TEORI DASAR
Material adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang.
Berdasarkan pengertian tersebut maka material teknik adalah material yang
digunakan untuk menyusun sebuah benda dan digunakan untuk perekayasaan dan
perancangan di bidang teknik.
1.1 Klasifikasi Material
Material
Organik Anorganik
Baja Karbon Baja Karbon Baja Karbon Besi Cor Besi Cor Besi Cor Besi Cor
Rendah Menengah Tinggi Putih Nodular Melleable Kelabu
2. Material Anorganik
a. Ferro
Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steel), kadar paduan > 8%.
Contoh : baja tahan karat (Stain Less Steel), baja perkakas dan
baja tahan gesek.
Holding
Holding
Q N A
Q N A
g
ri n
pe
m
Te
Besi Cor Besi Cor Besi Cor Besi Cor Besi Cor Besi Cor t
Putih Kelabu Kelabu Melliable Melliable Melliable
Pearlitic Ferritic Martensitik Pearlitic Ferritic
Q N A
b. Non Ferro
Logam non ferro adalah logam dengan unsur penyusun utamanya selain Fe
(besi) yang dicampur dengan unsur lain.
Contoh : kuningan (Cu + Zn), alumunium, dan brass.
B. Non Logam
Non logam adalah material dengan titik didih rendah dan bersifat isolator,
tidak tahan temperatur yang tinggi, dan sebagian tembus cahaya. Material
non logam terdiri dari :
a. Polimer
2) Termosetting
Termosetting merupakan polimer dengan rantai
hidrokarbon bercabang, tahan terhadap temperatur tinggi, dan
mempunyai stabilitas yang tinggi.
Contoh : PVC (Poly Vinyl Chloride) dan melamin.
3) Elastomer
Elastomer merupakan polimer yang mempunyai tingkat
elastisitas yang tinggi dan rantai karbon berbentuk jala.
Contoh : Karet alam.
b. Komposit
Atom merupakan bagian terkecil dari material yang tidak dapat dibagi lagi
dengan reaksi kimia biasa.
2. Sel Satuan
Sel satuan merupakan gabungan dari beberapa atom yang tersusun secara
teratur dan berulang.
a
Gambar A.1.33 Body Centered Cubic
APF = =
n atom =
, maka :
APF =
= 0,68 = 68 %
2) Face Centered Cubic (FCC)
APF =
n atom =
maka :
APF =
= 0,74 = 74 %
b. Hexagonal Closed Package (HCP)
n atom =
= 4,899a3 sin 60
= 4,24a3
a = 2R, maka :
Volume sel satuan = 4,24(2R)3
= 4,24 x 8R3
= 33,94 R3
APF = =
= = = 74%
c. Tetragonal
3. Butir
Butir merupakan kumpulan sel satuan yang mempunyai arah dan
orientasi gerak yang sama yang dilihat dari arah dua dimensi.
4. Kristal
Kristal merupakan susunan dari sel satuan yang memiliki arah dan
orientasi gerak yang sama dilihat dari arah tiga dimensi.
b. Substitusi
Substitusi adalah adanya penggantian atom dengan atom lain
c. Intertisi
Intertisi adalah adanya penyisipan oleh atom asing. Interisi terbagi
menjadi:
Self-Intertisi
Self-Intertisi adalah adanya penyisipan oleh atom sendiri.
Impurity
Impurity merupakan adanya penyisipan oleh atom lain dan bersifat
menganggu
Self-Intertisi
Vacancy
subtitusi
intertisi
2. Cacat garis
Cacat garis yaitu cacat yang terjadi karena adanya segaris atom yang
hilang atau yang tidak sempurna. Terdiri dari :
a. Dislokasi Sisi
Dislokasi sisi adalah dislokasi yang arah geraknya tegak lurus terhadap
garis dislokasi.
b. Dislokasi Ulir
Dislokasi ulir adalah dislokasi yang arah geraknya sejajar dengan
garis dislokasi.
3. Cacat bidang
Cacat bidang adalah cacat kompleks pada material karena
ketidaksempurnaan pada sebidang atom yang terjadi pada batas butir.
Cacat bidang terbagi atas :
a. Batas butir
Batas butir merupakan garis batas yang terjadi dari pertemuaan
orientasi butir yang berbeda.
.
Gambar 1.46 Batas butir
b. Twinning
Garis kembar (Twin) adalah dua garis sejajar yang terjadi akibat
slip, dan ini terjadi pada material yang memiliki banyak bidang slip atau
bidang geser, yakni material yang memiliki sel satuan FCC. Garis kembar
terjadi karena butir-butir saling berdesakan
4. Cacat volume
Cacat volume atau cacat ruang adalah adanya ketidaksempurnaan
kristal pada seruang atom dengan timbulnya rongga antar batas butir
karena orientasi butir dapat dilihat secara langsung.
2. Sifat fisik
Sifat fisik adalah sifat material yang dapat dilihat secara langsung tanpa
melakukan pembebanan dan telah ada pada material tersebut.
Contoh : warna, dimensi.
3. Sifat termal
Sifat termal adalah sifat material yang dipengaruhi oleh temperatur.
Contoh : titik didih dan titik cair.
4. Sifat akuistik
Sifat akustik adalah sifat material yang berhubungan dengan bunyi.
Contoh : Fibrasi.
5. Sifat kimia
Sifat kimia adalah sifat kimia dari material untuk mampu berinteraksi
dengan lingkungannya.
Contoh : Korosi
6. Sifat magnetik
Sifat magnetik adalah sifat material untuk merespon medan magnet.
Contoh : Induksi magnetic.
7. Sifat optik
Sifat optik adalah sifat material yang berhubungan dengan pencahayaan.
Contoh : pembiasan.
8. Sifat mekanik
Sifat mekanik adalah sifat material yang dipengaruhi oleh pembebanan.
Sifat mekanik terdiri dari :
a. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan material untuk menahan deformasi
plastis lokal akibat adanya penetrasi dipermukaan. Kekerasan ini tidak
mempunyai kurva karena hanya berbentuk titik
b. Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan material untuk menahan deformasi
plastis secara menyeluruh sampai material itu patah.
e
Gambar A.1.57 Kurva Kekuatan
c. Kelentingan
Kelentingan adalah besarnya energi yang diserap oleh material selama
pembebanan elastis dan bila pembebenan dihilangkan akan kembali ke
bentuk semula.
d. Keuletan
Keuletan adalah regangan plastis maksimum yang mampu ditahan oleh
material sampai material tersebut patah.
e. Ketangguhan
Ketangguhan adalah besarnya energi yang dapat diserap oleh material
sampai material tersebut patah.
f. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah perbandingan antara tegangan dan regangan
pada daerah elastis yang menunjukkan derajat kekakuan material.
2. Berdasarkan Pembebanan
Terbagi atas :
a. Pembebanan Statis
Pengujian dengan pembebanan statis adalah pengujian yang
dilakukan dengan memberikan beban yang konstan setiap perubahan
waktu kepada suatu material. Jadi, berapapun lamanya pengujian,
jumlah beban yang diberikan pada material itu adalah sama.
Contoh : uji tarik, uji keras, uji tekan, uji puntir, dan uji lentur.
b. Pembebanan Dinamis
Pengujian dengan pembebanan dinamis adalah pengujian yang
dilakukan dengan memberikan beban yang berbeda setiap perubahan
waktu kepada suatu material. Jadi, setiap perubahan waktu yang
terjadi, beban yang diberikan kepada material haruslah berbeda.
Contoh : Uji lelah.
c. Pembebanan Impak
Pengujian dengan pembebanan impak adalah pengujian yang
dilakukan dengan memberikan beban secara tibatiba atau beban kejut
kepada suatu material. Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembebanan
ini sangat sedikit sekali.
Contoh : uji impak.