Sub DAS Kayangan merupakan salah satu Sub DAS yang terdapat
Jarakan, Jeringan, dan Kleben) memiliki luas 492 Ha, Desa Purwosari
639 Ha, Desa Jatisarano (Dusun Jati Lor) memiliki luas 165 Ha, Desa
36
37
sebagai berikut :
dapat dilihat pada tabel 16 dan peta lokasi penelitian seperti pada
Luas
Persentase
No Dusun Desa Kecamatan Wilayah
(%)
(Ha)
1 Gowok, Gebang,
Jarakan, Jeringan, Kebonharjo Samigaluh 492 20,09
dan Kleben
2 Kedungtawang, dan
Purwosari Girimulyo 644 26,30
Karangrejo
3 Gunturan, Kepek,
Pendoworejo Girimulyo 638 26,06
dan Ngrancah
4 Jati Lor Jatisarano Nanggulan 165 6,74
5 Klanjuran Tanjungharjo Nanggulan 123 5,02
6 Temanggal,
Tegalsari, Kemiri, Wijimulyo Nanggulan 347 14,17
Rejoso, dan Setan
7 Lengkong Donomulyo Nanggulan 39 1,59
Jumlah 2448 100
Sumber : Analisis 2011.
38
a. Kondisi Iklim
stabilitas lereng, proses erosi dan gerakan massa tanah atau batuan.
Tabel 17. Data Curah Hujan Sub DAS Kayangan Stasiun Singgkung
Tahun 2001-2010
Tahun Rata-
Bulan Jumlah rata
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Jan 188 186 127 201 185 308 141 194 245 326 2101 210,1
Feb 117 216 231 127 216 387 220 336 49 484 2383 238,3
Mar 251 185 36 280 107 217 321 234 114 377 2122 212,2
Apr 196 102 7 29 133 238 115 142 143 206 1311 131,1
Mei 28 35 62 131 0 406 22 0 120 771 1575 157,5
Des 82 153 116 159 314 197 455 122 337 243 2178 217,8
Total 1484 941 774 1069 1412 1753 1457 1628 1280 3473 15271 1527,1
BB 6 5 4 5 7 6 5 7 6 11 62 6,2
BL 2 1 1 1 1 0 2 0 0 1 9 0,9
BK 4 6 7 6 4 6 5 5 6 0 49 4,9
curah hujan kurang dari 60 mm, sedangkan bulan basah adalah bulan
yang mempunyai curah hujan lebih dari 100 mm. antara bulan basah
dan bulan kering disebut bulan lembab. Bulan lembab ini tidak
berikut:
Tabel 18. Kriteria Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson
Tipe Iklim Nilai Q 100% Kriteri
A Q 0,143 Sangat basah
B 0,143 Q < 0,333 Basah
C 0,333 Q < 0,600 Agak basah
D 0,600 Q <1,000 Sedang
E 1,000 Q < 1,670 Kering
F 1,670 Q < 3,000 Kering
G 3,000 Q < 7,000 Agak kering
H 7,000 Q Luar biasa kering
Sumber: Kartasapoetra, (2005: 29).
Q = 0,790
mempunyai tipe curah hujan D yaitu daerah dengan tipe curah hujan
sedang.
b. Kondisi Topografi
sampai lebih dari 500 m di atas permukaan air laut. Kondisi topografi
1) Datar (Kemiringan 0 2 %)
dan selatan. Daerah ini memiliki luas 789 Ha atau 32,23 % dari
Pendoworejo.
bagian timur, barat dan utara. Daerah ini memiliki luas 248 Ha atau
3) Terjal (Kemiringan 14 25 %)
timur dan barat. Daerah ini memiliki luas 1198 Ha atau 48,93 %
barat, dan utara. Daerah ini memiliki luas 213, Ha atau 8,70 % dari
berikut ini :
c. Kondisi Geologis
1) Formasi Sentolo
daerah penelitian.
44
2) Koluvium
ini memiliki luas 504 Ha atau 20,58 % dari seluruh luas daerah
tuff, abu, lapili, bom, breksi gunung api, aglomerat, dan lelehan
4) Formasi Bemmelen
d. Kondisi Geomorfologis
berikut:
2) Dataran Koluvial
3) Dataran Fluviovulkan
lahan karst. Lereng miring sampai terjal, proses erosi. Jenis batuan
berikut ini :
e. Kondisi Tanah
1) Regosol
wilayah Sub DAS Kayangan, dengan luas 186 Ha atau 7,59% dari
2) Latosol
3) Grumusol
f. Kondisi Hidrologi
Kedua aliran kali ini menyatu di Desa Pendoworejo. Air Kali Lengki
air untuk keperluan domestik. Mata air di Sub DAS Kayangan tersebar
tersebut memanfaatkan sumur galian dan sumur bor. Air tanah banyak
besar. Hal ini dapat terlihat oleh adanya mata air yang keluar di daerah
untuk keperluan domestik, mata air yang berada pada lembah antar
pertanian. Sumur gali dan sumur bor banyak ditemukan pada daerah
g. Penggunaan Lahan
1) Kebun campuran
penelitian.
2) Sawah
sawah irigasi dan sawah tadah hujan. Sawah irigasi terdapat pada
3) Permukiman
4) Tegalan
Satuan lahan (land unit) adalah wilayah yang memiliki satu atau
sumber daya alam. Dalam penelitian ini, satuan lahan ditentukan dengan
ditumpangsusun atau overlay adalah peta bentuk lahan, peta geologi, peta
kemiringan lereng, dan peta jenis tanah. Setelah keempat peta tersebut
lahan.
3%-13%, III: 14%-25%, IV: >25%), dan jenis tanah (Gru: Grumusol, Re:
Grumusol.
Grumusol.
Latosol.
60
Latosol.
Latosol.
tanah Grumusol.
tanah Regosol.
tanah Grumusol.
tanah Regosol.
61
lahan sedang (kelas II), dan tingkat kerentanan longsor lahan tinggi (kelas
III).
62
berikut :
berikut :
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah grumusol terdiri
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah grumusol terdiri
berikut :
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah grumusol terdiri
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah grumusol terdiri
Tegalsari).
66
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah grumusol terdiri
Rejoso).
longsor.
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah regosol terdiri
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah grumusol terdiri
sebagai berikut :
longsor
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah regosol terdiri
berikut :
longsor.
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah grumusol terdiri
titik longsor.
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah grumusol terdiri
sebagai berikut :
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah grumusol terdiri
sebagai berikut :
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah latosol terdiri
berikut :
titik longsor.
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah grumusol terdiri
titik longsor.
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah latosol terdiri
berikut
Kedungtawang).
titik longsor.
e) Jenis tanah pada satuan lahan ini adalah tanah latosol terdiri
Kemiri, Rejoso dan Setan). Sebagian besar daerah ini morfologi relatif
longsor lahan.
lahan karena gaya gravitasi akan menyebabkan massa tanah dan batuan
batuan berada pada bidang yang miring maka gaya tekanan geser pada
massa tanah dan batuan akan semakin besar. Permukiman di Sub DAS
Tabel 25. Pengharkatan Tingkat Potensi Kerentanan Longsor Lahan pada Setiap Satuan Lahan di Sub DAS Kayangan
Luas
Satuan Lahan KL TT PT KET MA KLS KV PGT PL CH Total Kategori
(Ha)
D11QcIGru 235 1 3 1 1 1 1 3 1 2 1 15 Rendah
D11QcIIGru 145 2 3 1 1 1 1 3 1 2 1 16 Rendah
D11QcIIIGru 37 3 3 1 2 1 4 2 2 4 1 23 Sedang
D11QcIVGru 1 4 3 1 4 3 4 3 3 4 1 30 Tinggi
D2TmoaIGru 11 1 3 2 1 1 1 2 1 3 1 16 Rendah
D2TmoaIIGru 51 2 3 1 1 2 1 2 2 3 1 18 Rendah
D2TmoaIIIGru 129 3 4 1 2 1 3 2 3 4 1 24 Sedang
D2TmoaIVGru 31 4 3 1 3 3 4 2 3 4 1 28 Sedang
D2TmoaIILa 52 3 3 1 2 3 4 2 2 1 1 22 Sedang
D2TmoaIIILa 1032 3 3 3 4 3 4 2 4 4 1 31 Tinggi
D2TmoaIVLa 181 4 3 3 3 3 4 2 3 4 1 30 Tinggi
K2TmpsIGru 35 1 3 1 1 1 1 2 1 2 2 15 Rendah
K2TmpsIRe 4 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 13 Rendah
V8QmiIGru 322 1 3 4 1 1 1 3 1 2 2 19 Rendah
V8QmiIRe 182 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 13 Rendah
Keterangan :
KL : Kemiringan TT: Tekstur Tanah PT: Permeabilitas MA: Mata Air CH: Curah Hujan
Lereng Tanah
KET: Kedalaman KLS: Kejadian Longsor PGT: Penggalian Tebing KV: Kerapatan PL: Penggunaan Lahan
Efektif tanah Sebelumnya Vegetasi
79
B. Pembahasan
tersebut yaitu, tingkat kerentanan longsor lahan rendah (kelas I), tingkat
kerentanan longsor lahan sedang (kelas II), dan tingkat kerentanan longsor
lahan tinggi (kelas III). Tingkat kerentanan longsor lahan pada setiap
Kedalaman efektif tanah mencapai 110 cm-140 cm. Daerah ini kondisi
sangat cepat yaitu sebesar 0,52 88,49 cm/jam. Keterdapatan mata air
75%). Pada daerah ini sebagian besar tidak terdapat penggalian tebing,
atas atau sedang di puncak, dan dangkal di kaki lereng atau dasar
lembah atau dalam di puncak atau lereng atas. Jenis penggunaan lahan
Keterdapatan mata air sebanyak 3-4 mata air. Satuan lahan ini
dangkal di kaki lereng atau dasar lembah atau dalam di puncak atau
lereng atas, dan dalam di kaki lereng atau dasar lembah. Jenis
82
mencapai luas daerah seluas 985 ha atau 40,23% dari luas seluruh
mencapai luas daerah seluas 249 ha atau 10,17% dari luas seluruh
timur).
mencapai luas daerah seluas 1214 ha atau 49,59% dari luas seluruh
dengan luas 1214 ha atau 49,59% dari luas seluruh daerah penelitian.
luas 985 ha atau 40,23% dari luas seluruh daerah penelitian. Sebaran
daerah rentan longsor lahan sedang mencapai daerah dengan luas 249
Kayangan disajikan pada tabel 29 dan sebaran daerah rentan pada tabel
30 sebagai berikut :
Tabel 29. Luas daerah Rentan Longsor Lahan di Sub DAS Kayangan