MATERI 10
LOGISTIK KESEHATAN REPRODUKSI
PADA KRISIS KESEHATAN (SITUASI TANGGAP DARURAT BENCANA)
Suplai dan logistik kesehatan reproduksi dalam situasi darurat bencana merupakan salah satu
topik yang akan dipelajari dalam Paket Pelayanann Awal Minimum (PPAM) dalam situasi
darurat bencana. Masa tanggap darurat dalam situasi bencana tidak akan terlepas dari
pengelolaan logistik. Selain sebagai support kebutuhan utama masyarakat terkena
dampak bencana juga jaminan pemulihan fungsi social masyarakat. Pentingnya
Pengelolaan tersebut sehingga perlu ada pedoman yang mengatur persediaan logistic
dalam keadaan darurat.
I. DESKRIPSI SINGKAT
Materi ini membahas tentang suplai logistik kesehatan reproduksi dalam situasi
darurat bencana yang meliputi: penjelasan tentang logistik untuk penerapan PPAM
yang terdiri dari bidan kit, Kit kesehatan reproduksi dan kit individual. Termasuk
bagaimana menghitung kebutuhan Kit kesehatan reproduksi, membuat dan
mendistribusikan Kit kesehatan reproduksi dalam situasi darurat bencana.
Koordinatorkesehatan reproduksi harus memiliki kemampuan mengkoordinasikan
pengelolaan logistik kesehatan reproduksi. Dimulai dari perencanaan kebutuhan,
pendistribusian dan monitoring serta evaluasi penggunaan logistik kesehatan
reproduksi dengan metoda kuliah interaktif, studi kasus, diskusi kelompok, dan
seminar.
V. URAIAN MATERI
Untuk bisa menerapkan PPAM pada situasi bencana, diperlukan logistik untuk
mencapai tujuan PPAM. Logisti untuk menunjang penerapan PPAM terdiri dari:
a. Kit Individu
b. Kit Bidan/Partus Set
c. Kit Kesehatan Reproduksi (RH Kit)
Kit Individu
Kit individu merupakan paket berisi pakaian, perlengkapan kebersihan diri,
perlengkapan bayi, dll, yang disediakan untuk individu yang merupakan target
sasaran dari PPAM yaitu diberikan kepada perempuan usia subur, ibu hamil, ibu
bersalin dan bayi baru lahir. Kit ini dapat langsung diberikan dalam waktu 1-2 hari
saat bencana/tanggap darurat kepada pengungsi setelah melakukan estimasi
jumlah sasaran.
Terdapat 4 jenis kit individu yaitu:
Jenis barang yang terdapat di dalam kit individu bisa disesuaikan dengan
kebutuhan kesehatan reproduksi pengungsi serta anggaran yang tersedia. Kit di
diadakan dan disimpan di gudang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pada saat bencana/tanggap darurat, akan sulit mendapatkan data sasaran dari PPAM
seperti jumlah wanita usia subur, jumlah ibu hamil, ibu hamil yang akan mengalami
komplikasi, jumlah laki-laki yang aktif secara seksual dll. Data yang tersedia biasanya
hanya jumlah pengungsi saja.
Jika data riil tidak tersedia, maka perhitungan kebutuhan logistik untuk pelayanan
kesehatan reproduksi dapat menggunakan estimasi statistik sebagai berikut:
a. Jumlah wanita usia subur : 25% dari jumlah pengungsi (untuk menghitung kebutuhan pembalut
wanita)
b. Jumlah ibu hamil:
Jika data angka kelahiran kasar (CBR = Crude Birth Rate) tersedia gunakan CBR untuk
mengestimasikan jumlah ibu hamil.
Contoh:
Jumlah pengungsi : 10.000 jiwa
CBR: 35/1.000 kelahiran hidup
Estimasi jumlah ibu hamil selama 1 tahun: 35/1.000 x 10.000 = 350 ibu hamil
Estimasi jumlah ibu hamil per bulan: 350 : 12 bulan = 29 ibu hamil.
Jika data CBR tidak tersedia, estimasi jumlah ibu hamil adalah 4% dari jumlah pengungsi
Estimasi jumlah ibu hamil per bulan = 400 : 12 bulan = 33 ibu hamil
Ibu hamil yang akan mengalami komplikasi adalah 15-20% dari total jumlah ibu hamil
saat ini, dan 5-7% dari ibu hamil akan membutuhkan operasi sesar
Jumlah laki-laki yang aktif secara seksual: 20% dari pengungsi Dll.
Estimasi jumlah ibu hamil selama 1 tahun: 4% x 10.000 = 400 ibu hamil
4 Selimut gendong 1
5 Topi bayi (flannel) 1
6 Kelambu bayi 1 Dikemas terpisah agar
tidak rusak dalam
penyimpanan
7 Kain bedong (flannel, soft) 12
8 Sabun mandi bayi 3(80 gram)
9 Bedak bayi 3 (50 gram)
10 Handuk bayi (halus dan bisa 1
menyerap air)
11 Minyak telon 3 (50 ml)
12 Tas warna merah dengan tulisan 1
Kit Bayi
seperti:baskom dan tempat air mengalir untuk mencuci tangan yang perlu dipikirkan
penyediaannya.
Blok1
Blok1 terdiridari6 kit (kit 0 sampai 5).Perlengkapan ini ditujukan untuk memberikan
pelayanankesehatanreproduksidi tingkatmasyarakat danperawatan kesehatan
dasar.Kitini berisi obat-obatandan bahanhabis pakai. Kit1, 2 dan3 terdiri dari dua bagian,
AdanB,yangdapatdipesan secaraterpisah.
Blok2
Blok2 terdiridari5 kit (kit 6 sampai 10)yangberisi bahan habis pakai danbahanyangdapat
digunakan kembali.Perlengkapan ini ditujukan untuk memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi padatingkatpuskesmas ataurumah sakit.
Blok3
Blok3 terdiridari2kit (kit 11 dan 12) yangberisi bahanhabis pakai danperlengkapan yang
dapatdigunakan kembaliuntukmemberikan pelayananPONEKpadatingkatrujukan (bedah
caesar).Kit 11 terdiri dariduabagian, AdanB,yangdapatdipesan secaraterpisah.
KitKesehatan Reproduksi
BLOK 1
No Kit Nama Kit Kode Warna
Kit 0 Administrasi Oranye
Kit 1 Kondom Merah
BagianA:kondomlaki-laki
BagianB:kondom perempuan)
Kit2 KelahiranBersih(Perorangan) Birutua
BagianA:kitpersalinanbersih
Bagian B: untuk dukun bayi
Apabila masa tanggap darurat bencana telah lewat dan masih terdapat sisa alat, obat dan bahan habis pakai
dari kit kesehatan reproduksi maka harus diserahkan kepada Dinas Kesehatan setempat untuk diatur
pemanfaatannya
PEGANGAN sesuai dengan peraturan
MAHASISWI | MODULyangberlaku.
BAHAN AJAR PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
KESEHATAN REPRODUKSI (KESPRO) PADA KRISIS KESEHATAN (SITUASI
TANGGAP DARURAT BENCANA
230
MATERI 10 :
LOGISTIK KESEHATAN REPRODUKSI
PADA KIRIS KESEHATAN (SITUASI TANGGAP DARURAT BENCANA)
Kit 9 : Jahitan Sobekan (Vagina dan Leher rahim ) dan kit pemeriksaan vagina
Logistik Kontrasepsi
Keluarga Berencana bukan merupakan bagian dari PPAM, tapi sangat penting untuk
memastikan kontrasepsi tersedia bagi pasangan yang sudah memakai alat kontrasepsi
sebelumnya untuk melanjutkan pemakaian KB.
Ada 2 kit di kit kesehatan reproduksi yang berupa alat kontrasepsi yaitu kit no 4:
kit kontrasepsi oral dan kit no 7 yaitu kit IUD.
Jumlah kit no 3 dan 7 yang dipesan adalah sesuai dengan jumlah pengungsi.
darurat, Kecepatan distribusi, Ketersediaan alat angkutan dan infrastruktur yang ada,
Kondisi wilayah asal dan tujuan, Efektifitas dan efisiensi, Keamanan dan keselamatan.
Inventarisasi kebutuhan, pengadaan, penyimpanan dan penyampaian sampai dengan
pertanggungan jawab logistik dan peralatan kepada yang terkena bencana memerlukan
bantuan dari pihak militer, kepolisian, badan usaha, lembaga swadaya masyarakat
maupun instansi terkait lainnya baik dari dalam maupun luar negeri, atas komando yang
berwenang serta memperhatikan rantai pasokan yang efektif dan efisien.
VI. RANGKUMAN :
Untuk penerapan PPAM diperlukan dukungan ketersediaan logistik
Logistik untuk penerapan PPAM terdiri dari:
o Individual kit
o Bidan Kit
o Kit Kesehatan Reproduksi
Koordinator kesehatan reproduksi harus dapat menghitung kebutuhan logistik
kesehatan reproduksi pada saat bencana berdasarkan perkiraan lamanya waktu
mengungsi.
kit kesehatan reproduksi terdiri dari alat dan obat yang sama dengan yang tersedia
di fasilitas pelayanan kesehatan. Perbedaannya adalah alat dan obat tersebut
sudah dikemas sehingga memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan pada dalam penanggulangan bencana.
VII. EVALUASI
Pada pelaksanaan evaluasi sesi, dosen/pengajr dapat menggali lebih dalam
pemahaman peserta didik dalam menangkap/menyerap materi yang diberikan.
Soal Cerita
Tugas anda
Pagi ini ada pertemuan koordinasi darurat antar lembaga. Anda diberi penjelasan
tentang kondisi seperti di atas dan diminta untuk membuat koordinasi Kesehatan
Reproduksi dan seksual bagi pengungsi di propinsi Aceh. Sebelum pertermuan
anda menemukan beberapa indikator.
LAMPIRAN
Latihan Logistik
Study kasus Nusantara dan Khatulistiwa
(diadaptasi dari the ICRC HELP course)
Laporan
Setelah terjadinya pertikaian kekerasan antara pemberontak Patriot dengan tentara
pemerintah di Nusantara, sejumlah penduduk Nusantara yang tidak diketahui mengungsi
melintasi batas ke Negara Khatulistiwa. Setidaknya 20,000 pengungsi membuat
pemukiman dekat desa Karimun, sekitar 34 km dari perbatasan Nusantara. Pengungsi
mendapat limpahan sumber daya bagi yang bermukim di kabupaten Buah Pinang. Tidak
sanggup mengakomodasi kebutuhan pengungsi, pemerintah Khatulistiwa meminta
bantuan internasional. Dalam waktu bersamaan pemerintah Khatulistiwa mencoba
melakukan mediasi dengan 2 pihak yang terlibat dengan konflik Nusantara.
Pengungsi tinggal di penampungan sementara yang dibuat dari rumput ilalang, ranting
dan beberapa daun pisang. Air diperoleh dari sungai Alam tidak jauh dari camp, tetapi
ada masalah dengan sumber air. Laporan menunjukkan adanya sanitas yang buruk untuk
pengungsi, Oxfam sudah diminta untuk membuat Toilet/WC dan menyusun titik
distribusi air.
Ada masalah dengan bahan untuk memasak, tapi ada kayu dengan jarak sekitar 1 km,
dimana perempuan dapat pergi untuk mendapat kayu bakar. Pengungsi membawa
beberapa bahan makanan, tapi sudah habis. Penduduk lokal dan beberapa organisasi dari
Khatulistiwa mencoba membantu dan WFP telah memulai jalur pendistribusian makanan.
Masalah kesehatan di propinsi termasuk malaria, kolera, campak, tbc, HIV, meningitis,
diare, ISPA dan penyakit kulit. Meskipun belum ada survey yang dilakukan, nampaknya
malnutrisi merupakan masalah yang significant. Ada peningkatan kasus trauma karena
banyak orang datang dengan luka dan ada laporan tentang perkosaan , penculikan
perempuan, gadis remaja, anak laki-laki dan perempuan oleh laki-laki bersenjata.
Komplikasi kebidanan umum terjadi dan meskipun angka kematian ibu tidak diketahui, ini
dianggap cukup tinggi..
Ada beberapa pusat kesehatan dan pos kesehatan tersebar di sekitar 3 kabupaten di
propinsi Nagari. Pelatihan untuk pekerja Pelayanan Kesehatan Primer telah dilakukan di
Khatulistiwa beberapa tahun yang lalu, tapi jumlah yang sudah dilatih masih belum
memenuhi kebutuhan. Beberapa dukun bayi mendapat pelatihan sekitar 10 tahun yang
lalu. Beberapa organisasi mulai memberikan layanan kesehatan terbatas untuk pengungsi
(IRC, MSF, Betaland Red Cross, Islamic Relief). Sudah terjadi kekurangan obat dan
supplies yang cukup besar. Transportasi ke daerah ini memungkinkan dengan jalur darat,
kereta dan udara. Semua adalah problematis sekarang ini. Jalan sekitar Taruna terkena
banjir dan akses ke beberapa daerah terputus untuk beberapa hari.
Tugas anda:
Pagi ini ada pertemuan koordinasi darurat antar lembaga. Anda diberi penjelasan tentang
kondisi seperti di atas dan diminta untuk membuat koordinasi Kesehatan Reproduksi dan
seksual bagi pengungsi di propinsi Nagari. Sebelum pertermuan anda menemukan
beberapa indikator.
Diskusikan langkah-langkah selanjutnya:
3. Assessment apa yang harus dilakukan?
4. Prioritas Kesehatan Reproduksi apa yang harus diutamakan?
5. Kit apa saja yang akan dipesan dan berapa banyak?
6. Hitung kebutuhan ruangan untuk penyimpanan (dalam meter kubik)
7. Buatlah rencana distribusi untuk masing-masing kit, kemana lokasi pengiriman,
menggunakan alat transportasi apa termasuk mengidentifikasi partner yang akan
diajak bekerja sama. Buat table rencana distribusi dengan petanya.
Lakukan diskusi selama 45 menit dan tulis hasilnya dalam kertas flipchat untuk
dipresentasikan (15 menit)
Totalpopulasi 23300000
Rasio Jenis Kelamin(M:100F) 99,6% dari perempuan yang
berusia 15 49 24,6%
Persentase usia <5 tahun 20,1%
Totaltingkat kesuburan (perwanita) 7,1
IMStermasuk HIV/AIDS
Dewasa yang mengidap HIV/AIDS(%) 9%(desa)22%(kota)
Pria (15-49)yang melaporkan mengalami uretritispada akhir tahun (%)
11.7%(desa)18.7%(kota)
Indikator KB
Prevalensi KB (semua metode)(%dari wanita 1549)15%(1995)
Gabungan metode kontrasepsi
Kondom 10%
PEGANGAN MAHASISWI | MODUL BAHAN AJAR PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
KESEHATAN REPRODUKSI (KESPRO) PADA KRISIS KESEHATAN (SITUASI
TANGGAP DARURAT BENCANA
244
MATERI 10 :
LOGISTIK KESEHATAN REPRODUKSI
PADA KIRIS KESEHATAN (SITUASI TANGGAP DARURAT BENCANA)
Pil 7%
Injeksi/ Suntikan 28%
IUD0.4%
Sterilisasi Wanita 1%
Metode tradisional 53%
-----------o0o----------