id
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dikerjakan oleh :
DWI PURWANTO
NIM : I 8708028
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Persembahan
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul TINJAUAN PERENCANAAN
STABILITAS BENDUNGAN GONGGANG DI KABUPATEN MAGETAN dengan
baik. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak menerima bimbingan,
bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
beserta stafnya.
2. Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta
beserta stafnya.
3. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Surakarta beserta stafnya.
4. Ir. Suyanto, MM selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir atas arahan dan
bimbingannya selama dalam penyusunan tugas ini.
5. Rekan rekan dari Teknik sipil semua angkatan dan semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran maupun masukan yang membawa
ke arah perbaikan dan bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Semoga
Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Penyusun
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL .......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................iv
KATA PENGANTAR. .................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................vi
DAFTAR ISI. ................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1 Peta Lokasi Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur ................ 1
Gambar 2.1 Lereng Tak Terhingga Tanpa Aliran Rembesan ......................... 19
Gambar 2.2 Lereng Tak Terhingga Dipengaruhi Aliran Rembesan ............... 23
Gambar 2.3 Analisis Stabilitas Timbunan Diatas Tanah Miring .................... 24
Gambar 2.4 Analisis Stabilitas Lereng Tanah Lempung Tanpa Pengaruh
Rembesan..................................................................................... 27
Gambar 2.5 Analisis Stabilitas Lereng Tanah Lempung Dengan Pengaruh
Rembesan..................................................................................... 27
Gambar 2.6 Analisis Stabilitas Lereng = 0 .................................................. 29
Gambar 2.7 Garis Depresi Pada Bendungan Homogen (Sesuai Dengan Garis
Parabola). ..................................................................................... 31
Gambar 2.8 Garis Depresi Pada Bendungan Homogen (Sesuai Dengan Garis
Parabola Yang Mengalami Modifikasi) ...................................... 32
Gambar 2.9 Jaring Arus Pada Struktur Turap. ................................................ 33
Gambar 2.10 Jaring Arus Pada Struktur Bendung. ......................................... 34
Gambar 2.11 Debit rembesan dalam satu lajur aliran (q). ............................ 35
Gambar 3.1 Dam Site Plan Bendungan Gonggang. ........................................ 38
Gambar 3.2 Denah Dan Potongan Melintang Bendungan Gonggang ............ 38
Gambar 3.3 Bagan Alir Tahapan Kegiatan ..................................................... 41
Gambar 4.1 Sketsa Rembesan ......................................................................... 42
Gambar 4.2 Sketsa Flownet Pada Bendungan ................................................ 43
Gambar 4.3 Tipikal Potongan Melintang Bendungan kosong ........................ 45
Gambar 4.4 Tipikal Potongan Melintang Bendungan kosong isi air .............. 47
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Tabel Hitungan................................................................................ 31
Tabel 4.1 Kondisi 1 (Bendungan Kosong)...................................................... 44
Tabel 4.2 Kondisi 2 (Bendungan Terisi Air). ................................................. 46
Tabel 5.1 Volume Pekerjaan Bendungan Gonggang. ..................................... 48
Tabel 5.2 Daftar harga upah. ........................................................................... 50
Tabel 5.3 Daftar Harga Bahan Bangunan. ...................................................... 51
Tabel 5.4 Daftar Harga Satuan Alat Berat. ..................................................... 52
Tabel 5.5 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Galian Tanah. ............................. 53
Tabel 5.6 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Timbunan Inti (Zone 1) -Material
Clay. .................................................................................................. 54
Tabel 5.7 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Beton K-300. ................................ 55
Tabel 5.8 Rencana anggaran biaya proyek bendungan gonggang th 2011. .... 56
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2
Pelaksanaan fisik mulai tahun anggaran 2004 dilakukan oleh Satuan Kerja Non
Vertikal Tertentu Pengembangan dan Pengolahan Sumber daya Air Bengawan
Solo. Pemerintah Kabupaten Magetan telah merencanakan jangka panjang,
Proyek pembangunan Bendungan Gonggang merupakan awal dari strategi
konservasi alam yang secara berkesinambungan untuk pemanfaatan air yang
sangat dibutuhkan oleh kelestarian alam, serta dimanfaatkan untuk kebutuhan
masyarakat sebagai penyediaan air baku, irigasi, serta pariwisata dan perikanan.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah dapat disusun yaitu
1. Bagaimana kondisi stabilitas bendungan utama dan berapa besar factor
keamanan yang ada.
2. Berapa besar Rencana Anggaran Biaya keseluruhan yang dibutuhkan dalam
pembangunan proyek Bendungan Gonggang.
Mengingat terbatasnya waktu dan biaya penelitian, serta masalah yang dihadapi
maka studi ini dibatasi pada beberapa masalah sebagai berikut:
1. Studi kasus dilakukan di Bendungan Gonggang, Magetan.
2. Bentuk bendungan utama ( maindam ) menggunakan tipe zona inti tegak.
3. Menganalisis stabilitas lereng Bendungan.
4. Daftar harga bahan bangunan, serta harga satuan alat berat masih
menggunakan harga lama (tahun 2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
4
Sehubungan dengan fungsi bendungan sebagai pengempang air atau pengangkat
permukaan air di dalam suatu waduk, maka secara garis besar tubuh bendungan
merupakan penahan rembesan air ke arah hilir serta penyangga tandonan air
tersebut.
Di tinjau dari penempatan serta susunan bahan yang membentuk tubuh bendungan
untuk dapat memenuhi fungsinya dengan baik, maka bendungan urugan dapat di
golongkan dalam 3 (tiga) tipe utama,yaitu:
1. Bendungan urugan homogen (bendungan homogen).
2. Bendungan urugan zonal (bendungan zonal).
3. Bendungan urugan bersekat (bendungan sekat).
2.1.1.1. Bendungan Homogen
Suatu bendungan urugan di golongkan dalam tipe homogen, apabila bahan yang
membentuk tubuh bendungan tersebut terdiri dari tanah yang hampir sejenis dan
gradasi susunan ukuran butiran hampir seragam.
Tubuh bendungan secara keseluruhan berfungsi ganda, yaitu sebagai bangunan
penyanga dan sekaligus sebagai penahan rembesan air.
2.1.1.2. Bendungan zonal
Bendungan urugan di golongkan dalam tipe zonal, apabila timbunan yang
membentuk tubuh bendungan yang terdiri dari batuan dengan gradasi yang
berbeda-beda dalam urutan urutan pelapisan tertentu.
Bendungan tipe ini berfungsi sebagai penyangga yang di bebankan kepada
timbunan yang lulus air (zone lulus air), sedang penahan rembesan di bebankan
kepada timbunan yang kedap air (zone kedap air).
Berdasarkan letak dan kedudukan dari zone kedap airnya, maka tipe ini masih
dapat di bedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:
1. Bendungan urugan zonal dengan tirai kedap air atau bendungan tiraiialah
bendungan zonal dengan zone kedap air yang membentuk lereng udik
bendungan tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
2. Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air miring atau bendungan inti
miring, ialah bendungan zonal yang zone kedap airnya terletak di dalam
tubuh bendungan dan berkedudukan miring ke arah hilir.
3. Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air tegak atau bendungan inti
tegak, ialah bendungan zonal yang zone kedap airnya terletak di dalam tubuh
bendungan dengan kedudukan vertikal, dan inti tersebut terletak di bidang
tengah dari tubuh bendungan.
2.1.1.3. Bendungan urugan bersekat (bendungan sekat)
Bendungan urugan di golongkan dalam tipe sekat (facing) apabila di lereng udik
tubuh bendungan di lapisi dengan sekat tidak lulus air (dengan kedapan yang
tinggi) seperti lembaran baja tahan karat, beton aspal, lembaran beton bertulang,
hamparan plastik, susunan beton balok dan lain-lain.
Beberapa aspek terpenting yang perlu di pelajari untuk dapat merealisir gagasan
pembangunan suatu bendungan adalah:
1. Topografi.
2. Geologi teknik.
3. Pondasi.
4. Hidrologi.
5. Bahan bendungan.
6. Bangunan pelimpah.
7. Bangunan penyadap.
8. Lain-lain.
2.1.3.1. Topografi
Apabila peninjauan hanya di dasarkan pada kondisi topografi, maka bendungan
beton akan lebih menguntungkan jika sekiranya di bangun pada alur sungai yang
dalam tetapi sempit, sebaliknya pada alur sungai yang dangkal tetapi lebar,
bendungan urugan akan lebih murah.
Akan tetapi, berhubung banyaknya faktor lain yang perlu di perhitungkan, antara
lain kondisi geologi di daerah calon bendungan, tersedianya bahan dengan
kwalitas yang memenuhi syarat untuk tubuh bendungan, kemampuan teknologi
pelaksanaan pembangunan, maka pada kenyataan kadang-kadang bahkan terjadi
hal yang sebaliknya.
Selain itu sering di jumpai bendungan dengan konstruksi kombinasi yaitu
bendungan urugan di kombinasi dengan bendungan beton. Secara pasti sukarlah
untuk dapat di tetapkan langsung tipe mana yang paling cocok untuk suatu lokasi
calon bendungan, sebelum di adakan penelitian-penelitian secara mendalam dan
seksama terhadap semua faktor-faktor yang akan mempengaruhi rencana
pembangunan suatu bendungan.
Walaupun demikian kemampuan adaptasi bendungan urugan jauh lebih tinggi di
bandingkan dengan bendungan beton, sehingga kemungkinan terpilihnya
bendungan urugan lebih besar dari pada bendungan beton.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
Dalam keadaan dimana membangun bendungan urugan pada alur yang sempit
tetapi dalam, merupakan alternatif yang terpilih, maka perlu di perhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Di usahakan nagar pemilihan bahan untuk tubuh bendungan sedemikian
rupa sehingga potongan melintangnya paling sederhana,serta jenis bahan
gradasinya di usahakan supaya tidak banyak. karena pelaksanaan
pembangunan lebih sederhana, serta mengingat sempitnya lapangan
pelaksanaan, tentu akan membatasi ruang gerak untuk alat-alat berat.
2. Retak-retak pada tubuh bendungan kemungkinan dapat terjadi akibat
perbedaan angka konsolidasi yang besar antara bagian tubuh bendungan
yang terletak di atas dasar sungai dan bagian tubuh bendungan yang
terletak di atas tebing sungai.
Untuk mencegah terjadinya retak yang fatal pada timbunan kedap air, di
sarankan agar di pilih bendungan urugan inti tegak karena bendungan tipe
ini lebih mudah menyesuaikan diri dengan ketidak seragaman proses
konsolidasi, di banding dengan bendungan urugan inti miring.
3. Biasanya kebocoran-kebocoran yang paling mudah terjadi adalah di
daerah kontak antara timbunan yang kedap air (inti, tirai, dll) dengan
tebing sungai.Oleh karena itu di anjurkan agar penggalian untuk landasan
inti tersebut pada tebing dan dasar sungai di buat berparit-parit agar kontak
menjadi lebih luas dan tumpuan antara timbunan kedap air dengan alas
atau tebing dan dasar sungai menjadi lebih sempurna.
Penggalian-penggalian pada calon landasan inti kedap air supaya di
laksanakan dengan teliti dan pekerjaan penimbunan di lakukan dengan
cermat serta di usahakan agar mengunakan bahan tanah liat dengan angka
P.I.(Plasticity Index) tidak kurang dari 15.
4. Pada keadaan topografi, di mana tebing sungai terlalu curam, maka
menyukarkan pembuatan bangunan pelengkap untuk bendungan seperti:
bangunan pelimpah, bangunan penyadap, bangunan penglontoran dan
jaringan jalan-jalan exploitasi. Apalagi debit banjir relatife besar di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
..(2.1)
Dimana:
F = Faktor aman,
C = Kohesi tanah,
= Sudut gesek dalam tanah,
Cd = Kohesi tanah kering,
d = Sudut gesek dalam tanah kering.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
......(2.2)
Dimana :
= Sudut kemiringan lereng.
.(2.3b)
Dimana :
Fc = Faktor aman kohesi tanah,
F = Faktor aman sudut gesek dalam tanah.
Faktor aman terhadap kuat geser tanah di ambil lebih besar 1.2 menurut (Suyono
Sosrodarsono,1989)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
Tegangan normal dan gaya geser pada bidang AB per satuan lebar, adalah:
.......(2.7)
.......(2.8)
Reaksi akibat gaya berat W, adalah gaya P yang besarnya sama dengan W,dengan
arah yang berlawanan.
Uraian gaya P memberikan:
Nr = P cos = W cos = Hb cos ...........................................................(2.9)
Tr = P sin = W sin = Hb sin ...........................................................(2.10)
Dengan =
Nr = Kekuatan resultant dibawah bidang l;ongsor,
Tr = Tekanan tanah dibawah bidang longsor.
Dalam kondisi seimbang, gaya geser yang bekerja pada bidang Ab adalah:
................(2.11)
Dimana :
d = Volume kering,
H = Tinggi maksimum.
Gaya geser yang terjadi ini,dapat di tuliskan dalam persamaan:
....(2.12)
.....(2.13)
.....(2.14)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
.....(2.15)
......(2.16)
Untuk tanah yang mempunyai granuler dan C, kedalaman elemen tanah pada
kondisi kritis (Hc) terjadi bila F=1, yaitu
......(2.17)
Dengan Hc adalah kedalaman maksimum, dimana lereng dalam kondisi kritis akan
longsor.
Untuk tanah granuler, nilai kohesi c = 0, persamaan (2.16) menjadi:
......(2.18)
Persamaan (2.18) memeberi pengertian bahwa pada lereng tak terhingga, untuk
tanah granuler, selama dalam kondisi stabil, karena faktor aman.
Untuk tanah kohesif dengan = 0, persamaan:
.......(2.19)
............(2.28)
....(2.29)
Gaya-gaya geser yang terjadi atau gaya geser yang di butuhkan untuk memelihara
keseimbangan pada bidang AB dapat pula di tuliskan dalam bentuk:
d = cd + ( - u ) tan d.......................................................................(2.30)
Dengan u adalah tekanan air pori yang besarnya = w H cos2 (lihat Gambar
3.2)
Substitusi persamaan (2.29) ke dalam persamaan (2.30) di peroleh:
d = cd + (sat H cos2 - w H cos2 ) tan d
= cd + H cos2 tan d ......................................................................(2.31)
Substitusi persamaan (2.29) ke persamaan (2.31), di peroleh:
)..................................................(2.32)
.....(2.34)
Dimana:
sat = Berat volume jenuh tanah,
= Berat volume efektif tanah.
Dari persamaan (2.34), untuk tanah granuler dengan c = 0, maka besarnya faktor
aman dapat dihitung dengan persamaan:
....(2.35)
2.2.2.2 Lereng Terbatas
Gambar (2.3) memperlihatkan timbunan yang terletak di atas tanah asli yang
miring. Akibatnya permukaan tanah asli yang miring, timbunan akan longsor di
sepanjang bidang datar AB. Contoh dari kondisi ini adalah jika suatu tanah
timbunan di letakkan pada tanah asli yang miring, sehingga pada lapisan tanah
asli masih terdapat lapisan lemah yang berada di dasar timbunan.
Berat massa tanah timbunan yang akan longsor:
W = 1/2 HL (1)
= 1/2 H ( H / tan - H tan )
...(2.36)
Dimana:
= Sudut lereng tanah,
L = Panjang bidang longsor AB.
commit to user
Gambar (2.3) Analisis stabilitas timbunan di atas tanah miring
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Tegangan normal dan tegangan geser yang terjadi akibat berat tanah, pada bidang
AB adalah:
.....(2.37)
.........(2.38)
Tahanan geser yang terjadi pada bidang AB,adalah:
...(2.39)
.....(2.40)
Dari persamaan (2.40) terlihat bahwa cd adalah fungsi dari sudut, karena nilai-
nilai ,,H,dan d konstan.
Dengan mengambil
...(2.41)
........(2.42)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
......(2.44)
Dengan:
Mr = Koefisien kompresi volume r,
Md = Koefisien kompresi volume d,
R = Jari-jari lingkaran bidang longsor yang di tinjau,
commit to user
Y = Jarak pusat berat W terhadap 0.
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.4 Analisis stabilitas lereng tanah lempung tanpa pengaruh rembesan
Jika lereng di pengaruhi oleh aliran rembesan air tanah, maka diperlukan untuk
menggambar garis freatis dan sketsa jaring arusnya (flow net). Garis-garis
ekuipotensial memotong lingkaran longsoran dengan tinggi energi yang di
ketahui, tekanan pada titik ini dapat dihitung guna memberikan diagram tekanan
seperti yang dilihat pada Gambar 2.5
commit
Gambar 2.5 Analisis stabilitas lereng to user
tanah lempung dengan pengaruh rembesan
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
Jumlah tekanan air pori dapat dihitung secara integrasi, dimana titik tangkap gaya
U ini akan melewati titik 0. Nilai vektor gaya W dapat diperoleh dengan
menambahkan U dengan vektor W. Dengan cara keseimbangan momen dapat
diperoleh jarak y. Nilai faktor aman, dapat dihitung dengan:
........(2.45)
Dengan :
Rc = Jari-jari lingkaran bidang longsor,
L AC = Panjang bagian lingkaran AC,
W = Berat massa tanah efektif,
......(2.47)
Dengan y1 dan y2 berturut-turut adalah jarak jari pusat berat W1 dan terhadap 0.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
Momen yang menahan yang dibutuhkan untuk keseimbangan adalah dari jumlah
perkalian komponen kohesi di sepanjang bidang longsornya dengan jarak R.
Bendungan merupakan salah satu bangunan yang sangat kompleks dan sangat
banyak fungsinya, oleh karenananya perlu direncana yang sangat teliti. Untuk
memperoleh bendungan yang stabil perlu diperhitungkan kestabilannya. Oleh
karenanya resultante tekanan air pada bendungan dan berat sendiri harus masih
bekerja pada teras potongan supaya tidak menimbulkan tekanan tarik.
Karena kalau di perhatikan adanya tekanan air di bawah bendungan juga akan
mengurangi berat dari bendungan itu.Yang sangat penting perlu lagi ialah
mengenai garis rembesan, jadi garis rembesan perlu diperhatikan secara khusus
dan kestabilan bendungan akan aman terhadap garis rembesan itu.
Perhitungan stabilitas tubuh bendungan berdasarkan metode cara lingkaran
longsoran (Slipe Cicle). Setiap bidang luncur dibagi dalam pias-pias irisan vertikal
dimana kestabilan dinyatakan dengan faktor keamanan (safety factor).
Safety factor didapat dari rumus: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
.(2.48)
Dimana:
Fs = faktor keamanan karena 1,2 (faktor keamanan standart).
N = beban komponen vertikal yang timbul dari berat setiap irisan bidang
luncur (.A.cos ).
T = beban komponen tangensial yang timbul dari berat setiap irisan bidang
luncur (.A.cos ).
Ne = komponen tangensial beban seismis yang bekerja pada setiap irisan
bidang luncur (=e..A.sin ).
Te = komponen tangensial beban seismis yang bekerja pada setiap irisan
bidang luncurnya (=e..A.cos ).
b = panjang dasar irisan
A = luas dari setiap bahan pembentuk irisan bidang luncur.
V = tekanan air pori.
b = panjang bidang longsor
Tiap-tiap tinjauan tersebut diatas bisa diambil minimal 4 (empat) titik memenuhi
syarat SF = 1,2. Begitu pula seterusnya sehingga tinjauan dari apa yang diuraikan
tersebut diatas terpenuhi.
Tabel 2.1 Tabel Hitungan
T N Ne Te U X C
No W sin W cos eT eN (BH)/cos Tan (N-Ne- (c..2.R/360)
U)/Tan
Sehingga :
.(2.49)
Formasi garis depresi pada zone kedap air suatu bendungan dapat diperoleh
dengan metode Casagrande. Apabila angka permeabilitas vertikalnya (kv) berbeda
dengan angka permeabilitas horisontalnya (kh), maka akan terjadi deformasi garis
depresi dengan mengurangi koordinat horisontalnya sebesar kali.
Pada Gambar 2.7, ujung tumit hilir bendungan di anggap sebagai titik permulaan
koordinat dengan sumbu-sumbu x dan y, maka garis depresi dapat di peroleh
dengan persamaan parabola bentuk dasar sebagai berikut:
dan
.(2.51)
Dimana:
y : Gradien,
yo : Gradien hidrolis,
h : Jarak vertikal antara titik A dan B,
d : Jarak horisontal antara titik B2 dan A.
Akan tetapi garis parabola bentuk besar ( B2 - C0 - A0 ) diperoleh dari persamaan
tersebut, bukanlah garis depresi yang sesungguhnya, masih diperlukan
penyesuaian menjadi garis B C A yang merupakan bentuk garis depresi yang
sesungguhnya seperti yang tertera pada Gambar 2.8, sebagai berikut:
Gambar 2.8 Garis depresi pada bendungan homogen (sesuai dengan garis
parabola yang mengalami modifikasi).
a. Pada titik permulaan, garis depresi berpotongan tegak lurus dengan lereng
udik bendungan dan dengan demikian titik C0 dipindahkan ke titik C
sepanjang a.
b. Panjang garis a tergantung dari kemiringan lereng hilir bendungan, dimana
air filtrasi tersembul keluar yang dapat di hitung dengan rumus sebagai
berikut:
.(2.52)
Dimana:
a : Jarak A C (periksa Gambar 2.8),
a : Jarak C C, commit to user
0
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
commit to user
Ganbar 2.9 Jaring arus pada struktur turap
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
...........................................................(2.54)
........................................(2.55)
Persamaan (2.53) menunjukkan bahwa kehilangan tinggi energi antara dua garis
ekipotensial berurutan adalah sama. Kombinasi Persamaan (2.54) dan (2.55), di
peroleh
...................................................................................................(2.56)
Dengan :
Np = Jumlah devider number pada garis potensial.
Jika terdapat lajur aliran, debit rembesan (q) per satuan lebar dari struktur di
nyatakan oleh:
.....................................................................................(2.57)
Dengan :
Nf = Jumlah devider number pada garis seepage.
Persamaan (2.57) di gunakan untuk menghitung debit renbesan lewat bagian
bawah bangunan air.Jaring arus dapat di gambarkan berbentuk segi empat.Dalam
hal ini,nilai banding panjang dan lebar dari elemen jaring-arus harus konstan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
............................................................................(2.58)
................................................................................................(2.59)
Dengan :
Q = Besar seepage (cm3/dt/cm),
K = Koefisien filtrasi yang dimodifisir,
H = Tinggi air (m),
L = Panjang profil melintangbendung diambil per meter panjang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Umum
Nilai keberhasilan dalam suatu proyek ditentukan oleh berbagai aspek. Selain
aspek perencanaan yang matang, pelaksanan di lapangan yang baik, keberhasilan
suatu proyek juga ditentukan oleh pengelolaan sumber daya proyek (resources)
yang baik. Pengolahan, penyimpanan bahan, penggunaan dan perawatan peralatan
harus diperhatikan. Bila terjadi keterlambatan dalam penyediaan bahan maupun
terganggunya kerja suatu peralatan, maka akan mengakibatkan gangguan
pelaksanaan pekerjaan yang berakibat terjadi pemborosan waktu dan biaya.
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan arahan dan wawasan sehingga
mempermudah dalam pengumpulan data, analisis data maupun dalam
penyusunan hasil penelitian.
2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui dimana lokasi atau tempat
dilakukannya pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusuan penelitian.
Hasil dari suatu pengolahan data digunakan kembali sebagai data untuk
menganalisis yang lainnya dan berlanjut seterusnya sampai mendapatkan hasil
akhir tentang kinerja perencanaan bendungan tersebut. Adapun urutan dalam
analisis data dapat dilihat pada diagram alir.
Seluruh data atau informasi primer maupun sekunder yang telah terkumpul
kemudian diolah atau dianalisis dan disusun untuk mendapatkan hasil akhir dari
perencanaan sebuah bendungan.Bagan alir pekerjaan dapat disajikan sebagai
berikut,(Gambar 3.3)
Mulai
Pengumpulan Data
Evaluasi Data
Selesai
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43
Persamaan parabola
x -19,65 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,0 12,0 14,0 16,0
y 0 39,30 41,25 43,11 44,90 46,62 48,27 49,88 51,43 52,93
commit to user
4.1.3 Data Mekanika Tanah
DOWNSTREAM
Tabel 3.1 Kondisi 1 (Bendungan Kosong)
B H A W T N Ne Te U X C
No 2 Sin Cos (BH)/cos
Tan
(m) (m) (m) A. W sin W cos eT e.N (N-Ne-U)/Tan (c..2.R/360)
1 61 11.44 21.3167 168.7881 304.3249 0.87 0.48 264.7627 146.07597 34.41915 18.98988 508.048 0.5 -792.782
2 52 11.44 30.6993 548.7051 989.3153 0.78 0.91 771.6659 900.27692 100.3166 117.036 385.9341 0.5 828.0526
3 39 11.44 37.6345 392.819 708.2527 0.62 0.77 439.1166 545.35455 57.08516 70.89609 559.1411 0.5 -141.744
26.2504
4 32 11.44 40.0767 354.8741 639.838 0.52 0.84 332.7158 537.46392 43.25305 69.87031 545.8065 0.5 -103.191
5 26 11.44 39.8384 324.0662 584.2914 0.43 0.89 251.2453 520.01931 32.66189 67.60251 512.0801 0.5 -49.4454
6 20 11.44 37.5729 295.2889 532.4059 0.34 0.93 181.018 495.13747 23.53234 64.36787 462.1871 0.5 18.83613
7 15 11.44 33.5684 285.2112 514.2358 0.25 0.96 128.5589 493.66636 16.71266 64.17663 400.0234 0.5 153.8605
8 9 11.44 27.9297 230.2286 415.1022 0.15 0.98 62.26532 406.80012 8.094492 52.88402 326.0365 0.5 145.3383
9 -15 11.44 20.6276 184.6515 332.9267 -0.25 0.96 -83.2317 319.60959 -10.8201 41.54925 245.8122 0.5 169.2349
Jumlah 2348.117 4364.4042 305.2552 567.3725 3945.069 228.1599
44
45
Data Mekanika Tanah
UPSTREAM
Tabel 3.2 Kondisi 2 (Bendungan Terisi Air)
B H A W T N Ne Te U X C
No 2 Sin Cos (BH)/cos
Tan
(m) (m) (m) A. W sin W cos eT e.N (N-Ne-U)/Tan (c..2.R/360)
1 61 11.44 21.3167 168.7881 304.3249 0.87 0.48 264.7627 146.07597 37.06678 20.45064 508.048 0.5 -798.078
2 52 11.44 30.6993 548.7051 989.3153 0.78 0.91 771.6659 900.27692 108.0332 126.0388 385.9341 0.5 812.6193
3 39 11.44 37.6345 392.819 708.2527 0.62 0.77 439.1166 545.35455 61.47633 76.34964 559.1411 0.5 -150.526
26.2504
4 32 11.44 40.0767 354.8741 639.838 0.52 0.84 332.7158 537.46392 46.58021 75.24495 545.8065 0.5 -109.846
5 26 11.44 39.8384 324.0662 584.2914 0.43 0.89 251.2453 520.01931 35.17434 72.8027 512.0801 0.5 -54.4703
6 20 11.44 37.5729 295.2889 532.4059 0.34 0.93 181.018 495.13747 25.34252 69.31925 462.1871 0.5 15.21577
7 15 11.44 33.5684 285.2112 514.2358 0.25 0.96 128.5589 493.66636 17.99825 69.11329 400.0234 0.5 151.2894
8 9 11.44 27.9297 230.2286 415.1022 0.15 0.98 62.26532 406.80012 8.717145 56.95202 326.0365 0.5 144.093
9 -15 11.44 20.6276 184.6515 332.9267 -0.25 0.96 -83.2317 319.60959 -11.6524 44.74534 245.8122 0.5 170.8996
Jumlah 2348.117 4364.4042 328.7364 611.0166 3945.069 181.1976
46
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48
BAB 5
RENCANA ANGGARAN BIAYA
2.2 INSTRUMENTASI
1 Alat, Instalasi Dan Test Pneumatic Piezometer set 2,00
2 Multi layer Settlement Meter buah 0,45
3 Surface Settlement Survey Point buah 21,00
4 Crest Settlement Survey Point buah 10,00
5 Open Stand Pipe Piezometer buah 3,00
6 Automatic Water Level Indicator set -
7 Seepage Measuring Devices buah 1,00
8 Observation Well buah 6,00
9 Bangunan Rumah Instrumen m2 30,00
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50
Tabel 5.2 Daftar Harga UpahError! Not a valid link.(Sumber : PPK PKSDA
Bengawan Solo)
Tabel 5.3 Daftar Harga Bahan BangunanError! Not a valid link.5.4 Harga
Satuan Peralatan Konstruksi/Alat Berat
Tabel 5.4 Daftar Harga Satuan Alat BeratError! Not a valid link.(Sumber :
PPK PKSDA Bengawan Solo)
Berdasarkan analisa harga satuan pekerjaan yang dikeluarkan oleh Kepala Seksi
Operasi dan Pemeliharaan Dinas PSDA Bengawan Solo maka didapatkan masing
harga satuan pekerjaan sebagai berikut:
Satuan :M3
A TENAGA
B MATERIAL 0 0 0
Sub Total B 0
C PERALATAN
TOTAL Rp 23,863.81
BIAYA UMUM DAN KEUNTUNGAN Rp 2,386.38
HARGA SATUAN PEKERJAAN Rp 26,250.19
Satuan :M3
Tabel 5.6 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Timbunan Inti (Zone 1) -Material Clay
A TENAGA
Sub Total B 0
C PERALATAN
a.Borrow Area :
-Excavator/Tractor Shovel,1,2 m3 jam 0.0071 Rp 283,365.00 Rp 2,011.89
-Dump Truck,10 ton jam 0.0281 Rp 309,103.00 Rp 8,685.79
b.Stock Pile :
-Excavator/Backhoe,1,2m3 jam 0.0115 Rp 268,658.00 Rp 3,089.57
-Dump Truck,10 ton jam 0.0125 Rp 209,103.00 Rp 2,613.79
c.Embankment Area:
-Buldozer,1,5 ton jam 0.0042 Rp 263,504.00 Rp 1,106.72
-Vibrator Roller,10 ton jam 0.0141 Rp 227,288.00 Rp 3,204.76
-Motor Grader,3,1 m jam 0.0156 Rp 209,828.00 Rp 3,273.32
-Water tank truck,5000 liter jam 0.025 Rp 239,243.00 Rp 5,981.08
TOTAL Rp 32,186.91
BIAYA UMUM DAN
KEUNTUNGAN Rp 3,218.69
HARGA SATUAN PEKERJAAN Rp 35,405.60
Satuan :M3
A TENAGA
C PERALATAN
TOTAL Rp 590,871.69
BIAYA UMUM DAN
KEUNTUNGAN Rp 59,087.17
HARGA SATUAN PEKERJAAN Rp 649,958.86
1 Mobilisasi dan
Demobilisasi peralatan LS 56,160,000.00 1.00 56,160,000.00
2.2 INSTRUMENTASI
349,340,040.0
6 Automatic Water Level Indicator set 0 - -
Material) 130,935.01
-
TOTAL ITEM NO. 2.4 - 544,744,958.52
4.1 PLUGGING
1
Plugging I (Hulu) - K.125 m3 525,244.79 27.28 14,328,677.87
-
TOTAL ITEM NO. 4
- 123,586,819.35
D Dibulatkan 15,470,466,000.00
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Setelah dilakukan perhitungan, maka desain bendung secara persyaratan
teknis menghasilkan:
1. Bendungan yang direncanakan adalah bendungan tipe urugan
homogen.
2. Rembesan pada tubuh bendungan Gonggang sebesar 0.9861 m3/dt.
3. Faktor keamanan yang terjadi pada saat bendungan kosong (empty
reservoir) sebesar 1.28 1.2,telah memenuhi syarat dari faktor
keamanan.
4. Faktor keamanan yang terjadi pada saat bendungan terisi air (full
reservoir) sebesar 1.25 1.2,telah memenuhi syarat dari faktor
keamanan.
b. Perkiraan besar rencana anggaran biaya keseluruhan pembuatan bendungan
Gonggang adalah sebesar Rp. 15.470.466.000,00.
5.2 Saran
Dalam melakukan perencanaan sebaiknya digunakan data daftar harga yang baru
karena bisa digunakan sebagai referensi, sehingga dapat dibandingkan hasil yang
baru dengan yang sudah ada.
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENUTUP
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik, lancar dan tepat pada
waktunya.
Tugas akhir ini dibuat berdasarkan atas teori-teori yang telah didapatkan dalam
bangku perkuliahan maupun peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu bagi penyusun
yang nantinya menjadi bekal yang berguna dan diharapkan dapat diterapkan
dilapangan pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang berhubungan di bangku
perkuliahan.
Penyusun sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan. Akan tetapi kekurangan tersebut dapat dijadikan pelajaran
yang berharga dalam penyusunan Tugas Akhir selanjutnya. Untuk itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya konstruktif dari pembaca.
61