Anda di halaman 1dari 10

Fungsi Tanda Baca

Tanda baca mempunyai fungsi sebagai berikut :


a. Untuk melambangkan sebagai dari aspek bahasa lisan terutama intonasi keras lembutnya suara,
dan variasi kecepatan ujaran.
b. Menunjukkan keakhasan suatu kalimat dan penjelasan suatu unsur sematik korteks kalimat.
c. Menciptakan kesesuaian untuk keselaraan dalam pengaturan muncul dengan seseorang dengan
adanya tanda baca dalam suatu perincian.
d. Memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian.
e. Untuk memadai bagian-bagian kalimat, apakah kalimat tersebut setara atau memiliki makna sebral
sublema yang bukan merupakan bentuk akumasi.

3. Jenis- jenis Tanda Baca dan Rapat


a. Jenis-jenis Tanda Baca
Jenis-jenis tanda baca yaitu sebagai berikut:
1) Tanda Titik (.)
a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan seruan.
Misalnya : Selesaikan tugas itu dengan baik.
b) Tanda titk dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagian ikhtisar, atau daftar.
Misalnya : 1 Patokan umum
1.1.Isi karangan
1.2.Ilustrasi
1.2.1.Gambar tangan
1.2.2.Tabel
1.2.3.Grafik
c) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu
Misalnya : 2.25.31 (pukul 2 lewat 25 menit 31 detik).
d) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menujukkan jangka
waktu.
Misalnya : 1.24.55 (1 jam, 24 menit, 55 detik)
e) Tanda titik dipakai diantara nama penulis, judul tulisan, yang tidak berakhir dengan tanda Tanya
dan tanda seru, dn tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya : Marriani, Mandipulana. 1970. Benci dan cinta. Melati: Balai Pustaka.
f) Tanda titk dipaakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya : Desa Mariopulana berpenduduk 34.400 orang.
g) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuab atau kelipatannya yang tidak
menujukkan jumlah.
Misalnya : Lihat halaman 342 dan seterusnya.
h) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi,
table, dan sebagainya.
Misalnya: Asab dan Sengsara
i) Tanda titik tidak dipakai debelakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan
alamat penerima surat.
Misalnya : Waetuwo
Jalan Sungai Musi 31
Atau
Kantor Penempatan Tenaga
Jalan Beringin 67
Bone

2) Tanda Koma (,)


a) Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atas pembilangan.
Misalnya : Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang didahului eleh kata seperti atau
melainkan
Misalnya : Pepet bukan anak saya, melainkan anak Pak Rahing.
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
Misalnya : Karena sibuk, Ayah lupa akan janjinya.
d) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat itu mengiringi
kalimatnya.
Misalnya : Ayah lupa akan janjinya karena sibuk.
e) Tanda koma dipakai dibelakang akat atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada
awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya : . Jadi, soalnya tidak semudah itu.
f) Tanda koma dipakai untik memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari kata yang lain
yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya : Wah, bukan main !
g) Tabda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat,
Misalnya : Kata ibu Saya adalah gadis yang cantik.
h) Tanda koma dipakai diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan
tanggal, dan(iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang lulus berurutan.
Misalnya : Sdr. Ranchman, jalan Sungai Musi 31 Makassar.
i) Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Misalnya : Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
j) Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya : W.J.S. Poerwadarminta, bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang (Yokyakarta : UP
Indonesia. 1967), hlm. 4.
k) Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakan dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Mislanya : Ny. Alfiah, M.A.
l) Tanda koma dipakai di muka angka oersepuluhan atau diantara rupiahdan sen yang dinyatakan
dengan angka.
Misalnya : Rp 13,69
m) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnyatidak membatasi.
Misalnya : Paman Saya, Pak Ridwan, rajin sekali.
n) Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang keterangan yang terdapat pada
awal kalimat.
Misalnya : Duta mengucapkan terima kasih atas bantuan Ridwan.
o) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung itu berakhir dengan tanda Tanya
atau tanda seru.
Misalnya : Berdiri lurus-lurus ! perintahnya.

3) Tanda Titik Dua (:)


a) Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian.
Misalnya : Kita memerlukan kursi meja dan lemari: perabot.
b) Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yng mengakhiri
pernyataan.
Misalnya : kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
c) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya : Sekretaris : Fatmawati
d) Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menujukkan perilaku dalam
percakapan.
Misalnya :
Ridwan : Baik, Bu, (mengangkat kompor dan masuk).
Ibu : jangan lupa, letakkan baik-baik ! (duduk di teras rumah)
e) Tanda titik dua dipakai (i) diantara jilid atau nomor dan halaman (ii)di antara bab dan ayat dalam
kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, seta (iv) nama kot dan penerbit buku
acuan dlam karangan.
Misalnya : Tempo, 1 (1971) 27:5

4) Tanda Titik Koma (;)


a) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya : Malam makin larut ; pekerjaan belum selesai juga.
b) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata di dalam penghitung untuk memisahkan
kalimat majemuk.
Misalnya : Kakak sibuk bekerja di dapur.

5) Tanda Hubung (-)


a) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya : Di samping cara-cara lama itu ada juga cara yang baru.
Suku kata yang berupa satu vocal tidak di tempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
Misalnya : Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau beranjak.
b) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atu akhiran dengan
bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Misalnya : Kini ada cara yang baru untuk mengukur panas.
c) Tanda hubung menyambung unsure-unsur kata ulang.
Misalnya : Kemerah-merahan.
d) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Misalnya : 8-4-1956
e) Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan,
dan (ii) penghilang bagian kelompok kata.
Misalnya : Lima-puluh-tiga-rupiah
f) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan
huruf capital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan an, dan (iv) singkatan berhuruf capital
dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Misalnya : Hadiah ke-17
g) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya : Pen-tackle-an.

6) Tanda Pisah (-)


a) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun
kalimat.
Misalnya : Kemerdekaan bangsa itu- saya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri.
b) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan apososo atau keterangan yang lain sehingga kalimat
menjadi lebih jelas.
Misalnya : Rangkaian temuan in-evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom-telah
mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tunggal dengan arti sampai ke atau sampai
dengan.
Misalnya : Tanggal 5-10 April 1930.
7) Tanda Elipsis ()
a) Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat terputus-putus.
Misalnya : kalau begitu ya, marilah kita berjoget.
b) Tanda ellipsis menujukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya : Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati

8) Tanda Tanya (?)


a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya : Saudara tahu, bukan?
b) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menytakan bagian kalimat yang disangsikan
atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya : Uang sebanyak 60 juta rupiah (?) hilang.

9) Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidak percayan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya : Bersihkan ruangan ini sekarang juga !

10) Tanda Kurung (())


a) Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya : Bagian perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar lisan kegiatan) kantor itu.
b) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Misalnya : Keterangan itu (lihat table 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran
dalam negeri.
c) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya : Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Makassar.
d) Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.
Misalnya : Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
11) Tanda Kurung Siku ([])
a) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan apada
kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan itu
memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya : Sang Sapurba [d] engar bunyi gemersik.
b) Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya : Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 3538] tidak dibicarakan)
perlu diberitakan di sini.

12) Tanda Petik ()


a) Tanda petik mengapit petikan langung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan
tertulis lain.
Misalnya : Saya belum siap,Kata Fatma, tunggu sebentar!.
b) Tanda petik megapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya : Karangan Andi Hakim Nasoehori yang berjudul Rapor dan Nilai Prestasi di SMA
diterbitkan dalam Tempo.
c) Tanda petik mengapit istikah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya : Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dekenal dengan nama arborai.
d) Tana petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya : Kata Ridwan, Saya juga minta satu.
e) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petiik yang
mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
Misalnya : Karena warna kulitnya, Firman mendapat julukan Si hitam.

13) Tanda Petik Tunggal ()


a) Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya : Tanya Ardi, Kau dengar bunyi kring-kring tadi?
b) Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.
Misalnya : Feed-back balikan.
14) Tanda Garis Miring (/)
a) Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya : Jalan Sungai Musi III/5
b) Tanda garis miring dipakai dengan sebagai pengganti kata dan atau, atau tiap.
Misalnya : harganya Rp.250,00/ lembar.

15) Tanda Penyingkat atau Apostrof ()


Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penhilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya : Adi kan Kusurati. (kan=akan)
Pagi lah tiba. (lah=telah)
25 April 98 (98=1998).
Semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa struktur ataupun pola kalimat dasar saja.

Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut dapat dikembangkan

berdasarkan kaidah yang berlaku. Pola dasar kalimat bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Kalimat dasar berpola S P

Kalimat dasar semacam ini hanya memiliki unsur subjek dan predikat. Predikatnya dapat berupa

kata kerja, kata benda, kata sifat, ataupun kata bilangan. Contohnya :

Truk itu besar.

S P

Jendela kamar Tina longgar.

S P

2. Kalimat dasar berpola S P O

Pola kalimat ini sering kali dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Unsurnya ada subjek predikat

dan objek. Contohnya : Anti mengemudikan truk.

S P O

3. Kalimat dasar berpola S P Pel

Contohnya : Keluarganya pergi piknik.

S P Pel

4. Kalimat dasar berpola S P O Pel

Contoh : Supir angkot mengemudikan angkotnya sembarangan.

S P O Pel

5. Kalimat dasar berpola S P K

Contoh : Antoni menjahit tadi malam.

S P K
6. Kalimat dasar berpola S P O K

Contoh : Sulastri merapikan kamarnya seminggu lalu.

S P O K

Anda mungkin juga menyukai