Anda di halaman 1dari 3

Istilah konseling (counseling ) diartikan sebagai penyuluhan.

Istilah penyuluhan dalam


kegiatan bimbingan menurut para ahli kurang tepat. Menurut mereka yang paling tepat
adalah konseling karena kegiatan konseling ini sifatnya lebih khusus, tidak sama
dengan kegiatan-kegiatan penyuluhan lain seperti dalam penuluhan dalam bidang
pertanian dan penyuluhan dalam keluarga berencana, untuk menekankan
kekhususanya itulah maka dipakai istilah Bimbingan dan Konseling. Pelayanan konseling
menuntut keahlian khusus, sehingga tidak semua orang yang dapat memberikan
bimbingan mampu memberikan jenis layanan konseling ini (winkel, 1978).

Banyak ahli yang memberikan makna tentang konseling. Menurut James P.Adam yang
dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a): konseling adalah suatu pertalian timbal balik
antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain
(konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungan dengan
masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
Bimo Walgito (1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan
kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara, dengan
cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang di hadapi untuk mencapai
kesejahteraan hidupnya.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapatlah dikatakan bahwa kegiatan konseling


itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Pada umumnya dilaksanakan secara individual
b. Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka
c. Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli
d. Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi klien
e. Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan
masalahnya dengan kemampuan sendiri.
Kegiatan bimbingan dankonseling tersebut berbeda dengan kegiatan mengajar.
Perbedaan itu antara lain:
a. Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan mengajar adalah dirumuskan terlebih
dahulu dan target pencapaian tujuan tersebut sama untuk seluruh siswa dalam
satu kelas atau satu tingkat. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling target
pencapaian tujuan lebih bersifat individual atau kelompok.
b. Pembicaraan dalam kegiatan mengajar lebih banyak diarahkan pada pemberian
informasi, atau pembuktian dalam suatu masalah, sedangkan dalam
pembicaraan konseling lebih ditunjukan untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapi klien.
c. Dalam kegiatan mengajar, para siswanya belum tentu mempunyai masalah yang
berkaitan dengan materi yang diajarkan, sedangkan dalam kegiatan bimbingan
dan konseling pada umumnya klien telah/sedang menghadapi masalah.
d. Untuk melaksanakan bimbingan dan konseling, bagi konselor dituntut suatu
keterampilan khusus dan berbeda dengan tuntutan bagi seorang guru/pengajar.
B. Petanan Bimbingan dan Konseling dalam pendidikan disekolah

Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka
proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan
social, sebagai indiidu dan anggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan
inteleknya. Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal diluar
bidang garapan pengajaran. Tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya
tujuan pendidikan dan pengajaran disekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui layanan
secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan
kemampuanya secara penuh (Mortensen & Schemuller, 1969) bimbingan dan konseling
semakin hari semakin dirasakan perlu keberadaanya disekitar sekolah. Hal ini didukung
oleh berbagai macam factor, sperti dikemukakan oleh koestoer Partosiswarto (1982),
sebagai berikut:

1. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua setelah rumah, dimana anak dalam
waktu sekian jam (-+ 6 jam) hidupnya berada disekolah
2. Para siswa yang usianya relative lebih muda sangat membutuhkan bimbingan
baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan dirinya, maupun dalam
mengatasi berbagai macam kesulitan.
Keadaan konselor disekolah dapat meringankan tugas guru (Lunduquist dan
Chamely yang dikutup oleh Belkin, 1981). Mereka menyatakan bahwa konselor
ternyata sangat membantu guru, dalam hal;
1) Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah efektif yang
mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru.
2) Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan
mempengaruhi proses belajar mengajar.
3) Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses mengajar siswa lebih
efektif.
4) Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.

Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan
pendidikan. Keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses pembelajaran yang
lebih efektif. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan dan konseling, tidak dapat dipisahkan
dengan kegiatan sekolah.

C. layanan bimbingan sangat dibutuhkan agar siswa siswa yang mempunyai masalah
dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar dengan baik. Dalam kurikulum SMK
tahun 1975 Buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan di sekolah adalah
membantu siswa :
1. mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperooleh prestasi belajar yang
tinggi.
2. mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukanya pada
saat proses belajar-mengajar berlangsung dalam hubungan sosial.
3. mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani
4. mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan
pekerjaan setelah mereka tamat.
5.Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kelanjutan program studi.
6. mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan sisial emosional disekolah
yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, terhadap
lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.

Disampung tujuan-tujuan tersebut, downing (1968) juga mengemukakan bahwa tujuan


layanan bimbingan disekolah sebenarnya sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri,
yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial psikologis
mereka, merealisasikan keinginanya, serta mengembangkan kemampuan untuk
potensinya.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan adalah embantu
mengatasi berbagai macam kesulitan yang dihadapi siswa sehingga terjadi proses
belajar mengajar yang efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai