Anda di halaman 1dari 37

KEPERAWATAN KELUARGA

HOME VISITE
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN
USIA LANJUT

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
MUSLIHATI (04021481518002)
ADE ERNAWIDYANI (04021481518017)

Alih Program 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT. Atas rahmat dan nikmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami tidak lupa untuk menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Itu semua
karena keterbatasan kami. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat.

Indralaya, Agustus 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul... i
Kata Pengantar...... ii
Daftar Isi iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah..1
C. Tujuan............ 2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep keperawatan keluarga dengan keluarga dewasa akhir.. 3
B. Ciri-Ciri Dewasa AKhir.4
C. Kehilangan-Kehilangan yang Lazim bagi Keluarga Lansia......................................4
D. Perkembagan Dewasa Akhir. 5
E. Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir 6
F. Masalah Kesehatan Dewasa Akhir....7

BAB III PEMBAHASAN


A. Pengkajian. 9
B. Diagnosa Keperawatan Keluarga.. 22
1. Analisa Data22
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan 23
3. Penilaian (Scoring) Diagnose Keperawatan.. 23
4. Penetapan Prioritas Diagnosis Keperawatan Keluarga.. 25
C. Rencana Tindakan Keperawatan Keluarga... 26

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............ 32
B. Saran.. 32

DAFTAR PUSTKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada
beberapa pendapat mengenai usia kemunduran yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65
tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia
yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penanganan segera dan terintegrasi.
Seiring dengan pertumbuhan seseorang, usia merekapun juga bertambah. Dari anak-
anak, remaja awal, remaja akhir, dewasa awal, dewasa madya, dan dewasa akhir. Perubahn
ini juga diikuti dengan perubahan lainnya, yaitu perubahan fisik dan perubahan intelektual
Perubahan Fisik yang semakin menua akan sangat berpengaruh terhadap peran dan
hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara
berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai
keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan menurun, baik secara kualitas
maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya
kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan
kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Perubahan intelektual, pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar, memori,
dan intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia.
Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir.
Selain itu, orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi
yang telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan memproses informasi secara pelan-
pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir.
Dengan adanya perubahan ini, maka terkadang membuat orang-orang yang telah
masuk dalam fase ini menjadi menarik diri dari lingkungannya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah, antara lain:
1) Bagaimana tahap dan tugas perkembangan pada dewasa akhir atau usia lanjut?
2) Bagaimana asuhan keperawatannya?
C. Tujuan
Mengetahui perkembangan tahap usia lanjut dan cara asuhan keperawatannya.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep keperawatan keluarga dengan keluarga dewasa akhir


Menurut Erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu
kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip
positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting
dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada
hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati
dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia
adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan
meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal (Duvall dan Miller, 1985).
Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi
orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia.
Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang
sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih
dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang
yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia
dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
Persepsi tahap siklus kehidupan ini sangat berbeda dikalangan keluarga lanjut usia.
Beberapa orang merasa menyedihkan, sementara yang lain merasa hal ini merupakan
tahun-tahun terbaik dalam hidup mereka. Banyak dari mereka tergantung pada sumber-
sumber finansial yang adekuat, kemampuan memelihara rumah yang memuaskan, dan
status kesehatan individu. Mereka yang tidak lagi mandiri karena sakit, umumnya
memiliki moral yang rendah dan keadaan fisik yang buruk sering merupakan anteseden
penyakit mental dikalangan lansia (Lowenthal, 1972). Sebaliknya lansia yang menjaga
kesehatan mereka, tetap aktif dan memiliki sumber-sumber ekonomi yang memadai
menggambarkan proporsi orang-orang yang lebih tua dan substansial dan senantiasa
berpikir positif terhadap kehidupan ini.
B. Ciri-ciri dewasa akhir
1. Adanya periode penurunan atau kemunduran Yang disebabkan oleh faktor fisik dan
psikologis.
2. Perbedaan individu dalam efek penuaan Ada yang menganggap periode ini sebagai
waktunya untuk bersantai dan ada pula yang menganggapnya sebagai hukuman.
3. Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua
tidaklah menyenangkan.
4. Sikap sosial terhadap usia lanjut Kebanyakan masyarakat menganggap orang
berusia lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada
juga masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang
dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar
5. Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang
usia lanjut.
6. Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang
lebih muda.
7. Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang
disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
8. Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk
memperlambat penuaan.

C. Kehilangan-Kehilangan yang Lazim bagi Keluarga Lansia


Karena proses menua berlangsung dan masa pensiun menjadi suatu kenyataan, maka
ada berbagai macam stressor atau kehilangan-kehilangan yang dialami oleh mayoritas
lansia dan pasangan-pasangan yang mengacaukan transisi peran mereka. Hal ini meliputi :
1. Ekonomi ; menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secara substansial, mungkin
kemudian menyesuaikan terhadap ketergantungan ekonomi (ketergantungan pada
keluarga atau subsidi pemerintah).
2. Perumahan ; sering pindah ke tempat tinggal yang lebih kecil dan kemudian dipaksa
pindah ke tatanan institusi.
3. Sosial ; kehilangan (kematian) saudara, teman-teman dan pasangan.
4. Pekerjaan ; keharusan pensiun dan hilangnya peran dalam pekerjaan dan perasaan
produktifitas.
5. Kesehatan ; menurunnya fungsi fisik, mental dan kognitif ; memberikan perawatan
bagi pasangan yang kurang sehat.
D. Perkembangan dewasa akhir
1. Perkembangan Fisik
Pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa
dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada
masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis. Kebanyakan perubahan fisik pada
lansia mengalami hal yang sama, misalnya rambut yang memutih, kulit keriput, dan
gigi yang tunggal. Pada periode ini penurunan fungsi organ tampak jelas.
2. Perkembangan Psikis dan Intelektual
Otak dan Sistem syaraf berubah dengan tanda adanya penurunan kecepatan
belajar sesuatu yang diikuti dengan menurunnya kemampuan intelektual. Beberapa
peneliti memperkirakan 5 sampai 10% neuron akan berhenti tumbuh sampai kita
mencapai usia 70 tahun, setelah itu hilangnya neuron menjadi dipercepat. Aspek yang
signifikan dari proses penuaan adalah pada neuron-neuron yang tidak mengganti
dirinya sendiri yang menyebabkan hilangnya sebagian kecil kemampuan pada masa
dewasa akhir.
3. Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat
menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000).
Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan
baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan
sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut
usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan
depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan
penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam
menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa
selanjutnya.
4. Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan
optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan
batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda semua penyakit ada
obatnya kecuali penyakit tua. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar
pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental.
5. Sistem peredaran darah
Tidak lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa oleh
jantung dengan seiringnya pertambahan usia sekalipun pada orang dewasa yang sehat.
Bagaimanapun, kita mengetahui bahwa ketika sakit jantung tidak muncul, jumlah darah
yang dipompa sama tanpa mempertimbangakan usia pada masa dewasa. Kenyataannya
para ahli penuaan berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat menjadi lebih kuat
selama kita menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun (Fozard, 1992).
Meningkatnya tekanan darah yang terjadi akibat bertambah kerasnya dinding
pembuluh arteri aorta dan pusat merupakan gejala umum bagi orang yang berusia
lanjut.
6. Sistem pernafasan
Kapasitas paru-paru akan menurun pada usia 20 hingga 80 tahun sekalipun
tanpa penyakit. Paru paru kehilangan elatisitasnya, dada menyusut, dan diafragma
melemah. Meskipun begitu, berita baiknya adalah bahwa orang dewasa lanjut dapat
memperbaiki fungsi paru paru dengan latihan-latihan memperkuat diafragma.
7. Seksualitas
Penuaan menyebabkan beberapa perubahan penurunan dalam hal seksualitas
manusia, dan terdapat perubahan yang lebih banyak pada laki laki dari pada
perempuan. Rubin (Harlock) mengatakan bahwa hubungan seksual tidak mungkin
berhenti secara otomatis pada usia berapapun. Mereka yang tidak melakukan hubungan
seksual pada usia lanjut, biasanya disebabkan oleh penyakit yang diderita pasangannya.

E. Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir

Memelihara pengaturan kehidupan yang memuaskan merupakan tugas paling


penting dari keluarga-keluarga lansia (tabel 11). Orangtua biasanya pindah ke salah satu
anak mereka karena penurunan kesehatan dan status ekonomi, mereka tidak punya
pilihan lain, dan ini terbukti merupakan suatu pengaturan yang tidak memuaskan bagi
lansia (Lopata, 1973).

Tabel 11. Tahap VIII Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan keluarga dalam masa
pensiun dan lansia, dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang Bersamaan
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga dewasa
Tahap Siklus Kehidupan akhir
Keluarga
Keluarga dewasa akhir/Lansia 1. Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai
tempat tinggal di hari tua.
2. Menyesuaikan hidup dengan penghasilan
sebagai pensiunan
3. Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
4. Saling merawat sebagai suami-istri
5. Mampu menghadapi kehilangan (kematian)
pasanan dengan sikap yang positif (menjadi
janda atau duda).
6. Melakukan hubungan dengan anak-anak dan
cucu-cucu.
7. Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang
tinggi.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985) dan Hurlock
(1980)

F. Masalah-Masalah Kesehatan.
Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan kekuatan fisik, sumber-sumber
finansial yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian dan banyak kehilangan lainnya
yang dialami oleh lansia menunjukkan adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia
(Kelley et al, 1977). Oleh karena itu, terdapat masalah-masalah kesehatan yang multipel.
Pasangan atau individu lansia dalam semua fase sakit kronis mulai dari fase akut hingga
fase rehabilitasi sangat membutuhkan bantuan. Baik fungsi-fungsi yang terkait secara
medis (pengkajian fisik, reaksi-reaksi yang buruk) dan fungsi-fungsi keperawatan
(mengkaji respons klien terhadap sakit dan pengobatan serta kemampuan koping) adalah
relevan disini. Promosi kesehatan tetap menjadi hal yang sangat penting, khususnya
dalam bidang nutrisi, latihan, pecegahan cidera, penggunaan obat yang aman, pemakaian
pelayanan preventif dan berhenti merokok.
Semakin tua, kemungkinan terkena beberapa penyakit atau penurunan kondisi
tubuh semakin meningkat. Penyakit yang biasanya menyerang usia lanjut adalah radang
sendi dan osteoporosis.
Keseahtan mental tidak hanya dilihat dari ketidak hadiran gangguan-gangguan
mental, berbagai kesulitan dan frustasi, tetapi juga merefleksikan kemampuan seseorang
untuk menghadapi masalah-masalah kehidupan dengan cara efektif dan memuaskan.
Depresi yang dimaksud adalah suatu gangguan suasana hati dimana individu
merasa sangat tidak bahagia., kehilangan semangat, dan bosan. Orang yang menderita
depresi seperti ini mudah kehilangan stamina, tidak merasa sehat, nafsu makan kurang,
lesu, dan kurang bergairah. Gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang
dicirikan dengan ketegangan motorik (seperti gelisah dan gemetar), hiperaktivitas
(pusing, jantung berdebar, atau berkeringat), dan pikiran yang mencemaskan. Penelitian
membuktikan bahwa orang usia lanjut memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk
mengalami gangguan kecemasan daripada depresi (George dkk, 1988)
Isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif (yang mungkin berkaitan dengan
sejumlah masalah termasuk penyakit (Alzheimer), dan masalah-masalah psikologis
adalah masalah kesehatan yang serius, khususnya bila bersama-sama dengan sakit fisik.
Pengkajian dan penggunaan sistem dukungan sosial keluarga atau individu harus menjadi
bagian integral dari perawatan kesehatan keluarga.
Proses menua dan menurunnya kesehatan menyebabkan betapa pentingnya
pasangan menikah saling menolong satu sama lain. Karena wanita hidup lebih lama dari
pada pria, dan biasanya mereka orang yang membantu suami yang sakit atau yang tidak
berdaya. Dalam kebanyakan kasus, penyakit bersifat kronis dan berkembang menjadi tak
berdaya, sehingga perlu waktu untuk menyesuaikan terhadap situasi terakhir. Suami
menemukan tugas merawat istri sebagai suatu tugas yang lebih sulit, karena peran
merawat, memelihara dan menjadi ibu rumah tangga semata-mata masih sebagai peran
wanita.
Definisi nutrisi dikalangan lansia terjadi secara luas dan menimbulkan banyak
masalah yang berkaitan dengan penuaan (lemah, bingung, depresi, konstipasi, dan ada
beberapa lagi).

BAB III
PEMBAHASAN
KASUS
Hari sabtu tanggal 05/11/2016 mahasiswa memenuhi tugas perkuliahan home visite yang
dilakukan pengkajian pada Keluarga Tn. S. Didapatkan data bahwa Tn.S dan Ny.M
mempunyai anak 6 orang yaitu Ny. E, Tn. A, Ny. T, Tn. D, Tn. H, Tn. R. Istri dari Tn. S
sudah meninggal 5 tahun yang lalu, Tn.S tinggal bersama anak ke-2 dan ke-3 bersama
menantu dan cucunya. Tn.S tidak bekerja lagi, sehari-hari di rumah dan Tn.S mengalami
hipertensi
A. PENGKAJIAN KELUARGA
a. Identitas Keluarga
1. Identitas kepala keluarga
Nama : Tn. S
Umur : 72 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. Berak Gang Bakung No. 1460 RT 30 Kelurahan 9 Ilir Sekip
Tengah Palembang
2. Komposisi keluarga

Status BB Status
Hub.
No Nama L/P Umur Pendidikan Kesehat Imunisas
Keluarga
an i

Anak sehat 55 kg Lengkap


1. Tn. A L 45 th SMA
kandung

2 Ny. M P 41 th Menantu SMA sehat 50 kg Lengkap

Anak sehat 45 kg Lengkap


3. Ny. T P 42 th SMA
kandung

4. Tn. H L 40 th Menantu SMA sehat 60 kg Lengkap

5. An. S L 7 th Cucu SD sehat 12 kg Lengkap

6. An. D L 1,5 th Cucu - sehat 8 kg Lengkap

Genogram
Keterangan:
: Perempuan

: Laki-laki

: Meninggal

: Tinggal serumah

3. Type Keluarga
Keluarga Tn. S merupakan keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, anak
kandung, menantu serta cucu dari keturunannya.
5. Suku Bangsa
Tn. S menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku jawa dan hidup
dilingkungan etnis jawa. Tn. S berkomunikasi dengan bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia baik antara anggota keluarga maupun dengan tetangga sekitar dan tidak
ada budaya yang bertentangan dengan kesehatan
6. Agama
Semua anggota keluarga Tn. S beragama Islam dan menjalankan ibadah di rumah
dan di masjid.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. S tidak bekerja lagi, dikeluarga ekonomi didapatkan dari anak kandung dan
menantu yang bertempat tinggal bersama Tn. S dengan penghasilan Rp. 3.000.000-
5.000.000. Harta benda yang dimiliki dirumah meliputi mobil, motor, sepeda, dan
perabotan rumah yang lengkap. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan yaitu
berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari seperti berbelanja makanan sehari-hari.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga, setiap hari mereka menonton TV bersama-sama
anak, menantu dan cucu di malam hari. Kadang mereka juga berkumpul bersama
tetangaga atau saudara dekat untuk berbincang-bincang bersama.
b. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan Keluarga Tn. S saat ini adalah keluarga dengan lansia dan
hanya anak yang ke-2 dan ke-3 yang tinggal serumah dengannya dan mempunyai
seorang anak yang masih berumur 1,5 tahun dan 7 tahun. Menantu Tn. S bekerja di
palembang sebagai karyawan.
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Saat ini keluarga Tn. S sebagai keluarga dengan lansia. Tn. S merasa kesepian
karena ditinggal oleh istrinya, tetapi bahagia karena ditemani oleh anak kandung,
menantu serta cucu. Pada saat pengkajian didapatkan bahwa Tn. S terliat mondar
mandir, komunikasi kurang jelas dan sulit dipahami.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
a) Tn. S mengatakan mempunyai penyakit keturunan dari bapaknya yaitu darah
tinggi.
b) Anak Tn. S (Tn. A), tidak memiliki masalah kesehatan.
c) Menantu Tn. S (Ny. M), saat ini tidak ada masalah penyakit yang di derita, dan
juga jarang sakit.
d) Anak Tn. S (Ny. T): Ny. T sampai saat ini tidak ada penyakit yang di derita, dan
Ny. T jarang sakit.
e) Menantu Tn. S (Tn. H), saat ini tidak ada masalah penyakit yang di derita, dan
juga jarang sakit.
f) Cucu Tn. S (An. S): An. S tidak punya riwayat penyakit berbahaya dan jarang
sakit.
g) Cucu Tn. S (An. D) anak saya sudah berumur 1,5 tahun, tidak mempunyai
penyakit yang dideritai tetapi sangat lincah.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Menurut pengakuan keluarga Tn. S, bapak dari Tn. S dahulu mempunyai penyakit
hipertensi.
c. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. S merupakan rumah permanent. Dirumah tersebut terdapat:
Kamar tidur (1 kamar tidur yang terdapat diruang depan dan 2 kamar tidur
yang terdapat di ruang tengah)
Ruang tamu
Rumah makan Tn. S bergabung dengan dengan ruang dapur
Kamar mandi berjumlah 2 dan WC 2
Lantai rumah Tn. Y terbuat dari plester. Sumber air keluarga berasal dari PAM,
kualitas airnya bersih. Keluarga Tn. S mengatakan membuang air limbah di
belakang rumah dengan membuatkan saluran dan tempat penampungan. Untuk
pembuangan sampah dilakukan dengan ditampung dulu didalam kotak sampah
kemudian dibuang di TPA. Untuk sarana penerangan keluarga Tn. S
menggunakan listrik semuanya. Disamping rumah terdapat kandang ayam.

Gambar Denah Rumah


Jalan Raya
U
B T
Teras
S
k. tidur

G
Ruang Tamu
A

k. tidur k. tidur R

Ruang Keluarga A

S
k.mandi WC I
Kandang.
ayam

k.mandi WC Dapur

Pembuangan
limbah

2. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas


Rumah Tn. S berada diwilayah kelurahan yang mayoritas penduduk disekitarnya
adalah pedagang. Sarana jalan didaerah tersebut sudah di aspal. Sarana kesehatan
dilingkungan tersebut berupa dokter, bidan dan mantri desa. Disekitar rumah Tn.
S terdapat masjid. Tetangga Tn. S mayoritas beragama Islam serta memiliki sifat
kebersamaan serta menganut adat jawa, misalnya selamatan, gotong-royong,
bersih desa, pengajian, dan lain-lain.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. S adalah asli Jawa dan sejak berkeluarga tidak berpindah-pindah rumah.
Beberapa dari anak Tn. S juga tinggal 1 lingkungan dengan Tn. S.
4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Keluarga Tn. S mengatakan tidak ada perkumpulan atau pertemuan-pertemuan
khusus dan biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran
kemarin semua keluarga berkumpul.
5. System Pendukung Keluarga
Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota keluarga yang sakit, hubungan satu
anggota keluarga dengan yang lainnya baik dan sudah terbiasa saling tolong
menolong. Keluarga Tn. S mempunyai BPJS, biasanya mereka berobat langsung
di bawah ke puskesmas.
d. Struktur Keluarga
1. Struktur Peran
Tn. S sebagai bapak dan kakek yang berkewajiban membimbing maupun
menasihati kepada anak kandung, menantu dan cucu yang didapatkan dari
pengalaman yang sebelumnya.
Tn. A berperan sebagai anak Tn. S dan kepala keluarga, seorang suami dari Ny.
yang berkewajiban untuk mencari nafkah dalam sehari-hari.
Ny. M sebagai istri Tn. A dan menantu dari Tn. S yang berkewajiban sebagai
ibu rumah tangga yang mengurusi kebutuhan anak dan suami.
Ny. T berperan sebagai anak Tn. S harus menyiapkan keperluan suami. Dia juga
mendidik anaknya yang masih kecil.
Tn. H sebagai suami dari Ny. T dan menantu dari Tn. S yang berkewajiban
mencari nafkah dalam sehari-hari.
An. S berperan sebagai cucu dan anak yang menjalankan perannya yang
mematuhi peraturan orang tuanya dan belajar dalam tugas sekolah.
An. D berperan sebagai cucu dan anak belum menyadari dan menjalankan
perannya karena masih kecil.
2. Nilai Dan Norma Keluarga
Sebagai bagian dari masyarakat Palembang dan beragama islam, keluarga memiliki
nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, suami
terhadap isteri atau orang yang lebih tua. Selama ini Tn. S makan bersama kalau
malam hari, karena siang hari masing-masing anak maupun menantu kerja sampai
sore. Keluarga juga menganut norma/adat yang ada dilingkungan sekitar misalnya
takziah, menjeguk orang sakit, gotong royong, dll.
3. Pola/Cara Komunikasi Keluarga
Tn. S dalam keluarganya berkomunikasi biasa menggunakan bahasa Jawa dan
bahasa Palembang dan juga cepat akrab dengan menantu.

4. Struktur Kekuatan Keluarga


Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. S selalu memutuskan secara bersama-
sama atau musyawarah. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di
atasi jika mereka bermusyawarah.
e. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. S belum pernah menemukan masalah yang serius. Tn. S selalu
memberikan dukungan satu sama lain dengan anak kandung maupun menantu.
Hubungan antara dirinya dengan anak kandung, menantu serta cucu sampai sejauh
ini baik dan hubungna dengan keluarga besarnya pun baik. Mereka selalu
menumbuhkan sikap saling menghargai dan berusaha saling membantu

2. Fungsi Sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: Hubungan antara anak kandung sampai
sejauh ini baik dan hubungna dengan keluarga besarnya pun baik dan hubungan
antara menantu dan cucu terjalin dengan baik. Hubungan keluarga dengan orang
lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: interaksi dan hubungan dalam keluarga
baik-baik saja.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Tn. S selalu
memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah pada anak kandung dan
menantu.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang: kegiatan di waktu senggang keluarga sering
jalan-jalan bersama anak kandung, menantu serta cucu.
e) Partisipasi dalam kegiatan social : membantu dalam kegiatan perkumpulan
dimasyarakat laksanakan.
3. Fungsi Reproduksi
Istri Tn. S sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Tn. S memiliki anak 6 orang, anak
kedua dan ketiga tinggal bersama dengan Tn. S.
4. Fungsi Ekonomi
Tn. S mengatakan penghasilannya tidak ada atau tidak bekerja lagi karena faktor
usia lanjut, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari diserahkan kepada anak
kandung dan menantu.
5. Fungsi Perawatan kesehatan
a) Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn. S mengatakan mengetahui penyakitnya yang diderita Tn. S yaitu
darah tinggi tetapi tidak tahu penyebabnya, cuma sedikit tahu tentang tanda dan
gejala serta bertanya makanann yang harus dihindari bagi Tn. S yang menderita
hipertensi. Tn. S mengaku mengetahui penyakit yang diderita yaitu darah tinggi.
b) Kemampuan Mengambil Keputusan Mengenal Tindakan Kesehatan
Keluarga Tn. S mengatakan jika Tn. S merngalami darah tinggi langsunng
minum obat yang didapatkan dari pemberian puskemas dan seminggu sekali
konsul di puskesmas terdekat mengenai penyakit yang di derita.
c) Kemampuan Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit
Keluarga Tn. S mengatakan mengetahui tentang penyakit yang diderita Tn. S,
namun keluarga Tn. S segera membawa Tn. S ke palayanan kesehatan jika
mengalami sakit. Dalam merawat Tn. S, masih memberikan makanan yang
sama dengan anggota keluarga yang lainnya, pola tidur juga masih belum sesuai
dan waktunya kurang lama, namun selalu melakukan kontrol secara teratur ke
pelayanan kesehatan.
d) Kemampuan Keluarga Memelihara/Memodifikasi Lingkungan Rumah Yang
Sehat
Keluarga mengatakan pembuangan sampah dilakukan di tempat pembuangan
penampungan. Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari, mengepel 1
minggu sekali dan lantai kamar mandinya tidak licin, bersih dan terawat.
e) Kemampuan Menggunakan Fasilitas Kesehatan
Keluarga selalu memeriksakan Tn. S ke Puskesmas atau petugas kesehatan bila
sakit dan Tn.S melakukan periksa sejak menderiat Hipertensi.
f. Stres dan Koping Keluarga
1. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
b) Stressor Jangka Pendek
Tn. S mengatakan sering mengeluh pusing
c) Stressor Jangka Panjang
Tn. S khawatir tensinya bertambah tinggi
2. Respon Keluarga Terhadap Stressor
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke Puskesmas atau
petugas kesehatan.
3. Strategi Koping
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
g. Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga

Nama Anggota Keluarga


No Variabel
Tn. S Tn. A Ny. M Ny. T Tn. H An. S An. D

Riwayat hipertensi - - - - - -
1 penyakit
saat ini

Keluhan Pusing - - - - - -
2 yang
dirasakan

Tanda dan jika melakukan - - - - - -


3
gejala aktivitas berat

Riwayat - - - - - - -
4 penyakit
sebelumnya

TD = 160/100 TD = 120/80 TD = 120/70 TD = TD = 120/70 TD = 120/70 S = 36,5oC


mmHg mmHg mmHg 120/80 mmHg mmHg
S = 36,5oC S = 36,5oC S = 37oC mmHg S = 37oC S = 36oC
Tanda-tanda RR = 24 x/menit RR = 20 RR = 22 S = 36,8oC RR = 22 RR = 20
5
vital N = 88 x/menit x/menit x/menit RR = 22 x/menit x/menit
N = 81 N = 83 x/menit N = 83 N = 80
x/menit x/menit N = 78 x/menit x/menit
x/menit
Letak normal ics Letak normal Letak normal Letak Letak normal Letak normal Letak normal
2 dan 3 5dan 6 ics 2 dan 3 ics 2 dan 3 normal ics 2 ics 2 dan 3 ics 2 dan 3 ics 2 dan 3
Ictus cordis 5dan 6 5dan 6 dan 3 5dan 6 5dan 6 5dan 6
normal yaitu ics Ictus cordis Ictus cordis 5dan 6 Ictus cordis Ictus cordis Ictus cordis
5 dan 6 normal yaitu normal yaitu Ictus cordis normal yaitu normal yaitu normal yaitu
Sistem Irama teratur, ics 5 dan 6 ics 5 dan 6 normal ics 5 dan 6 ics 5 dan 6 ics 5 dan 6
6 kardiovasku suara tambahan Irama teratur, Irama teratur, yaitu ics 5 Irama teratur, Irama teratur, Irama teratur,
ler tidak ada suara suara dan 6 suara suara suara
tambahan tambahan Irama tambahan tambahan tambahan
tidak ada tidak ada teratur, tidak ada tidak ada tidak ada
suara
tambahan
tidak ada

Saat bernafas Saat bernafas Saat bernafas Saat Saat bernafas Saat bernafas Saat bernafas
tidak tidak tidak bernafas tidak tidak tidak
menggunakan menggunakan menggunakan tidak menggunakan menggunakan menggunakan
otot bantuan otot bantuan otot bantuan menggunak otot bantuan otot bantuan otot bantuan
pernafasan. pernafasan. pernafasan. an otot pernafasan. pernafasan. pernafasan.
Tidak ada Tidak ada Tidak ada bantuan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
bengkak, lesi (-) bengkak, lesi bengkak, lesi pernafasan. bengkak, lesi bengkak, lesi bengkak, lesi
Sistem
7 Tidak ada (-) (-) Tidak ada (-) (-) (-)
respirasi
penimbunan Tidak ada Tidak ada bengkak, Tidak ada Tidak ada Tidak ada
cairan penimbunan penimbunan lesi (-) penimbunan penimbunan penimbunan
Bunyi nafas cairan cairan Tidak ada cairan cairan cairan
vesikuler Bunyi nafas Bunyi nafas penimbunan Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas
vesikuler vesikuler cairan vesikuler vesikuler vesikuler
Bunyi nafas
vesikuler

8 Sistem GI Simetris, warna Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,


normal, asites (-) warna warna warna warna warna warna
Tidak ada nyeri normal, asites normal, asites normal, normal, asites normal, asites normal, asites
tekan, tidak ada (-) (-) asites (-) (-) (-) (-)
benjolan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Bising usus (+) nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,
Organ pada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
tract
abdomen normal benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan
Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
Organ pada Organ pada Organ pada Organ pada Organ pada Organ pada
abdomen abdomen abdomen abdomen abdomen abdomen
normal normal normal normal normal normal

Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi


Sistem
dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik
9 musculoskel
Reflek patella Reflek patella Reflek patella Reflek Reflek patella Reflek patella Reflek patella
etal
(+) (+) (+) patella (+) (+) (+) (+)

Sistem - - -
10 - - -
genetalia
h. Harapan Keluarga
1) Terhadap masalah kesehatannya: Keluarga berharap agar tetap sehat.
2) Terhadap yang melakukan pengkajian: Dengan yang sudah dilakukan pengkajian
datang kerumahnya diharapkan membantu mengatasi masalah Tn. S dan ingin
sekali Tn. S tidak memiliki keluhan lagi.
3) Terhadap petugas kesehatan yang ada: mengharapkan supaya petugas kesehatan
bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat dengan penyuluhan-
penyuluhan seperti saat ini diharapkan dapat membantu masalah usia lanjut yang
dihadapi dan adanya bantuan dari petugas kesehatan untuk mengurangi masalah
tersebut.
g. Pertanyaan Foksus Pada Tahap Perkembanga Keluarga Dengan Lansia
1) Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja dan ditinggal pasangannya?
Tn. S mengatakan malas setelah tidak bekerja, namun ada saja yang bisa
dilakukan seperti memberikan ayam makan atau merawatnya. Tn. S mengatakan
sangat kesepian karena telah ditinggal istri tetapi dirumah ada anak menantu
serta cucu yang tinggal bersama untuk mengurangi rasa kesepian dirumah. Tn. S
menghadapi kehilangan (kematian) pasangan dengan sikap yang positif.
2) Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah?
Tn. S mengatakan kegiatan dirumahyanng bisa dilakukan yaitu memberikan
ayam makan dan untuk kegiatan diluar rumah seperti datang ke pengkajian,
takziah serta berobat atau konsul ke puskesmas.
3) Bagaimana kunjungan anak ke orang tua, berapa frekuensi kunjungan anak?
Tn. S mengatakan untuk kunjungan anak biasanya sebulan sekali, tetapi dirumah
yang tinggal bersama Tn. S ada anak, menantu serta cucu. Biasanyan anak
kunjungan ke Tn. S untuk melepas rindu dan berbagi cerita terhadap setelah
berubah peran menjadi orang tua yang baru.
4) Adakah orang yang menemani setiap hari?
Tn. S mengatakan ada, yaitu anak, menantu dan cucu dalam setiap harinya.
5) Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah dikategorikan usia tua?
Tn. S mengatakan dalam sehari-hari melakukan aktivitas sudah terbatas tidak
bisa lagi bekerja yang terlalu keras, sudah memikirkan kesehatan dan lebih dekat
lagi dengan ALLAH SWT.

6) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?


Tn. S mengatakan pelaksanan tugas dan fungsi keluarga dirumah dilakukan
sepenuhnya oleh anak kandung dan menantu. Dan melakukan hubuga dengan
baik terhadap anak kandung, menantu dan cucu-cucu. Tn. S tidak lagi bekerja,
sehari-hari didalam rumah dan melakukan tugas dengan memberi ayam makan
dan merawatnya.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisa Data
No. Data Masalah Etiologi
1. Data subjektif: Nyeri pada Ketidakmampuan
a. Tn. S mengatakan keluarga Tn. S keluarga mengenal
kepalanya terasa pusing khususnya Tn. S masalah hipertensi
b. Sudah didiagnosis pada Tn. S
hipertensi sejak 5 tahun
lalu
c. Saat ditanya mengenai
hipertensi, Tn. S dapat
menjelaskan secara
sederhana bahwa
hipertensi adalah tekanan
darah tinggi
d. Tn. S tidak mengetahui
penyebab hipertensi
e. Tn. S tidak mengetahui
tanda dan gejala
hipertensi selain pusing
f. Menurut Tn. S tidak
terlalu mengkhawatirkan
karena keluhan akan
hilang dengan sendirinya
Data Objektif:
a. TD 160/100 mmHg
b. Nadi 88 kali per menit
2. Data Subjektif: Kesepian pada Ketidakmampuan
Tn. S mengatakan Klien keluarga Tn. S merawat anggota
mengatakan merasa kesepian khususnya Tn. S keluarga yang
sejak ditinggalkan oleh mengalami kesepian
istrinya. khususnya pada Tn.
Data Objektif: S
a. Tampak sedih dikaji
b. Tampak mondar mandir
c. Tampak kurang jelas
dalam berkomunikasi

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan


1) Nyeri pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah hipertensi
2) Kesepian pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang mengalami kesepian

3. Penilaian (Scoring) Diagnose Keperawatan


1) Diagnosa 1: Nyeri pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi
No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
1. Sifat masalah: 3/3 x 1 = 1 Masalah hipertensi telah
aktual terjadi pada Tn. S, sejak di
diagnosa hipertensi 5 tahun
1
lalu. Saat ini Tn. S mengeluh
pusing dengan TD : 160/100
mmHg
2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Keluarga memiliki sumber
untuk diubah: daya yang cukup kuat untuk
mudah mengatasi masalah yaitu:
a. Pola komunikasi yang
baik dalam keluarga
b. Keluarga besar selalu
memberikan bantuan
c. Tersedianya pelayanan
2
kesehatan yaitu
puskesmas yang
disekitar rumah
d. Tn. S tidak bekerja di
luar rumah sehingga
memiliki banyak waktu
untuk merawat diri
sendiri
3. Potensial untuk 3/3 x 1 = 1 1 Masalah sudah berlangsung
dicegah: tinggi cukup lama, yaitu 5 tahun
lalu setelah ditinggal
pasangan. Jarak rumah
dengan pelayanan kesehatan
dekat.
4. Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 Saat Tn. S mengeluh pusing,
masalah: keluarga langsung membawa
segera ke palayanan kesehatan.
1
ditangani Namun Tn. S mengatakan
keluhan akan hilang dengan
sendirinya.
Total 5
2) Diagnosa 2: Kesepian pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang mengalami kesepian
No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
1. Sifat masalah: 3/3 x 1 = 1 Masalah yang dialami Tn. S
aktual yaitu kesepian yang ditinggal
oleh istrinya telah terjadi
1 sejak 5 tahun lalu. Saat ini
Tn. S dirumah ditemani oleh
anak kandung, menantu serta
cucu
2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Keluarga memiliki sumber
untuk diubah: kekuatan untuk mengatasi
mudah masalah denga cara
menemani setiap hari berada
disisi Tn. S, mengajak
menonton, makan bersama.
Keluarga selalu memberikan
2 bantuan jika kebutuhan
aktivitas Tn. S tidak
terpenuhi secara optimal.
Karena menurut pengkajian
yang kami lakukan keluarga
mengatakan bahwa mungkin
memang waktunya ibu telah
meninggalkan kita.
3. Potensial untuk 2/3 x 1 = 2/3 Masalah yang di alami Tn. S
dicegah: cukup wajar karena ditinggal
pasangan, mungkin
2/3 beradaptasi dengan keadaan
dengan cara berkumpul
dnegan anak kandung,
menantu dan cucu.
4. Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 Saat Tn. S merasa kesepian,
masalah: keluarga langsung mengajak
segera 1 Tn. S reakreasi seperti
ditangani menonton bersama dan jalan
disekitar rumah.
Total 4 2/3
4. Penetapan Prioritas Diagnosis Keperawatan Keluarga
Prioritas Diagnose keperawatan skor
1. Nyeri pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan 5
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
hipertensi
2. Kesepian pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan 4 2/3
dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang
mengalami kesepian
C. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan KH
No Diagnosa Kep. Intervensi
J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
1. Nyeri pada Setelah Setelah dilakukan Respon a. Hipertensi adalah a. Diskusikan bersama
keluarga Tn. S dilakukan intervensi selama verbal keadaan di mana keluarga mengenai
khususnya Tn. S intervensi 1x45 menit, tekanan darah di atas pengertian hipertensi
berhubungan keperawatan diharapkan nyeri 130/90 mmHg b. Jelaskan pada keluarga
dengan selama 2 x berkurang dengan b. Penyebab hipertensi mengenai penyebab dan
ketidakmampua pertemuan, kriteria hasil antara lain pola hidup keadaan hipertensi serta
n keluarga keluarga dapat keluarga mampu: yang tidak sehat, klasifikasi dari hipertensi
mengenal mengenal 1. Mengenal rokok, alhokol, dengan menggunakan
masalah keluarga dengan masalah obesitas, keturunan, dll lembar balik dan poster
hipertensi masalah a. Mejelaskan c. Tanda gejala c. Jelaskan tanda gejala
hipertensi kembali hipertensi adalah sakit hipertensi
pengertian kepala, suing, telinga d. Jelaskan kepada keluarga
hipertensi berdengung, mata mengenai dampak bila
b. Menjelaskan berkunang. seseorang terkena
kembali d. Dampak hipertensi hipertensi
penyebab lebih lanjut adalah e. Beri kesemppatan kepada
hipertensi gagal ginjal kronik dan keluarga untuk bertanya
c. Menjelaskan stroke. f. Bantu keluarga untuk
kembali mengulangi apa yang telah
tanda dan didiskusikan
gejala g. Beri pujian atas perilaku
hipertensi yang benar
d. Menjelaskan
kembali
dampak yang
dapat terjadi
bila
seseorang
menderita
hipertensi
2. Mengambil Respon Keluarga menyatakan a. Jelaskan kepada keluarga
keputusan verbal keputusannya dalam mengenai tindakan yang
untuk mengatasi hipertensi harus dilakukan saat Tn. S
mengatasi menderita hipertensi
hipertensi b. Bimbing dan motivasi Tn.
S untuk mengambil
keputusan dalam menangani
masalah hipertensi
c. Beri pujian atas keputusan
yang diambil untuk
mengatasi masalah
hipertensi
3. Memberikan Respon Keluarga dapat a. Berikan penjelasan pada
perawatan verbal menjelaskan dan keluarga tentang cara
pada Tn. S dan re mendemonstrasikan cara mengurangi nyeri
dengan nyeri demonstr merawat keluarga dengan b. Demonstrasikan pada
akut asi hipertensi yaitu dengan keluarga tentang cara
hipertensi teknik relaksasi napas mengurangi nyeri
dalam, menghindari c. Berikan penjelasan pada
perubahan posisi secara keluarga tentang diit
mendadak dan hipertensi yaitu diit rendah
pengobatan secara teratur garam, rendah lemak dan
kolesterol
d. Ajurkan keluarga untuk
mengkonsumsi makanan
sesuai dengan diit
hipertensi
e. Anjurkan keluarga untuk
memeriksaan Tn. S secara
teratur ke pelayanan
kesehatan
Setelah dilakukan Pada Keluarga a. Jelaskan pentingnya
intervensi selama kunjunga memperlihatkan lingkungan dalam
1x45 menit, n yang kondisi ruangan yang mempengaruhi kondisi
diharapkan nyeri direncan rapi dan tenang penderita hipertensi
berkurang dengan akan b. Diskusikan dengan
kriteria hasil keluarga cara-cara menata
keluarga mampu: lingkungan
4. Menciptakan c. Motivasi keluarga untuk
lingkungan menata ruangan
yang d. Beri pujian atas tindakan
kondusif bagi yang dilakukan
penderita
hipertensi
5. Memanfaatka Psikomot Keluarga membawa Tn. a. Jelaskan pentingnya
n pelayanan or S ke puskesmas memonitor tekanan darah
kesehatan secara rutin
untuk b. Diskusikan dengan
memonitor keluarga manfaat membawa
tekanan darah anggota keluarga ke
puskesmas
c. Berikan pujian atas
tindakan positif yang telah
dilakukan

No Tujuan KH
Diagnosa Kep. Intervensi
. J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
2. Kesepian Setelah Setelah dilakukan Respon Keluarga dapat a. Kaji faktor penyebab Tn. S
pada dilakukan intervensi selama verbal menjelaskan dan merasa kesepian
keluarga intervensi 1x45 menit, dan re mendemonstrasikan cara b. Berikan penjelasan pada
Tn. S keperawatan diharapkan klien demonstr merawat keluarga Tn. S keluarga tentang cara
khususnya selama 2x tidak merasa asi khususnya Tn. S yang mengurangi kesepian pada
Tn. S pertemuan, kesepian dengn menagalami keseppian Tn. S
berhubung keluarga kriterias hasil yaitu dengan cara c. Demonstrasikan pada
an dengan mampu merawat keluarga mampu: mengajak reakreasi di keluarga tentang cara
ketidakma anggota 1. Memberikan luar rumah sedangkan di mengurangi kesepian Tn. S
mpuan keluarga Tn. S perawatan rumah ajak untuk d. Ajurkan keluarga untuk
merawat khususnya Tn. S pada Tn. S menonton dan berbicara seminggu sekali liburan
anggota yang mengalami yang bersama-sama. keluar rumah seperti
keluarga kesepian. mengalami makan bersama diluar,
yang kesepian kerumah anak kandung
mengalami untuk menemui cucu, dll/
kesepian e. Anjurkan keluarga untuk
saling terbuka pada Tn. S
dan selalu berada di dsisi
Tn. S
2. Menciptakan Pada Keluarga a. Jelaskan pentingnya
lingkungan kunjunga memperlihatkan lingkungan dalam
yang n yang kondisi ruangan yang mempengaruhi kondisi
kondusif bagi direncan rapi dan tenang penderita hipertensi
penderita akan b. Diskusikan dengan
hipertensi keluarga cara-cara menata
lingkungan
c. Motivasi keluarga untuk
menata ruangan
d. Beri pujian atas tindakan
yang dilakukan
Setelah dilakukan Psikomot Keluarga membawa Tn. d. Jelaskan pentingnya untuk
intervensi selama or S ke puskesmas jika sakit melihat kondisi Tn. S secara
1x45 menit, rutin
diharapkan klien e. Diskusikan dengan
tidak mengalami keluarga manfaat membawa
kesepian dengn anggota keluarga kususnya
kriterias hasil Tn. S ke puskesmas
keluarga mampu: f. Berikan pujian atas
3. Memanfaatka tindakan positif yang telah
n pelayanan dilakukan
kesehatan
untuk
memonitor
keadaan Tn. S
jika sakit
BAB IV
PENUTUP

B. Kesimpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Pada Usia 65 tahun seseorang
dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia tua dipandang sebagai masa
kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini.
Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri ciri khas, diantaranya usia
lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok
minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada
lansia
Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut
adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan
lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. Pada lansia terjadi banyak perubahan,
diantaranya perkembangan jasmani/fisik, perkembangan intelektual, perkembangan
emosi, perkembangan spiritual, perubahan sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan
hubungan sosio-emosional lansia.
Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan
beberapa masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual,
emosi, dan spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami
pikun atau sulit untuk mengingat. Masalah masalah pada lansia yang timbul karena
perubahan yang terjadi pada lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan,
apalagi kita semua juga akan mengalami masa masa ini.
C. Saran
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang
perkembangan yang terjadi pada lansia dan asuhan keperawatannya. Lansia adalah masa
dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal
lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik sebaiknya
masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak
menyesal di masa tua.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.psycholovegy.com/2012/05/masa-perkembangan-manusia-dewasa-akhir.html

Hurlock, Elizabeth B. (1980). A Life-Span Approach. Jakarta: Erlangga

Jhonson R. dan Leny R. (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.
Yogyakarta : Nuha Medika.
M. Friedman, Marilyn. (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Santrock, John W. (1995). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai