Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

Skizofrenia, yang menyerang kurang lebih 1 persen populasi,biasanya

bermula dibawah 25 tahun, berlangsung seumur hidup, dan mengenai orang

dari semua kelas sosia, baik pasien maupun keluarga sering mendapatkan

pelayanan yang buruk dan pengasingan sosial karena ketidak tahuan yang

meluas akan gangguan ini. Meski didiskusikan seolah olah sebagai suatu

penyakit tunggal. Skizofrenia mungkin terjadi dari sekumpulan gangguan

dengan etiologi yang heterogen dan menakup pasien dengan presentasi klinis,

respons terhadap terapi, dan perjalanan penyakit yang bervariasi, klinisi

sebagian nya menyadari bahwa diagnosis skizofrenia sepenuhnya didasarkan

padariwat psikiatri dan pemeriksaan status mental, tidak ada uji laboratoriun

untuk skizofrenia.(Kaplan2007)

Insidensi terjadinya skizophrenia adalah 20 dari 100,000

kasus pertahun dengan 2 milion kasus baru di jumpai setiap tahun di

seluruh dunia. Kasus skizophrenia paling sering di jumpai antara 15 35 tahun dan

ratio antara perempuan dan laki laki 1:1, dimana laki laki mempunyai onset lebih awal, studi

menunjukkan bahwa genetikan, lingkungan awal, neurobiolohgi proses psikologis dan

sosial merupakan faktor penyumbang penting; beberapa obat rekreasi dan resep

tampak menyebabkan atau memperburuk gejala. Penelitian psikiatri saat ini

difokuskan pada peran neurobiologi, tapi tidak ada penyebab organik tunggal

telah ditemukan. Sebagai hasil dari kombinasi banyak kemungkinan gejala, ada

perdebatan tentang apakah diagnosis merupakan suatu kelainan tunggal

1
atau sejumlah sindrom diskrit. Untuk alasan ini, Eugen Bleuler disebut

penyakit schizophrenias (jamak) ketika ia menciptakan nama itu. Meskipun

etiologinya, skizofrenia adalah tidak sama dengan gangguan identitas disosiatif,

sebelumnya dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda atau kepribadian

ganda, yang telah keliru bingung. Skizofrenia ditandai adanya pikiran dan persepsi

yang mendasar dan khas, dan adanya afek yang tidak wajar atau tumpul.

Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa diIndonesia edisi ketiga

(PPDGJ III) membagi simtom skizofrenia dalam kelompok

kelompok penting, dan yang sering terdapat secara bersama-sama untuk

diagnosis. Menurut Kay dan kawan-kawan menbagi simtom skizofrenia

atas simtom positif, simtom negatif, simtom psikopatologi umum,

sedang membagi simtom skizofrenia atas 5 dimensi yaitu simtom negative,

simtom posotif, simtom kognitif , simtom agresif dan ansietas /depresi.

Diagnostic and Statistical manual of Mental Disorders Fourth Edition

Text Revised (DSM-IV-TR) membagi skizofrenia atas subtype

secaraklinik, berdasarkan kumpulan simtom yang paling menonjol tipe

katatonik, tipe disorganized, tipe paranoid dan tipe tak terinci (undifferentiated).

Skizofrenia tak terinci (undifferentiated) adalah skizofrenia dengan adanya

ganbaran simtom fase aktif tetapi tidak sesuai dengan criteria untuk skizofrenia

katatonik, disorganized atau paranoid.Atau semua criteria untuk

skizofrenia katatonik, disorganized dan paranoid.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi

. Skizofrenia adalah penyakit paradigmatik psikiatri dimana

sindrom klinis variabelnamun sangat mengganggu psikopatologi, yang

melibatkan pikiran, persepsi, emosi, gerakan,dan perilaku. Ekspresi gejala

bervariasi di seluruh pasien dan dari waktu ke waktu, tetapi efek kumulatif dari

penyakit selalu parah dan biasanya tahan lama (Buchanan R.A.,2000).

Ada beberapa pendapat tentang pengertian skizofrenia yaitu menurut Gunadi,

skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizein yang berarti terpisah atau

pecah, danphren yang artinya jiwa. Pada skizofrenia terjadinya pecahnya

atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif dan perilaku. Jadi, skizofrenia

mengacu kepada pepecahan ego-aspek rasional dalam jiwa-sehingga

penderitanya tidak lagi dapat membedakan antara alam khayal dan alam lain.

Menurut Kraepelin ada menyebutkan, dementia pre cock karena skizofrenia

mengalami kemunduran intelengensi sebelum waktunya.Bleuler menggunakan

istilah skizofrenia berarti pikiran/jiwa yang terbelah/terpecah. Bleuler lebih

menekankan pola perilaku yaitu tidak adanyaintegrasi otak yang mempengaruhi

pikiran, perasaan, dan afeksi. Dengan demikian, tidak ada kesesuaian antara pikiran

dan emosi antara persepsi terhadap kenyataan yang sebenarnya (Wardana P.A.K.2009).

3
B. Epidemiologi

Kejadian skizofrenia di Negara industri adalah 10-70 kasus harus per

10000 penduduk pertahun dan resiko seumur hidup adalah 0,5-1% distribusi

geografis skizofrenia adalah : studi terbaru memiliki menunjukkan bahwa ada

tingkat pertama onset meningkat pada orang yang lahir atau dibesarkan dipusat

kota terdaapat juga gradien sosial ekonomi yang di signifikan, dengan

prevalensi meningkat pada penurunan kelas sosial ekonomi, khusus factor

resiko lingkungan (missal nya kepadatan penduduk penyalah gunaan

narkoba)juga dapat dikaitkan dengan sosial ekonomi, juga dapat dikaitkan

dengan sosial ekonomi.timbulnya karakteristik penyakit ini di antara usia 20

dan 39 tahun, tapi mungkin terjadi sebelum pubertas atau ditunda sampai

dekade ketujuh atau ke delapan. Usia puncak onset adalah 20-28 tahun untuk

pria dan 26-32 tahun untuk perempuan. Insiden seks keseluruhan sama jika

kriteria diagnostik yang luas digunakan dan diterapkan. Prevalensi skizofrenia

jauh lebih tinggi pada yang belum menikah darikedua jenis kelamin. Pasien

dengan skizofrenia memiliki dua lipat peningkatan pada usia standar tingkat

kematian kedua, dan lebih mungkin untuk menderita kesehatan fisik yang

buruk. Sebagian besar peningkatan kematian terjadi pada beberapa tahun

pertama setelah masuk awal ataudiagnosis. Faktor awal kursus yang

berkonturbusi termasuk bunuh diri, dengan faktor resikokemudian, seperti

gangguan kardiovaskular, sebagian karena gaya hidup yang buruk

dengan banyak pasien merupakan perokok berat dan obese (Stefan M.,2002).

4
C. Penyebab

Penyebab skizofrenia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti,

walaupun begitu banyak ahli yang mencoba mengemukakan beberapa teorinya.

Menurut Fortinash, penyebabskizofrenia sebagai berikut (Buchanan R.A.,2000)

1. Factor biologis (teori teori somatogenesis)

a. Factor-faktor genetic (keturunan) berbagai penelitian menunjukkan

bahwa gen yang diwarisi seseorang sangat kuat mempengaruhi

resiko seseorang mengalami skizofrenia.

b. Biochemistry (ketidak seimbangan kimiawi otak) beberapa bukti

menunjukkan bahwa skizofrenia mungkin berasal dari ketidak

seimbangan kimiawi otak yang disebut neurotransmitter yaitu

kimiawi otak yang memungkinkan neuron-neuron berkomunikasi

satu sama lain, beberapa ahli mengatakan bahwa skizofrenia berasal

dari neurotransmitter dopamine yang berlebihan dibagian bagian

tertentu otak atau dikarenakan sensivitas yang abnormal terhadap

dopamine.

c. Neuroanatomy (abnormalitas struktur otak) berbagai teknik imaging

seperti MRI telah membantu para ilmuwan untuk menemukan

abnormalitas structural spesifik pada otak pasien.

2. Teori model budaya dan lingkungan beberapa pola asuh keluarga

menyebabkan gangguan perkembangan anak

5
3. Teori budaya dan lingkungan skizofrennia dapat terjadi pada semua

status sosial ekonomi tetap sering kali lebih banyak ditemukan pada

kelompok dengan sosial ekonomi rendah.

4. Teori belajar prilaku, perasaan dan cara belajar seseorang diperoleh dan

belajar.

D. Fase Perjalanan

Skizofrenia dapat dilihat sebagai suatu gangguan yang berkembang

melalui fase fase

1. Fase premorbid

Pada fase ini, fungsi fungsi individu masih keadaan normative

2. Fase prodromal

Adanya perubahan dari fungsi fungsi pada fase premorbid menuju saat

munul simtom psikotik yang nyata, fase ini dapat berlangsung dalam

beberapa minggu atau bulan,akan tetapi lamanya fase predromal ini

antara 2 sampai 5 tahun pada fase ini, individu mengalami kemunduran

dalam fungsi fungsi yang mendasar dan munul simtom yang non

spesifik, misalnya gangguan tidur, ansietas, intabilitas, mood depresi,

konsentrasi berkurang, mudah lelah dan adanya deficit prilaku misalnya

kemunduran fungsi peran dan penarikan sosial simtom positif seperti

curiga mulai berkembang di akhir fase prodromal dan berarti sudah

mendekati mulai menjadi psikosis.

3. Fase psikotik

6
Berlangsung mulai dengan fase akut lalu adanya perbaikan memasuki

fase stabilitas dan kemudian fase stabil

a. Fase akut dijumpai gambaran psikotik yang jelas, misalnya dijumpai

adanya waham, halusinasi, gangguan proses pikir, dan pikiran yang

kacau, simtom negative sering menjadi lebih parah dan individu

biasanya tidak mampu untuk mengurus dirinya sendiri secara pantas

b. Fase stabilitas berlangsung selama 6-18 bulan, setelah dilakukan

acute treatment

c. Fase stabil terlihat simtom negative dan residual dan simtom positif,

dimana simtom positif masih ada dan biasa nya suda kurang

disbanding kan pada fase akut, pada beberap individu bisa dijumpai

asimtomatis, sedangkan individu lain mengalami simtom non

psikosis misalnya merasa tegang (tension) ansietas, depresi atau

insomnia.

E. Gejala

Menurut kay et membagi simtom skizofrenia atas (loebis B.2012).

Simtom Simtom negative Symptom

positif psikopatologiumum

a. Waham a. Afek a. Afek tumpul

b. Kekacauan tumpul b. Penarikan

proses pikir b. Penarikan emosional

7
c. Perilaku emosional c. Kemiskinan

halusinasi c. Kemiskinan rapport

d. Gaduh rapport d. Penarikan diri

gelisah d. Penarikan dari

e. Waham / diri dari hubungan

ide hubungan sosial secara

kebesaran sosial pasif apatise

f. Kecurigaan secara pasif e. Kesulitan

/ kejaran, apatise dalam

permusuha e. Kesulitan pemikiran

n dalam abstrak

pemikiran f. Kurangnya

abstrak spontanitas

f. Kurangnya dan arus

spontanitas percakapan

dan arus pemikiran

percakapan stereotipik

pemikiran

stereotipik

8
F. Kriteria Diagnostik

Pedoman penggolanngan dan Diagnosis gangguan jiwa di Indonesia

edisi ketiga (PPDGJ III) mengkelompokkan symptom (Maslim R.2001).

1. harus ada sedikit atau satu gejala berikut yang amat jelas (dan

biasa nya 2 gejala atau lebih bila gejala gejala kurang tajam

atauu kutrang jelas).

a. Thought echo, thought insertion, thought with drawal dan

thought broadcasting

b. Waham dikendalikan,waham dipengaruhi, atau passivity

yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh waham atau

pergerakan anggota gerak, atau pikiran, perbuatan atau

perasaan khusus dan persepsi delusional.

c. suara halusinasi auditorik yang berkomentar

secara terus menerus terhadap perilaku pasien

atau mendiskusikan perihal pasien diantara

meraka sendiri, atau jenis suara halusinasi lain

yang berasa dari satu bagian tubuh.

d. waham waham menetap jenis lain yang menurut

budayanya dianggap tidak serta wajar sama sekali

mustahil sepweti misalnya mengenai identitas

keagamaan atau politik seperti misalnya mengenai

identitas keagaman atau politik, atau kekuatan dan

kemampuan manusia super (misalnya mampu

9
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan

mahkluk asing dari dunia lain).

atau paling sedikit dua di bawah yang harus selalu ada secara

jelas, Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas,

apakah disetai baik oleh waham yang

mengambang/melayang maupun yang setengah berbentuk tanpa

kandungan afektif yang jelas, ataupun oleh ide-ide berlebihan

yang menetap atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-

minggu atau berbulan bulan terus menerus, arus pikiran yang

terputus atau yang terputus atau yang mengalami sispan yang

berakibat inkoherensi atau pembiaraan yang tidak relevan atau

neologisme Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh

gelisah, sikap tubuh tertentu, atau fleksibelitas cerea,

negativisme, mutisme dan stupor. Gejala negatif seperti

sikap apatis, pembicaraan terhenti, dan respons emosional yang

menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan

diri dari pergaulan social dan menurunnya kinerja social, tetapi

harus jelas bahwasemua hal tersebut tidak disebabkan oleh

depresi atau mediksi neuroleptika.

Adanya gejala gejala khas tersebut diatas telah selama kurun

waktu satu bulan atau lebih.

Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

keseluruhan dari beberapaaspek perilaku perorangan, bermanifestasi

10
sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikapmalas, tak bertujuan, sikap

berdiam diri, dan penarikan diri secara social.Subtipe skizofrenia

yang umum pada ICD-10 dan DSM-IV:

Paranoid

Katatonik

Hebefrenik(disorganized)

Tak terinci(undifferentiated)

Residual

Skizofrenia Tak Terinci

Suatu tipe yang sering kali dijumpai pada skizofrenia, pasien yang jelas skizofrenik tidak

dapat dengan mudah dimasukkan dalam tipe ini, PPDGJ III mengklasifikasikan pasien

tersebut sebagai tipe tidak terinci.Kriteria diagnostic menurut PPDGJ III yaitu (Marlin

R.2001)

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau

katatonik.

Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.

Kriteria diagnostic menurut DSM-IV yaitu (Stefan M.,2002)

Suatu tipe skizofrenia dimana dipertemukan gejala yang memenuhi criteria A

tetapi suatu tipe paranoid, terdiagnosa atau katatonik criteria diagnostik.

11
Gejala karakteristik : dua atau lebih berikut, masing masing ditemukan

untuk bagianwaktu yang bermakna selama periode 1bulan (atau kurang

jika diobati dengan berhasil):

1. Waham

2. Halusinasi

3. Biara terdisorganisasi (misalnya sering menyimpang atau inkoheren)

4. Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas

5. Gejala negative yaitu, pendataran afektif alogia atau tidak ada kemauan

(avolition) Catatan: hanya satu gejala criteria yang diperlukan jika waham

adalah kacau atau halusinasi terdiri dari suara yang terus menerus

mengkomentari perilaku atau pikiran pasien, atau dua atau lebih suara

yang saling bercakap satu sama lainnya.

Pengobatan

Terdapat dua kaedah pengobatan skizofrenia yaitu (Saddock B.J2007)

a. Medika antipsikotik

b. Intervensi psikososial walaupun medikasi antipsikotik adalah anti dari

pengobatan skizofrenia, penelitian telah menemukan bahwa intervensi

psikososial dapat memperkuat perbaikan klinis.

Antipsikotik Pemilihan obat (Saddock B.J2007)

Tiga kelas obat utama, yaitu antagonis reseptor dopamine, risperidone

dan lozapin.

12
1. Antagonis reseptor dopamine merupakan obat antipsikotik yang klasik dan efektif

dalam pengobatan skizofrenia. Obat ini memiliki dua kekurangan;

pertama,hanya sejumlah kecil pasien kemungkinan 25% cukup

tertolong. Kedua,obat ini disertai dengan efek yang merugikan yang

menggangu dan serius (paling utama ataksia dan gejala mirip

parkinsonisme berupa tremor dan rigitas). Contoh antagonis

reseptor dopamine adalah remoxipiride

2. Resperidon adalah obat antipsikotik dengan aktivitas antagonis bermakna

pada reseptor serotonintipe 2 (5 HT2) dan pada reseptor dopamine tipe 2

(D2). Obat ini menjadi lini pertama dalam pengobatan skizofrenia.

3. Clozapine obat antipsikotik yang efektif dan suatu antagonis lemah

terhadap reseptor D2 tetapi antagonis kuat terhadap reseptor D4. Obat ini

pengobatan lini kedua.

Terapi Psikososial

1. terapi perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan keterampilan sosial untuk

meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri, latiaham praktis dan

komunikasi interpersonsl.

2. Terapi berorientasi keluarga tetapi keluarga dapat diarahkan kepada berbagai

macam penerapan strategi menurukan stress dan mengatasi masalah dan

penglibatan kembali pasien kedalam aktivitas

13
3. Terapi kelompok biasanya memusatkan pada rencana, masalah dan

hubungan dalam kehidupannyata. Efektif dalam menurunkan isolasi

social, meningkatkan rasa persatuan,dan meningkatkan tes realitas.

4. Psikoterapi individual

Terapi adalah membantu dan menambah efek terapi farmakologis, terbagi kepada

psikoterapi suportif dan psikoterapi berorientasi tilikan.

Prognosis

Prognosis Buruk

Awitan lama Awitan muda

Ada factor presipitasi yang jelas Tidak ada factor presipitasi

Awitan akut Awitan insidious

Riwayat sosial, seksual, dan Riwayat sosial, sekual , dan pekerjaan

pekerjaan pramorbid baik gejala pramorbid buruk

gangguan mood Prilaku autistic, menarik diri

(terutama gangguan depresi menikah Lajang, bercerai, atau menjanda/duda

) Riwayat keluarga skizofrenia

Riwayat keluarga dengan gangguan System pendukung buruk

mood Gejala negative

System pendukung baik Tanda dan gejala neurologis

Gejala positif Riwayat trauma perinatal tanpa remisi

dalam 3 tahun

14
Berulang kali relaps

Riwayat melakukan tindakan

penyerangan.

15
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Skizofrenia adalah merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi

penyebab dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang

bergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan social budaya.

Terdapat beberapa teori penyebab terjadinyaskizofrenia namun yang yang

paling utama adalah faktor neurobiologi, faktor psikoedukatif dan faktor social

budaya. Fase perjalanan skizofrenia terdiri dari 3 fase. Pertama, fase

premorbid, kedua fase prodronal dan ketiga fase psikotik yang terdiri dari

fase akut, stabilisasi dan stabil. Gejalautama skizofrenia terbagi kepada gejala positif,

gejala negative dan gejala psikopatalogi umum.

Kriteria diagnostic untuk mengelompokkan gejala digunakan PPGDJ-

III dan DSM-IV. Tipe tipe skizofrenia terdiri dari katatonik, paranoid,

hebefrenik dan tak terinci merupakan suatu tipe yang sering kali

dijumpai pada skizofrenia. Pasien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan

mudah dimasukkan ke dalam salah satu tipe dimasukkan dalam tipe ini.

PPDGJ mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terinci.

Kriteria diagnostic menurut PPDGJ III yaitu memenuhi kriteria

umum diagnosis skizofrenia, tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis

skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik, tidak memenuhi kriteria untuk

skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.Kriteria diagnostic menurut

DSM-IV yaitu suatu tipe skizofrenia di mana ditemukan gejala yang memenuhi

16
kriteria A tetapi tidak memenuhi kriteria untuk tipe paranoid, terdisorganisasi

atau katatonik. Pengobatan skizofrenia adalah medikasi antipsikotik dan intervensi

terapi psikososial. Kedua dua

Pengobatan ini diberikan untuk mendapatkan hasil yang efektif. Jika

pasien mepunyai skizofrenia dengan onset lambat, jelas, factor pencetus yang

jelas, tahu stressor psikososial prognosis menjadi baik dengan

dilakukan pengobatan, keberhasilan penanggulan gan skizofrenia

agar mencapai hasil yang diharapkan, di perlukan dukungan dari

keluarga, baik dalam menciptakan suasana yang tidak menimbulkan

stressor dari sseggi financial dan melibatkan individu dalam

bersosialisasi.

Nama : Mustaqim

Jenis kelamin : Laki Laki

Ttl : kebayakan 09 maret 1977

Status perkawinan : Sudah Menikah

Suku : Gayo

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Perkerjaan :-

Alamat : kebayakan

Pernah masuk

ke RS dengan

keluhan yang sama

17
atau berbeda : Pernah masuk 4 kali , pada saat alloanamnesis.

Kakak os tidak

ingat kapan saja os masuk

INFORMA/ALLOANAMNESIS

Nama : Faharani

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 45

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SMA

Hubungan dengan pasien : Akrab

ALLOANAMNESIS

1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan atas keinginan KELUARGA

2. Sebab utama keluarga meminta pertolongan di poli klinik psikitri karena

OS suka marah marah

3. Keluhan utama pasien dan telah berapa lama keadaan ini berlangsung

OS mengaku dibisik ,meyuruh membunuh

4. Riwayat perjalanan penyakit sekarang ini

OS datang dibawa keluarga, satu bulan yang lalu dengan keluhan

marah marah tidak jelas ngomong ngelantur, OS sering berkata kalau

18
dibisikin seseorang, OS sering berjalan kaki jauh, sambil ngomong

sendiri, OS pernah berobat di dokter, dan hasilnya pernah sembuh,

kakak OS tidak ingat obat apa saja yang diberikan pada saat

pengobatan, dan tahun berapa OS dibawa ke dokter, OS kambuh setelah

mengaku tidak lagi menggunakan obat yang diberikan dokter

5. Riwayat penyakit sebelumnya

OS pernah mengalami hal yang sama, menurut hasil alloanamnesis

dengan keluarga OS, OS menderita hal seperti ini 4x serangan, OS

pernah di rawat di RSJ banda aceh,dan sembuh setelah stunami,

kemudian OS mengalami hal yang sama 3x di rawat dirumah sakit datu

beru, tahun kapan dirawat kakak OS tidak ingat lagi

6. Riwayat keluarga OS

a. Identitas orang tua/pengganti

Nama Bapak : abdul Ibu : ratdiah

wahab

Suku Gayo Gayo

Agama Islam Islam

Pendidikan SD SD

Pekerjaan Petani Petani

19
Orang tua OS sudah meninggal , ibu meninggal saat OS usia 2 tahun ,

dan bapak meninggal saat OS sekolah SD

b. Kepribadian

Bapak (pemarah) dijelakan oleh kakak OS

Ibu ( pendiam ) dijelaskan oleh kakak OS

c. OS bersaudara 12 orang, OS anak ke 11 dari orang tua OS

d. Urutan bersaudara

1. Lk 2. Pr 3. Lk 4. Pr 5. Lk 6. Pr

7. Lk 8. Pr 9. Pr 10. Lk 11. Lk 12. Lk

(O

S)

e. Gambaran kepribadian masing masing saudara OS dan hubungan

OS terhadap masing masing saudara tersebut, hal yang ditanya

serupa dengan yang ditanyakan pada gambaan kepribadian pada

orang tua.

NO GAMBARAN KEPRIBADIAN HUBUNGAN DENGAN

SAUDARA

1. Baik Saudara kandung

2. Baik Saudara kandung

3. Pemarah (ALM) Saudara kandung

20
4. Baik Saudara kandung

5. Baik Saudara kandung

6. Baik Saudara kandung

7. Baik Saudara kandung

8. Baik Saudara kandung

9. Baik Saudara kandung

10. Baik Saudara kandung

11. Mudah marah (OS)

12. Baik Saudara kandung

f. OS tinggal bersama kakak kandung No 2. di kebayakan besama 2

anak dan suami kakak tersebut, hubungan dengan OS baik dan

akrab.

g. Dari semua saudara OS, ada satu orang yang mengalami hal yang

sama , abang no 3 , namun abang OS tersebut sudah meninggal.

h. OS pernah tinggal

no Rumah tempat tinggal Keadaan rumah

1 Lhoksemawe (SMP) Tak menentu

2 Pnp Lhoksemawe (SMA) Tak menentu

3 Kebayakan Nyaman

21
i. Dan lain lain

7. Gambaran keseluruhan factor factor fisik dan mental yang bersangkut

paut dengan perkembangan kejiwaan OS selama masa sebelum sakit

(pramorbid) yang meliputi :

a. kesehatan fisik baik , ibu OS tidak ada sakit , pada saat hamil

kesehatan mental , tidak ada gangguan mental pada saat hamil

Kesehatan melahirkan (aterm)

OS anak yang diinginkan

b. Riwayat masa bayi

Pertumbuhan fisik baik

Minum asi 1 tahun

Usia biara 3 tahun

Usia mulai berjalan 1 tahun

c. Tidak ada simptom problem prilaku yang dijumpai pada masa

kanak kanak OS

d. Toilet training

Umur : 3tahun

Tingkah laku orang tua : Baik

Perasaan terhadap hal : Yang mengajarkan kakak OS

(orang tua OS meninggal )

e. Kesehatan fisik masa kanak kanak (Baik) OS tidak sakit

f. Kepribadian serta temperamen sewaktu anak anak (suka bergaul)

22
g. Masa sekolah

Perihal SD SMP SMA

Umur 7th 13th 16th

Prestasi Sedang Sedang Sedang

Aktifitas sekolah Sedang Sedang Sedang

Sikap terhadap Baik Baik Baik

teman Baik Baik Baik

Sikap terhadap guru

h. Masa remaja OS

Perokok berat

Penggunaan obat terlarang

i. Riwayat pekerjaan

Usia pada saat bekerja 1995

Pekerjaan buat lemari

Keadaan ekonomi : sedang

OS tidak mau berkerja lagi selama ajakan teman untuk penggunaan

obat terlarang

j. OS belum pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah,

2000 OS menikah , dan pertama kali berhubangan seksual.

23
Keterangan pribadi istri

Nama : Ani

Bangsa : indonesia

Suku : gayo

Pendidikan : SMA

Usia : 35th

Agama : islam

Pekerjaan : IRT

Status sosial / ekonomi : rendah

Perkawinan didahului dengan pacaran

Kehidupan dalam rumah tangga

(problem rumah tangga) Istri OS tidak mengetahui sebelum nya ,

bahwa OS pernah menderita gangguan jiwa, tidak lama menikah,

sekitaran 1tahun OS menderita sakit yang sama , Istri OS merasa

ada yang ditutupi dari keluarga OS, Setelah istri OS mengetahui

sakit OS , istri OS langsung menerai kan OS, dalam keadaan istri

OS hamil 5 bulan, OS tidak mengetahui bahwasan nya istri sedang

hamil muda.

Keuangan : Kurang terpenuhi

24
Mendidik anak : istri saja

k. Situasi sosial

Tempat tinggal : tinggal dengan mertua

Polusi lingkungan : ramai

l. Perihal anak OS

No Kelamin Pendidikan Kepribadian Fisik dan Sikap OS

mental terhadap

anaknya

1 Laki laki Belum Baik

sekolah Baik OS tidak

mengenali

anaknya

sendiri

8. Stressor Psikososial

Akibat perceraian

9. Tidak ada riwayat penyakit fisik pada OS

10. Tidak ada perbuatan suicide

11. Tidak ada hubungan dengan polisi

12. Riwayat penggunaan pil lexotan pada usia 20 tahun

25
II. Pemeriksaan psikiatri khusus

A. Gambaran Umum

1. Penampilan

(biasa)

Ara berpakaian

(kotor)

Kesehatan Fisik

(Lemas)

2. Tingkah laku dan aktifitas psikomotor

cara berjalan

(biasa)

3. Sikap terhadap pemeriksa

(kooperatif)

B. Pembiaraan dan fragmen pembiaraan

arus pembiaraan : lambat

produktifitas : menurun

pembendaharaan bahasa : sedikit

isi pembiaraan : tidak sesuai

. Afek, mood, dan emosi lainnya

1. Afek : tumpul

2. Mood : disforik

3. Emosi lain : tidak ada

26
D. Pikiran

1. Assosiasi longgar

2. Preokupasi tentang penyakit nya

3. Autisthingkhing

E. Persepsi

tidak ada halusinasi dan ilusi

F. Mimpi dan fantasi

tidak ada

G. Sensorium

1. Alertnes : compos mentis

2. Orientasi : tempat waktu tidak terganggu

3. Kosentrasi dan kalkulasi : 100-7 pasien tidak bisa menjawab

4. Memori : jangka lama terganggu ( pasien tidak tau

kapan ia menikah , pasien lupa)

5. Pengetahuan umum : terganggu ( siapa nama presiden

sekarang ) os tidak tau

6. Pikiran abstrak : Tidak ada gangguan

H. Insight

derajat 1

(pasien menyangkal sakit , pasien berkata , berpura pura sakit karena

malas berkerja )

I. Judgement (Terganggu)

27
sosial : terganggu ( apa bila kebakaran pasien lari , tidak mau

menolong)

tes :baik ( apa bila ada dompet jatuh , akan dikembali kan )

J. Kemampuan mengendalikan rangsang dari dalam diri sendiri ( Baik )

ANAMNESA PADA TANGGAL 29 MARET 2016

A. GAMBARAN UMUM

1. Penampilan : kotor

2. Tingkah laku dan aktifitas psikomotor : biasa

3. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif

B. PEMBIARAAN

1. Arus : lambat

2. Produktifitas : menurun

3. Perbendaharaan : sidikit

4. Isi : tidak sesuai

C. AFEK, MOOD, EMOSI LAINNYA

1. Afek : Tumpul

2. Mood : Disforik

3. Emosi lainnya : Tidak ada

D. PIKIRAN

1. Gangguan bentuk

Umum : psikosis RTA terganggu

Spesifik : asosiasi longgar

28
Gangguan isi : Miskin ide

E. PERSEPSI

2. Halusinasi : auditorik ( os mendengar suara suara

yang tidak jelas )

3. Ilusi : tidak ada

4. Depersonalisasi : tidak ada

5. Derealisasi : tidak ada

F. Mimpi : ada ( OS berkata mimpi yang tidak jelas, saat terbangun OS

merasa ketakutan )

Fantasi : tidak ada

G. Sensorium

1. Alernes : compos mentis

2. Orientasi : tidak gangguan tmpat dan waktu

3. Kosentrasi : 100-7 os tidak tau ( terganggu )

4. Memori : memori jangka lama terganggu

5. Pengetahuan umum : pasien mengetahui presiden

sekarang

6. Pikiran abstrak : tidak terganggu

H. Insight derajat 1 OS menyangkal terhadap penyakit nya

I. Judgement : Terganggu

1. Sosial : terganggu ( os melarikan diri , idak mau membantu

pada saat kebakaran)

2. Tes : baik , os mau mengembalikan dompet yag jatuh

29
J. Kemampuan mengendalikan rangsangan dari dalam diri sendiri : baik

Aksis 1 : Skizofrenia Yang Tak Terinci (F20.3)

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Tidak ada diagnosis

Aksis v : Gaf 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita

dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)

DIAGNOSIS BANDING

1. Skizofrenia Tak Terinci (F20.3)

2. Skizofrenia Paranoid (F20.0)

3. Skizofrenia Residual (F20.5)

PENATALAKSANAAN

Farmakoterapi

Haloperidol 5mg tab 2x1

30
PROGNOSIS

Prognosis Buruk

Awitan muda

Tidak ada factor presipitasi

Awitan insidious

Riwayat sosial, sekual , dan pekerjaan

pramorbid buruk

Prilaku autistic, menarik diri

Lajang, bercerai, atau menjanda/duda

Riwayat keluarga skizofrenia

System pendukung buruk

Gejala negative

Tanda dan gejala neurologis

Riwayat trauma perinatal tanpa remisi dalam

3 tahun

Berulang kali relaps

Riwayat melakukan tindakan penyerangan.

31

Anda mungkin juga menyukai