Anda di halaman 1dari 12

UJI SALMONELLA-SHIGELLA PADA TELUR AYAM YANG DISIMPAN

PADA SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA

UJI SALMONELLA-SHIGELLA PADA TELUR AYAM YANG


DISIMPAN PADA SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA

Nurul Afifah

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Pasir Pengaraian

ABSTRACT

The Salmonella-Shigella Test on the egg has been conducted in different


time. Samples was collected from the poutry by descriptive method. Microbe was
identified at Komplek Lik Ulu Gadut Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Padang. Result showed
there is no effect from periode and temperature keeping to Salmonella-Shigella.

Key Words: The Salmonella-Shigella, telur ayam, suhu dan waktu

PENDAHULUAN banyak dikonsumsi oleh masyarakat


A. Latar Belakang Masalah umum karena mudah didapat dan
Salah satu kebutuhan dasar harganya terjangkau dibandingkan
manusia yang terpenting adalah daging dan ikan (Sarwono, 1995).
pangan. Pangan merupakan sumber Hampir setiap bagian telur
zat gizi yang diperlukan oleh tubuh mempunyai unsur yang sangat
manusia untuk tumbuh dan melaku- bermanfaat bagi tubuh. Disamping
kan kegiatan fisik serta mengatur mengandung protein, telur juga kaya
kerja organ tubuh. Zat gizi tersebut dengan sumber nutrisi lain seperti
mencukupi protein, lemak, vitamin, kalori, vitamin dan mineral. Dengan
mineral dan karbohidrat. Protein me- kandungan nutrisi seperti itu maka
rupakan suatu zat makanan yang amat ahli gizi menyarankan agar telur
penting bagi tubuh, antara lain banyak dikonsumsi oleh anak-anak
sebagai bahan pembentuk jaringan- yang sedang tumbuh. Telur juga
jaringan baru yang selalu terjadi sangat baik dikonsumsi oleh ibu yang
dalam tubuh, pada masa pertumbuhan sedang hamil maupun menyusui
dalam proses pembentukan jaringan, bahkan telur juga dianjurkan
membentuk jaringan janin dan diberikan kepada orang yang sakit
pertumbuhan embrio pada masa untuk mempercepat proses kesem-
kehamilan, sebagai energi, serta buhan. Pada sebutir telur, kadar
protein juga dapat berfungsi sebagai protein yang diperlukan tubuh adalah
pertahanan tubuh dari benda-benda sebanyak 10,8% pada putih telur dan
aasing yang masuk ke dalam tubuh 16,3% pada kuning telur (Yasin,
seperti virus, bakteri dan lain-lain 1988; Sarwono, 1995; Sudaryani,
(Winarno, 1992 ; Yasin, 1988). 2003).
Sumber protein bisa berasal dari Dalam masyarakat, ada banyak
protein nabati dan protein hewani. cara orang mengkonsumsi telur,
Salah satu sumber protein hewani seperti dijadikan lauk-pauk, campuran
yang penting bagi manusia disamping adonan makanan atau dikonsumsi
daging dan ikan adalah telur. Telur secara mentah dan ada yang diman-

Jurnal Ilmiah Edu Research Vol.2 No.1 Juni 2013 35


UJI SALMONELLA-SHIGELLA PADA TELUR AYAM YANG DISIMPAN
PADA SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA

faatkan sebagai obat-obat tradisional. waktu penyimpanan akan mengaki-


Sebenarnya terdapat beberapa masa- batkan terjadinya banyak penguapan
lah jika mengkonsumsi telur mentah cairan di dalam telur dan
ini, diantaranya beberapa ahli menyebabkan kantung udara semakin
menyatakan kalau telur mentah lebih besar.
sulit dicerna oleh tubuh daripada telur Untuk mengantisipasi hal ini,
matang. Selain itu, produk pangan dalam kehidupan sehari-hari para ibu
asal ternak (termasuk telur) berisiko rumah tangga sering menyimpan telur
tinggi terhadap cemaran mikroba di dalam kulkas sampai beberapa hari,
yang berbahaya bagi kesehatan. bahkan beberapa minggu dengan
Beberapa penyakit yang ditimbulkan tujuan mengurangi kerusakan telur
oleh pangan asal ternak adalah agar awet dan dapat bertahan lama.
penyakit antraks, typus, tuberculosis, Hubungan kualitas telur dengan lama
klostridiosis, salmonelosis, shigellosis penyimpanan di kulkas terhadap
dan penyakit bahaya lainnya (Sugitha, kadar protein ini sudah diteliti oleh
1995). Dayarli, (2008) yang menyimpulkan
Cemaran Salmonella pada telur bahwa pada hari ke-13 terjadi
dapat berasal dari kotoran ayam penurunan kadar protein telur. Namun
dalam kloaka atau dalam kandang. belum diketahui apakah penyimpanan
Infeksi bakteri Salmonella tersebut pada kulkas ini dapat menghambat
dapat menimbulkan wabah penyakit, perkembangbiakan bakteri Salmone-
misalnya tifus oleh Salmonella typhi, lla Shigella pada telur.
paratifus oleh Salmonella paratyphi. Mengingat pemanfaatan telur
Disamping itu kontaminasi makanan mentah untuk pengobatan tradisisonal
oleh Shigella juga perlu diperhatikan, cukup besar dan itu berisiko dengan
walaupun kontaminasi oleh bakteri ini terinfeksinya Salmonella-Shigella,
jarang ditemukan pada telur. Namun maka penulis tertarik untuk melaku-
jika telur terkontaminasi oleh Shigella kan penelitian dengan judul Uji
dapat menimbulkan disentri yang Salmonella-Shigella pada Telur
menghasilkan respon pada kolon Ayam yang Disimpan pada Suhu dan
(Anonimus, 2006). Waktu yang Berbeda.
Secara alami, cangkang telur
merupakan pencegah yang baik B. Tujuan Penelitian
terhadap cemaran mikroba. Menurut Penelitian ini bertujuan untuk uji
Sarwono, (1995) terkontaminasinya Salmonella-Shigella pada telur ayam
telur ini dapat mempengaruhi kualitas yang disimpan pada suhu dan waktu
telur. Salah satu upaya yang dapat yang berbeda.
dilakukan untuk mempertahankan
kualitas telur adalah memperhatikan C. Tinjauan Pustaka
proses penyimpanannya. 1. Telur
Menurut Sudaryani, (2003) dalam Telur merupakan salah satu
penyimpanan telur ini, faktor-faktor bahan pangan yang paling lengkap
yang perlu diperhatikan adalah lama gizinya. Selain itu, bahan pangan ini
dan suhu penyimpanan serta bau yang juga bersifat serba guna karena dapat
terdapat di sekitar tempat penyim- dimanfaatkan untuk berbagai keper-
panan. Telur akan mengalami luan. Telur adalah substansi yang
perubahan kualitas seiring dengan dihasilkan oleh ternak itu sendiri di
lamanya penyimpanan. Semakin lama dalam tubuhnya, substansi tersebut

36 Jurnal Ilmiah Edu Research Vol.2 No.1 Juni 2013


UJI SALMONELLA-SHIGELLA PADA TELUR AYAM YANG DISIMPAN
PADA SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA

membentuk organisme baru atau membutuhkan tempat khusus untuk


kehidupan baru. Selain dibungkus penyimpanannya (Sarwono, 1995).
dengan kulit yang keras sebagai Telur ayam kampung merupakan
pelindung, telur juga dilengkapi salah satu bahan makanan yang
dengan bahan makanan yang lengkap paling praktis digunakan, tidak
(Haryoto, 1993 dan Sudaryani, 2003). memerlukan pengolahan yang sulit.
Telur dikatakan pula sebagai Telur ayam kampung memang lebih
bahan pangan yang sempurna, karena baik karena mengandung asam amino
telur mengandung zat-zat gizi yang yang lebih tinggi dibanding ayam ras
dibutuhkan oleh makhluk hidup (ayam negeri). Inilah yang menye-
seperti protein, lemak, vitamin dan babkan semua kandungan gizi pada
mineral dalam jumlah yang cukup. telur ayam kampung bisa diserap
Disamping itu protein telur tubuh dengan lebih baik. Keguna-
merupakan protein yang bermutu annya yang paling umum adalah
tinggi dan memiliki susunan asam sebagai campuran atau ramuan obat-
amino essensial yang lengkap. obat tradisional yang biasanya
Sehingga protein telur sering dikonsumsi secara mentah atau
dijadikan patokan dalam menentukan setengah matang oleh masyarakat.
mutu protein dari berbagai bahan Untuk meningkatkan khasiatnya,
pangan lainnya (Anonimus, 2006). dalam mengkonsumsi telur ayam
Dewasa ini telur yang kampung dapat ditambahkan madu
dikonsumsi orang adalah telur ayam, asli untuk menambah energi. Selain
telur itik, telur puyuh, telur kalkun, itu telur ayam kampung juga
telur angsa dan telur unggas lainnya digunakan untuk substansi makanan
yang masih sedikit dimanfaatkan anak-anak, karena sumber kalori dan
karena hewan tersebut dipelihara protein hewani yang cukup baik serta
sebagai binatang kesayangan. Telur mudah di serap usus dalam jumlah
ayam ada dua macam yaitu telur yang banyak (Sugitha, 1995).
ayam ras (Negeri) dan telur ayam Pada umumnya telur tersusun
kampung (Buras). Bobot rata-rata oleh tiga bagian utama yaitu kulit
telur ayam ras 50-70 gram perbutir, telur, putih telur/albumin, dan kuning
sedangkan telur ayam kampung berat telur. Kulit telur yang berpori tersebut
rata-ratanya 34-35 gram perbutir. terutama tersusun oleh kalsium
Telur itik mempunyai ukuran yang karbonat. Di bagian dalam kulit telur
lebih besar dari telur ayam, bobot terdapat dua membran tipis yang
rata-ratanya kira-kira 75-85 gram memisahkan kulit dari putih telur.
perbutir, kandungan gizinya hampir Putih telur terbagi atas bagian yang
sama dengan telur ayam tetapi encer dan bagian kental yang
pemakaiannya tidak seluas telur ayam mempunyai berat 60% dari berat total
karena baunya agak amis dan telur. Kuning telur melayang dalam
kebanyakan dimanfaatkan untuk putih telur, kedua ujungnya
pembuatan telur asin sekaligus dihubungkan oleh anyaman tali yang
sebagai upaya pengawetannya. Telur disebut kalaza (Anonimus, 2006).
puyuh berukuran kecil yaitu 10-15 Secara lengkapnya bagian telur ini
gram perbutir, kulitnya sangat tipis dapat dilihat pada gambar di bawah
dan mudah pecah sehingga ini:

Jurnal Ilmiah Edu Research Vol.2 No.1 Juni 2013 37


UJI SALMONELLA-SHIGELLA PADA TELUR AYAM YANG DISIMPAN
PADA SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA

Gambar 1.
Potongan melintang telur (Haryoto, 1993)

Komposisi sebutir telur terdiri gizi telur ayam selengkapnya dapat


dari 11% kulit telur, 58% putih telur, dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
dan 31 % kuning telur. Kandungan

Tabel 1. Kandungan gizi pada telur ayam


Komponen Putih Telur (%) Kuning Telur (%)
1. Protein 10,9 16,5
2. Lemak Sedikit 32
3. Hidrat Arang 1 1
4. Air 87 49
Sumber: G.F Stewart J.C. ABBOT, 1972, dalam Sudaryani (2003)
Pada umumnya telur ayam gizi, sebagaimana yang dicantumkan
kampung mempunyai komposisi zat pada Tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Komposisi Kimia Telur Ayam Kampung dalam 100 Gram Bahan
Makanan (100 gram kira-kira 2 butir telur ayam kampung)
Telur Ayam Kampung
No Zat Gizi Satuan
Utuh Kuning Telur Putih Telur
1. Kalor kal 162 361 50
2. Protein g 12,8 16,3 10,8
3. Lemak g 11,5 31,9 0
4. Karbohidrat g 0,7 0,7 0,8
5. Kalsium mg 54 147 6
6. Posfor mg 180,6 586 17
7. Besi mg 2,7 7,2 0,2
8. Vitamin A iu 900 2000 0
9. Vitamin D mg 0,1 0,27 0
10. Air g 74 48,4 81,8
Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI, 1981, dalam Sarwono (1995).

38 Jurnal Ilmiah Edu Research Vol.2 No.1 Juni 2013


UJI SALMONELLA-SHIGELLA PADA TELUR AYAM YANG DISIMPAN
PADA SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA

2. Kerusakan Telur Selama kualitas telur. Faktor-faktor yang


Penyimpanan perlu diperhatikan dalam penyimpa-
Telur dapat mengalami nan telur adalah lama dan suhu
kerusakan, baik kerusakan fisik penyimpanan, serta bau yang terdapat
maupun kerusakan yang disebabkan di sekitar tempat penyimpanan.
oleh pertumbuhan mikroba. Mikroba Suhu optimum penyimpanan
dapat masuk ke dalam telur melalui telur antara 12-150C dan kelembaban
pori-pori yang terdapat pada kulit 70-80%. Bila di bawah atau di atas
telur, baik melalui air, udara, maupun suhu tersebut akan berpengaruh
kotoran ayam. Oleh karena itu, perlu kurang baik terhadap kualitas telur.
diperhatikan cara pengawetan dan Penyimpanan telur dalam skala besar,
penyimpanan agar kualitas telur tetap sebaiknya dilakukan di ruang yang
terjaga (Haryoto, 1993 ). berpendingin (ber-AC). Jika tidak
Menurut Buckle (1987), kerusa- terdapat AC, dalam ruangan
kan telur yang terjadi selama penyimpanan dapat diletakkan ember
penyimpanan antara lain; berkurang- berisi air yang berfungsi untuk
nya berat, pertambahan ukuran ruang menjaga kelembaban ruangan.
udara karena air hilang, penurunan Dengan cara ini, penguapan cairan di
berat jenis karena bertambah ruang dalam telur dapat dikurangi. Penyim-
udara, bercak-bercak pada permukaan panan telur dalam skala kecil atau di
kulit telur karena penyebaran air yang rumah tangga dapat dilakukan di
tidak merata, penambahan ukuran lemari es. Untuk mengurangi kerusa-
kuning telur karena perpindahan air kan telur, memperlambat hilangnya
dari albumin ke kuning telur sebagai kelembaban telur dan mencegah
akibat perbedaan osmosis, perubahan terabsorpsinya bau tajam dari maka-
cita rasa, kehilangan karbondioksida nan lain, maka penyimpanan telur
dan kenaikan pH terutama dalam dalam lemari es sebaiknya dimasuk-
albumin yang meningkat dari kira- kan di dalam wadah karton/tempat
kira pH 7 sampai 10 atau 11 sebagai telur. (Sudaryani, 2003)
akibat hilangnya CO2.
Menurut Sudaryani, (2003), 3. Salmonelosis dan Shigelosis
penurunan kualitas telur selama Syarat penting kualitas produk
penyimpanan adalah berkurangnya asal hewan (termasuk telur) adalah
berat telur dan timbulnya bau busuk bebas patogen mikrobiologi termasuk
terutama jika telur telah rusak. Secara Salmonella dan Shigella. Salmonella
spesifik, penurunan kualitas telur merupakan bakteri gram negatif
dapat dilihat dengan ciri-ciri khas berbentuk basil, tidak berspora,
pada masing-masing bagian telur : (1) panjangnya bervariasi, dan kebanya-
ruang udara tambah lebar; (2) volume kan spesies bergerak dengan flagel
kuning telur berkurang, pH bertambah peritrik. Shigella juga merupakan
besar, kadar fosfor berkurang, kadar bakteri gram negatif yang berbentuk
amoniak bertambah, letak kuning kokobasil, bersifat fakultatif anaerob
telur bergeser; (3) kadar air putih telur tetapi paling baik tumbuh secara
berkurang; (4) keadaan kulit telur aerob. Koloninya konveks, bulat,
biasanya timbul bintik-bintik, warna- transparan dengan pinggir utuh,
nya cenderung berubah. Oleh karena mencapai kira-kira 2 mm dalam
itu penyimpanan telur memegang waktu 24 jam (Jawet, 1996).
peranan penting dalam menjaga

Jurnal Ilmiah Edu Research Vol.2 No.1 Juni 2013 39


UJI SALMONELLA-SHIGELLA PADA TELUR AYAM YANG DISIMPAN
PADA SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA

Salmonelosis adalah penyakit pencernaan, setelah masa inkubasi


yang disebabkan Salmonella. Penya- yang pendek (1-2 hari) secara
kit ini dapat menyerang unggas, mendadak timbul nyeri perut, demam
hewan mamalia dan manusia, dan tinja encer. Diare tersebut
sehingga memiliki arti penting bagi disebabkan oleh racun yang dihasil-
manusia. Penyakit ini dapat terjadi kan Shigella dalam usus halus. Sehari
akibat mengkonsumsi makanan/air atau beberapa hari kemudian, jumlah
yang tercemar Salmonella. Salmone- tinja meningkat karena infeksi
losis merupakan penyakit yang bisa meliputi ileum dan kolon, tinja ini
berasal dari telur yang terkontaminasi berkurang encernya tetapi sering
oleh Salmonella dengan gejala seper- mengandung lendir dan darah.
ti mual-mual, muntah, sakit perut, Shigelosis dapat berbahaya pada
sakit kepala, kedinginan, demam, dan anak-anak dan orangtua karena dapat
diare. Bakteri ini dapat mengkon- menyebabkan dehidrasi, asidosis
taminasi telur sewaktu masih dalam bahkan dapat menyebabkan kematian.
indung telur ayam, tetapi yang paling (Jawet, 1996).
sering terjadi adalah setelah telur Untuk mengidentifikasi Salmone-
dikeluarkan, terutama apabila keber- lla Shigella, digunakan medium
sihan kandang dan lingkungan kurang selektif yang disebut dengan medium
diperhatikan (Doyle dan Cliver, SSA (Salmonella-Shigella Agar).
1990). Berdasarkan komposisinya medium
Widyani, (2008) mengemukakan ini terdiri dari peptone, lab lemco/beef
adanya cemaran Salmonella sp pada extract, laktosa, ox bile dried, sodium
kloaka juga berasosiasi positif dengan citrate, sodium thisulfat, ammonium
angka cemaran Salmonella sp pada iron (III) citrate, brilliant green, dan
telur. Salmonella sp dikenal sebagai neutral red agar, yang mampu
bakteri usus, sehingga jika terjadi menghambat pertumbuhan bakteri
pengeluaran bakteri dari ayam yang lain, sehingga dapat dinyatakan de-
menderita Salmonelosis, maka kloaka ngan menggunakan medium selektif
akan terlewati dan akibatnya bakteri ini hanya Salmonella-Shigella yang
dapat ditemukan didaerah tersebut. tumbuh dan berkembangbiak (Ano-
Shigelosis merupakan penyakit nimus, 2004; Maryantuti, 2007).
yang disebabkan oleh Shigella yang Untuk lebih jelasnya, sel
bisa ditularkan melalui makanan. Salmonella-Shigella dapat dilihat
Infeksi Shigelosis terjadi pada saluran seperti pada gambar 2 berikut ini :

(a) (b)
Gambar 2. Gambar mikroskopis (a) Sel Salmonella (b) Sel Shigella
(Anonimus, 2006)

40 Jurnal Ilmiah Edu Research Vol.2 No.1 Juni 2013


UJI SALMONELLA-SHIGELLA PADA TELUR AYAM YANG DISIMPAN
PADA SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA

D. BAHAN DAN METODA 2. Prosedur Penelitian


A. Alat dan Bahan 2.1 Persiapan Penelitian
Alat-alat yang dibutuhkan a. Sterilisai alat dan bahan
adalah cawan petri, pinset, Sebelum penelitian dimu-
spiritus, autoklav, lemari lai, maka semua alat yang
pendingin, erlemeyer, beker glass, digunakan terlebih dahulu
cotton bud, incubator, glas objek, disterilisasi dengan autoklav
cover glas, mikroskop. Bahan- pada suhu 1210C dan tekanan
bahan yang digunakan adalah 15 Psi selama 15 menit.
telur, alcohol, aquades, medium b. Penyediaan medium SSA
SSA (Salmonella-Shigella Agar), (Salmonella Shigella
Agar)
dan untuk pewarnaan gram
Medium SSA dibuat de-
digunakan kristal violet, gram
ngan cara memasukan 45
iodium (Lugol), etil alcohol 70%
gram SSA instant dalam gelas
dan safranin.
beker, kemudian ditambahkan
aquades hingga volume 700
B. Metode Penelitian
ml. Rebus sampai mendidih
Penelitian dilakukan dengan
sambil diaduk-aduk agar tidak
motode deskriptif yaitu untuk
menggumpal. Setelah mendi-
melihat keberadaan Salmonella-
dih dimasukan ke dalam
Shigella pada telur ayam yang
erlemeyer 1 liter, dinginkan
disimpan dalam kulkas dan suhu
kemudian tuang medium SSA
ruangan selama: 0 hari, 2 hari, 4
ke dalam cawan petri.
hari, 6 hari, 8 hari, 10 hari, 12
hari, 14 hari dan dilanjutkan
2.2 Pelaksanaan penelitian
pengamatan terakhir pada hari ke-
Inokulasi Salmonella-
27 untuk memastikan kerrusakan
Shigella
pada telur.
Inokulasi Salmonella-Shigella
dilaksanakan pada tempat yang
C. Cara Kerja
steril secara aseptic, dengan cara
1. Sampel Penelitian
menyemprotkan alkohol 70%
Sampel penelitian ini adalah telur
dengan semprotan tangan di
ayam kampung yang berumur 1 hari
sekitar tempat bekerja. Salmonella
dengan jumlah 32 buah telur.
-Shigella yang diduga berada pada
Sebelum disimpan dalam kulkas, telur
telur, diinokulasi ke dalam
dibersihkan terlebih dahulu dengan
medium SSA dengan cara:
mengelap menggunakan tissu. Telur
pertama telur dipecah dan dima-
diletakkan pada dua tempat yang
sukkan dalam petridis steril,
berbeda. Tempat yang pertama
selanjutnya celupkan cotton bud
diletakkan pada tempat telur (egg
steril ke dalam putih telur dan
tray) pada pintu kulkas (National)
kemudian oleskan pada permu-
tingkat pertama sebelah kanan kulkas
kaan lempeng medium SSA
bagian atas dengan suhu
0 dengan rata secara zig-zag.
penyimpanan 12-15 C dan tempat
Inkubasi pada suhu 370C selama
yang kedua yaitu pada suhu ruangan,
2x24 jam.
masing-masing jumlah telur sebanyak
16 buah.

Jurnal Ilmiah Edu Research Vol.2 No.1 Juni 2013 41


UJI SALMONELLA-SHIGELLA PADA TELUR AYAM YANG DISIMPAN
PADA SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA

2.3 Pengamatan bakteri dan keringkan. Kemudian ditetesi


Setelah 2x24 jam diamati dengan iodium (lugol) dan
pertumbuhan koloni pada medium biarkan lebih kurang 1 menit, cuci
SSA. Karena medium SSA adalah dengan air mengalir dan
medium selektif, maka koloni keringkan. Selanjutnya diberi
yang tumbuh dapat dinyatakan alkohol 70%, cuci dengan air
sebagai koloni Salmonella- mengalir dan keringkan. Selanjut-
Shigella saja. Untuk konfirmasi nya warnai dengan safranin
hasil, dilakukan pewarnaan gram diamkan selama 45 detik, cuci
pada koloni bakteri Salmonella- dengan air dan keringkan. Amati
Shigella, dimana kedua bakteri ini di bawah mikroskop (Maryantuti,
adalah bakteri gram negatif, 2007).
Salmonella berbentuk basil dan
2.4 Analisis data
Shighella berbentuk kokobasil
Data dianalisis secara deskrip-
(Jawet, 1996).
tif dengan mengamati keberadaan
Adapun cara pewarnaan gram
Salmonella-Shigella pada telur
adalah sebagai berikut : pertama
ayam yang disimpan pada suhu
bersihkan kaca objek dengan
dan waktu yang berbeda.
alkohol, ambil Salmonella-
Shigella yang diduga berada pada
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
medium SSA, letakkan di atas
A. Hasil
kaca objek dan biarkan sampai
Dari pengamatan yang dilakukan
kering di udara dan fiksasi dengan
terhadap uji Salmonella-Shigella pada
panas menggunakan lampu
telur ayam yang disimpan dalam
spiritus. Setelah kering, beri
waktu yang berbeda diperoleh hasil
larutan kristal violet sebanyak 2-3
seperti pada Tabel.3 berikut.
tetes dan diamkan lebih kurang 1
menit, cuci dengan air mengalir

Tabel 3. Uji Salmonella-Shigella pada telur ayam yang disimpan pada suhu
dan waktu yang berbeda
Keberadaan Salmonella-Shigella
Hari pengamatan Kulkas Suhu Ruangan
Salmonella Shigella Salmonella Shigella
0 hari - - - -
2 hari - - - -
4 hari - - - -
6 hari - - - -
8 hari - - - -
10 hari - - -
12 hari - - - -
14 hari - - - -
27 hari - - - -
Ket : ( ) terdapat/adanya keberadaan Salmonella-Shigella ( - ) tidak terdapat
keberadaan Salmonella-Shigella

Dari Tabel 3 dapat dilihat sampai koloni Shigella pada telur ayam
pengamatan hari ke-27 tidak dijumpai kampung yang digores pada medium

42 Jurnal Ilmiah Edu Research Vol.2 No.1 Juni 2013


UJI SALMONELLA-SHIGELLA PADA TELUR AYAM YANG DISIMPAN
PADA SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA

SSA, baik pada penyimpanan kulkas pada medium SSA baik pada
maupun suhu ruangan. Sedangkan penyimpanan kulkas maupun suhu
untuk koloni Salmonella yang ruangan.
diamati pada medium SSA baru Untuk memastikan bahwa koloni
terlihat pada pengamatan hari ke-10 yang tumbuh tersebut adalah koloni
pada telur yang disimpan pada kulkas. Salmonella, diperhatikan ciri-ciri
Namun setelah pengamatan dilan- koloni pada medium pengamatan dan
jutkan sampai hari ke-27, kembali dibandingkan dengan literatur yang
koloni Samonella tidak ditemukan ada seperti pada Gambar 3 berikut ini:

*
(a) (b)
Gambar 3. Koloni Salmonella pada medium SSA. (a) Koloni Salmonella pada
pengamatan hari ke 10 (b) Koloni Salmonella dalam literatur
(anonimus, 2006), (*) koloni Salmonella, terlihat keruh atau bening,
tidak berwarna dan ada bintik hitam dibagian tengah koloni. Hal ini
sama dengan gambar koloni Salmonella pada literatur (gambar b).

Selanjutnya dari koloni yang diamati tersebut adalah bakteri


didapat, dilakukan proses pewarnaan Salmonella, lebih jelasnya dapat
gram untuk memastikan bahwa yang dilihat seperti pada Gambar 4 berikut:

*
(a) (b)
Gambar 4. Sel Salmonella dengan pewarnaan gram (a) Pengamatan sel
Salmonella dari koloni yang tumbuh pada hari ke-10 pada medium
SSA (b) Pengamatan sel Salmonella basil gram negatif dalam
literatur (Anonimus, (2006) (*) Hasil pewarnaan gram negatif bentuk
basil

Jurnal Ilmiah Edu Research Vol.2 No.1 Juni 2013 43


UJI SALMONELLA-SHIGELLA PADA TELUR AYAM YANG DISIMPAN
PADA SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA

B. PEMBAHASAN dikulkas, tidak pada suhu ruangan.


Dari hasil penelitian, Shigella Padahal menurut Sudaryani, (2003)
tidak ditemukan pada medium SSA dan Buckle (1987) makanan
sampai pengamatan hari ke-27. Sesuai (termasuk telur) yang disimpan dalam
dengan literature, Shigella lebih lemari es (kulkas) dapat menghambat
banyak ditularkan sesama manusia pertumbuhan mikroba.
dari kotoran (feses) ke mulut, melalui Berdasarkan data yang diperoleh
hubungan langsung maupun tidak dari penelitian ini, maka kemung-
langsung dengan kotoran (Jawet, kinan tercemarnya telur oleh
2006; Jurnal Litbang Pertanian, 2007; Salmonella-Shigella lebih banyak
dan Erianto, 2007) terjadi selama proses keluarnya telur
Pada penelitian ini hanya melewati kloaka, bukan dari bakteri
ditemukan Salmonella pada hari ke- yang ada di cangkang yang masuk ke
10 yang disimpan dalam kulkas. dalam telur. Walaupun menurut
Adanya keyakinan bahwa yang (Jawet, 2006; Jurnal Litbang
diteliti adalah Salmonella dilihat dari Pertanian, 2007; dan Erianto, 2007)
morfologi koloni dan pengamatan menyatakan cemaran Salmonella bisa
secara mikroskopis. Dimana koloni masuk kedalam telur melalui
yang tumbuh pada medium SSA beberapa cara, antara lain melalui
adalah keruh atau bening, tidak kotoran ayam dalam kloaka atau
berwarna dan bagian tengahnya dalam kandang.
berwarna hitam, sesuai dengan Beberapa catatan yang menyata-
karakteristik yang dikatakan Fardiaz, kan bahwa faktor yang berpengaruh
(1993). besar dalam pencegahan bakteri ini
Maryantuti, (2007) menyatakan adalah kebersihan kandang. Jika
medium SSA merupakan medium kebersihan kandang terjaga, maka
selektif, hanya menumbuhkan bakteri kemungkinan besar unggas tidak akan
Salmonella-Shigella. Berdasarkan terinfeksi Salmonella. Begitu juga
komposisinya medium ini terdiri dari sebaliknya apabila unggas terinfeksi
peptone, lab lemco/beef extract, oleh Salmonella maka feses, daging
laktosa, ox bile dried, sodium citrate, dan telurnya akan ditemukan bakteri
sodium thisulfat, ammonium iron (III) ini. Hal lain yang harus diperhatikan
citrate, brilliant green, dan neutral adalah penanganan telur, apabila
red agar, yang mampu menghambat penanganan telur tidak dilakukan
pertumbuhan bakteri lain, sehingga dengan baik, misalnya kotoran
dapat dinyatakan dengan mengguna- unggas masih menempel pada
kan medium selektif ini hanya cangkang telur, maka kemungkinan
Salmonella-Shigella yang tumbuh dan Salmonella dapat mencemari telur
berkembangbiak. terutama saat dipecah (Jawet, 2006;
Hasil pengamatan hanya mene- Jurnal Litbang Pertanian, 2007; dan
mukan Salmonella pada hari ke-10 Erianto, 2007).
yang disimpan pada kulkas. Namun Dari semua data yang diperoleh
setelah masa penyimpanan diperpan- pada penelitian ini, hal yang juga
jang sampai hari ke-27 kembali tidak menarik untuk diperhatikan adalah
ditemukan Salmonella-Shigella. Begi- ternyata bentuk fisik telur tidak dapat
tu juga dengan suhu penyimpanan, dijadikan indikator tercemar atau
pada penelitian ini Salmonella dite- tidak oleh Salmonella-Shigella. Oleh
mukan pada telur yang disimpan karena itu masyarakat harus tetap

44 Jurnal Ilmiah Edu Research Vol.2 No.1 Juni 2013


UJI SALMONELLA-SHIGELLA PADA TELUR AYAM YANG DISIMPAN
PADA SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA

waspada dan hati-hati jika ingin tua, dan putih telurnya masih dapat
mengkonsumsi telur mentah atau dibedakan antara putih telur kental
setengah matang. Seperti yang dapat dan putih telur encer. Sebaliknya pada
dilihat pada Gambar 5 berikut, jika telur yang sudah disimpan dalam
diperhatikan bentuk fisik telur yang waktu yang lama walaupun kuning
baru tidak jauh berbeda dengan telurnya makin menggembung, warna
bentuk fisik telur yang terinfeksi kuning muda/memudar, sudah terjadi
Salmonella dimana ciri-cirinya adalah perubahan bau, dan putih telur sudah
: telur masih segar/baru, kuning telur encer namun tetap tidak ditemukan
masih kental dengan warna kuning Salmonella-Shigella.

**

***

(a) (b)
Gambar 5. Struktur telur (a) Struktur telur awal penyimpanan (b) Struktur telur
akhir penyimpanan (*) putih telur encer, (**) putih telur kental, (***)
kuning telur

Dari semua data yang diperoleh B. Saran


dalam penelitian ini dapat Sebagai informasi bagi
disimpulkan bahwa suhu dan lama masyarakat supaya tetap waspada dan
penyimpanan tidak ada hubungannya hati-hati jika ingin mengkonsumsi
dengan keberadaan Salmonella- telur mentah atau setengah matang
Shigella pada telur. Tapi ini belum karena bentuk fisik telur tidak dapat
bisa dipastikan terhadap bakteri lain dijadikan indikator tercemar atau
karena penelitian ini hanya tidaknya oleh Salmonella-Shigella.
menggunakan medium selektif
terhadap bakteri Salmonella-Shigella DAFTAR PUSTAKA

F. KESIMPULAN DAN SARAN Anonimus. 2004. Standard Operating


Procedur (SOP) Pemeriksaan
A. Kesimpulan Mikrobiologi Klinik. Fakultas
Dari penelitian yang telah Kedokteran Universitas
dilakukan dapat disimpulkan bahwa Indonesia.
waktu dan suhu penyimpanan telur
ayam yang berbeda tidak ada ________. 2006. Salmonella-Shigella
hubungannya dengan keberadaan http://farm4.static.flickr.com/3
Salmonella-Shigella. 040/3049089374 diakses
September 2008

Jurnal Ilmiah Edu Research Vol.2 No.1 Juni 2013 45


UJI SALMONELLA-SHIGELLA PADA TELUR AYAM YANG DISIMPAN
PADA SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA

Buckle, Edwards Flet Woottn. 1987. Baru. Skripsi Program Studi


Ilmu Pangan. Universitas Pendidikan Biologi Fakultas
Indonesia. Jakarta. Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Riau,
Dayarli, Arwis. 2008. Pengaruh Lama Pekan Baru. http ://one.
Waktu Penyimpanan dalam Indoskripsi.com.
Kulkas terhadap kadar Protein
telur Ayam Ras. Skripsi Sarwono, Bambang. 1995.
Program Studi Pendidikan Pengawetan dan Pemanfaatan
Biologi STKIP PGRI Telur. Swadaya, Jakarta.
Sumatera Barat, Padang.
Sudarmadji Slamet, Haryono
Doyle dan Cliver, 1990 dalam situs Bambang, Suhardi. 1997.
resmi dinas peternakan prov. Prosedur untuk Analisa Bahan
Sumbar. Makanan dan Pertanian.
Liberty, Yogyakarta
Erianto, Dadang. 2007. Penugasan
Blok KBTI Artikel Ilmiah Sudaryani. 2003. Kua litas Telur.
Shigellosis. Fakultas Penerbit Swadaya, Jakarta.
Kedokteran. Universitas Islam
Indonesia. Sugitha, I Made. 1995. Teknologi
Hasil Ternak. Fakultas
Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Peternakan Universitas
Mikrobiologi Pangan. Raja Andalas Padang. Padang.
Grafindo Persada. Jakarta.
Widyani, Retno. 2008 dalam situs
Haryoto. 1993. Pengawetan Telur resmi dinas peternakan
Segar. Penebar Swadaya, Propinsi. Sumatera Barat.
Jakarta.
Jawet, Melnick dan Adelberg`s. 1996. Winarno. 1992. Kimia Pangan dan
Mikrobiologi Kedokteran. Gizi. Gramedia, Jakarta.
Salemba Medica, Jakarta.
Yasin, Suhubdy. 1988. Fungsi dan
Maryantuti. 2007. Bakteri Patogen Peranan Zat-Zat Gizi dalam
yang Disebabkan oleh Lalat Ransum Ayam Petelur.
Rumah (Musca domestica, L) Medyatama Sarana Perkasa,
di rumah Sakit Kota Pekan Jakarta.

36
46 Jurnal Ilmiah Edu Research Vol.2 No.1 Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai