OLEH :
UNIVERSITAS RIAU
2016/2017
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan berkat
dan kasih-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Intervensi
Amerika Di Negara-Negara Timur Tengah. Penulisan makalah ini bertujuan untuk dapat
menjadi bahan tambahan dalam bacaan mengenai isu isu kontemporer dan diplomasi terkait
perang, diplomasi, serta kepemerintahan luar negeri dan juga sekaligus sebagai salah satu
tugas untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Politik Internasional.
Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, terutama kepada penulis sendiri dan dapat menambah wawasan kita mengenai
problematika intervensi yang dilakukan oleh Amerika. Makalah ini tidaklah sempurna, oleh
karena itu kami penerimaan dari pembaca atas karya ini dan apabila berkesempatan untuk
memberikan saran serta kritikan selanjutnya untuk dapat terus memperbaiki karya karya
selanjutnya. Terima kasih.
Penulis
BAB I
BAB II
BAB II
A. Kesimpulan ...................................................................................... 16
ii | I n t e r v e n s i A m e r i k a d i N e g a r a - N e g a r a T i m u r T e n g a h
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Amerika yang sejak Perang Dunia Kedua sudah berada dipuncak kekuasaan dunia
bersama dengan Uni Soviet masih ingin melakukan ekspansi kekuatannya dan menguasai
secara politik dan juga militer negara-negara lain. Hal ini bahkan jelas tertulis didalam
dokumen penting yang dikeluarkan oleh Amerika yang berjudul The National Security
Strategy of The United States of America. Isi utama dokumen itu adalah sebuah penegasan
bahwa AS ingin menjadi polisi dunia dan penegasan AS akan bertindak unilateral dalam
menghadapi ancaman teroris serta senjata pemusnah massal bila negara-negara lain tidak
bersedia diajak serta1.
Dari pernyataan itu jelas bahwa Amerika akan melakukan apapun demi mencapai
tujuannya untuk menjadi Polisi Dunia atau dalam arti lain puncak hegemoni kekuasaan.
Salah satu cara untuk mencapai tujuannya ini Amerika melakukan tidakan yang keras, yaitu
intervensi politik dan militer. Hal ini jugalah yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap
negara-negara Timur Tengah untuk mencapai tujuannya itu, baik itu intervensi Militer atau
intervensi Politik.
Seperti yang terjadi diIrak pada masa kepemimpinan George Bush saat
menggulingkan kepemimpinan Sadam Husein, Amerika dengan mudah masuk keIrak dan
menggulingkan patung perunggu Sadam Husein. Hal ini juga yang menjadi pemicu bagi
George W Bush untuk dengan mudah mengerahkan tentaranya untuk memenuhi ambisinya
menyingkirkan apa yang dianggap sebagai ancaman bagi Washington. Dan disini Bush juga
kembali menegaskan bahwa AS harus menjadi kekuatan satu-satunya didunia yang
bertanggung jawab atas keamanan dunia.
1
Editor Budiarto Shambazy,2003,Obrak-Abrik Irak,Jakarta:Kompas,Hal:183
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam mencapai tujuannya yang sudah tertera dalam dokumen The National
Security Strategy of The United States of America, Amerika melakukan segala cara,
termasuk intervensi, dinegara yang belum dikuasainya atau menjadi penghalag tujuannya.
Dan hal ini dilakukan dihampir seluruh negara Timur Tengah. Karya ilmiah ini ditulis untuk
memaparkan metode Amerika Serikat tersebut dengan rumusan masalah : Bagaimana
intervensi yang dilakukan Amerika Serikat DiTimur Tengah?
C. TUJUAN PENULISAN
Karya ilmiah ini ditulis untuk dapat mengetahui intervensi yang dilakukan oleh
Amerika Serikat di Timur Tengah dan mengetahui motivasi Amerika Serikat dalam
mengintervensi negara Timur Tengah sekaligus untuk menguji prilaku Amerika Serikat
berdasarkan teori yang dikaitkan nantinya.
D. KERANGKA TEORI
Penulisan ini menggunakan teori realisme untuk dijadikan teori pendukung atas
analisa yang dilakukan. Morgenthau yang menyatakan bahwa super power adalah fokus
utama hubungan internasional dan power adalah alat untuk mencapai kepentingan nasional
(national interest)2. Teori realis yang diggunakan memiliki beberapa asumsi, namun dalam
3
penulisan ini hanya dua asumsi yang akan digunakan. Asumsi pertama adalah dari
pendekatan pendekatan politik dan keamanan yaitu dengan cara menilai fungsi kekuasaan
sebagai instrumen politik luar negeri. Asumsi berikutnya adanya hierarki yang jelas dari
pokok-pokok permasalahan yang mendominasi politik internasional. Penelitian ini
difokuskan pada kajian strategi keamanan yang menganalisis strategi komponen defensif dan
ofensif.
2
Hans Morgenthau,1973,Politics Among Nation:The Strugle for Power and Peace,New York:Knopf,Hal:25
3
Jill Steans & Lloyd Pettiford,2009,Hubungan Internasional : Perspektif dan Tema,Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.Hal:57
4
Apriadi Tamburaka,2011,Revolusi Timur Tengah:Kejatuhan Para Penguasa Otoriter Dinegara-negara Timur
Tengah ,Yogyakarta:NARASI,Hal:274
Intervensi yang dilakukan oleh Amerika terhadap Irak adalah intervensi militer yang
akhirnya berujung pada konflik senjata. Konflik senjata antara AS (Amerika Serikat) dengan
Irak pada tahun 2003, ada tiga tujuan yaitu AS ingin menghancurkan senjata pemusnah
massal, menyingkirkan ancaman teroris internasional dan membebaskan rakyat Irak dari
penindasan rezim Saddam Hussein dengan cara memulihkan demokrasi di Irak.
Dari tiga alasan tentang masalah Irak yang harus diselesaikan dengan cara
dihancurkan ternyata dipenuhi kebohongan, yaitu : Agresi AS ke Irak untuk memusnahkan
senjata pemusnah massal adalah upaya AS untuk membohongi masyarakat internasional.
Dikatakan oleh Presiden George W. Bush bahwa Irak mempunyai senjata pemusnah atau
destruksi massal (Weapons of Mass Destruction). Disini terletak posisi Amerika yang
menginginkan posisi tidak terbantahkan yang menunjukkan keinginannya sebagai puncak
kekuasaan dunia dimana ia tidak menginginkan Irak memiliki senjata yang dapat
menghambat kekuasaan atau bahkan meruntuhkan kekuasaan Amerika.
Sebelum terjadi serangan ke Irak, Tim Inspeksi PBB yang diketuai Hans Blix
menyatakan sama sekali tidak menemukan bukti Irak memiliki senjata pemusnah masal dan
ternyata jangkauan senjata rudal Irak tidak seperti yang dikatakan AS yaitu 900 kilometer,
tetapi hanya 10 sampai 15 kilometer. Atas dasar temuan itu Saddam Hussein menyatakan,
Mampukah rudal ini menembus Israel? Mampukah mencapai AS?. Kebohongan AS makin
tampak ketika Menteri Luar Negeri AS, Collin Powell, memberikan laporan kepada Dewan
Keamanan PBB tentang upaya Irak mendapatkan uranium-oksida dari Nigeria. Menurut duta
besar Nigeria untuk PBB, Presiden Nigeria yang disebut-sebut dalam dokumen intelijen
Presiden Bush, yang dikatakan bekerjasama dengan Saddam Hussein dalam pengadaan
uranium-oksida ternyata telah lama meninggal dunia. Beberapa minggu setelah Baghdad
jatuh, pasukan AS belum berhasil menemukan senjata pemusnah massal Irak.
Namun semua alasan yang dikeluarkan oleh AS menjadi sebuah kebohongan yang
diketahui secara luas oleh dunia internasioanl. Irak terbukti tidak mengembangkan senjata
5|Intervensi Amerika di Negara-Negara Timur Tengah
pemusnah massal seperti yang dituduhkan dan Saddam Hussein tidak memiliki hubungan
dengan Osama bin Laden beserta jaringan al-Qaedanya.
Dari semua analisis terhadap motif invasi AS yang sesungguhnya, terdapat persepsi
umum bahwa ekonomilah yang menjadi faktor dominan. Beberapa perhitungan yang terkait
dengan motif ekonomi dan bisnis dari serangan AS atas Irak antara lain sebagai berikut : (1)
Kekayaan minyak bumi yang dimiliki oleh Irak merupakan cadangan minyak kedua terbesar
setelah Arab Saudi. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Centre for Global Energy
Studies (CGES) London, Irak diperkirakan memiliki 112 miliar barrel cadangan minyak.
Berdasarkan data tersebut, Irak merupakan pemilik 11 persen cadangan minyak dunia. Selain
itu, menurut US Energy Information Administration, Irak memiliki 73 ladang minyak mentah
dan hanya 15 ladang yang telah dikembangkan; (2) ingin menciptakan tatanan dunia baru
yang lebih aman dengan tujuan kebebasan ekonomi dan politik. Hal ini merupakan strategi
geopolitik AS di kawasan Timur Tengah. Bagi AS, Irak merupakan ancaman potensial bagi
kepentingannya dan sekutu terdekatnya Israel di kawasan Timur Tengah; (3) Proyek
rekontruksi pasca perang yang akan menguntungkan AS. Kehancuran infrastruktur akibat
perang akan melahirkan proyek-proyek rekontruksi dengan dana yang besar. Sebagai
pemeran utama invasi, AS akan mengambil proyek-proyek tersebut untuk meraup
keuntungan besar pascaperang.
Kondisi politik di Suriah tahun 2011 berada pada kondisi krisis. Aktivis-aktivis
politik di Suriah menuntut pengunduran dan pemecatan Bashar Al-Assad yang dianugerahi
jabatan Presiden setelah meninggalnya presiden sebelumnya yang juga ayah Assad, Hafez
Al-Assad pada tahun 2000 lalu. Keluarga Assad telah memerintah Suriah dalam kurun
waktu 41 tahun terhitung 2011, semenjak Hafez Al-Assad merebut tampuk kepemimpinan
melalui kudeta berdarah pada tahun 1971. Awalnya, penduduk Suriah dan dunia menyangka
bahwa Bashar Al-Assad memiliki pola pikir yang berorientasi pada perbaikan keadaan.
Harapan ini hadir setelah selama 29 tahun berada di bawah kepemimpinan Hafez, Suriah
tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan dalam ekonomi dan
politik. Namun, harapan ini seolah bertepuk sebelah tangan setelah Bashar AlAssad
memberikan respon militer terhadap pemberontakan yang muncul di Suriah. Pemilu parlemen
kali ini digelar dalam sebuah konstitusi baru, guna mengakhiri monopoli kekuasaan Presiden
Sistem baru ini merupakan program yang ditawarkan oleh pemerintah Suriah dalam
rangka mengakhiri kerusuhan yang terus berlangsung di Suriah. Partai Baath terdiri dari
beberapa partai politik yang mewakili sisi politik gerakan Ba'ath. Pada awalnya Partai Ba'ath
berfungsi sebagai partai pan-Arab dengan cabang di beberapa negara Arab. Pada tahun 1996
partai ini terpecah dua, satu cabang berbasis diSuriah dan satu lagi di Irak. Kedua partai
Ba'ath ini memiliki struktur yang paralel di dunia Arab Partai Ba'ath mulai memegang kuasa
di Suriah pada tanggal 8 Maret 1963 dan tetap berpengaruh sampai sekarang
Konflik politik Suriah sejak Maret 2011 tidak lagi menjadi konflik internal antara
Rezim Bashar Al Assad dan opisisi Suriah yang dikaitkan dengan Dewan Nasional Suriah
(SNC), namun telah berkembang menjadi konflik internasional. Berbeda dengan revolusi
Arab lainnya, seperti di Mesir dan Libya, dalam konflik politik Suriah begitu banyak
kepentingan asing bersinggungan. Dalam revolusi Mesir, intervensi politik asing, dalam hal
ini, Amerika Serikat, tidak banyak mendapat penentangan dari negara lain, karena Mesir
sejatinya memang sekutu politik Washington di Timur Tengah. Dalam revolusi Libya,
intervensi memang menjadi sebuah intervensi militer, namun sekalipun demikian, tetap tidak
ada dukungan masif dari blok negara penentang, yang ada hanya sedikit suara sumbang
tentang perlunya penghormatan atas kedaulatan Libya.
Konflik politik Suriah melahirkan gesekan kuat antara blok barat yang diwakili
Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis dengan blok timur yang diwakili Rusia dan Cina.
Gesekan kedua blok terlihat sangat kentara di sidang-sidang PBB. 5Rusia dan Cina selalu
memveto upaya pengutukan ataupun sangsi terhadap Rezim Bashar Al Assad dalam sidang
Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB. Bahkan di tengah konflik, Russia menguatkan
kerjasama militer dengan Suriah.
Pada awalnya, Amerika Serikat memilih politik pembiaran, dan berlindung dibalik
retorika-retorika kosong atas kebiadaban rejim Bashar. Cara ini dipilih Amerika Serikat,
untuk memberi ruang waktu bagi Bashar dan tentaranya untuk membungkam tuntutan
mujahidin di Suriah yang menginginkan terbentuknya negara Khilafah Islamiyyah. Tetapi,
Bashar dan tentaranya tidak berhasil sama sekali melumpuhkan kekuatan kelompok-
5
Dina Y.Sulaeman,2013,Prahara Suriah,Depok:Pustaka Iman,Hal:109-120
6
Alasan Intervensi yang dilakukan Amerika Serikat mencakup dua kepentingan :
Pertama adalah kepentingan jangka pendek yang dimaksudkan memenangkan posisi Israel
diTimur Tengah sebagai perpanjangan Amerika sendiri. Seperti yang diketahui bahwa pada
2008 perekonomian Amerika mmenjadi lesu dan permintaan minyak Amerika terhadap
negara Petrodollar menurun sehingga kepeduliannya terhadap konflik dinegara-negara
tersebut, termasuk Suriah,menurun. Namun, negara perpanjangannya yaitu Israel tetap
membutuhkan pasokan minyak dari sana, karena itu Amerika melakukan Intervensinya dmei
menjaga kstabilan tersebut.
6
Dina Y.Sulaeman,2013,Prahara Suriah,Depok:Pustaka Iman,Hal:150-152 & 169-170
Invasi AS ke Irak telah mengubah peta strategis di Timur Tengah, dan yang paling
terpengaruh adalah Suriah. Suriah yang berbatasan langsung dengan Irak sadar bahwa
kekuatan AS bisa menjadi ancaman bagi mereka juga. Pengaruh tersebut banyak yang
bersifat negatif, dimana Suriah mendapat tekanan untuk menyesuaikan kebijakan politiknya
dengan kepentingan AS di Timur Tengah. Irak selama ini menjadi sandaran strategis Suriah
bila setiap saat memuncak krisis konflik Arab-Israel. Maka, Suriah kini benar-benar
mendapat pukulan politik luar biasa menyusul pendudukan AS atas Irak itu. Suriah tidak
hanya kehilangan sandaran strategisnya, yakni Irak, tetapi ia sendiri dalam keadaan kurang
menguntungkan, di mana di sebelah barat ada Israel dan di sebelah timur terdapat Amerika.
Adapun sandaran strategis Suriah yang lain, yakni Iran, juga berada dalam posisi kurang
menguntungkan pula. Di sebelah timur Iran, ada Afganistan yang diduduki pasukan
multinasional pimpinan AS dan di sebelah barat terdapat Irak yang diduduki AS. Walaupun
Suriah mengalami keadaan yang kurang menguntungkan, akan tetapi Amerika menganggap
Suriah sebagai ancaman hal ini di karenakan Suriah di identifikasi oleh pemerintahan
Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang mensponsori terorisme global yang terjadi.
Suriah juga diduga telah mengembangkan senjata massal dan perjanjian kerja sama jangka
panjang teknologi nuklir dengan Rusia walaupun secara spesifik belum terbukti.
7
Apriadi Tamburaka,2011,Revolusi Timur Tengah,Yogyakarta:NARASI,Hal:80
10 | I n t e r v e n s i A m e r i k a d i N e g a r a - N e g a r a T i m u r T e n g a h
menuju demokrasi yang tengah berlangsung diMesir. Hal ini dilakukan karena kekerasan
diMesir yang merupakan sekutu Amerika mengancam stabilityas Timur Tengah dan
menjadikan posisi Obama selaku presiden Amerika dalam persoalan diplomatik. Disini sudah
jelas bahwa Amerika ingin menjadikan Mesir menjadi negara Demokratis sesuai dengan isi
tujuan Amerika yang ingin mendemokratisasikan dunia, dan hal ini dilakukan setelah
mencabut bantuannya seolah mengatakan Menjadi negara demokrasi merupakan syarat
mendapat bantuan Amerika. Setelahnya, Amerika juga mencabut bantuan militer dan
sipilnya, hal ini diucapkan oleh Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibs dalam berita BBC
dengan topik judul Egypt Unrest :Serial8.
Namun intervensi paling jelas adalah saat Amerika menyatakan perlunya
pembentukan pemerintahan sementara yang didukung militer dan hal tersebut merupakan
beberapa ide yang sedang dibahas antara mesir dan rezim pemerintahan Obama. Hal ini
dinyatakan oleh para pejabat Amerika dengan syarat anonim untuk membahas pembicaran
sensitif. Dengan ini sudah jelas bahwa terdapat campur tangan politik Amerika dalam
penbentukan pemerintahanbaru Mesir.
Tujuan dilakukannya intervensi ini oleh Amerika tidak lain demi menyelamatkan
nama baik Amerika sendiri sebagai perwakilan dan promotor dari nilai-nilai demokrasi dan
HAM. Demi menjaga hal itu, Amerika dengan segera mengintervensi konflik dan
pemerintahan yang ada demi membentuk negri demokrasi yangmenjunjung HAM dan
menegaskan ulang posisinya diMesir serta menguatkan namanya diTimur Tengah. Namun
bukan hanya itu saja. Amerika juga harus segera mengatasi masalah ini demi menjaga
stabilitas politik Timur Tengah agar tidak mengaccaukan jalur minyak. Bahwa Amerika
merupakan salah satu negara pengkonsumsi minyak terbesar dunia dan pada tahun 2011
Amerika baru saja lepas dari resesinya sehingga ia membutuhkan pasokan minyak sebagai
energi industrinya mengharuskan Amerika bertindak cepat.
D. INTERVENSI AMERIKA DI AFGHANISTAN
8
http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/9388296.stm . Diakses pada 03-06-2017 pukul 09.56 WIB
11 | I n t e r v e n s i A m e r i k a d i N e g a r a - N e g a r a T i m u r T e n g a h
Afghanistan. Semua ini dilakukan demi menghabisi terorisme yang dimaksud demi menjaga
kekuasaan Amerika.
Bila kita melihat dari pendekatan Solidaritas International Society Theory, dapat kita
lihat bahwa invansi yang dilakukan oleh Amerika kepada Afghanistan merupakan suatu
tindakan yang tidak bermoral dan melanggar prinsip-prinsip Hukum Humaniter
Internasional, dimana kaum solidaritas beranggapan bahwa intervensi Internasional terhadap
suatu Negara hanya boleh dilakukan oleh PBB,karena PBB lah badan yang ditunjuk untuk
menciptakan kedamaian didunia ini, dan Negara lain baru bisa mengintervensi ketika PBB
tidak sanggup lagi mengatasi masalah tersebut, hal ini berkebalikan dengan apa yang terjadi
di Afghanistan, Amerika memutuskan untuk melakukan intervensi dan bahkan invansi tanpa
persetujuan PBB dan tidak didahului oleh PBB. Hal ini bila kita lihat dari pendekatan
solidaritas international theory merupakan suatu pelanggaran.
12 | I n t e r v e n s i A m e r i k a d i N e g a r a - N e g a r a T i m u r T e n g a h
amerika telah banyak melanggar prinsip-prinsip dan Hukum Humaniter International, dimana
Amerika telah mengesampingkan moralitas dan sisi kemanusiaan untuk memenangkan
perang, tentunya hal ini telah merubah afghanista menjadi ladang pertumpahan darah warga-
warga sipil yang tidak berdosa.
4 oktober 2009, serangan udara yang dilakukan oleh Amerika diprovinsi Helmand
menewaskan 9 warga sipil, dan sebelumnya, pada minggu pertama September 2010,
jet tempur Amerika menewaskan 140 orang penduduk. Serangan udara yang
ditenggarai mengandung fosdor tersebut juga menghancurkan sekolah-sekolah yang
ada. Hal ini dapat kita indikasikan bahwa Amerika telah melanggar prinsip-prisnsip
Hukum Humaniter Internasional. Berikut adalah beberapa kejahatan perang yang
dilakukan oleh Amerika Pembunuhan terhadap warga sipil : kelompok HAM
Afghanistan menyatakan bahwa selama 9 tahun invansi amerika setidaknya telah
menewaskan 1.074 orang,dimana korban disebabkan oleh, serangan darat, udara,
dan terkena ranjau. Amerika bahkan menyerang suatu pesta pernikahan yang
menyebabkan setidaknya 100 orang tewas atau luka-luka.
Penghancuran infrastruktur umum dan rumah-rumah sipil: dimana hal disebabkan
oleh pengeboman oleh pihak Amerika dan sekutunya. Infrastruktur yang hancur
antara lain adalah sekolah,gedung-gedung perkantoran, ladang, sumber air, dan
rumah penduduk.
Penahanan tanpa peradilan dan ditahan di penjara yang tidak mengakomodir hak
azazi manusia dan tidak terbuka untuk umum. : sebagian besar para tahanan yang
ditangkap di Afghanistan akan dipenjarakan dipenjara Guantanamo,sebuah penjara
yang berada di Teluk Cuba
Ketua Mahkamah Agung Afghanistan dipilih atas usulan presiden dan disetujui
parlemen. Menurut Muhammad Ishak, presiden Afghanistan sendiri tidak bisa menekan
13 | I n t e r v e n s i A m e r i k a d i N e g a r a - N e g a r a T i m u r T e n g a h
lembaga independen tersebut, apalagi seorang dubes asing. Dengan demikian, ancaman
Eikenberry terhadap Muhammad Ishak menunjukkan bahwa kekuasaan Eikenberry
melampaui presiden Afghanistan sendiri. Ishak menegaskan, Dubes AS secara arogan
mengintervensi urusan internal Afghanistan.
Pendudukan AS dan NATO atas Afghanistan menyebabkan para politisi dan pejabat
pengadilan AS dan NATO semakin congkak dalam mengintervensi urusan dalam negeri
Afghanistan. Bahkan, Presiden Afghanistan sendiri turut mengecam intervensi terang-
terangan Washington terhadap urusan internal pemerintah Kabul.
Disini sudah jelas tampaak Intervensi Amerika sendiri, dimana saat Afghanistan
ingin bertindak sesuai kedaulatannya dan menegakkkan keadilan dan keamanan wilayahnya
oleh instansinya, Amerika tidak menghiraukan hal tersebut dan tetap merengsek masuk
14 | I n t e r v e n s i A m e r i k a d i N e g a r a - N e g a r a T i m u r T e n g a h
kewilayah Afghanistan. Intervensi ini dilakukan demi satu tujuan, yaitu demi menjaga
kekuasaan unipolar Amerika dan menghilangkan segala bentuk ancaman yang dapat
mengganggu kekuasaan hegemoninya. Amerika tetap ingin menjaga kepercayaan publik
internasional bahwa tidak ada jenis ancaman apapun yang dapat menggoyahkan
kekuasannya.
15 | I n t e r v e n s i A m e r i k a d i N e g a r a - N e g a r a T i m u r T e n g a h
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Hal ini dicapai oleh Amerika dengan cara memupuk kekuataan militer dan ekonomi
serta menguasai seluruh negara-negara yang dianggap menjadi penghambat tujuannya dan
menjadikan sekutu negara-negara yang dianggap akan berguna. Disinilah Amerika
menerapkan kebijakan intervensinya demi mengurangi hambatan yang ada. Sesuai dengan
teori realisme, bahwa power atau kekuasaan adalah yang menentukan segalanya. Semakin
besar tingkat kekuasaannya maka semakin besar tingkat kemungkinan Amerika dalam
menguasai dunia.
Berdasarkan kejadian dan peristiwa yang ada, Amerika tidak akan segan terhadap
apapun, negara manapun, institusi manapun, bahkan meski itu sekutu dan rekan akan tetap
diperlakukan sama oleh Amerika jika menjadi peghalang Amerika dalam mencapai
tujuannya. Hal inilah yang menjadi alasan teguh sekaligus motivasi dasar bagi Amerika untuk
terus melakukan prilaku intervensinya, dan ini berlaku bagi era presiden manapun. Meski
bagi beberapa Presiden, prilaku ini agak sedikit teredam.
Intervensi yang dilakukan oleh Amerika tidak terbatas hanya berdasarkan dari
intervensi politik, bahkan intervensi langsung yang paling sering digunakan oleh Amerika
adalah intervensi militer. Dibeberapa kejadian, Amerika juga melakukan intervensi tidak
langsung melalui badan-badan tertentu seperti PBB menggunakan hak Vetonya atau
menggunakan NATO sebagai perpanjangan tangan kemiliterannya sebagai sarana intervensi
militer. Terkadang Amerika juga menggunakan teknik ancaman untuk menembuskan
proposalnya terhadap suatu negara tertentu dan itu bisa mengancam melalui ekonomi, militer
16 | I n t e r v e n s i A m e r i k a d i N e g a r a - N e g a r a T i m u r T e n g a h
dan politik. Namun disini agaknya perlu digarisbawahi bahwa terkadang memang terdapat
intervensi yang jika diteliti adalah pantas dilakukan mengingat kondisi yang ada, walau hal
ini juga tidak serta merta membenarkan prilaku intervensi Amerika tersebut.
Sementara, prilaku intervensi Amerika yang saat ini masih berfokus kenegara-negara
Timur Tengah, atau lebih spesifik lagi adalah negara-negara Islam adalah disebabkan faktor
kepentingan dan juga keamanan. Pertama, berdasarkan faktor kepentingannya, negara-negara
Timur Tengah adalah negara Petro dollar yang mana merupakan pemilik cadangan minyak
dunia terbesar dan Amerika mengkonsumsi minyak sebagai bahan bakar utamanya sehingga
Amerika harus mengamankan posisinya. Jika ditinjau dari faktor keamanan adalah karena
negara-negara muslim umumnya memiliki nilai-nilai yang bertolak belakang terhadap
Amerika dan menganggap Amerika sebagai negara yang mengancap keamanan dan juga
kesejahteraan negara-negara Islam, hal ini dipandanng sebagai Amerika adalah sebagai
sebuah ancaman yang dapat mengganggu kestabilan kekuasaannya. Maka dari itu Amerika
melakukan tindakan intervensinya untuk menyamakan nilai-nilai yang dianut,
menguasai/menginvasi dan menundukkan negara tersebut agar dapat mengikuti arus yang
berlaku dan menyetujui tindakan serta aktivitas Amerika.
17 | I n t e r v e n s i A m e r i k a d i N e g a r a - N e g a r a T i m u r T e n g a h
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku :
Morgenthau,Hans.1973.Politics Among Nation:The Strugle for Power and
Peace.New York:Knopf.
Shambazy,Budiarto.2003.Obrak-Abrik Irak.Jakarta:Kompas.
Tamburaka,Apriadi.2011.Revolusi Timur Tengah:Kejatuhan Para Penguasa
Otoriter Dinegara-negara Timur Tengah.Yogyakarta:NARASI
Y.Sulaeman,Dina.2013.Prahara Suriah.Depok:Pustaka Iman
Jill Steans & Lloyd Pettiford.2009.Hubungan Internasional : Perspektif dan
Tema.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Risen,James.2007.Negara Haus Perang.Bandung:Zenit.
Iwan,dkk.2002.Perang Afghanistan.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama.
Adeodatus Primus Renold Kota Sera Suka Lumba.2014. Intervensi militer amerik
serikat dalam konflik politik di suriah tahun 2011. eJournal Ilmu Hubungan Internasional.
Vol 2 ( 3 ): 775-788.
Erica D Borghard.2013. Arms and Influence in Syria The Pitfalls of Greater U.S.
Involvement.Cato Institute:Journal Policy Analysis.No 734 : 2-12.
18 | I n t e r v e n s i A m e r i k a d i N e g a r a - N e g a r a T i m u r T e n g a h