Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 2

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 2


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 4

2.1 Konsep Produk Unggulan Daerah..................................................................4


2.2 Pengembangan PUD Model OVOP................................................................5

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................................

4.1 Potensi Kerajinan Batik Khas Kediri..........................................................8


4.2 Peran UMKM Dalam Mendukung Usaha Kerajinan Batik di Kota Kediri.....12
4.3 Strategi Pemerintah Untuk Mendorong Usaha Batik di Kediri.....................12
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 14

5.1 KESIMPULAN ............................................................................................... 14


5.2 SARAN ................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15

LAMPIRAN................................................................................................................... 16

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Produk unggulan merupakan suatu barang atau jasa yang dimiliki dan dikuasai oleh
suatu daerah, yang mempunyai nilai ekonomis dan daya saing tinggi serta menyerap
tenaga kerja dalam jumlah besar,yang diproduksi berdasarkan pertimbangan kelayakan
teknis (bahan baku dan pasar), talenta masyarakat dan kelembagaan (penguasaan
teknologi, kemampuan sumberdaya manusia, dukungan infrastruktur, dan kondisi sosial
budaya setempat) yang berkembang di lokasi tertentu. Dalam rangka upaya pembangunan
ekonomi daerah, potensi daerah sangat diperlukan agar dapat mengklasifikasikan produk
produk mana yang mampu bersaing dan di produksi secara maksimal oleh daerah
tersebut.
Sebagai daerah yang sedang berkembang, Kota Kediri merupakan salah satu daerah
yang memiliki potensi daerah yang cukup besar untuk dikembangkan, salah satunya
industri kretaif batik. Batik merupakan bentuk warisan budaya dalam bentuk fashion yang
sudah ada sejak jaman dahulu. Pada tahun 2009 UNESCO menetapkan batik sebagai
warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia
memiliki seni dan motif batik khas daerahnya. Begitu pula dengan Kota Kediri yang
mempunyai motif batik khas yaitu, jaranan (kuda lumping) dana mangga podang.
Perbedaan motif batik antar daerah di Indonesia disebabkan oleh kondisi lingkungan
dan letak geografis, tradisi / kebudayaan. Kota Kediri sendiri memiliki geografis yang
diapit oleh dua gunung besa yaitu Gunung Kelud di sebelah timur dan Gunung Wilis
disebelah barat, sedangkan di tengah tengahnya dialiri Sungai Brantas yang membelah
wilayahnya menjadi dua. Oleh karenanya motif dan corak batik di Kediri juga berbeda
dengan wilayah lainnya.
Perkembangan produk unggulan Batik tersebut bisa dikembangkan melalui ekonomi
kreatif yaitu UMKM yang sekarang sedang dicanangkan oleh pemerintahan Jokowi.
Batik sendiri merupakan salah satu produk unggulan Kediri khususnya di daerah
Dandangan, Kota Kediri. Oleh karena itu Batik cocok dalam analisis OVOP, karena
merupakan salah satu produk unggulan di daerah Dandangan. Dalam penjelasan
selanjutnya akan dibahas bagaimana Batik menjadi produk unggulan di Kota Kediri.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil beberapa rumusan permasalahan
yang dibahas, antara lain:
1) Bagaimana potensi kerajinan Batik di Kota Kediri ?
2) Bagaimana peran UMKM dalam mendukung usaha kerajinan Batik di Kota Kediri ?
3) Bagaimana strategi pemerintah dalam mendorong usaha kerajinan Batik di Kota
Kediri ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari topik pembahasan tersebut yaitu untuk mengetahui potensi
kerajinan batik di Kota Kediri, peranan UMKM dalam mengembangkan usaha kerajinan
batik serta strategi pemerintah untuk mendorong usaha kerajinan batik tersebut agar
mampu menjadi produk unggulan kota.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Produk Unggulan Daerah


Produk Unggulan Daerah yang selanjutnya disingkat PUD Menurut Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2014 merupakan produk, baik berupa barang
maupun jasa, yang dihasilkan oleh koperasi, usaha skala kecil dan menengah yang
potensial untuk dikembangkan dengan memanfaatkan semua sumber daya yang
dimiliki oleh daerah baik sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya lokal,
serta mendatangkan pendapatan bagi masyarakat maupun pemerintah yang
diharapkan menjadi kekuatan ekonomi bagi daerah dan masyarakat setempat sebagai
produk yang potensial memiliki daya saing, daya jual, dan daya dorong menuju dan
mampu memasuki pasar global. Perencanaan pengembangan PUD jangka menengah
daerah dapat dilakukan antara lain dengan model; Inkubator, Klaster, One Village
One Product / Ovop, dan Kompetensi inti.
Dalam rangka upaya pembangunan ekonomi daerah, potensi daerah mutlak
diperlukan agar dapat menetapkan kebijakan pola pengebangan baik secara sektoral
maupun secara multisektoral. Salah satu langkah identifikasi potensi ekonomi daerah
adalah dengan mengidentifikasi produk-produk potensial, andalan dan unggulan
daerah pada tiap-tiap sub sektor. Produk unggulan daerah menggambarkan
kemampuan daerah menghasilkan produk, menciptakan nilai, memanfaatkan
sumberdaya secara nyata, memberi kesempatan kerja, mendatangkan pendapatan
bagi masyarakat maupun pemerintah, memiliki prospek untuk meningkatkan
produktivitas dan investasinya. Sebuah produk dikatakan unggul jika memiliki daya
saing sehingga mampu untuk menangkal produk pesaing di pasar domestic dan /atau
menembus pasar ekspor (Sudarsono, 2001).
Proses pengembangan ekonomi lokal merupakan proses membangun dialog
interaksi antar para pihak yang meliputi pemerintah daerah, para pengusaha, dan
organisasi-organisasi masyarakat lokal. Pilar-pilar pokok strateginya adalah
meningkatkan daya tarik, daya tahan, dan daya saing ekonomi lokal. Tujuan
utamanya adalah untuk menciptakan pertumbuhan yang tinggi dan pembangunan
berkelanjutan yang bermanfaat bagi semua pihak di daerah dalam rangka
meningkatkan kesempatan kerja baru, peningkatan dan pengurangan kemiskinan
secara signifikan.
4
Kriteria produk unggulan adalah komoditi yang memenuhi persyaratan kecukupan
sumber daya lokal, keterkaitan komoditas, posisi bersaing dan potensi bersaing. Dari
definisi tersebut, memunculkan pengelompokan komoditas sebagai berikut:
a) Komoditas potensial, merupakan komoditas daerah yang memiliki potensi
untuk berkembang karena keunggulan komparatif.
b) Komoditas andalan, merupakan komoditas potensial yang dipandang dapat
dipersandingkan dengan produk sejenis di daerah lain.
c) Komoditas unggulan, merupakan komoditas yang memiliki keungggulan
komparatif karena telah memenangkan persaingan dengan produk sejenis di
daerah lain.

2.2 Pengembangan PUD Model OVOP


One Village One Product (OVOP) atau satu desa satu produk adalah pendekatan
pengembangan potensi daerah di satu wilayah untuk menghasilkan satu produk kelas
global yang unik khas daerah dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Satu desa
sebagaimana dimaksud dapat diperluas menjadi kecamatan, kabupaten / kota, maupun
kesatuan wilayah lainnya sesuai dengan potensi dan skala usaha secara ekonomis. One
Village One Product Movement (Gerakan OVOP) pertama kali dicetuskan oleh Morihiko
Hiramatsu saat menjabat sebagai Gubernur Prefektur Oita di timur laut Pulau Kyushu.
Masa jabatannya di Oita selama 6 periode (1979-2003) benar-benar digunakan untuk
mengentaskan kemiskinan warganya dengan menerapkan konsepsi pembangunan wilayah
hasil buah pikirannya itu.
Tujuan One Village One Product yaitu untuk menggali dan mempromosikan produk
inovatif dan kreatif lokal, dari sumber daya, yang bersifat unik khas daerah, bernilai
tambah tinggi, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan, memiliki image dan daya
saing yang tinggi. Sedangkan tujuan Pengembangan Produk Unggulan Daerah melalui
pendekatan OVOP antara lain:
1. Mengembangkan produk unggulan daerah yang memiliki potensi pemasaran lokal
maupun internasional.
2. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas serta nilai tambah produk, agar dapat
bersaing dengan produk dari luar negeri (impor)

5
3. Khusus kegiatan OVOP yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam
mengembangkan OVOP harus melalui Koperasi dan UKM, serta Meningkatkan
pendapatan masyarakat setempat.

Kriteria One Village One Product antara lain :


1. Produk unggulan daerah dan/atau produk kompetensi inti daerah
2. Unik khas budaya dan keaslian lokal
3. Berpotensi pasar domestik dan ekspor
4. Bermutu dan berpenampilan baik
5. Diproduksi secara kontinyu dan konsisten

Lingkup Produk One Village One Product antara lain:


1. Produk makanan olahan berbasis hasil pertanian dan perkebunan.
2. Produk aneka minuman dari hasil pengolahan hasil pertanian dan perkebunan.
3. Produk hasil tenun atau konveksi khas masyarakat lokal.
4. Produk kebutuhan rumah tangga termasuk produk dekoratif atau interior.
5. Produk barang seni dan kerajinan termasuk produk cinderamata.
6. Produk herbal dan minyak atsiri khas masyarakat lokal.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Fokus pada penelitian ini adalah pada pengembangan
produk unggulan di Kediri yaitu Batik melalui UMKM serta strategi pemerintah dalam
mendorong usaha Batik di Kota Kediri utamanya pada daerah Dandangan Kota Kediri.
Penelitian tersebut juga diharuskan sama dengan konsep OVOP (One Village One
Product) yang menjelaskan tentang produk unggulan di suatu daerah pula. Serta penelitian
ini dilakukan melalui sumber data sekunder yaitu melalui paper (dokumen), dan place
(tempat usaha Batik). Keberhasilan diindikasikan melalui tercapainya tujuan utama dari
OVOP. Penggunaan pendekatan kualitatif tersebut diharapkan dapat memberikan deskripsi
mengenai topik penelitian.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Potensi Kerajinan Batik Khas Kediri

Batik tergolong salah satu seni rupa yang terdiri dari motif, teknik, dan penggunaannya di
masyarakat. Pembuatan batik di Kediri yaitu di daerah Kelurahan Dandangan Kota Kediri,
yang dinaungi oleh ASKOPERI (Asosiasi Pengrajin Kota Kediri). Meskipun batik Kediri
tidak sepopuler dan sesukses saerah batik pesisir seperti: Madura, Lasem, Rembang, Kudus,
Pekalongan, Cirebon, Indramayu, dan lain lain. Namun kehadirannya memiliki ciri khas
yang disebut dengan Batik Kediren. Kurang lebih hampir 30 tahun yang lalu batik Kediri
telah dirintis dan beredar berkat dengan kerjasama Pemerintah Kota Kediri dengan pengrajin.
Batik Kediri kembali dibangkitkan dengan tujuan memebrikan manfaat bagi semua pihak,
khususnya dalam pelestarian sejarah, budaya, maupun dlaam usaha menciptakan lapangan
kerja.

Akibat perkembangan trend fashion yang terus berkembang batik juga mengikuti
perkembangan sesuai dengan jamannya. Namun justru memperluas ruang lingkup dari pasar
penjualan batik itu sendiri. Selain itu mitif batik juga berkembang dan banyak diciptakan
motif motif baru terutama untuk trend fashion baru seperti, kemeja, lengan panjang, rok,
alas kemeja, dan lain lain.

a) Inspirasi, ide, gagasan dari daerah pembuat batik di Kediri

Berbagai bentuk sejarahan, ragam seni dan budaya, kondisi wilayah, pariwisata dan
produk unggulan Kota Kediri menjadi sumber inspirasi, ide, dan gagasan bagi perajin
batik untuk menciptakan batik Kediri yang berbeda dengan daerah pembatik yang
lainnya. Hal ini bisa di ketahui dari beberapa bentuk pola dan motif batik yang dibuat
oleh masingmasing pembatik yang berada di wilayah Kediri. Di antaranya: motif batik
yang cenderung mengarah pada aspek kesejarahan (motif batik sawung tunjung tejamaya,
motif batik padma loka moksa), motif batik yang mengacu pada corak seni budaya daerah
(motif batik jaranan atau kuda lumping), motif batik yang menggambarkan tempat
pariwisata dan pemandangan alam di wilayah Kediri (motif batik Gunung Kelud dan
Anak Gunung Kelud, motif batik Monumen Simpang Lima Gumul), motif batik yang

8
mengambil obyjek dari produk unggulan Kabupaten Kediri (motif batik mangga podang,
motif batik nanas podang).
b) Karakteristik Batik Kediri
1. Pengelompokan Pola
Pengelompokan pola dan motif salah satunya yaitu pola geometris yang hanya
menerapkan permainan unsur geografis sehingga lebih mengarah ke pola abstrak,
pola dengan susunan bentuk pengayaan dari tumbuh tumbuhan, pola
dengan susunan suatu bentuk penggambaran dari makhluk hidup yaitu
berupa hewan dan manusia, pola susunan dekoratif gabungan

pola geometris pola tumbuh - tumbuhan

pola susunan dekoratif


pola gabungan makhluk hidup

2. Teknik produksi batik Kediri


Batik Tulis
Batik Semi Tulis
Batik Printing

3. Pewarnaan Batik Kediri

a. Warna alam

Teknik pewarnaan menggunakan bahan-bahan yang di dapat dari alam masih


dikerjakan oleh perusahaan batik Citaka Dhomas, zat warna alam diambil dari kulit

9
kayu mahoni, kulit pohon mangga, daun mangga, daun jambu biji, kulit buah jolawe,
dan lain-lain.

b. Warna sintetis
Produksi batik Kediri pada umumnya masing masing perusahaan batik
menggunakan warna sintetis, di antaranya:
- Garam napthol
- Indighosol
- Campuran napthol dan indighosol
- Remasol

Keberadaaan batik Kediri terutama di Kelurahan Dandangan dalam penyajian bentuk,


fungsi, dan makna diminati oleh masyarakat. Mengingat ide dan gagasan dari pembuat batik
senantiasa menggali bentuk kesejarahan, ragam seni dan budaya, kondisi umum wilayah,
pariwisata, dan produk unggulan Kabupaten Kediri. Hal ini bisa diketahui dari beberapa
bentuk pola dan motif batik yang dibuat oleh masingmasing pembatik yang berada di
wilayah Kediri. Adanya dukungan Pemerintah Kota Kediri sangat besar dalam perjalanan
batik Kediri agar lebih di kenal dan bersaing di pasaran, dengan diadakan pelatihan,
pembinaan, studi banding, lomba, fashion show, pameran, serta ajang kreativitas lainnya
tentang batik kandungan nilai estetika pada pola batik Kediri tersaji berdasarkan unsur, azas,
dan prinsip tata susun sehingga menimbulkan dinamika dalam penyajiannya.
Wujud batik Kediri merupakan struktur kesatuan perkembangan dari teknik
pewarnaan yang dilakukan dari warna alam dan sintetis. Bobot yang terkandung dalam batik
Kediri merupakan penggambaran dari kondisi daerah Kediri dan sekitarnya, mulai dari
kesejarahan, pariwisata, seni dan budaya, serta produk unggulan yang terdapat di wilayah
Kediri untuk mewujudkan Batik Kediri menjadi ciri khas atau identitas batik di Kediri yang
diterima oleh masyarakat. Perwujudan penampilan batik Kediri dapat dilihat dari
kesederhanaan motif dan serta fungsi batik yang diterapkan sebagai kebutuhan sehari-hari
yang tidak lagi hanya sebagai busana saja melainkan untuk acara adat, hajatan, aksesoris,
cinderamata atau suvenir.
Secara keseluruhan batik Kediri mengutamakan motifmotif yang bertemakan klasik,
tradisi, agraris, geometris, kreasi, pariwisata, dan produk unggulan dengan menerapkan
warna-warna alam dan sintetis, untuk batik klasik masih disesuaikan dengan bentuk motif
dan warna klasik: cokelat, hitam dengan pewarnaan alam sehingga dalam penampilannya
10
baik menjadi kain panjang (jarik) pada acara-acara resmi, resepsi dan hajatan terkesan
anggun dan tetap menjaga etika Jawa dalam berbusana yang tetap menjunjung tinggi nilai-
nilai tradisi dan budaya. Sedangkan bentuk motif kreasi sugesti alam, pariwisata dan budaya
dengan menggambarkan kondisi daerah Kediri dan sekitarnya yang penuh dengan makna dan
harapan pembatik, agar batik Kediri dikenal dan mencirikan khas daerah. Sehingga batik
Kediri dapat ditampilkan dalam acara acara tertentu baik dalam situasi formal atau informal
sebagai busana (seragam dinas, pesta, santai), lembaran kain panjang (jarik), selendang,
pelengkap aksesoris, dan lain-lain.

4.2 Peran UMKM Dalam Mendukung Usaha Kerajinan Batik di Kota Kediri
UMKM merupakan salah satu sektor usaha yang memberikan sumbangan yang cukup
besar terhadap perekonomian masyarakat. UMKM juga sebagai wadah yang efisien untuk
mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Daerah Kediri memiliki jumlah
UMKM yang cukup banyak dan beragam, tercatat pada tahun 2014 terdapat 14.744 UMKM
yang tersebar diseluruh Kediri. Jenis usaha kecil menengah di Kota Kediri bermacam-
macam, mulai dari kuliner, handycraft, hingga fashion yang memiliki ciri khas Kota Kediri.
Begitu pula dengan daerah Kelurahan Dandangan, muncul juga Asosiasi Pengrajin
Kota Kediri (ASPEKORI) yang menaungi para pengrajin khususnya Batik Tulis khas Kota
Kediri. Asosiasi tersebut kemudian diwadahi oleh pemerintah untuk didirikan Showroom
Batik sendiri. Tujuannya yaitu untuk memasarkan produk batik dengan mudah lewat
Showroom tersebut. selain itu juga sebagai media promosi terhadap produk unggulan
utamanya batik khas Kediri yang selama ini tidak booming kehadirannya. Peran UMKM ini
harus didukung oleh pemerintah. Karena dengan adanya UMKM maka dapat menciptakan
lapangan kerja baru sehingga membutuhkan tenga kerja yang selanjutnya dapat mengurangi
pengangguran di Indonesia.

4.3 Strategi Pemerintah Untuk Mendorong Usaha Batik di Kediri


Adapun strategi yang dilakukan Pemerintah untuk menciptakan iklim usaha pada
industri kreatif batik tulis, antara lain:
1) Akses Permodalan
Modal merupakan salah satu kendala dalam membuka usaha dan sebagai penentu
dalam keberlangsungan sebuah usaha. Pemberdayaan UMKM dalam akses
11
permodalan saat ini tengah dilakukan Pemerintah Kediri melalui Dinas Koperasi
Industri dan Perdagangan. Alternatif yang diberikan adalah dengan bantuan
permodalan yang secara umum disebut kredit bergulir. Pemberian kredit dana
bergulir untuk UMKM maksimal Rp 50.000.000,- dengan bunga 0,5% per bulan,
dengan periode untuk angsuran awal 5 bulan setelah penerimaan dari kredit.
Kredit dana bergulir diberikan kepada UMKM yang memenuhi syarat. Pemberian
kredit dana bergulir merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah
dalam mengembangkan usaha batik tulis. Kemudahan tersebut terlihat dari besaran
buang yang relatif kecil dan proses pengajuan yang mudah. Kredit dana bergulir ini
dinilai paling efektif untuk meminimalisir dampak dari kesulitan dalam akses
permodalan jika suatu saat terjadi macet dalam permodalan.

2) Pembangunan Prasarana
Pembangunan prasarana merupakan sesuatu yang diperlukan dalam mendorong
pertumbuhan UKM. Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 pasal 9 tentang sarana
dan prasarana, tertulis bahwa untuk menumbuhkan iklim usaha pemerintah perlu
mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan mengembangkan
pertumbuhan usaha mikro dan kecil. Prasarana pemasaran memiliki arti penting
karena produk yang dihasilkan oleh UKM tidak akan memiliki dampak ekonomis
apabila hasil dari produknya tidak dapat didistribusikan kepada konsumen.
Dalam praktiknya pemerintah Kediri membangun prasarana gabungan untuk
pengrajin batik, yang diberi nama SANRI atau Sandang Kediri. Tempat usaha
yang diwadahi pemerintah tersebut berfungsi sebagai tempat pemasaran bagi hasil
kerajinan batik tulis homemade.
3) Pengembangan Pemasaran
Pengembangan pemasaran dalam UMKM pada industri kreatif batik dilakukan
melalui perluasan jaringan pemasaran, pengembangan skala usaha melalui
kemitraan, dan peningkatan akses teknologi. Perluasan jaringan usaha batik tulis
dapat dilakukan dengan cara menjalin hubungan atau kerjasama dengan pusat
pameran batik tulis. Pameran yang diadakan di galeri batik merupakan momen yang
dapat digunakan untuk ajang promosi produk batik. Selain galeri, jaringan

12
pemasaran adalah dengan mengikutkan perajin batik dalam event-event pameran
atau expo.
Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan melalui Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Kediri bekerjasama dengan PT. Telkom untuk memberikan
pelatihan teknologi kepada perajin batik tulis. Pemasaran batik tulis secara online
menggunakan internet akan lebih menghemat biaya karena tidak membutuhkan
biaya akomodasi dan menghemat waktu karena dapat dilakukan kapan saja.
Meskipun begitu, tidak semua UMKM batik tulis setuju untuk menggunakan
pemasaran secara online, beberapa dari mereka masih memilih untuk memasarkan
produk batik tulisnya menggunakan cara manual.
4) Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sebagai salah satu aspek utama UMKM, sumber daya manusia berperan sebagai
penggerak suatu usaha. Salah satu upaya pengembangan yang dilakukan oleh Dinas
Koperasi, Industri, dan Perdagangan Kota Kediri adalah dengan memberikan
pelatihan kepada perajin batik tulis. Adanya pelatihan memberikan manfaat kepada
para perajin batik maupun masyarakat yang mengikuti pelatihan tersebut. Untuk
perajin batik, pelatihan merupakan tempat untuk mengembangkan inovasi dan kreasi
batik yang sudah dimiliki. Sedangkan untuk masyarakat pemula, pelatihan membatik
merupakan ilmu baru yang memberikan inspirasi untuk membuka usaha ataupun
keahlian yang dapat digunakan untuk menjadi tenaga kerja pembatik. Masyarakat
yang mengikuti pelatihan membatik notabene adalah ibu rumah tangga.
Setiap pelatihan bertujuan untuk menanamkan kemandirian kepada perajin batik
tulis maupun pada masyarakat, sehingga pelatihan yang diberikah harus meliputi
segala aspek pemberdayaan SDM terhadap usaha.

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan jika produk
unggulan Kota Kediri salah satunya yaitu batik memiliki daya saing yang cukup besar
di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan berbagai strategi pemerintah lewat
kebijakannya. Bisa melewati UMKM untuk proses pengembangannya juga bisa lewat
event event promosi lainnya antar kota / provinsi / negara. Slaah satu strategi
pemrintah yaitu melalui:
a) Akses permodalan
b)Pembangunan prasarana
c)Pengembangan pemasaran
d)Pembentukan sumber daya manusia yang berpotensi

5.2 Saran
Dari hasil penyusunan peneletian diatas, penulis mampu memberikan beberapa
saran terutama bagi pemerintah, antara lain:
1. Berkerja sama kepada Dinas Pariwisata untuk mempromosikan produk unggulan
Kota Kediri yaitu Batik Tulis disamping selain promosi wisata juga promosi
produk khas daerah.
2. Memberikan penyuluhan secara berkala kepada para pengrajin agar tidak terlalu
ketinggalan informasi dalam berbagai hal,misalnya tentang pemasaran lewat
online.
3. Memberikan hak paten terhadap batik khas Kota Kediri.
4. Meningkatkan promosi lewat berbagai event diluar kota maupun diluar negeri
dengan mengajak UMKM untuk terjun langsung.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rini, Elin Prasetyo, Ratih Nur Pratiwi, Romula Adiono. 2014. Strategi Menciptakan Iklim
UKM Pada Industri Kreatif Batik Tulis. Jurnal Adiministrasi Publik, Vol. 3, No. 12, Hal.
2021 2027.
Mujiono. 2015. Keberadaan Batik Kediri Jawa Timur. Jurnal Ilmiah, Vol. 13, No. 1.
http://repository.umy.ac.id. Diakses pada 20 Juni 2017
http://www.kedirikota.go.id. Diakses pada 19 Juni 2017

15
LAMPIRAN

16
17

Anda mungkin juga menyukai