Anda di halaman 1dari 27

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik Mesin 2014/2015 Uji Keras

TEORI DASAR

Material adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang.
Berdasarkan pengertian tersebut maka material teknik adalah material yang
digunakan untuk menyusun sebuah benda dan digunakan untuk perekayasaan dan
perancangan di bidang teknik.
1.1 Klasifikasi Material
Material

Organik Anorganik

Logam Non Logam

Non-Ferro Ferro Polimer Komposit Keramik

Baja Besi Cor

Termoplastik Termosetting Elastomer Tradisional Modern


Baja Karbon Baja Paduan

Baja Paduan Baja Paduan MMC PMC CMC


Rendah Tinggi

Baja Karbon Baja Karbon Baja Karbon Besi Cor Besi Cor Besi Cor Besi Cor
Rendah Menengah Tinggi Putih Nodular Melleable Kelabu

Gambar A.1.1 Bagan Klasifikasi Material


Berdasarkan sumbernya material dibagi atas dua macam :
1. Material Organik

Gambar A.1.2 Material Organik


Material organik adalah material yang bersumber dari alam berupa
makhluk hidup dan dapat dimanfaatkan langsung tanpa melalui proses.
Contoh : kayu, karet alam, dan batu bara.
1
Kelompok 10 Teori Dasar Material

2. Material Anorganik

Gambar A.1.3 Material Anorganik


Material anorganik adalah material yang bersumber dari selain makhluk
hidup dan untuk mendapatkannya harus diproses terlebih dahulu.
Material anorganik dibedakan atas 2 macam yaitu :
A. Logam

Gambar A.1.4 Logam


Logam adalah material yang mempunyai daya hantar listrik yang
tinggi dengan sifat konduktor yang baik, tahan terhadap temperatur tinggi
dan mempunyai titik lebur tinggi. Logam terdiri dari :

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 2


Kelompok 10 Teori Dasar Material

a. Ferro

Gambar A.1.5 Baja sebagai contoh logam ferro

Logam ferro adalah logam dengan unsur penyusun utamanya adalah


Fe (besi). Logam ferro terbagi menjadi :
I. Baja

Gambar A.1.6 Baja


Baja merupakan logam dengan unsur penyusun utamanya adalah
Fe (besi) dan C (karbon) dengan kadar karbon antara 0,02 % sampai
2,1 %. Baja ini terdiri atas :
1) Baja Karbon (Carbon Steel)

Gambar A.1.7 Baja Karbon

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 3


Kelompok 10 Teori Dasar Material

Baja Karbon terdiri dari :


Baja Karbon Rendah (Low Carbon Steel), dengan kadar
karbon 0,02 % C < 0,2 %.

Gambar A.1.8 Plat


Baja Karbon Menengah (Medium Carbon Steel), dengan
kadar karbon 0,2 % C < 0,5 %.

Gambar A.1.9 Roda Gigi


Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel), dengan kadar
karbon 0,5 % C < 2,1 %.

Gambar A.1.10 Gergaji

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 4


Kelompok 10 Teori Dasar Material

2) Baja Paduan (Alloy Steel)

Gambar A.1.11 Baja Paduan

Baja paduan adalah baja yang diperoleh dari pemaduan dua


unsur atau lebih untuk mendapatkan sifat mekanik tertentu
yang diinginkan, terdiri dari :
Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel), kadar paduan < 8%.

Gambar A.1.12 Baja Paduan Rendah

Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steel), kadar paduan > 8%.

Gambar A.1.13 Baja Paduan Tinggi

Contoh : baja tahan karat (Stain Less Steel), baja perkakas dan
baja tahan gesek.

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 5


Kelompok 10 Teori Dasar Material

II. Besi Cor (Cast Iron)


Besi cor merupakan logam dengan unsur penyusunnya
adalah Fe dan karbon yang kadar karbonnya antara 2,1 % sampai
6,67 %.
TC

Holding

Holding

Q N A

Q N A
g
ri n
pe
m
Te

Besi Cor Besi Cor Besi Cor Besi Cor Besi Cor Besi Cor t
Putih Kelabu Kelabu Melliable Melliable Melliable
Pearlitic Ferritic Martensitik Pearlitic Ferritic

Gambar A.1.14 Skema Pembentukan Besi Cor

Berdasarkan proses pembuatannya besi cor terbagi atas :


a) Besi Cor Putih (White Cast Iron)
Besi cor putih merupakan besi cor yang tidak mempunyai grafit
dengan fasa + Fe3C. Didapat dengan pendinginan cepat,
sehingga banyak mengandung Fe3C. Hal ini yang
menyebabkan besi cor putih bersifat keras dan getas dengan %
Si < 1.

Gambar A.1.15 Besi Cor Putih

b) Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)


Besi cor kelabu merupakan besi cor dengan bentuk grafit
berbentuk serpihan yang terbentuk dari Fe3C yang terurai,
bersifat lunak dan getas, mampu meredam getaran, dan
mempunyai kekuatan tekan yang tinggi. Pembentukannya sama

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 6


Kelompok 10 Teori Dasar Material

dengan besi cor putih, perbedaannya terletak pada laju


pendinginan.
Contoh : konstruksi mesin jahit, blok mesin, lampu hias, dan
mesin bubut.

Berdasarkan matriks terbagi dua, yaitu :


Besi Cor Kelabu Perapian Putih (Ferritic) bermatriks .
Terbentuk dengan pendinginan lambat.

Gambar A.1.16 Besi Cor Kelabu Perapian Putih

Besi Cor Kelabu Perapian Hitam (Pearlitic) bermatriks +


Fe3C. Terbentuk dengan pendinginan normal

Gambar A.1.17 Besi Cor Kelabu Perapian Hitam

c) Besi Cor Nodular (Nodular Cast Iron)


TC

Holding Ditambah dengan 2A (Mg)

Q N A

Besi Cor Besi Cor Besi Cor


Nodular Nodular Nodular
Martensitik Pearlitic Ferritic

Gambar A.1.18 Skema Pembentukan Besi Cor Nodular

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 7


Kelompok 10 Teori Dasar Material

Bentuk grafit bulat, pembuatan dengan cara besi cor


dipanaskan kemudian ditambah Mg (Magnesium) dan akan
terbentuk gelembung-gelembung udara yang nantinya akan
diisi oleh karbon dan memiliki keuletan yang tinggi.
Berdasarkan matriksnya terbagi dua, yaitu :
Besi Cor Nodular Putih bermatrik . (Ferritic)
Terbentuk dengan pendinginan secara lambat.

Gambar A.1.19 Besi Cor Nodular Ferritic

Besi Cor Nodular Hitam (Pearlitic) bermatriks +Fe3C


Terbentuk dengan pendinginan secara cepat.

Gambar A.1.20 Besi Cor Nodular Pearritic

d) Besi Cor Meliabel (Melleable Cast Iron)


Besi cor yang diperoleh melalui proses tempering yang
mempunyai sifat keras dan getas serta bentuk grafit seperti
bongkahan.
Contoh : spare part yang berukuran kecil.
Berdasarkan matriksnya terbagi dua, yaitu :
Besi Cor Meliabel Putih bermatrik . (Ferritic)
Terbentuk dengan pendinginan secara lambat.

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 8


Kelompok 10 Teori Dasar Material

Gambar A.1.21 Besi Cor Meliabel Putih

Besi Cor Meliabel Hitam Bermatriks +Fe3C. (Pearlitic)


Terbentuk dengan pendinginan secara cepat.

Gambar A.1.22 Besi Cor Meliabel Hitam

b. Non Ferro

Gambar A.1.23 Non Ferro

Logam non ferro adalah logam dengan unsur penyusun utamanya selain Fe
(besi) yang dicampur dengan unsur lain.
Contoh : kuningan (Cu + Zn), alumunium, dan brass.

B. Non Logam

Gambar A.1.24 Non Logam

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 9


Kelompok 10 Teori Dasar Material

Non logam adalah material dengan titik didih rendah dan bersifat isolator,
tidak tahan temperatur yang tinggi, dan sebagian tembus cahaya. Material
non logam terdiri dari :
a. Polimer

Gambar A.1.25 Polimer

Polimer merupakan gabungan monomer-monomer yang membentuk rantai


hidrokarbon (C-H) yang panjang yang terdiri dari :
1) Termoplastik
Termoplastik merupakan polimer dengan rantai karbon lurus, tidak
tahan temperatur tinggi, dan berkekuatan rendah.
Contoh : plastik.

Gambar A.1.26 Plastik

2) Termosetting
Termosetting merupakan polimer dengan rantai
hidrokarbon bercabang, tahan terhadap temperatur tinggi, dan
mempunyai stabilitas yang tinggi.
Contoh : PVC (Poly Vinyl Chloride) dan melamin.

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 10


Kelompok 10 Teori Dasar Material

Gambar A.1.27 Poly Vinyl Chloride

3) Elastomer
Elastomer merupakan polimer yang mempunyai tingkat
elastisitas yang tinggi dan rantai karbon berbentuk jala.
Contoh : Karet alam.

Gambar A.1.28 Karet

b. Komposit

Gambar A.1.29 Komposit

Komposit merupakan perpaduan dua unsur yang terdiri dari


matriks dan fiber, yang masih memiliki sifat aslinya. Fiber sebagai
penguat dan matriks sebagai pengikat.

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 11


Kelompok 10 Teori Dasar Material

Berdasarkan matriksnya, komposit terbagi menjadi :


1) Metal Matriks Composit (MMC) dengan logam sebagai matrik.
Contoh : badan pesawat terbang.
2) Ceramic Matriks Composite (CMC) dengan keramik sebagai
matrik.
Contoh : beton.
3) Polymer Matriks Composite (PMC) dengan polimer sebagai
matrik.
Contoh : ban mobil.
c. Keramik

Gambar A.1.30 Keramik

Keramik adalah suatu material yang merupakan perpaduan logam dan


non logam yang membentuk sifat baru melalui proses pemanasan.
Keramik terbagi atas dua, yaitu :
1) Keramik Tradisional
Keramik tradisional adalah keramik yang pembuatannya
mengalami proses pemisahan secara tradisional.
Contoh : gerabah dan ubin.
2) Keramik Modern
Keramik modern adalah keramik yang mengalami proses kimia
secara modern untuk mendapatkan properties / sifat yang
diinginkan.
Contoh : keramik pada besi dibuat untuk mencegah rugi-rugi panas
pada pencetusan awal pembakaran.

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 12


Kelompok 10 Teori Dasar Material

1.2 Struktur Mikro Material


Struktur mikro material terdiri atas :
1. Atom

Gambar A.1.31 Atom

Atom merupakan bagian terkecil dari material yang tidak dapat dibagi lagi
dengan reaksi kimia biasa.
2. Sel Satuan

Gambar A.1.32 Sel Satuan

Sel satuan merupakan gabungan dari beberapa atom yang tersusun secara
teratur dan berulang.

Jenis-jenis sel satuan antara lain :


a. Cubic
Sel satuan Cubic terdiri dari :
1) Body Centered Cubic (BCC)
Perhitungan APF dari BCC adalah :

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 13


Kelompok 10 Teori Dasar Material

a
Gambar A.1.33 Body Centered Cubic

APF = =

n atom =

, maka :

APF =

= 0,68 = 68 %
2) Face Centered Cubic (FCC)

Gambar A.1.34 Face Centered Cubic

Perhitungan APF dari FCC adalah

APF =

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 14


Kelompok 10 Teori Dasar Material

n atom =

maka :

APF =

= 0,74 = 74 %
b. Hexagonal Closed Package (HCP)

Gambar A.1.35 Hexagonal Closed Package

Cara perhitungan APF dari HCP :

n atom =

volume sel satuan = luas alas x tinggi


tinggi = 1,633a
luas alas = 6 x luas segitiga
= 6 x (1/2 a x a sin 60)
= 6 x (1/2 a2 sin 60)
= 3a2 sin 60
Volume sel satuan = 3a2 sin 60 x 1,633a

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 15


Kelompok 10 Teori Dasar Material

= 4,899a3 sin 60
= 4,24a3
a = 2R, maka :
Volume sel satuan = 4,24(2R)3
= 4,24 x 8R3
= 33,94 R3

APF = =

= = = 74%

c. Tetragonal

Gambar A.1.36 Tetragonal

Syarat dari tetragonal ini adalah a = b c dan = = = 90.


d. Triklin

Gambar A.1.37 Triklin

Syarat dari Triklin adalah a b c dan 90.


e. Monoklin

Gambar A.1.38 Monoklin

Syarat dari Monoklin adalah a b c dan = = 90 .

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 16


Kelompok 10 Teori Dasar Material

3. Butir
Butir merupakan kumpulan sel satuan yang mempunyai arah dan
orientasi gerak yang sama yang dilihat dari arah dua dimensi.

Gambar A.1.39 Butir

4. Kristal
Kristal merupakan susunan dari sel satuan yang memiliki arah dan
orientasi gerak yang sama dilihat dari arah tiga dimensi.

Gambar A.1.40 Kristal

1.3 Cacat pada Material


Cacat material adalah ketidaksempurnaan pada struktur material.
Cacat pada material terdiri dari :
1. Cacat titik
Cacat titik adalah ketidaksempurnaan pada material dalam skala
atomik. Cacat yang terjadi berupa titik yang terdapat pada susunan atom,
terbagi menjadi :
a. Vacancy
Vacancy adalah adanya kekosongan pada susunan atom.

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 17


Kelompok 10 Teori Dasar Material

b. Substitusi
Substitusi adalah adanya penggantian atom dengan atom lain

c. Intertisi
Intertisi adalah adanya penyisipan oleh atom asing. Interisi terbagi
menjadi:
Self-Intertisi
Self-Intertisi adalah adanya penyisipan oleh atom sendiri.
Impurity
Impurity merupakan adanya penyisipan oleh atom lain dan bersifat
menganggu

Self-Intertisi

Vacancy

Gambar A.1.41 Vacancy and Self-Intertisi

subtitusi

intertisi

Gambar A.1.42 Substitusi dan Intertisi

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 18


Kelompok 10 Teori Dasar Material

Gambar A.1.43 Impurity

2. Cacat garis
Cacat garis yaitu cacat yang terjadi karena adanya segaris atom yang
hilang atau yang tidak sempurna. Terdiri dari :
a. Dislokasi Sisi
Dislokasi sisi adalah dislokasi yang arah geraknya tegak lurus terhadap
garis dislokasi.

Gambar A.1.44 Dislokasi Sisi

b. Dislokasi Ulir
Dislokasi ulir adalah dislokasi yang arah geraknya sejajar dengan
garis dislokasi.

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 19


Kelompok 10 Teori Dasar Material

Gambar A.1.45 Dislokasi Ulir

3. Cacat bidang
Cacat bidang adalah cacat kompleks pada material karena
ketidaksempurnaan pada sebidang atom yang terjadi pada batas butir.
Cacat bidang terbagi atas :
a. Batas butir
Batas butir merupakan garis batas yang terjadi dari pertemuaan
orientasi butir yang berbeda.

.
Gambar 1.46 Batas butir

b. Twinning
Garis kembar (Twin) adalah dua garis sejajar yang terjadi akibat
slip, dan ini terjadi pada material yang memiliki banyak bidang slip atau

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 20


Kelompok 10 Teori Dasar Material

bidang geser, yakni material yang memiliki sel satuan FCC. Garis kembar
terjadi karena butir-butir saling berdesakan

Gambar 1.47 Twinning

4. Cacat volume
Cacat volume atau cacat ruang adalah adanya ketidaksempurnaan
kristal pada seruang atom dengan timbulnya rongga antar batas butir
karena orientasi butir dapat dilihat secara langsung.

Gambar A.1.48 Cacat Volume

1.4 Sifat-Sifat Material


Sifat-sifat yang terdapat pada material adalah :
1. Sifat teknologi
Sifat teknologi adalah sifat material untuk mampu diproses.
Contoh : mampu cor.

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 21


Kelompok 10 Teori Dasar Material

Gambar A.1.49 Mampu Tempa

2. Sifat fisik
Sifat fisik adalah sifat material yang dapat dilihat secara langsung tanpa
melakukan pembebanan dan telah ada pada material tersebut.
Contoh : warna, dimensi.

Gambar A.1.50 Warna

3. Sifat termal
Sifat termal adalah sifat material yang dipengaruhi oleh temperatur.
Contoh : titik didih dan titik cair.

Gambar A.1.52 Titik Didih dan Titik Cair

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 22


Kelompok 10 Teori Dasar Material

4. Sifat akuistik
Sifat akustik adalah sifat material yang berhubungan dengan bunyi.
Contoh : Fibrasi.

Gambar A.1.53 Fibrasi

5. Sifat kimia
Sifat kimia adalah sifat kimia dari material untuk mampu berinteraksi
dengan lingkungannya.
Contoh : Korosi

Gambar A.1.54 Korosi

6. Sifat magnetik
Sifat magnetik adalah sifat material untuk merespon medan magnet.
Contoh : Induksi magnetic.

Gambar A.1.55 Induksi Magnet

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 23


Kelompok 10 Teori Dasar Material

7. Sifat optik
Sifat optik adalah sifat material yang berhubungan dengan pencahayaan.
Contoh : pembiasan.

Gambar A.1.56 Pembiasan

8. Sifat mekanik
Sifat mekanik adalah sifat material yang dipengaruhi oleh pembebanan.
Sifat mekanik terdiri dari :
a. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan material untuk menahan deformasi
plastis lokal akibat adanya penetrasi dipermukaan. Kekerasan ini tidak
mempunyai kurva karena hanya berbentuk titik
b. Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan material untuk menahan deformasi
plastis secara menyeluruh sampai material itu patah.

e
Gambar A.1.57 Kurva Kekuatan

c. Kelentingan
Kelentingan adalah besarnya energi yang diserap oleh material selama
pembebanan elastis dan bila pembebenan dihilangkan akan kembali ke
bentuk semula.

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 24


Kelompok 10 Teori Dasar Material

Gambar A.1.58 Kurva Kelentingan

d. Keuletan
Keuletan adalah regangan plastis maksimum yang mampu ditahan oleh
material sampai material tersebut patah.

Gambar A.1.59 Kurva Keuletan

e. Ketangguhan
Ketangguhan adalah besarnya energi yang dapat diserap oleh material
sampai material tersebut patah.

Gambar A.1.60 Kurva Ketangguhan

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 25


Kelompok 10 Teori Dasar Material

f. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah perbandingan antara tegangan dan regangan
pada daerah elastis yang menunjukkan derajat kekakuan material.

Gambar A.1.61 Kurva Modulus elastisitas

1.5 Jenis-Jenis Pengujian


Pengujian mekanik adalah pengujian untuk melihat pengaruh atau respon
material terhadap pembebanan.
Jenis-jenis pengujian terbagi menjadi dua bagian :
1. Akibat yang Ditimbulkan pada Material
Terbagi atas :
a. Pengujian yang merusak (DT/ Destructive Test)
Pengujian yang merusak (DT) adalah pengujian yang dilakukan
dengan memberikan beban / deformasi sampai material (spesimen)
gagal atau rusak.
Contoh : uji tarik, uji impak, uji tekan, dan uji keras.
b. Pengujian yang tidak merusak (NDT/ Non destructive Test)
Pengujian yang tidak merusak (NDT) adalah pengujian yang dilakukan
tanpa merusak sampel. Pada umumnya pengujian ini bertujuan untuk
menemukan cacat makro dan mikro pada material.
Contoh : Ultrasonic, Dye-Penetrant, Radiography Test, Visual test,
dan Magnetic test.

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 26


Kelompok 10 Teori Dasar Material

2. Berdasarkan Pembebanan
Terbagi atas :
a. Pembebanan Statis
Pengujian dengan pembebanan statis adalah pengujian yang
dilakukan dengan memberikan beban yang konstan setiap perubahan
waktu kepada suatu material. Jadi, berapapun lamanya pengujian,
jumlah beban yang diberikan pada material itu adalah sama.
Contoh : uji tarik, uji keras, uji tekan, uji puntir, dan uji lentur.
b. Pembebanan Dinamis
Pengujian dengan pembebanan dinamis adalah pengujian yang
dilakukan dengan memberikan beban yang berbeda setiap perubahan
waktu kepada suatu material. Jadi, setiap perubahan waktu yang
terjadi, beban yang diberikan kepada material haruslah berbeda.
Contoh : Uji lelah.
c. Pembebanan Impak
Pengujian dengan pembebanan impak adalah pengujian yang
dilakukan dengan memberikan beban secara tibatiba atau beban kejut
kepada suatu material. Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembebanan
ini sangat sedikit sekali.
Contoh : uji impak.

Gambar A.1.62 Pengujian Berdasarkan Pembebanan

Laporan Akhir Praktikum Material Teknik 2015/2016 27

Anda mungkin juga menyukai