Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jln. Udayana No.Telp

KERANGKA ACUAN
PENJARINGAN SUSPECK TB
PUSKESMAS ONEKORE
TAHUN 2017

A. Pendahuluan
Kesehatan merupakan hak azazi ( UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU no. 36 tahun
2009 tentang kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan,
diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen
bangsa , agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan
karena kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja, namun merupakan
tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat , termasuk swasta.
Sumber daya manusia yang sehat dan bekualitas mterupakan modal utama atau
investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu pilar yang
sangat mempengaruhi kualitus hidup sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan
diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan
membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber daya manusia.
B. Latar Belakang
Tuberkolosis ( TB ) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Dunia walaupun upaya Penanggulangan TB telah
dilaksanakan dibanyak negara sejak Tahun 1995.
Menurut Laporan WHO Tahun 2015, ditingkat global diperkirakan 9,6 juta kasus TB
baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah permpuan. Dengan 1,5 juta kematian
karena TB dimana 480.000 kasus adalah perempuan. Dari kasus TB tersebut
ditemukan 1,1 juta (12%) HIV positif dengan kematian 320.000 orang ( 140.000
orang adalah perempuan ) dan 480.000 TB Resisten obat ( TB-RO) dengan kematian
190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus TB Baru, diperkirakan 1 juta kasus TB anak
(dibawah usia 15 Tahun) dan 140.000 kematian/ tahun.
Jumlah kasus TB di Indonesia menurut laporan WHO Tahun2015, diperkirakan ada 1
juta kasus TB baru pertahun ( 399 per 100.000 penduduk) dengan 100.000 kematian
pertahun (41 per 100.000 penduduk). Diperkirakan 63.000 kasus TB dengan HIV
positif ( 25 per 100.000 penduduk). Angka Notifikasi kasus ( Case Notification Rate/
CNR) dari semua kasus, dilaporkan sebanyak 129 per 100.000 penduduk. Jumlah
seluruh kasus 324.539 kasus, diantaranya 314. 965 adalah kasus baru. Secara Nasional
perkiraan Pravelensi HIV diantara pasien TB diperkirakan sebesar 6,2%. Jumlah
kasus TB-RO diperkirakan sebanyak 6700 kasus yang berasal dari 1,9% kasus TB-RO
dari kasus baru TB dan ada 12% kasus TB-RO dari TB Pengobatan ulang.
Berdasarkan data Tahun 2016 pada Puskesmas Onekore, tercatat TB sebanyak 19
kasus dengan kasus TB-BTA + 9 kasus dan TB-RO 10 kasus dengan keseluruhan
merupakan kasus baru dari target yang ditentukan sebesar 41 kasus (Pencapaian
hanya 46,34 %) . Suspec TB sebanyak 245 kasus dari target yang ditentukan
sebanyak 410 (Pencapaian hanya 61 %). Oleh karena itu sangatlah penting untuk
dilakukan upaya/ kegiatan Penjaringan suspek TB, pengambilan dan pengiriman
sampel dahak dalam rangka memaksimalkan penemuan secara dini pasien TB di
mayarakat. Hal ini sejalan dengan catatan WHO Tahun 2015, Indonesia sudah berhasil
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB di Tahun 2015 jika
dibandingkan dengan Tahun 1990. Angka Prevelensi TB yang pada Tahun 1990
sebesar > 900 per 100.000 penduduk, pada Tahun 2015 menjadi 647 per 100.000
penduduk. Dari semua Indikator MDGs untuk Tb di Indonesia saat ini baru target
penurunan angka insidens yang sudah tercapai. Untuk itu perlu upaya yang lebih besar
dan terintegrasi supaya Indonsia bisa mencapai target SDGs pada Tahun 2030 yang
akan datang.
C. Tujuan
a. TujuanUmum
Adapun tujuan umum dari kegiatan ini adalah terjaringnya suspect TB dan
terlaksananya kegiatan pengambilan serta pengiriman sampel dahak ke
laboratorium Puskesmas Onekore untuk diperiksa.
b. Tujuan Khusus :
Mengskrining masyarakat yang dicurigai dengan TB
Mengidentifikasi orang yang terduga dengan TB
Meningkatkan angka cakupan penemuan kasus TB
Meningkatkan cakupan suspek TB
Menemukan penderita Tb baru secara dini
Pengobatan sedini mungkin terhadap penderita TB
Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit TB

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan Pokok
a. Pengumpulan informasi melalui sistim pencatatan dan pelaporan TB
Pengelola TB menyiapkan data pasien TB
Pengelola TB melakukan pemetaan wilayah sasaran yang akan dilakukan
kegiatan penjaringan suspek TB
Pengelola TB melaporkan kepada Kepala Puskesmas Onekore rencana
kegiatan dan jadwal kegiatan.
b. Pengumpulan informasi melalui laporan masyarakat
2. Rincian Kegiatan
a. Persiapan Lokasi/ sasaran
b. Penggandaan format Penjaringan suspeck TB
c. Menyiapkan format Penjaringan suspeck TB
d. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti sputum pot, handscoon, spidol dan
balpoint
e. Merekapitulasi hasil kegiatan Penjaringan suspeck TB
f. Menganalisa hasil kegiatan Penjaringan suspeck TB yang sudah dilaksanakan
g. Menyampaikan hasil pemeriksaan sampel/ specimen ( dahak) yang sudah diambil
kepada masyarakat.
h. Membahas Rencana Tindak Lanjut dari hasil yang diperoleh
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
Membuat surat pemberitahuan kepada Lurah perihal kegiatan yang akan
dilaksanakan
Menyampaikan pemberitahuan secara lisan kepada Ketua RT tempat kegiatan akan
dilaksanakan
Menyiapkan format kegiatan Penjaringan suspek TB
Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan yakni sputum pot, hanscoon, spidol dan
balpoint
Menyiapkan Dokumentasi
Melakukan kunjungan rumah
Melaksanakan kegiatan (memperkenalkan nama, maksud dan tujuan kegiatan)
Melakukan wawancara
Mempraktekan cara pengambilan specimen TB dan mengajarkan cara batuk efektif
kepada yang dicurigai
Melakukan konseling Informasi dan Edukasi kepada keluarga dan tersangka
Melakukan sesi diskusi
Membuat rencana tindak lanjut.
F. Sasaran
Masyaraka ada diwilayah kerja Puskesmas Onekore.
G. Peran Lintas Program dan Lintas Sektor
Peran lintas program : Ikut melaksanakan kegiatan penjaringan suspek TB
Peran lintas sektor : Mendukung kegiatan pelaksanaan penjaringan suspeck TB
H. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal kegiatan terlampir.
I. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Monitoring Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan program. Pemantauan dilaksanakan secara berkala dan terus
menerus, untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam melaksanakan kegiatan
yang telah direncanakan supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan.
Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program, pemantauan
dengan mengolah laporan, pengamatan dan wawancara dengan petugas pelaksana
maupun dengan masyarakat .
Evaluasi berguna untuk menilai sejauh mana tujuan dan target yang telah ditetapkan
evaluasi dilakukan satu priode waktu tertentu dan biasanya setiap 6 bulan hingga 1 tahun
Monitoring Evaluasi kegiatan penjaringan suspek TB ini akan dilaksanakan setiap
mini mal 1 (satu) minggu setelah dilaksanakan kegiatan
J. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Sistem pencatatan dan pelaporan digunakan untuk sistematika evaluasi kemajuan pasien
dan hasil kegiatan.
a. Pencatatan
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan lembar/ format kegiatan penjaringan
suspek TB dan akan dituangkan kedalam daftar Laboratorium (TB.04) yang berisi
catatan dari semua pasien yang diperiksa sputumnya
b. Pelaporan
Kegiatan ini akan dilaporkan kepada Pengelola TB untuk dilakukan tindakan
selanjutnya
c. Evaluasi
Kegiatan ini akan dievaluasi maksimal 1 (satu) bulan setelah dilaksanakan kegiatan
oleh Pengelola TB berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.

Mengetahui Penanggung Jawab Program


Kepala Puskesmas Onekore

Siti Fatimah, Amd.Kep


Arkadius Dominggo, Amd. Kep NIP.19870608 200903 2 007
NIP.19760113 199703 1 004

Anda mungkin juga menyukai