Subsisten
Pertanian subsisten adalah pertanian swasembada (self-sufficiency) dimana petani fokus pada
usaha membudidayakan bahan pangan dalam jumlah yang cukup untuk mereka sendiri dan keluarga. Ciri
khas pertanian subsisten adalah memiliki berbagai variasi tanaman dan hewan ternak untuk dimakan,
terkadang juga serat untuk pakaian dan bahan bangunan. Keputusan mengenai tanaman apa yang akan
ditanam biasanya bergantung pada apa yang ingin keluarga tersebut makan pada tahun yang akan datang,
juga mempertimbangkan harga pasar jika dirasakan terlalu mahal dan mereka memilih menanamnya
sendiri.
Meski dikatakan mengutamakan swasembada diri sendiri dan keluarga, sebagian besar petani
subsisten juga sedikit memperdagangkan hasil pertanian mereka (secara barter maupun uang) demi
barang-barang yang tidak terlalu berpengaruh bagi kelangsungan hidup mereka dan yang tidak bisa
dihasilkan di lahan, seperti garam, sepeda, dan sebagainya. Kebanyakan petani subsisten saat ini hidup
di negara berkembang. Banyak petani subsisten menanam tanaman pertanian alternatif dan memiliki
kemampuan bertani yang tidak ditemukan di metode pertanian maju.
Sumber: http://pertanian-subsisten.kota-batu.web.id/id1/608-489/Pertanian-
subsisten_34701_pertanian-subsisten-kota-batu.html (Diakses tanggal 15 Februari 2017)
Kapitalistik
Kapitalistik adalah suatu sistem ekonomi dimana sebagian besar barang-barang kapital (man
made seperti pabrik-pabrik, alat pengangkutan dan alat-alat produksi lain, maupun nature made seperti
tanah, bukit, sumber mineral dan bahan tambang) dimiliki oleh swasta, proses produksi-distribusi dan
konsumsinya juga oleh swasta dan motivasi kegiatan ekonomi terutama adalah untuk mencapai laba
sebesar-besarnya bagi pemiliknya. Kapitalisme lebih menitik-beratkan pada filsafat atau pandangan hidup
individualisme yang bersifat atomistis dan mekanistis. Contoh negara yang mendekati ekstrim untuk
kapitalisme adalah Amerika Serikat.
(1) Setiap manusia baik sebagai produsen ataupun konsumen dianggap sebagai homo
oikonomikus,
(2) Pengakuan adanya hak milik pribadi,
(3) Pengakuan terhadap kebebasan dan hak-hak asasi manusia secara formal-politis-yurudis,
(4) Kedaulatan konsumen dan kebebasan konsumen,
(5) Sistem pasar dan persaingan bebas,
(6) Motif mencari laba.
Sumber:
Gregory Grossman, Economic Systems, Prentice-Hall. Inc, Englewood, Cliffs, New Jersey, 1967.
Soetrisno. (1992). Kapita Selekta Ekonomi Indonesia (suatu studi). Yogyakarta: Andi Offset.
Sosialistik
Falsafah sosialisme dan yang berkaitan dengannya adalah suatu pandangan hidup atau ajaran
(doktrin, ngelmu, Jawa) yang lebih menitik-beratkan pada kepentingan masyarakat dan kepentingan
orang lain sehingga menolong yang membutuhkan atau the needy, merupakan kepuasan dan kesukaan
hatinya. Sosialisme lebih menitik-beratkan pada pandangan hidup kolektivisme yang bersifat universalistis
dan organistis. Contoh negara yang mendekati ekstrim untuk sosialisme adalah Uni Soviet.
Adapun lembaga-lembaga ekonomi yang inheren dengan sistem ekonomi sosialisme adalah:
Sumber:
Soetrisno. (1992). Kapita Selekta Ekonomi Indonesia (suatu studi). Yogyakarta: Andi Offset.
Patembayan
Patembayan (gesellschaft) merupakan suatu ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu
yang pendek, bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis sebagaimana terdapat dalam mesin.
Keanggotaan kelompok patembayan didasari oleh perhitungan yang bersifat rasional. Misalnya, untung
rugi, peningkatan karier, prestasi, dan status sosial. Ikatan dalam kelompok relatif longgar (fleksibel),
tetapi serba kompetitif atau bersaing dan sewaktu-waktu dapat berhenti sebagai anggota kelompok.
Contohnya, ikatan antar pedagang, organisasi dalam suatu pabrik, dan lain lain.
Di dalam gemeinschaft atau paguyuban terdapat suatu kemauan bersama (common will), ada
suatu pengertian (understanding), serta kaidah-kaidah yang timbul dengan sendirinya dari kelompok
tersebut. Jika terjadi pertentangan antar anggota suatu paguyuban, maka pertentangan tersebut tidak
akan dapat diatasi dalam suatu hal saja. Hal itu disebabkan oleh adanya hubungan yang menyeluruh
antaranggota-anggotanya. Sedangkan pada patembayan atau gesellscahft, di mana terdapat public life,
yang artinya bahwa hubungannya bersifat untuk semua orang. Pertentangan-pertentangan yang terjadi
antar anggota dapat dibatasi pada bidang-bidang tertentu sehingga suatu persoalan dapat dilokalisasi.
Sumber:
http://fungsi.web.id/2015/12/ciri-ciri-masyarakat-paguyuban-gemeinschaft-dan-patembayan-
gesellschaft.html (Diakses 15 Februari 2017)
Regenerasi Petani
Regenerasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia ialah pembaruan semangat dan tata susila;
penggantian generasi tua kepada generasi muda; peremajaan. Secara ringkas, Regenerasi bermakna ada
semangat perubahan untuk menjadi lebih baik menuju yang terbaik. Petani ialah orang yang pekerjaannya
bercocok tanam pada tanah pertanian dengan tujuan menjaga kelangsungan hidup secara pribadi hingga
kehidupan negaranya, Karena disetiap negara membutuhkan beras maupun bahan makanan pokok lain
yang dihasilkan dari lahan pertanian.
Saat ini para petani di Indonesia rata-rata didominasi oleh kaum tua yang melakukan aktifitas
ekonomi di pedesaan. Sedangkan, anak muda desa yang berumur 35 tahun kebawah seolah enggan untuk
meneruskan budaya petani Karena realitasnya dalam dunia pertanian dinilai terbelakang, kehidupan
dengan hasil ekonomi yang bisa dikatakan kurang. Krisis regenerasi petani menjadi problem yang cukup
memprihatinkan. Berkurangnya pemuda desa dalam melanjutkan budaya bertani melahirkan
kekhawatiran hilangnya tenaga produktif pedesaan, yang juga akan mempengaruhi hasil produktifitas dari
pertanian itu sendiri. Beberapa factor yang menyebabkan anak-anak petani tidak lagi meneruskan budaya
petani salah satunya rendahnya nilai tambah dari penjualan hasil pertanian serta ketertinggalan teknologi
pengolahan hasil pertanian. Turunnya angka rumah tangga petani dapat diartikan sebagai hilangnya
produsen pangan yang sekaligus berubah peran produsen menjadi konsumen. Hal ini patut dikuatirkan
karena kemampuan rakyat dalam melakukan tata kerja produksi pertanian menjadi hilang.
Perhatian terhadap penurunan ini menjadi sangat serius untuk memutus laju hilangnya para
petani muda. Butuh upaya-upaya dalam menumbuhkan regenerasi petani. Anak-anak petani di desa harus
dibekali pendidikan karakter dan kesadaran mengenai agraria yang cukup. Beberapa pengetahuan
mengenai koperasi, tata produksi pertanian teknis, teknologi tepat guna dan teknologi pangan adalah
pengetahuan yang penting. Pengetahuan mengenai modernisasi ekonomi desa hingga rantai pasokan
hasil panen harus diberikan kepada anak-anak petani sebagai bentuk penyiapan struktur ekonomi
pedesaan yang progresif. Hal tersebut ditanamkan dimulai dari keluarga petani, agar menahan anak serta
keturunannya beralih mata pencaharian. Selain memberikan pendidikan kepada generasi muda petani,
juga diperlukan integrase antar unit-unit ekonomi lintas bidang, negara diperlukan dalam memberikan
jaminan pendistribusian teknologi tepat guna serta ketersediaan pasar untuk hasil produksi desa.
Perbaikan infrastruktur dasar di pedesaan penting terutama yang berhubungan dengan pertanian, karena
menjadi bagian yang penting dalam menunjang kelangsungan produksi hasil pertanian yang baik. Setelah
dilakukan upaya-upaya tersebut, tetap dilakukan pendampingan secara berkala agar pengetahuan
tersebut dapat dioptimalkan tentunya dengan pelatihan-pelatihan sesuai dengan perkembangan
teknologi. Namun, dengan adanya teknologi yang mewujudkan modernisasi suatu desa, tentu harus
diimbangi dengan mempertahankan budaya pedesaan setempat.
Sumber:
Tengkulak
Tengkulak ialah pedagang yang berperan sebagai pengepul sekaligus pemasar yang membeli
komoditas dari petani dan peternak dengan harga yang cukup murah bahkan sangat jauh dibawah harga
pasaran. Para petani tidak memiliki pilihan lain karena akses yang cukup sulit ke tempat-tempat
pemasaran serta pengetahuan mereka yang kurang mengenai cara memasarkan produk, sehingga mereka
menjualnya kepada tengkulak. Disinilah pentingnya koperasi yang dapat memberikan pinjaman modal
kepada para petani disinilah dibutuhkan peran serta pemerintah untuk mengatasi dengan mendirikan
lembaga yang dapat diakses oleh petani di pelosok, seperti koperasi.
Sumber: