Anda di halaman 1dari 7

Perluasan Wilayah Russia Tahun 1500-1800

Abstrak

Russia started its territorial expansion campaign during the reign of Ivan IV (Ivan the
Terrible) in 1533. Under his rule Russia expand its borders to the southeast along the River
Volga to seize the territory of Kazan and Astrakhan khanate that hinder their trade route
with the Middle East via the Caspian Sea. In the early 16th century Russias expansion to
the Siberia is already underway and the Russian then turned their attention to the west and
southwest. In the late 18th century Russia has become a great Eurasian empire and is still
trying to expand its territory to the territory of the Ottoman Empire in the south. Until
today, Russia still has the largest territory compared to other countries. The secret to its
success seizing so much land was not only based on its military prowess, but also its ability
to modernize it, creating grand strategies to defeat its opponents, and its ability to assert
power over its vast territory, especially in Siberia.

Keywords: Russia, history, territorial expansion, imperial Russia, Russian Empire territory
Pendahuluan

Rusia memulai usaha perluasan wilayahya pada masa pemerintahan Ivan IV (Ivan the
Terrible) pada tahun 1533. Di bawah pemerintahannya Rusia memperluas wilayahnya ke
arah tenggara menyusuri Sungai Volga untuk merebut wilayah Khanat Kazan dan
Astrakhan yang menghalangi rute perdagangan dengan Timur Tengah melalui Laut
Kaspia. Pada awal abad ke-16 proses perluasan wilayah Russia ke Siberia tengah
berlangsung dan Rusia kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah barat dan barat daya.
Russia memulai perluasannya ke wilayah timur Swedia, Finlandia, Lithuania, Estonia,
Livonia di wilayah Laut Baltik, dan Ukraina bagian timur. Russia juga menguasai Khanat
Krimea pada tahun 1783. Pada akhir abad ke-18 Rusia telah menjadi sebuah kerajaan
Eurasia besar dan masih berusaha memperluas wilayahnya ke wilayah Kekaisaran Ottoman
di selatan.

Pembahasan

Peluasan wilayah Rusia pada tahun 1500 hingga 1800an merupakan perluasan wilayah
terluas dan terbesar yang pernah terjadi. Salah satu faktor yang membuat perluasan
wilayah Rusia ini penting dan menarik untuk dipelajari selain dari total luas wilayah itu
sendiri adalah bagaimana kekaisaran Rusia mempertahankan kekuasaan mereka pada
wilayah yang begitu luas dengan sistem sentralisasi yang sangat kuat. Berikut ini adalah
ulasan singkat buku-buku yang telah disusun oleh para ahli untuk menjawab pertanyaan
ini.

Warfare, State and Society on the Black Sea Steppe, 1500-1700 oleh Brian L. Davis.
Dalam buku ini Brian L. Davies' memberikan pembahasan penting mengenai asal muasal
munculnya Rusia sebagai salah satu kekuatan besar di tahun-tahun berikutnya. Selama
hampir tiga abad, Rusia bersaing dengan Khanat Krimea, yang Persemakmuran Polandia-
Lithuania dan Kekaisaran Ottoman untuk mendapatkan kekuasaan di daerah Ukraina dan
stepa subur di utara Laut Hitam, sebuah wilayah yang sangat strategis dan memiliki nilai
ekonomi yang besar, yang bisa dibilang merupakan pusat Eurasia pada tahun 1500 hingga
1700an. Operasi militer yang sangat membutuhkan waktu berabad-abad ini memberikan
dampak buruk bagi populasi Rusia, ekonomi, institusi negara, serta berulang kali
merombak dan menata ulang kekuatan militer Rusia dan proyek-proyek diplomatik di
Rusia di wilayah ini.

Operasi militer yang dilakukan di Laut Hitam ini sama pentingnya dengan operasi-operasi
militer Rusia di daerah Eropa utara dan tengah dalam kaitannya dengan pembentukan
negara bangsa Rusia yang dikenal saat ini. Buku ini meneliti lebih jauh pergolakan yang
terjadi pada masa ini dan menjelaskan bagaimana keberadaan Rusia sebagai salah satu
aktor utama dalam sejarah wilayah Laut Hitam ini merupakan hasil dari strategi-strategi
kolonialisasi militer baru, dan juga merupakan perbaikan yang terus dilakukan dalam
bidang taktik militer, kontrol dan komando, serta logistik militer.

Cossacks and the Russian Empire, 1598-1725 Manipulation, rebellion and expansion into
Siberia oleh Christoph Witzernath. Buku ini membahas berbagai macam cara dan sistem
yang diterapkan oleh Rusia saat mereka menduduki wilayah Siberia pada tahun 1598
hingga tahun 1725. Kekuasaan yang dimiliki Russia atas Siberia sangatlah tergantung
terhadap beberapa tokoh saja yang tersebar luas dari pusat kekaisaran di Moskow dan St.
Petersburg, dengan tidak adanya angkatan bersenjata resmi serta keadaan ekonomi negara
yang tengah memburuk.

Buku ini memberikan penekanan khusus pada peran para Cossack Siberia, serta evaluasi
menyeluruh mengenai bagaimana lembaga-lembaga pemerintahan kekaisaran Rusia
berfungsi di abad ketujuh belas. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting tentang
bagaimana otokrasi Rusia pada periode modern awal dijalankan, menyelidiki hubungan
yang hingga saat ini seakan-akan diabaikan antara salah satu wilayah terpenting dari
kekaisaran Rusia dengan pusat pemerintahan, dan meneliti bagaimana kekaisaran Rusia
mampu mengontrol daerah-daerah perbatasan yang luas dan jauh seperti mengingat
terbatasnya sarana yang mereka miliki.

Penulis berpendapat bahwa meskipun ada jarak yang cukup jauh memisahkan pusat
kekuatan pemerintah dengan daerah-daerah perbatasan di Siberia, representasi kekuasaan
Tsar dalam simbol-simbol, teks dan sikap tertentu yang mendarah daging dalam lembaga-
lembaga pemerintahan di Siberia merupakan hal-hal yang menjamin kekuasaan Rusia,
sehingga memungkinkan adanya stabilitas politik dan perdagangan yang menguntungkan.
Secara umum, buku ini memberikan penjelasan yang menyeluruh mengenai bagaimana
institusi-institusi kekaisaran Rusia berfungsi di Siberia pada abad ke-17.

The Grand Strategy of the Russian Empire, 1650-1831 oleh John P. LeDonne. Buku ini
menceritakan kembali strategi-strategi yang digunakan oleh Rusia dalam masa
ekspansinya. LeDonne mengingatkan pada pembaca bahwa letak geografis suatu wilayah
yang strategis sangat penting untuk memahami pembentukan sebuah strategi besar dan
ampuh. Wilayah Rusia meliputi suatu dataran luas yang ditutupi oleh hutan serta beberapa
sungai yang mengalir ke Laut Baltik, Laut Hitam tanpa terhalang pegunungan. LeDonne
mengadopsi teori "Heartland" yang dicetuskan oleh Sir Halford John Mackinder untuk
menjelaskan hal ini, dengan alasan bahwa Rusia Muskovit menghadapi Swedia, Polandia,
dan kekaisaran Ottoman/ Persia di dalam perebutan kekuasaan di heartland Rusia ini.

Rusia memanfaatkan hutan-hutan lebat di wilayah mereka yang tak tertembus untuk
membangun sebuah negara militer yang terpusat dan absolut, menciptakan sebuah sistem
ekonomi yang bertujuan mengekstrak secara maksimum sumber daya yang ada dari
penduduknya, menyebarkan visi kebudayaan dan kekaisaran etnis Rusia-Ortodoks di
seluruh Eurasia, dan menempa kekuatan militer yang terus dimodernisasi. Dalam
menanggapi perdebatan klasik mengenai apakah Rusia adalah "negara barat atau timur,"
LeDonne berpendapat bahwa Rusia bukanlah keduanya. Menurutnya, Rusia bukanlah
bagian dari Eropa, melainkan sebuah kekuatan otonom di daerah pedalaman atau
heartland, yang didirikan pada sebuah ruang dinamis dan kekuasaan yang tidak
memihak. Kepentingan militer Rusia mendefinisikan tujuan ekonomi dan politiknya
dengan visi keagamaan Kristen Ortodoks Timur terhadap Gereja Katolik Roma dan Islam.

Imperial Visions: Nationalist Imagination and Geographical Expansion in the Russian Far
East, 18401865 oleh Mark Bassin. Buku ini memberikan penjelasan mengenai Sungai
Amur yang menjadi perbatasan Rusia dan Tiongkok pada pertengahan abad ke19. Mark
Bassin berpendapat bahwa Amur memberikan Rusia orientasi nasionalis-reformis yang
bisa mereka gunakan sebagai ajang untuk mengekspresikan rasa nasionalisme mereka dan
peranannya sebagai pencapaian tersendiri setelah mengalami kekalahan di Perang Krimea.
Buku ini juga memperkenalkan berbagai isu yang berbeda yang ada pada masa itu, yaitu
imperialisme Rusia, ideologi reformis, nasionalisme dan mesianisme, isu geopolitik, dan
regionalisme Siberia, dan menjadikannya kedalam satu analisis tunggal. Secara umum,
buku ini dianjurkan untuk dibaca bagi mereka yang ingin mengetahui perluasan wilayah
Rusia yang terjadi pada pertengahan abad kesembilan belas, terutama perluasan yang
dilakukan oleh Nicholas I.

Russian Empire: Space, People, Power, 1700-1930 oleh Jane Burbank, Mark von Hagen,
Anatolyi Remnev. Buku ini merupakan kumpulan tulisan para ahli sejarah dari berbagai
negara yang memiliki fokus pada pentingnya konsep dan kelembagaan pemerintahan
kekaisaran di Rusia pada tahun 1700 hingga 1930. Salah satu gagasan yang melandasi
buku ini adalah gagasan menempatkan wilayah kekaisaran sebagai faktor utama yang
harus dibahas ketika mempelajari kekaisaran Rusia alih-alih kebudayaan atau agama. Buku
ini juga mempelajari kekaisaran Rusia secara utuh alih-alih hanya pusat pemerintahannya
saja. Buku ini bertujuan untuk menekankan pentingnya wilayah suatu negara, dalam hal ini
kekaisaran, untuk memahami pemerintahan terkait. Buku ini terbagi menjadi 18 bab dan
empat bagian yang masing-masing membahas tentang pemetaan ruang kekaisaran Rusia,
masyarakat Rusia, lembaga-lembaga pemerintahan, dan model-model pemerintahan yang
tercipta pada masa itu.

Penutup

Keberhasilan Rusia dalam memperluas dan mempertahankan wilayahnya bukan hanya


dikarenakan kekuatan militernya. Menurut Brian L. Davis, keberhasilan Rusia merebut
wilayah stepa yang subur dan sangat strategis secara ekonomi pada waktu itu yang terletak
di utara Laut hitam tidak lain adalah karena strategi militer yang digunakan oleh Rusia
selalu diperbarui dan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan di lapangan. Christoph
Witzernath menganggap keberadaan para Cossack memiliki peranan yang sangat penting
dalam stabilitas kekuasaan yang dimiliki oleh kekaisaran Rusia, terutama di daerah-daerah
terpencil Siberia yang jauh dari pusat kekuasaan.

Menurut John P. LeDonne letak geografis Rusia yang relatif datar, luas, dan berhutan lebat
membantunya mempertahankan wilayah mereka. Para penguasa di Rusia yang mengetahui
hal ini membangun sebuah kekaisaran dengan kekuatan militer yang disesuaikan dengan
keadaan geografisnya sehingga mereka mudah mengontrol baik penduduknya maupun
lawan-lawan politik atau partner dagang mereka. Mark Bassin berpendapat salah satu
faktor yang mendorong perluasan wilayah Rusia adalah ideologi nasionalis-reformis yang
ia terapkan dalam analisanya terhadap perluasan wilayah yang dilakukan di daerah Sungai
Amur. Sementara itu, Jane Burbank, Mark von Hagen, Anatolyi Remnev dan beberapa ahli
lain menuangkan pendapat mereka bahwa dalam mempelajari kekaisaran Rusia perlu
diadakan penelitian yang menyeluruh terhadap wilayahnya, masyarakatnya, lembaga-
lembaga negaranya, serta model sistem pemerintahan yang ada pada masa itu.
Sumber:

Bassin, Mark. 2004. Imperial Visions: Nationalist Imagination and Geographical

Expansion in the Russian Far East, 1840-1865. Edinburgh. Cambridge University Press.

Burbank, Jane, Mark von Hagen, Anatolyi Remnev. 2007. Russian Empire: Space,

People, Power, 1700-1930. Bloomington dan Indianapolis. Indiana University Press.

Davis, Brian L. 2007. Warfare, State and Society on the Black Sea Steppe, 1500-

1700. London dan New York. Routledge.

LeDonne, John P. 2004. The Grand Strategy of the Russian Empire, 1650-1831.

Oxford. Oxford University Press.

Witzernath, Christoph. 2007. Cossacks and the Russian Empire, 1598-1725

Manipulation, rebellion and expansion into Siberia. London dan New York. Routledge.

Anda mungkin juga menyukai