Anda di halaman 1dari 6

Ontologi

Ontologi berasal dari bahasa yunani ontos: ada atau keberadaan dan logos:
ilmu atau pengetahuan yang berarti ilmu tentang sesuatu yang ada. Secara
ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan
realiti baik itu berbentuk jasmani atau kongkrit maupun rohani atau abstrak.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, ontologi ini adalah cabang ilmu filsafat
yang berhubungan dengan hakikat makhluk hidup.

Pertama kali antologi ini diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1936 M
untuk menamai hakikat sesuatu yang bersifat metafisis. Kemudian dalam
perkembangannya antologi ini diartikan sebagai metafisika umum.

Menurut Bagus (2000: 764-767), ontologi ini menyelidiki dan mencari jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan tentang ada atau tidaknya sesuatu. Contohnya apakah
bilangan itu nyata?, apakah pikiran itu nyata?, dll.

Metafisika

Secara etimologis, kata metafisika ini berasal dari bahasa Yunani meta ta physika
yang berarti hal-hal yang terdapat sesudah fisika.

Metafisika adalah suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat, hakikat pikiran, dan
hakikat zat dengan pikiran. Metafisika ini ada dua, ada yang dikenal metafisika
umum (ontologi) dan ada juga yang disebut metafisika khusus.
Metafisika khusus meliputi teologi metafisik, filsafat antropologi, dan kosmologi.
1. Teologi metafisik berhubungan erat dengan ontologi, karena cabang filsafat ini menyelidiki
apa yang dapat dikatakan tentang adanya Allah, lepas dari agama, lepas dari wahyu.

2. Filsafat antropologi merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang manusia.

Ia berupaya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti apakah


manusia itu?, apakah hakekat manusia itu?.

3. Kosmologi merupakan cabang filsafat yang memandang alam sebagai suatu


totalitas dari fenomena dan berupaya untuk memadukan spekulasi metafisik dengan
evidensi ilmiah di dalam suatu kerangka yang koheren. Hal-hal yang biasa disorot
dan dipersoalkan dalam kosmologi adalah mengenai ruang dan waktu, perubahan,
kebutuhan, kemungkinan-kemungkinan dan keabadian, dengan menggunakan
metode yang bersifat rasional. Dalam perkembangannya, cabang filsafat ini banyak
memberi bantuan bagi ilmu-ilmu alam.

Epistimologi

Berasal dari kata episteme yang berarti pengetahuan dan logos berarti ilmu atau
teori. Jadi epistemologi merupakan cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam
dan radikal tentang asal-usul pengetahuan, struktur, metode dan validitas
pengetahuan, bila direnungkan maka dapat dipahami bahwa prinsipnya
epistemologi adalah bagian dari filsafat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan dan batas-batas, sifat,
metode dan keahlian pengetahuan.

Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani, axios dan logos. Axios yang berarti sesuai atau wajar
dan logos yang berarti ilmu atau teori. Menurut Jujun S.Suriasumantri aksiologi

merupakan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh. Aksiologi ini mempertanyakan bagaimana cara manusia menggunakan
penalaran otak yang luar biasa sehingga perkembangan ilmu itu sudah sejak dulu
diarahkan dalam tahap-tahap pertumbuhannya.

Jadi, dapat disimpulkan aksiologi merupakan cabang filsafat ilmuyang mempertanyakan


bagaimana manusia menggunakan ilmunya.

Etika

Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani adalah Ethos, yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat
dengan perkataan moral yang merupakan dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam
bentuk jamaknya Mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari
hal-hal tindakan yang buruk.

Menurut Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat, etika adalah teori tentang
tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang
dapat ditentukan oleh akal.

Menurut Drs. H. Burhanudin Salam, etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.

Selanjutnya menurut K. Bertens, dalam buku berjudul Etika, 1994. yaitu secara
umumnya sebagai berikut:
1. Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai
pertimbangan niat

baikatau buruk sebagai akibatnya.

2. Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang
sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya.

3. Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan
baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi.

4. Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang
hadir.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa etika adalah salah satu cabang
filsafat tertua yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah moral.
Kajian etika ini lebih fokus pada perilaku, norma dan adat istiadat.

Estestika

Istilah estetika diperkenalkan oleh seorang filsuf Jerman bernama Alexander Gottlieb
Baumgarten (1714-1762) lewat salah satu karyanya. Menurutnya, estetika merupakan ilmu
pengetahuan tentang keindahan. Secara etimologis (bahasa), kata estetika berasal dari kata
dalam bahasa Yunani aesthesis yang berarti pengamatan, pencerapan inderawi atau
pemahaman intelektual.

Oleh karena itu sebagai salah satu cabang filsafat ilmu, estetika mempersoalkan dan
membahas tentangdefenisi, susunan, dan peranan keindahan khususnya dalam bidang seni.
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa keindahan merupakan objek dari estetika.

Empiris
Menurut KBBI, empiris merupakan kata sifat yangberdasarkan pengalaman
(terutama yg diperoleh dari penemuan, percobaan, dan pengamatan yang telah dilakukan)

Dalam filsafat ilmu, salah satu konsep mendasarnya adalah empirisme, atau
ketergantungan pada bukti. Empirisme sendiri adalah suatu aliran dalam
filsafatyang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman
manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah
pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme lahir di Inggrisdengan
tiga eksponennya adalah David Hume, George Berkeleydan John Locke. Di sini,
pernyataan ilmiah berarti harus berdasarkan dari pengamatan atau pengalaman.
Hipotesa ilmiah dikembangkan dan diuji dengan metode empiris, melalui berbagai
pengamatan dan eksperimentasi. Setelah pengamatan dan eksperimentasi ini bisa
selalu diulang dan mendapatkan hasil yang konsisten, hasil tersebutbisa dianggap
sebagai bukti yang dapat digunakan untuk mengembangkan teori-teori yang
bertujuan untuk menjelaskan fenomena alam.

Logika

Logika merupakan cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita.
Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus,
tepat, dan sehat.

Menurut (The Liang Gie.2000:21) logika adalah bidang pengetahuan yang


mempelajari segenap asas, aturan, dan tata cara penalaran yang betul (corret
reasoning), agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar
kebenaran, maka proses berpikir itu harus di katakana suatu cara tertentu.

Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berfikir yang menurut alur tertentu dalam menarik suatu
kesimpulan. Penalaran ini berbeda dengan logika, hal inidikarenakanlogika adalah ilmu

yang mempelajari pikiran melalui bahasa dan logika ada ketika telah terjadinya
penalaran yang dianggap baik atau buruk atas suatu pernyataan,

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui manusia. Secara etimolagi


pengetahuan yang dalam bahasa inngris yaitu knowledge berarti kepercayaan yang
benar (knowledge is justified true belief). Sedangkan secara terminologi, menurut
Drs. Sidi Gazaliba pengetahuan adalah apa yang di ketahui atau hasil dari
pekerjaan tahu. Maksud pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar,
insaf mengerti dan pandai. Jadi semua pengetahuan itu adalah milik dari isi
pikiran dan pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.

Loren Bagus dalam kamus filsafat menjelaskan bahwa pengetahuan adalah proses
kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri.

Ilmu

Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang bersifat empiris, sistematis, dapat
diukur, dan dibuktikan. Jadi perbedaan antara pengetahuan dan ilmu adalah jika
pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu manusia untuk memahami suatu objek
tertentu. Sedangkan ilmu (science) adalah pengetahuan yang bersifat positif dan
sistematis.

Anda mungkin juga menyukai