HOME VISITE
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN
USIA LANJUT
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
MUSLIHATI (04021481518002)
ADE ERNAWIDYANI (04021481518017)
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT. Atas rahmat dan nikmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami tidak lupa untuk menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Itu semua
karena keterbatasan kami. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Kata Pengantar...... ii
Daftar Isi iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah..1
C. Tujuan............ 2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............ 32
B. Saran.. 32
DAFTAR PUSTKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada
beberapa pendapat mengenai usia kemunduran yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65
tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia
yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penanganan segera dan terintegrasi.
Seiring dengan pertumbuhan seseorang, usia merekapun juga bertambah. Dari anak-
anak, remaja awal, remaja akhir, dewasa awal, dewasa madya, dan dewasa akhir. Perubahn
ini juga diikuti dengan perubahan lainnya, yaitu perubahan fisik dan perubahan intelektual
Perubahan Fisik yang semakin menua akan sangat berpengaruh terhadap peran dan
hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara
berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai
keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan menurun, baik secara kualitas
maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya
kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan
kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Perubahan intelektual, pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar, memori,
dan intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia.
Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir.
Selain itu, orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi
yang telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan memproses informasi secara pelan-
pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir.
Dengan adanya perubahan ini, maka terkadang membuat orang-orang yang telah
masuk dalam fase ini menjadi menarik diri dari lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah, antara lain:
1) Bagaimana tahap dan tugas perkembangan pada dewasa akhir atau usia lanjut?
2) Bagaimana asuhan keperawatannya?
C. Tujuan
Mengetahui perkembangan tahap usia lanjut dan cara asuhan keperawatannya.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Tabel 11. Tahap VIII Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan keluarga dalam masa
pensiun dan lansia, dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang Bersamaan
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga dewasa
Tahap Siklus Kehidupan akhir
Keluarga
Keluarga dewasa akhir/Lansia 1. Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai
tempat tinggal di hari tua.
2. Menyesuaikan hidup dengan penghasilan
sebagai pensiunan
3. Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
4. Saling merawat sebagai suami-istri
5. Mampu menghadapi kehilangan (kematian)
pasanan dengan sikap yang positif (menjadi
janda atau duda).
6. Melakukan hubungan dengan anak-anak dan
cucu-cucu.
7. Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang
tinggi.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985) dan Hurlock
(1980)
F. Masalah-Masalah Kesehatan.
Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan kekuatan fisik, sumber-sumber
finansial yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian dan banyak kehilangan lainnya
yang dialami oleh lansia menunjukkan adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia
(Kelley et al, 1977). Oleh karena itu, terdapat masalah-masalah kesehatan yang multipel.
Pasangan atau individu lansia dalam semua fase sakit kronis mulai dari fase akut hingga
fase rehabilitasi sangat membutuhkan bantuan. Baik fungsi-fungsi yang terkait secara
medis (pengkajian fisik, reaksi-reaksi yang buruk) dan fungsi-fungsi keperawatan
(mengkaji respons klien terhadap sakit dan pengobatan serta kemampuan koping) adalah
relevan disini. Promosi kesehatan tetap menjadi hal yang sangat penting, khususnya
dalam bidang nutrisi, latihan, pecegahan cidera, penggunaan obat yang aman, pemakaian
pelayanan preventif dan berhenti merokok.
Semakin tua, kemungkinan terkena beberapa penyakit atau penurunan kondisi
tubuh semakin meningkat. Penyakit yang biasanya menyerang usia lanjut adalah radang
sendi dan osteoporosis.
Keseahtan mental tidak hanya dilihat dari ketidak hadiran gangguan-gangguan
mental, berbagai kesulitan dan frustasi, tetapi juga merefleksikan kemampuan seseorang
untuk menghadapi masalah-masalah kehidupan dengan cara efektif dan memuaskan.
Depresi yang dimaksud adalah suatu gangguan suasana hati dimana individu
merasa sangat tidak bahagia., kehilangan semangat, dan bosan. Orang yang menderita
depresi seperti ini mudah kehilangan stamina, tidak merasa sehat, nafsu makan kurang,
lesu, dan kurang bergairah. Gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang
dicirikan dengan ketegangan motorik (seperti gelisah dan gemetar), hiperaktivitas
(pusing, jantung berdebar, atau berkeringat), dan pikiran yang mencemaskan. Penelitian
membuktikan bahwa orang usia lanjut memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk
mengalami gangguan kecemasan daripada depresi (George dkk, 1988)
Isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif (yang mungkin berkaitan dengan
sejumlah masalah termasuk penyakit (Alzheimer), dan masalah-masalah psikologis
adalah masalah kesehatan yang serius, khususnya bila bersama-sama dengan sakit fisik.
Pengkajian dan penggunaan sistem dukungan sosial keluarga atau individu harus menjadi
bagian integral dari perawatan kesehatan keluarga.
Proses menua dan menurunnya kesehatan menyebabkan betapa pentingnya
pasangan menikah saling menolong satu sama lain. Karena wanita hidup lebih lama dari
pada pria, dan biasanya mereka orang yang membantu suami yang sakit atau yang tidak
berdaya. Dalam kebanyakan kasus, penyakit bersifat kronis dan berkembang menjadi tak
berdaya, sehingga perlu waktu untuk menyesuaikan terhadap situasi terakhir. Suami
menemukan tugas merawat istri sebagai suatu tugas yang lebih sulit, karena peran
merawat, memelihara dan menjadi ibu rumah tangga semata-mata masih sebagai peran
wanita.
Definisi nutrisi dikalangan lansia terjadi secara luas dan menimbulkan banyak
masalah yang berkaitan dengan penuaan (lemah, bingung, depresi, konstipasi, dan ada
beberapa lagi).
BAB III
PEMBAHASAN
KASUS
Hari sabtu tanggal 05/11/2016 mahasiswa memenuhi tugas perkuliahan home visite yang
dilakukan pengkajian pada Keluarga Tn. S. Didapatkan data bahwa Tn.S dan Ny.M
mempunyai anak 6 orang yaitu Ny. E, Tn. A, Ny. T, Tn. D, Tn. H, Tn. R. Istri dari Tn. S
sudah meninggal 5 tahun yang lalu, Tn.S tinggal bersama anak ke-2 dan ke-3 bersama
menantu dan cucunya. Tn.S tidak bekerja lagi, sehari-hari di rumah dan Tn.S mengalami
hipertensi
A. PENGKAJIAN KELUARGA
a. Identitas Keluarga
1. Identitas kepala keluarga
Nama : Tn. S
Umur : 72 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. Berak Gang Bakung No. 1460 RT 30 Kelurahan 9 Ilir Sekip
Tengah Palembang
2. Komposisi keluarga
Status BB Status
Hub.
No Nama L/P Umur Pendidikan Kesehat Imunisas
Keluarga
an i
Genogram
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Tinggal serumah
3. Type Keluarga
Keluarga Tn. S merupakan keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, anak
kandung, menantu serta cucu dari keturunannya.
5. Suku Bangsa
Tn. S menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku jawa dan hidup
dilingkungan etnis jawa. Tn. S berkomunikasi dengan bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia baik antara anggota keluarga maupun dengan tetangga sekitar dan tidak
ada budaya yang bertentangan dengan kesehatan
6. Agama
Semua anggota keluarga Tn. S beragama Islam dan menjalankan ibadah di rumah
dan di masjid.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. S tidak bekerja lagi, dikeluarga ekonomi didapatkan dari anak kandung dan
menantu yang bertempat tinggal bersama Tn. S dengan penghasilan Rp. 3.000.000-
5.000.000. Harta benda yang dimiliki dirumah meliputi mobil, motor, sepeda, dan
perabotan rumah yang lengkap. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan yaitu
berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari seperti berbelanja makanan sehari-hari.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga, setiap hari mereka menonton TV bersama-sama
anak, menantu dan cucu di malam hari. Kadang mereka juga berkumpul bersama
tetangaga atau saudara dekat untuk berbincang-bincang bersama.
b. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan Keluarga Tn. S saat ini adalah keluarga dengan lansia dan
hanya anak yang ke-2 dan ke-3 yang tinggal serumah dengannya dan mempunyai
seorang anak yang masih berumur 1,5 tahun dan 7 tahun. Menantu Tn. S bekerja di
palembang sebagai karyawan.
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Saat ini keluarga Tn. S sebagai keluarga dengan lansia. Tn. S merasa kesepian
karena ditinggal oleh istrinya, tetapi bahagia karena ditemani oleh anak kandung,
menantu serta cucu. Pada saat pengkajian didapatkan bahwa Tn. S terliat mondar
mandir, komunikasi kurang jelas dan sulit dipahami.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
a) Tn. S mengatakan mempunyai penyakit keturunan dari bapaknya yaitu darah
tinggi.
b) Anak Tn. S (Tn. A), tidak memiliki masalah kesehatan.
c) Menantu Tn. S (Ny. M), saat ini tidak ada masalah penyakit yang di derita, dan
juga jarang sakit.
d) Anak Tn. S (Ny. T): Ny. T sampai saat ini tidak ada penyakit yang di derita, dan
Ny. T jarang sakit.
e) Menantu Tn. S (Tn. H), saat ini tidak ada masalah penyakit yang di derita, dan
juga jarang sakit.
f) Cucu Tn. S (An. S): An. S tidak punya riwayat penyakit berbahaya dan jarang
sakit.
g) Cucu Tn. S (An. D) anak saya sudah berumur 1,5 tahun, tidak mempunyai
penyakit yang dideritai tetapi sangat lincah.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Menurut pengakuan keluarga Tn. S, bapak dari Tn. S dahulu mempunyai penyakit
hipertensi.
c. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. S merupakan rumah permanent. Dirumah tersebut terdapat:
Kamar tidur (1 kamar tidur yang terdapat diruang depan dan 2 kamar tidur
yang terdapat di ruang tengah)
Ruang tamu
Rumah makan Tn. S bergabung dengan dengan ruang dapur
Kamar mandi berjumlah 2 dan WC 2
Lantai rumah Tn. Y terbuat dari plester. Sumber air keluarga berasal dari PAM,
kualitas airnya bersih. Keluarga Tn. S mengatakan membuang air limbah di
belakang rumah dengan membuatkan saluran dan tempat penampungan. Untuk
pembuangan sampah dilakukan dengan ditampung dulu didalam kotak sampah
kemudian dibuang di TPA. Untuk sarana penerangan keluarga Tn. S
menggunakan listrik semuanya. Disamping rumah terdapat kandang ayam.
G
Ruang Tamu
A
k. tidur k. tidur R
Ruang Keluarga A
S
k.mandi WC I
Kandang.
ayam
k.mandi WC Dapur
Pembuangan
limbah
2. Fungsi Sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: Hubungan antara anak kandung sampai
sejauh ini baik dan hubungna dengan keluarga besarnya pun baik dan hubungan
antara menantu dan cucu terjalin dengan baik. Hubungan keluarga dengan orang
lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: interaksi dan hubungan dalam keluarga
baik-baik saja.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Tn. S selalu
memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah pada anak kandung dan
menantu.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang: kegiatan di waktu senggang keluarga sering
jalan-jalan bersama anak kandung, menantu serta cucu.
e) Partisipasi dalam kegiatan social : membantu dalam kegiatan perkumpulan
dimasyarakat laksanakan.
3. Fungsi Reproduksi
Istri Tn. S sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Tn. S memiliki anak 6 orang, anak
kedua dan ketiga tinggal bersama dengan Tn. S.
4. Fungsi Ekonomi
Tn. S mengatakan penghasilannya tidak ada atau tidak bekerja lagi karena faktor
usia lanjut, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari diserahkan kepada anak
kandung dan menantu.
5. Fungsi Perawatan kesehatan
a) Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn. S mengatakan mengetahui penyakitnya yang diderita Tn. S yaitu
darah tinggi tetapi tidak tahu penyebabnya, cuma sedikit tahu tentang tanda dan
gejala serta bertanya makanann yang harus dihindari bagi Tn. S yang menderita
hipertensi. Tn. S mengaku mengetahui penyakit yang diderita yaitu darah tinggi.
b) Kemampuan Mengambil Keputusan Mengenal Tindakan Kesehatan
Keluarga Tn. S mengatakan jika Tn. S merngalami darah tinggi langsunng
minum obat yang didapatkan dari pemberian puskemas dan seminggu sekali
konsul di puskesmas terdekat mengenai penyakit yang di derita.
c) Kemampuan Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit
Keluarga Tn. S mengatakan mengetahui tentang penyakit yang diderita Tn. S,
namun keluarga Tn. S segera membawa Tn. S ke palayanan kesehatan jika
mengalami sakit. Dalam merawat Tn. S, masih memberikan makanan yang
sama dengan anggota keluarga yang lainnya, pola tidur juga masih belum sesuai
dan waktunya kurang lama, namun selalu melakukan kontrol secara teratur ke
pelayanan kesehatan.
d) Kemampuan Keluarga Memelihara/Memodifikasi Lingkungan Rumah Yang
Sehat
Keluarga mengatakan pembuangan sampah dilakukan di tempat pembuangan
penampungan. Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari, mengepel 1
minggu sekali dan lantai kamar mandinya tidak licin, bersih dan terawat.
e) Kemampuan Menggunakan Fasilitas Kesehatan
Keluarga selalu memeriksakan Tn. S ke Puskesmas atau petugas kesehatan bila
sakit dan Tn.S melakukan periksa sejak menderiat Hipertensi.
f. Stres dan Koping Keluarga
1. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
b) Stressor Jangka Pendek
Tn. S mengatakan sering mengeluh pusing
c) Stressor Jangka Panjang
Tn. S khawatir tensinya bertambah tinggi
2. Respon Keluarga Terhadap Stressor
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke Puskesmas atau
petugas kesehatan.
3. Strategi Koping
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
g. Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga
Riwayat hipertensi - - - - - -
1 penyakit
saat ini
Keluhan Pusing - - - - - -
2 yang
dirasakan
Riwayat - - - - - - -
4 penyakit
sebelumnya
Saat bernafas Saat bernafas Saat bernafas Saat Saat bernafas Saat bernafas Saat bernafas
tidak tidak tidak bernafas tidak tidak tidak
menggunakan menggunakan menggunakan tidak menggunakan menggunakan menggunakan
otot bantuan otot bantuan otot bantuan menggunak otot bantuan otot bantuan otot bantuan
pernafasan. pernafasan. pernafasan. an otot pernafasan. pernafasan. pernafasan.
Tidak ada Tidak ada Tidak ada bantuan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
bengkak, lesi (-) bengkak, lesi bengkak, lesi pernafasan. bengkak, lesi bengkak, lesi bengkak, lesi
Sistem
7 Tidak ada (-) (-) Tidak ada (-) (-) (-)
respirasi
penimbunan Tidak ada Tidak ada bengkak, Tidak ada Tidak ada Tidak ada
cairan penimbunan penimbunan lesi (-) penimbunan penimbunan penimbunan
Bunyi nafas cairan cairan Tidak ada cairan cairan cairan
vesikuler Bunyi nafas Bunyi nafas penimbunan Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas
vesikuler vesikuler cairan vesikuler vesikuler vesikuler
Bunyi nafas
vesikuler
Sistem - - -
10 - - -
genetalia
h. Harapan Keluarga
1) Terhadap masalah kesehatannya: Keluarga berharap agar tetap sehat.
2) Terhadap yang melakukan pengkajian: Dengan yang sudah dilakukan pengkajian
datang kerumahnya diharapkan membantu mengatasi masalah Tn. S dan ingin
sekali Tn. S tidak memiliki keluhan lagi.
3) Terhadap petugas kesehatan yang ada: mengharapkan supaya petugas kesehatan
bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat dengan penyuluhan-
penyuluhan seperti saat ini diharapkan dapat membantu masalah usia lanjut yang
dihadapi dan adanya bantuan dari petugas kesehatan untuk mengurangi masalah
tersebut.
g. Pertanyaan Foksus Pada Tahap Perkembanga Keluarga Dengan Lansia
1) Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja dan ditinggal pasangannya?
Tn. S mengatakan malas setelah tidak bekerja, namun ada saja yang bisa
dilakukan seperti memberikan ayam makan atau merawatnya. Tn. S mengatakan
sangat kesepian karena telah ditinggal istri tetapi dirumah ada anak menantu
serta cucu yang tinggal bersama untuk mengurangi rasa kesepian dirumah. Tn. S
menghadapi kehilangan (kematian) pasangan dengan sikap yang positif.
2) Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah?
Tn. S mengatakan kegiatan dirumahyanng bisa dilakukan yaitu memberikan
ayam makan dan untuk kegiatan diluar rumah seperti datang ke pengkajian,
takziah serta berobat atau konsul ke puskesmas.
3) Bagaimana kunjungan anak ke orang tua, berapa frekuensi kunjungan anak?
Tn. S mengatakan untuk kunjungan anak biasanya sebulan sekali, tetapi dirumah
yang tinggal bersama Tn. S ada anak, menantu serta cucu. Biasanyan anak
kunjungan ke Tn. S untuk melepas rindu dan berbagi cerita terhadap setelah
berubah peran menjadi orang tua yang baru.
4) Adakah orang yang menemani setiap hari?
Tn. S mengatakan ada, yaitu anak, menantu dan cucu dalam setiap harinya.
5) Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah dikategorikan usia tua?
Tn. S mengatakan dalam sehari-hari melakukan aktivitas sudah terbatas tidak
bisa lagi bekerja yang terlalu keras, sudah memikirkan kesehatan dan lebih dekat
lagi dengan ALLAH SWT.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisa Data
No. Data Masalah Etiologi
1. Data subjektif: Nyeri pada Ketidakmampuan
a. Tn. S mengatakan keluarga Tn. S keluarga mengenal
kepalanya terasa pusing khususnya Tn. S masalah hipertensi
b. Sudah didiagnosis pada Tn. S
hipertensi sejak 5 tahun
lalu
c. Saat ditanya mengenai
hipertensi, Tn. S dapat
menjelaskan secara
sederhana bahwa
hipertensi adalah tekanan
darah tinggi
d. Tn. S tidak mengetahui
penyebab hipertensi
e. Tn. S tidak mengetahui
tanda dan gejala
hipertensi selain pusing
f. Menurut Tn. S tidak
terlalu mengkhawatirkan
karena keluhan akan
hilang dengan sendirinya
Data Objektif:
a. TD 160/100 mmHg
b. Nadi 88 kali per menit
2. Data Subjektif: Kesepian pada Ketidakmampuan
Tn. S mengatakan Klien keluarga Tn. S merawat anggota
mengatakan merasa kesepian khususnya Tn. S keluarga yang
sejak ditinggalkan oleh mengalami kesepian
istrinya. khususnya pada Tn.
Data Objektif: S
a. Tampak sedih dikaji
b. Tampak mondar mandir
c. Tampak kurang jelas
dalam berkomunikasi
No Tujuan KH
Diagnosa Kep. Intervensi
. J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
2. Kesepian Setelah Setelah dilakukan Respon Keluarga dapat a. Kaji faktor penyebab Tn. S
pada dilakukan intervensi selama verbal menjelaskan dan merasa kesepian
keluarga intervensi 1x45 menit, dan re mendemonstrasikan cara b. Berikan penjelasan pada
Tn. S keperawatan diharapkan klien demonstr merawat keluarga Tn. S keluarga tentang cara
khususnya selama 2x tidak merasa asi khususnya Tn. S yang mengurangi kesepian pada
Tn. S pertemuan, kesepian dengn menagalami keseppian Tn. S
berhubung keluarga kriterias hasil yaitu dengan cara c. Demonstrasikan pada
an dengan mampu merawat keluarga mampu: mengajak reakreasi di keluarga tentang cara
ketidakma anggota 1. Memberikan luar rumah sedangkan di mengurangi kesepian Tn. S
mpuan keluarga Tn. S perawatan rumah ajak untuk d. Ajurkan keluarga untuk
merawat khususnya Tn. S pada Tn. S menonton dan berbicara seminggu sekali liburan
anggota yang mengalami yang bersama-sama. keluar rumah seperti
keluarga kesepian. mengalami makan bersama diluar,
yang kesepian kerumah anak kandung
mengalami untuk menemui cucu, dll/
kesepian e. Anjurkan keluarga untuk
saling terbuka pada Tn. S
dan selalu berada di dsisi
Tn. S
2. Menciptakan Pada Keluarga a. Jelaskan pentingnya
lingkungan kunjunga memperlihatkan lingkungan dalam
yang n yang kondisi ruangan yang mempengaruhi kondisi
kondusif bagi direncan rapi dan tenang penderita hipertensi
penderita akan b. Diskusikan dengan
hipertensi keluarga cara-cara menata
lingkungan
c. Motivasi keluarga untuk
menata ruangan
d. Beri pujian atas tindakan
yang dilakukan
Setelah dilakukan Psikomot Keluarga membawa Tn. d. Jelaskan pentingnya untuk
intervensi selama or S ke puskesmas jika sakit melihat kondisi Tn. S secara
1x45 menit, rutin
diharapkan klien e. Diskusikan dengan
tidak mengalami keluarga manfaat membawa
kesepian dengn anggota keluarga kususnya
kriterias hasil Tn. S ke puskesmas
keluarga mampu: f. Berikan pujian atas
3. Memanfaatka tindakan positif yang telah
n pelayanan dilakukan
kesehatan
untuk
memonitor
keadaan Tn. S
jika sakit
BAB IV
PENUTUP
B. Kesimpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Pada Usia 65 tahun seseorang
dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia tua dipandang sebagai masa
kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini.
Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri ciri khas, diantaranya usia
lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok
minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada
lansia
Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut
adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan
lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. Pada lansia terjadi banyak perubahan,
diantaranya perkembangan jasmani/fisik, perkembangan intelektual, perkembangan
emosi, perkembangan spiritual, perubahan sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan
hubungan sosio-emosional lansia.
Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan
beberapa masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual,
emosi, dan spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami
pikun atau sulit untuk mengingat. Masalah masalah pada lansia yang timbul karena
perubahan yang terjadi pada lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan,
apalagi kita semua juga akan mengalami masa masa ini.
C. Saran
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang
perkembangan yang terjadi pada lansia dan asuhan keperawatannya. Lansia adalah masa
dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal
lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik sebaiknya
masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak
menyesal di masa tua.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.psycholovegy.com/2012/05/masa-perkembangan-manusia-dewasa-akhir.html
Jhonson R. dan Leny R. (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.
Yogyakarta : Nuha Medika.
M. Friedman, Marilyn. (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC