji, Nabi Idris a.s. sebagai nabi Allah juga dianugrahi dengan berbagai
kepandian dan kemahiran dalam berbagai disiplin ilmu, ia juga dianugrahi kemampuan untuk
membuat berbagai peralatan untuk mempermudah kegiatan atau pekerjaan manusia. Dalam
beberapa kisah islam, ia dikisahkan sebagai nabi pertama yang mengenal tulisan, menguasai
berbagai bahasa, ilmu perhitungan, ilmu alam, astronomi dan lain lain.

Pada masa Nabi Idris, pernah suatu ketika banyak manusia melupakan Allah, sehingga Allah
pun menghukum manusia dengan membuat kemarau yang panjang. Kemudian Nabi Idris pun
turun tangan, ia memohon kepada Allah untuk mengakhiri hukum kemarau panjang tersebut.
Allah menghabulkan permohonan nabi idris itu, dan lalu musim kemarau pun berakhir, hujan
turun.

Nabi Idris a.s. diutus oleh Allah untuk menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid, dan
beribadah menyebambah kepada Allah serta memberi beberapa pedoman hidup bagi
pengikutnya supaya selamat dari siksaan di dunia maupun di akhirat.

Nabi Idris a.s. disebutkan dalam sebuah hadist sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama
yang berbicara dengan Nabi Muhammad SAW dalam salah satu surga selama Miraj. Ketik
Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra Miraj ke langit, beliau bertemu Nabi
Idris a.s. Nabi Muhammad bertanya kepada malaikat Jibril yang mendampinya saat itu. Siapa
orang ini?

Malaikat Jibril menjawab Inilah Idris

1
Nabi Idris a.s. diyakini sebagai seorang penjahit berdasarkan hadist Ibnu Abbas berkata,
Dawud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris
seorang penjahit dan musa adalah penggembala (dari Al-Hakim)

Kisah Pertemuan Nabi Idris a.s dengan Malaikat Izrail

Suatu ketika Nabi Idris a.s telah dikunjungi oleh Malaikat Izrail dan bertanya Nabi Idris a.s
katanya: "Hai Malaikat Izrail, engkau datang ini untuk mencabut nyawa atau untuk berziarah?
Kata Malaikat Izrail: Aku datang untuk berziarah dengan izin Allah. Kata Nabi Idris kepada
Malaikat Izrail: "Hai Malaikat Izrail, aku ada permintaan kepadamu" Kata Malaikat Izrail:
"Permintaan apa itu?" Jawab Nabi Idris: "Permintaanku yaitu supaya engkau mencabut
nyawaku dan kemudian Allah menghidupkanku kembali sehingga aku dapat lebih
meningkatkan ibadahku kepada Allah setelah aku merasakan sakaratul maut". Kata Malaikat
Izrail: Sesungguhnya aku tidak akan mencabut nyawa seseorang melainkan mendapat izin
dari Allah.

Maka Allah memberi wahyu kepada kepada Malaikat Izrail agar dia mencabut nyawa Nabi
Idris, maka seketika itu Malaikat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris a.s. Setelah itu Malaikat
Izrail menangis atas kematian Nabi Idris sambil memohon kepada Allah agar Allah
menghidupkan kembali Nabi Idris a.s.

Kemudian Allah mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka Nabi Idris hidup kembali.
Malaikat Izrail bertanya kepada Nabi Idris a.s.: Hai saudaraku, bagaimana rasanya sakaratul
maut itu?. Kata Nabi Idris a.s: Sesungguhnya rasa sakaratul maut itu aku umpamakan binatang
yang hidup itu seperti dikuliti (diambil kulitnya saat masih hidup) dan begitulah rasanya
sakaratul maut bahkan lebih sakit seribu kali dari yang kubayangkan.

Kata Malaikat Izrail: "Padahal ini adalah cara paling halus dan berhati-hati dalam aku mencabut
nyawa selama ini. Kemudian Nabi Idris a.s berkata lagi pada Malaikat Izrail: Hai Malaikat
Izrail, saya ada keinginan lagi dengan engkau yaitu saya ingin melihat Neraka Jahanam
sehingga aku bisa beribadah kepada Allah dengan bersungguh-sungguh lagi. Kata Malaikat
Izrail: Wahai Nabi Allah, lagi lagi permintaanmu aneh.

Maka Allah memberi wahyu kepada Malaikat Maut dengan firman: Pergilah engkau ke
Neraka Jahanam bersama Nabi Idris a.s". Nabi Idris pun dibawa ke tempat yang ingin

2
dilihatnya. Malaikat Izrail berkata lagi: Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka?
Bahkan para malaikat pun takut untuk melihatnya

Kemudian Nabi Idris pun menjelaskan alasannya: Terus terang, aku takut sekali kepada azab
Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman saya menjadi lebih tebal setelah melihatnya

Saat malaikat Izrail dan Nabi Idris sampai di neraka, Nabi Idris a.s. langsung pingsan. Malaikat
penjaga neraka merupakan sosok yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa
manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris a.s. tidak sanggup
menyaksikan berbagai siksaan yang sangat mengerikan itu. Tidak ada pemandangan yang lebih
mengerikan dibandingkan dengan neraka. Api berkobar dahsyat, bunyi yang bergemuruh
menakutkan dan hal-hal yang mengerikan lainnya.

Nabi Idris meninggalkan neraka dengan tubuh yang lemas. Selanjutnya, Nabi Idris di bawah
oleh Malaikat Izrail ke surga. Malaikat Izrail mengucapkan salam kepada malaikat penjaga
pintu surga yaitu Malaikat Ridwan, Assalamualaikum berbeda dengan malaikat penjaga
neraka, Malaikat Ridwan memiliki paras yang tampan, wajahnya selalu berseri-seri dan
dihiasai dengan senyum yang ramah. Siapaun akan senang untuk memandangnya. Selain itu
juga menampilkan sikap yang amat sopan, lemah lembut ketika mempersilahkan para penguni
surga memasuki tempat yang penuh kedamaian dan kenikmatan itu.

Tidak berbeda saat melihat neraka, Nabi Idris nyaris pingsan saat melihat surga, bukan karena
takut, tapi karena terpesona. Begitu indah dan menakjubkan apa yang ada di surga.
Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah, ucapan Nabi Idris berulang-ulang karena ia begitu
terpukau oleh keindahan surga.

Dilihatnya sunga-sungai yang airnya begitu bening seperi kaca. Sementara itu di pingir sungai
terdapat pohon-pohon yang bagian batangnya terbuat dari perak dan emas. Lalu ada juga
istana-istana untuk para penghuni surga. Di setiap penjuru ada pohon yang menghasilkan buah-
buahan, buahnya pun begitu segar, ranum, dan harum.

Nabi Idris juga mempunyai kesempatan untuk berkeliling, ia di iringi oleh para pelayan surga.
Mereka merupakan para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang sangat tampan
dan menawan wajahnya. Mereka menampilkan tingkah laku yang baik, dan sopan saat
berbicara. Tiba-tiba Nabi Idris ingin meminum air sungai surga. Nabi idris pun meminta izin:
bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali

3
Lalu Malaikat Izrail mengizinkannya: Silahkan minum, inilah minuman untuk penguni
surga. Jawab Malaikat Izrail. Pelayan surga datang membawa segelas air minum yang terbuat
dari emas dan perak. Nabi idris kemudian meminum air itu dengan nikmat. Dia begitu
bersyukur diberi kesempatan bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa enak.
Minuman yang selezat ini tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ucapan Hamdalah berkali-
kali pun terucap dari mulutnya Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah.

Setelah Nabi Idris puas melihat surga, akhirnya tiba juga waktu baginya untuk meninggalkan
surga dan kembali lagi ke bumi. Namun ia tidak mau kembali lagi ke bumi. Hatinya sudah
terpikat oleh keindahan dan kenikmatan surga milik Allah Yang Maha Kuasa.

Nabi Idris a.s. pun berkata: Aku tidak akan keluar, karena Allah Taala berfirman: Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati (QS. Ali Imran: 185) dan aku sudah merasakannya.
Kemudian Allah berfirman: Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi
neraka itu (QS. Maryam: 71) sungguh, aku juga sudah mendatanginya. Lalu Nabi Idris berkata
lagi, Allah berfirman: dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya (QS. Al-
Hijr: 48). Maka, siapa yang akan mengeluarkanku darinya. Kemudian Allah Taala berfirman
kepada Malaikat Izrail, Tinggalkanlah dia, sesungguhnya Aku sudah menetapkan di alam
azali, bahwa dia adalah penghuni surga. Malaikat Izrail pun menjawab: Tuan boleh tinggal
di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah dihisab oleh Allah, baru tuan bisa
menghuni surga bersama para Nabi dan orang beriman lainnya,

Namun Allah merupakan Tuhan Yang Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-nabi-Nya. Allah
pun mengkaruniakan sebuah tempat yang begitu mulia di langit sana, dan Nabi Idris merupakan
satu-satunya Nabi yang tinggal di surga tanpa mengalami kematian. Ketika dibawa ke tempat
mulia itu, saat itu Nabi Idris berusia 82 tahun.

Dan ada satu lagi ayat dalam Al Qur an yang berhubungan dengan kisah Nabi Idris a.s., ayat
tersebut terdapat di dalam surah Maryam yang berbunyi dan ceritakanlah (hai Muhammad
kepada mereka, kisah) Idris yang terdapat tersebut di dalam Al Qur an. Sesungguhnya ia
merupakan orang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan kami telah mengangkatnya
ke martabat yang tinggi. (Qs. 19: 56 57)

4
DAFTAR PUSTAKA

Murod, Mustofa. 2014. Dialog Malaikat Maut dengan Para Nabi a.s. Jakarta: Noura Books
http://www.talimulquranalasror.blogspot.co.id/2017/02/kisah-persahabatan-nabi-idris-
dengan-malaikat-maut
http://www.ski.fkip.uns.ac.id/2014/05/21/cerita-nabi-idris-as-kisah-dengan-malaikat-maut-
izroil

Anda mungkin juga menyukai