OVOP
OVOP
LAMPIRAN................................................................................................................... 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil beberapa rumusan permasalahan
yang dibahas, antara lain:
1) Bagaimana potensi kerajinan Batik di Kota Kediri ?
2) Bagaimana peran UMKM dalam mendukung usaha kerajinan Batik di Kota Kediri ?
3) Bagaimana strategi pemerintah dalam mendorong usaha kerajinan Batik di Kota
Kediri ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari topik pembahasan tersebut yaitu untuk mengetahui potensi
kerajinan batik di Kota Kediri, peranan UMKM dalam mengembangkan usaha kerajinan
batik serta strategi pemerintah untuk mendorong usaha kerajinan batik tersebut agar
mampu menjadi produk unggulan kota.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
3. Khusus kegiatan OVOP yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam
mengembangkan OVOP harus melalui Koperasi dan UKM, serta Meningkatkan
pendapatan masyarakat setempat.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Fokus pada penelitian ini adalah pada pengembangan
produk unggulan di Kediri yaitu Batik melalui UMKM serta strategi pemerintah dalam
mendorong usaha Batik di Kota Kediri utamanya pada daerah Dandangan Kota Kediri.
Penelitian tersebut juga diharuskan sama dengan konsep OVOP (One Village One
Product) yang menjelaskan tentang produk unggulan di suatu daerah pula. Serta penelitian
ini dilakukan melalui sumber data sekunder yaitu melalui paper (dokumen), dan place
(tempat usaha Batik). Keberhasilan diindikasikan melalui tercapainya tujuan utama dari
OVOP. Penggunaan pendekatan kualitatif tersebut diharapkan dapat memberikan deskripsi
mengenai topik penelitian.
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Batik tergolong salah satu seni rupa yang terdiri dari motif, teknik, dan penggunaannya di
masyarakat. Pembuatan batik di Kediri yaitu di daerah Kelurahan Dandangan Kota Kediri,
yang dinaungi oleh ASKOPERI (Asosiasi Pengrajin Kota Kediri). Meskipun batik Kediri
tidak sepopuler dan sesukses saerah batik pesisir seperti: Madura, Lasem, Rembang, Kudus,
Pekalongan, Cirebon, Indramayu, dan lain lain. Namun kehadirannya memiliki ciri khas
yang disebut dengan Batik Kediren. Kurang lebih hampir 30 tahun yang lalu batik Kediri
telah dirintis dan beredar berkat dengan kerjasama Pemerintah Kota Kediri dengan pengrajin.
Batik Kediri kembali dibangkitkan dengan tujuan memebrikan manfaat bagi semua pihak,
khususnya dalam pelestarian sejarah, budaya, maupun dlaam usaha menciptakan lapangan
kerja.
Akibat perkembangan trend fashion yang terus berkembang batik juga mengikuti
perkembangan sesuai dengan jamannya. Namun justru memperluas ruang lingkup dari pasar
penjualan batik itu sendiri. Selain itu mitif batik juga berkembang dan banyak diciptakan
motif motif baru terutama untuk trend fashion baru seperti, kemeja, lengan panjang, rok,
alas kemeja, dan lain lain.
Berbagai bentuk sejarahan, ragam seni dan budaya, kondisi wilayah, pariwisata dan
produk unggulan Kota Kediri menjadi sumber inspirasi, ide, dan gagasan bagi perajin
batik untuk menciptakan batik Kediri yang berbeda dengan daerah pembatik yang
lainnya. Hal ini bisa di ketahui dari beberapa bentuk pola dan motif batik yang dibuat
oleh masingmasing pembatik yang berada di wilayah Kediri. Di antaranya: motif batik
yang cenderung mengarah pada aspek kesejarahan (motif batik sawung tunjung tejamaya,
motif batik padma loka moksa), motif batik yang mengacu pada corak seni budaya daerah
(motif batik jaranan atau kuda lumping), motif batik yang menggambarkan tempat
pariwisata dan pemandangan alam di wilayah Kediri (motif batik Gunung Kelud dan
Anak Gunung Kelud, motif batik Monumen Simpang Lima Gumul), motif batik yang
8
mengambil obyjek dari produk unggulan Kabupaten Kediri (motif batik mangga podang,
motif batik nanas podang).
b) Karakteristik Batik Kediri
1. Pengelompokan Pola
Pengelompokan pola dan motif salah satunya yaitu pola geometris yang hanya
menerapkan permainan unsur geografis sehingga lebih mengarah ke pola abstrak,
pola dengan susunan bentuk pengayaan dari tumbuh tumbuhan, pola
dengan susunan suatu bentuk penggambaran dari makhluk hidup yaitu
berupa hewan dan manusia, pola susunan dekoratif gabungan
a. Warna alam
9
kayu mahoni, kulit pohon mangga, daun mangga, daun jambu biji, kulit buah jolawe,
dan lain-lain.
b. Warna sintetis
Produksi batik Kediri pada umumnya masing masing perusahaan batik
menggunakan warna sintetis, di antaranya:
- Garam napthol
- Indighosol
- Campuran napthol dan indighosol
- Remasol
4.2 Peran UMKM Dalam Mendukung Usaha Kerajinan Batik di Kota Kediri
UMKM merupakan salah satu sektor usaha yang memberikan sumbangan yang cukup
besar terhadap perekonomian masyarakat. UMKM juga sebagai wadah yang efisien untuk
mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Daerah Kediri memiliki jumlah
UMKM yang cukup banyak dan beragam, tercatat pada tahun 2014 terdapat 14.744 UMKM
yang tersebar diseluruh Kediri. Jenis usaha kecil menengah di Kota Kediri bermacam-
macam, mulai dari kuliner, handycraft, hingga fashion yang memiliki ciri khas Kota Kediri.
Begitu pula dengan daerah Kelurahan Dandangan, muncul juga Asosiasi Pengrajin
Kota Kediri (ASPEKORI) yang menaungi para pengrajin khususnya Batik Tulis khas Kota
Kediri. Asosiasi tersebut kemudian diwadahi oleh pemerintah untuk didirikan Showroom
Batik sendiri. Tujuannya yaitu untuk memasarkan produk batik dengan mudah lewat
Showroom tersebut. selain itu juga sebagai media promosi terhadap produk unggulan
utamanya batik khas Kediri yang selama ini tidak booming kehadirannya. Peran UMKM ini
harus didukung oleh pemerintah. Karena dengan adanya UMKM maka dapat menciptakan
lapangan kerja baru sehingga membutuhkan tenga kerja yang selanjutnya dapat mengurangi
pengangguran di Indonesia.
2) Pembangunan Prasarana
Pembangunan prasarana merupakan sesuatu yang diperlukan dalam mendorong
pertumbuhan UKM. Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 pasal 9 tentang sarana
dan prasarana, tertulis bahwa untuk menumbuhkan iklim usaha pemerintah perlu
mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan mengembangkan
pertumbuhan usaha mikro dan kecil. Prasarana pemasaran memiliki arti penting
karena produk yang dihasilkan oleh UKM tidak akan memiliki dampak ekonomis
apabila hasil dari produknya tidak dapat didistribusikan kepada konsumen.
Dalam praktiknya pemerintah Kediri membangun prasarana gabungan untuk
pengrajin batik, yang diberi nama SANRI atau Sandang Kediri. Tempat usaha
yang diwadahi pemerintah tersebut berfungsi sebagai tempat pemasaran bagi hasil
kerajinan batik tulis homemade.
3) Pengembangan Pemasaran
Pengembangan pemasaran dalam UMKM pada industri kreatif batik dilakukan
melalui perluasan jaringan pemasaran, pengembangan skala usaha melalui
kemitraan, dan peningkatan akses teknologi. Perluasan jaringan usaha batik tulis
dapat dilakukan dengan cara menjalin hubungan atau kerjasama dengan pusat
pameran batik tulis. Pameran yang diadakan di galeri batik merupakan momen yang
dapat digunakan untuk ajang promosi produk batik. Selain galeri, jaringan
12
pemasaran adalah dengan mengikutkan perajin batik dalam event-event pameran
atau expo.
Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan melalui Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Kediri bekerjasama dengan PT. Telkom untuk memberikan
pelatihan teknologi kepada perajin batik tulis. Pemasaran batik tulis secara online
menggunakan internet akan lebih menghemat biaya karena tidak membutuhkan
biaya akomodasi dan menghemat waktu karena dapat dilakukan kapan saja.
Meskipun begitu, tidak semua UMKM batik tulis setuju untuk menggunakan
pemasaran secara online, beberapa dari mereka masih memilih untuk memasarkan
produk batik tulisnya menggunakan cara manual.
4) Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sebagai salah satu aspek utama UMKM, sumber daya manusia berperan sebagai
penggerak suatu usaha. Salah satu upaya pengembangan yang dilakukan oleh Dinas
Koperasi, Industri, dan Perdagangan Kota Kediri adalah dengan memberikan
pelatihan kepada perajin batik tulis. Adanya pelatihan memberikan manfaat kepada
para perajin batik maupun masyarakat yang mengikuti pelatihan tersebut. Untuk
perajin batik, pelatihan merupakan tempat untuk mengembangkan inovasi dan kreasi
batik yang sudah dimiliki. Sedangkan untuk masyarakat pemula, pelatihan membatik
merupakan ilmu baru yang memberikan inspirasi untuk membuka usaha ataupun
keahlian yang dapat digunakan untuk menjadi tenaga kerja pembatik. Masyarakat
yang mengikuti pelatihan membatik notabene adalah ibu rumah tangga.
Setiap pelatihan bertujuan untuk menanamkan kemandirian kepada perajin batik
tulis maupun pada masyarakat, sehingga pelatihan yang diberikah harus meliputi
segala aspek pemberdayaan SDM terhadap usaha.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan jika produk
unggulan Kota Kediri salah satunya yaitu batik memiliki daya saing yang cukup besar
di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan berbagai strategi pemerintah lewat
kebijakannya. Bisa melewati UMKM untuk proses pengembangannya juga bisa lewat
event event promosi lainnya antar kota / provinsi / negara. Slaah satu strategi
pemrintah yaitu melalui:
a) Akses permodalan
b)Pembangunan prasarana
c)Pengembangan pemasaran
d)Pembentukan sumber daya manusia yang berpotensi
5.2 Saran
Dari hasil penyusunan peneletian diatas, penulis mampu memberikan beberapa
saran terutama bagi pemerintah, antara lain:
1. Berkerja sama kepada Dinas Pariwisata untuk mempromosikan produk unggulan
Kota Kediri yaitu Batik Tulis disamping selain promosi wisata juga promosi
produk khas daerah.
2. Memberikan penyuluhan secara berkala kepada para pengrajin agar tidak terlalu
ketinggalan informasi dalam berbagai hal,misalnya tentang pemasaran lewat
online.
3. Memberikan hak paten terhadap batik khas Kota Kediri.
4. Meningkatkan promosi lewat berbagai event diluar kota maupun diluar negeri
dengan mengajak UMKM untuk terjun langsung.
14
DAFTAR PUSTAKA
Rini, Elin Prasetyo, Ratih Nur Pratiwi, Romula Adiono. 2014. Strategi Menciptakan Iklim
UKM Pada Industri Kreatif Batik Tulis. Jurnal Adiministrasi Publik, Vol. 3, No. 12, Hal.
2021 2027.
Mujiono. 2015. Keberadaan Batik Kediri Jawa Timur. Jurnal Ilmiah, Vol. 13, No. 1.
http://repository.umy.ac.id. Diakses pada 20 Juni 2017
http://www.kedirikota.go.id. Diakses pada 19 Juni 2017
15
LAMPIRAN
16
17