Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Walaupun
semua organ dapat menggunakan glukosa, otak adalah bagian tubuh yang paling
produksi glukosa daripada yang kebutuhan pad aorang dewasa, dengan penggunaan
glukosa serebral yang mencakup 90% dari total konsumsi glukosa tuuh. Walaupun
bahan alternatif seperti laktat dan badan keton dapat digunakan sebagai substrat
2003).
diestimasikan sebanya 5 kejadian dari tiap 1000 kelahiran hidup. Jumlah ini dapat
lebih tinggi pada populasi dengan risiko tinggi. Sebagai contoh, 8% neonatus BMK
umumnya berasal dari ibu diabetik (IDM) dan 15% bayi preterm dan bayi IUGR
1
kelebihan produksi insulin pada bayi dengan ibu diabetik, penyakit hemolitik berat
pada neonatus, defek kongenital dan penyakit metabolik kogenital, asfiksia, serta
2
2.1 Definisi
rendah daripada rentang pada bayi normal dengan usia postnatal yang sesuai.
koma, apnea, seizure atau simpatomimetik, seperti pucat, palpitasi, diaforesis, yang
al, 2011).
Serum glukosa pada neonatus menurun segera setelah lahir sampai 1-3 hari
pertama kehidupan. Pada bayi aterm yang sehat, serum glukosa jarang beradadi
dalam 3-24 jam, dan kurang dari 45 mg/dL (2.5 mmol/L) setelah 24 jam (Kliegman
et al, 2011).
plasma di bawah 30 mg/dL (1.65 mmol/L) dalam 24 jam pertama kehidupan dan
kadar glukosa darah pada fetus adalah 15 mg/dL lebih rendah daripada konsentrasi
hipoglikemia. Dalam 3 jam, konsentrasi glukosa pada bayi aterm normal akan
stabil, berada di antara 50-80 mg/dL. Terdapat dua kelompok neonatus dengan
risiko tinggi mengalami hipoglikemia, yaitu bayi lahir dari ibu diabetik (IDM) dan
3
Dalam jurnal American Acssociation of Pediatrics, McGowen (2003)
menyatakan pada survei terakhir yang dilakukan oleh para ahli pediatric di Inggris
menunjukkan bahwa tidak ada konsensus untuk nilai kadar glukosa darah yang
nilai 1 mmol/L (20 mg/dL) sampai 4 mmol/L (70 mg/dL) merupakan batas bawah
populasi penelitian pada konsentrasi glukosa darah selama 48-72 jam pertama
terjadi ketika ambilan glukosa tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan glukosa
dan dapat terjadi melebihi rentang kadar glukosa normal. Sebagai contoh, bayi
aterm sehat berusia 2 jam dengan kadar glukosa darah 30 mg/dL dapat tidak
mengalami gangguan fungsi organ, tetapi pada stressed infant dapat menunjukkan
gejala fisiologis hipoglikemia pada kadar glukosa darah 50 mg/dL jika laju hantaran
glukosa pada organ spesifik, seprti otwak, kurang dari kecepatan metabolisme
glukosa. Belum ada penelitian yang menyatakan kosentrasi glukosa absolut yang
mengakibatkan adanya disfungsi organ baik jangka pendek maupun panjang. Pada
(<20 mg/dL), jika terjadi lebih dari 1 jam dapat mengakibatkan lesi otak permanen.
Tetapi tanpa adanya bukti yang menunjukkan nilai batas kadar glukosa absolut,
tidak ada standar nilai glukosa darah yang dapat digunakan untuk mendefinisikan
hipoglikemia fisiologis.
ditemukan pada neonatus. Pada anak, hipoglikemia terjadi pada nilai glukosa darah
4
kurang dari 40 mg/dL. Sementara pada neonatus, hipoglikemia adalah kondisi
dimana glukosa plasma kurang dari 30 mg/dL pada 24 jam pertama kehidupan dan
2.2 Insidensi
diestimasikan sebanya 5 kejadian dari tiap 1000 kelahiran hidup. Jumlah ini dapat
lebih tinggi pada populasi dengan risiko tinggi. Sebagai contoh, 8% neonatus BMK
umumnya berasal dari ibu diabetik (IDM) dan 15% bayi preterm dan bayi IUGR
antara 1.3-3 kejadian dari 1000 kelahiran hidup. Insidensi tersebut bervariasi
pada kelompok neonatus risiko tinggi. Pemberian asupan nutrisi lebih awal dapat
5
Galactosemia (1:40,000)
Penelitian di Jepang, menunjukkan bahwa lebih dari 80% neonatus yang masuk ke
NICU, penyebabnya adalah apnea atau hipoglikemia pada neonatus yang lahir
tanda-tanda fisik yang menyertai kadar glukosa darah yang rendah. Berbagai tanda
dapat terlihat pada kasus hipoglikemia berat atau berkepanjangan dan pada bayi
pada bayi yang mengalami stres fisiologis. Tanda-tanda klinis yang ditemukan
merupakan tanda nonspesifik dan merupakan akibat dari gangguan pada lebih dari
satu aspek fungsi sistem saraf pusat. Meliputi pola pernapasan abnormal, seperti
mengisap yang lemah, instabilitas suhu tubuh, dan kejang. Banyak dari tanda-tanda
tersebut merupakan akibat dari gangguan neonatus yang lain, seperti sepsis,
pada bayi yang menunjukkan satu atau lebih dari gejala-gejala tersebut, karena
hipoglikemia yang tak segera diatasi dapat mengakibatkan konsekuensi serius, dan
6
penatalaksanaan hipoglikemia pun cepat, relatif mudah, dan memiliki efek samping
minimal. Tetapi, pada standar penatalaksanaan neonatus yang ada saat ini, sebagian
besar kasus hipiglikemia terdiagnosis selama pemeriksaan rutin pada bayi yang
(McGowen, 2003).
jitteriness
poor feeding
lethargy
seizures
2.4 Etiologi
7
4. Penurunan glikogenolisis, gluokoneogenesis, atau penggunaan substrat
merupakan hasil samping dari metabolisme asam lemak, diekskresikan melalui urin
2.5 Patogenesis
gangguan yang menyertai pada satu atau lebih proses yang diperlukan untuk
terbatas baik pada bayi preterm yang belum mengalami periode akumulasi glikogen
cepat selama masa akhir gestasi, dan bayi kecil masa kehamilan (KMK/SGA) yang
belum memiliki suplai persediaan substrat yang adekuat untuk sintesis glikogen,
yang akan berakibat pada timbulnya risiko hipoglikemia. IUGR yang disebabkan
oleh insufisiensi plasenta dengan ukuran lingkar kepala bayi yang normal
menyebabkan peningkatan kebutuhan glukosa pada bayi yang sudah dalam kondisi
postterm dan gestasi ganda juga berisiko hipoglikemia karena adanya insufisiensi
8
plasenta relatif. Penelitian yang dilakukan pada kelompok bayi preterm dan IUGR
Bayi yang mengalami stress perinatal karena asfiksia atau hipotermia atau
tersedia tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan tinggi dengan adanya tingkat
penggunaan glukosa yang lebih tinggi dari normal. Hipoglikemia dapat terjadi pada
bayi dalam kondisi ini ketika glikogen yang tersedia telah digunakan untuk
memenuhi kebutuhan metabolik postnatal inisial, terutama jika telah ada periode
anaerob(McGowen, 2003).
menjadi faktor yang membatasi produksi glukosa hepatik pada neonatus karena
bayi preterm memiliki persediaan asam lemak, gliserol, asam amino, laktat, dan
piruvat cukup. Selain itu, produksi badan keton secara relatif berkurang pada respon
tehadap hipoglikemia. Bayi aterm dapat mengalami penurunan rilis badan keton
9
mengganggu glikogenolisis, gluconeogenesis, atau keduanya. Fungsi hepatik dapat
dipengaruhi oleh sejumlah gangguan endokrin dan metabolik, yang paling umum
terjadi adalah hiperinsulinisme. IDM memiliki sekresi insulin pancreas yang tinggi
karena paparan glukosa maternal dalam konsentrasi tinggi selama di dalam uterus.
pada akhirnya akan menstimulasi sekresi insulin oleh pancreas janin. Sekeresi
insulin pancreas pada IDM jaug lebih tinggi dibandingkan dengan nonIDM.
seperti perubahan pada asam amino serum, berperan pada perubahan metabolik
Setelah lahir, konsentrasi glukosa darah yang tinggi sudah tidak ada, tetapi
glukoneogenik tidak terinduksi, dan glukosa hepatik tetap pada kadar yang rendah
dalam kondisi glukosa darah yang rendah. Insulin juga meningkatkan penggunaan
glukosa perifer pada jaringa-jaringan sensitif insulin, seperti otot rangka, yang
mengakibatkan hipoglikemia, yang dapat menetap selama 24-72 jam sebelum pola
10
penyakit lainnya. Bayi yang menderita eritroblastosis fetalis memiliki kadar insulin
yang tinggi dan jumlah sel betapankreas yang banyak. Mekanisme terjadinya hal
ini masih belum jelas, tetapi salah satu hipotesis menjelaskan bahwa glutation yang
dirilis dari sel darah merah terhemolisis akan mengaktivasi insulin dalam sirkulasi,
dan kemudian memicu sekresi insulin serta up-regulation sel beta. Transfusi tukar
diawetkan dengan kombinasi dekstrosa dan agen lain. Selama transfusi tukar, bayi
dari pancreas yang hyperplasia. Di akhir transfusi tukar, laju pemberian glukosa
dikembalikan pada keadaan normal, (baseline) tetapi kadar insulin tetap tinggi,
digunakan selama lebih dari 2 minggu dan dihentikan pada waktu kurang dari 1
minggu sebelum persalinan. Neonatus yang berada dalam kondisi ini akan memiliki
(McGowen, 2003).
2.5.4 Hiperinsulinisme
Hipoglikemia yang menetap lebih dari 5-7 hari jarang terjadi dan paling
kasus seprti ini relatif jarang terjadi. Beberapa tipe hiperinsulinisme kongenital
11
disebutkan merupakan penyebab utama hipoglikemia yang menetap sampai
pada adanya defek reseptor sulfonylurea atau kanal K+-ATP. Sebuah mutasi pada
kasus yang sama pada kelompok etnis yang lain juga dilaporkan disertai oleh
adanya mutasi pada lokasi yang sama. Telah dilaporkan juga adanya bentuk
kelainan ini berbeda dengan bentuk autosomal resesif yang dicurigai merupakan
suatu adenoma lokal sel pulau pancreas pada pancreas yang normal (McGowen,
2003).
12
fruktosa herediter (fructose-1,6-diphos-phatase deficiency), dan defek enzim
dan adrenal juga dapat berakibat pada terjadinya hipoglikemia karena tidak adanya
2.6 Penatalaksanaan
13
Beberapa agen lain telah digunakan untuk penatalaksanaan hipoglikemia
refraktori, dan paling sering digunakan untuk penatalaksanaan pada salah satu
dalam dua atau tiga dosis terbagi, atau prednisone 2 mg/kgBB perhari. Pemberian
dan peningkatan konsentrasi glukosa darah, tetapi efek samping dari agen tersebut
mg/kgBB.
14
15