Pada zaman Belanda maka terdapat 2 hukum yang berlaku yaitu Hukum
Perdata (BW) untuk orang-orang Eropa dan Hukum Adat untuk orang Bumi Putra.
Orang Bumi Putra mempunyai Lembaga Penundukan Sukarela terhadap Hukum
Perdata dan Hukum Dagang yang diatur dalam Statblat 1917 No.12.
Yang dimaksud dengan Penundukan Sukarela yaitu penundukan kehendak sendiri
1
Tujuan Belanda Mendirikan Lembaga Penundukan
ini:
1. Untuk memberi keamanan dan keuntungan bagi orang-orang Eropa
C o n t o h Orang-orang Eropa yang mengadakan perjanjian dengan orang
Indonesia maka orang-orang Eropa merasa aman untuk
mengadakan perjanjian karena memakai Hukum Perdata yang
mempunyai kepastian hukum
2. Lembaga penundukan ini berlaku untuk orang-orang Indonesia dan orang-orang
Timur Asing yang Hukum Perdata dan Hukum Dagang
Dimana berlaku bagi orang-orang Timur Asing selain Orang Thionghua terdapat
dalam buku I Bab IV, XIV dan Buku II Bab XII (waris), Hukum Dagang (Peraturan
Kepailitan). Kepenundukan Sukarela sebagian tidak berlaku Hukum Dagang, Hukum
Orang dan Hukum waris
Yurisprudensi timbul karena banyak masalah Perdata yang dipakai oleh hakim
adalah Hukum Adat sehingga Hukum Perdata (BW) hanya sebagai pondasinya saja
dan Hakim menciptakan Hukum baru
2
Penundukan Hak Dan Kewajiban
Seorang yang mempunyai hak dan kewajiban harus mempunyai kecakapan hukum
C o n t o h Membuat suatu perjanjian harus cakap dalam hukum
3
M i s a l PT, Koperasi yaitu kumpulan-kumpulan orang untuk mencari
kerjasama atau saling Bantu membantu dimana koperasi
didirikan secara kekeluargaan
3. Partai Politik dimana didirikan oleh para warga negara
M i s a l Organisasi-organisasi, OSIS, Badan Amal, Badan Wakap
4
GROSE AKTA HIPOTEK DAN GROSE AKTA
PENGAKUAN HUTANG
P r o s e d u r P e m b u a t a n H i p o t i k
1. Bank dilakukan secara bebas digunakan perjanjian
2. PPAT diikuti dengan Akta lalu menggunakan Accessoir
3. Badan pertanahan untuk disahkan dibagian pendaftaran tanah untuk dikeluarkan
sertifikat
5
Benda Tidak bergerak adalah benda yang tidak dapat berpindah-
pindah atau dipindahkan karena sifatnya
dan tujuan pemakaiannya dan juga Karena
Undang-undang yang menetapkan
Manusia sebagai Subjek Hukum (Recht Person) dimulai sejak lahir tapi dapat
dipengecualian yaitu bayi dalam kandungan
H I P O T E K
P a s a l P a s a l y a n g m e n g a t u r H i p o t e k
1. Pasal 1162 Hipotek adalah hak kebendaan dimana hak kebendaan itu
mempunyai sifat Droit De Suite
H a k K e b e n d a a n adalah hak yang mengikuti dimana kebendaan itu
berada
2. Pasal 1178 Setiap pemegang Hipotek tidak boleh memiliki benda yang
menjadi jaminan
6
M i s a l Debitur tidak sanggup membayar hutangnya dan kreditur tidak
boleh mengambil barang tersebut maka harus ada pelelangan
melalui Pengadilan
4. Pasal 1210 Bedding Van Niet Zuivering arting apabila sipemilik benda tadi
menjualnya maka pemegang Hipotek pertama dapat menerima
pembayaran jadi tidak ada pelanggaran
5. Pasal 1320 Asurantie Bedding artinya bila barang yang di Hipotek musnah
maka pemiliknya menerima asuransi tersebut
P e r b e d a a n P e m a s a n g a n H i p o t e k D e n g a n P e n g a k
u a n H u t a ng
1. Memasang Hipotek harus didaftarkan di BPN sehingga keluarlah Akta maka
munculah hak kebendaan setelah didaftarkan, Sedangkan pengakuan hutang tidak
muncul hak kebandaan dan tidak perlu didaftarkan lagi ke BPN
2. Kuasa memasang Hipotek maka mempunyai hak kebendaan maka pembayaran
hutang akan didahulukan
3. Biaya pemasangan hipotek lebih mahal karena harus mendaftar di kantor
pendaftaran tanah, Sedangkan pengakuan hutang hanya sampai di Notaris saja
4. Kuasa pemasang Hipotek harus ditulis dengan tegas, Sedangkan pengakuan
hutang hanya sepihak saja yaitu Debitur saja
5. Pengakuan hutang untuk kredit-kredit kecil sedangkan pemasangan Hipotek
untuk Kredit-kredit yang besar
J U A L - B E L I
7
P e r b e d a a n J u a l B e l i M e n u r u t H u k u m A d a t D a n
K U H P
1. Menurut Hukum Perdata ada beberapa tingkatan / fase yaitu 2 tingkatan
Menurut Hukum Adat ada tunai dan hutang, dalam jual beli yang mana tidak ada
lagi hubungan dengan jual beli lagi bila dalam pembelian tidak lunas dan terang
harus dihadapan kepala adat agar dapat pengesahan dari masyarakat.
Dalam Jual-Beli Hukum Adat tidak bisa disamakan dengan Pasal 1459 Jual beli
adalah perjanjian dengan pihak yang satu mengikat dirinya untuk menyerahkan
suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga-harganya
M e n u r u t H u k u m P e r d a t a a d a 2 T i n g k a t a n D a l a
m J u a l - B e l i
1. Pasal 1458 Jual beli dapat dilakukan apabila ada kata sepakat, walaupun
benda tersebut belum diserahkan atau pun belum dibayar
C o n t o h Beli sepeda motor orang lain
P e r j a n j i a n J u a l B e l i (Pasal 1457)
1. Adanya Hak
2. Adanya Kewajiban
R e s i k o J u a l - B e l i
1. Objek Jual beli adalah barang tertentu resiko dalam perdata siapakah yang
dipertanggungjawabkan apabila mengalami kerugian, apabila objek barang
8
tertentu yang mengalami resiko adalah maka si pembeli yang bertanggungjawab
(pasal 1469) meskipun barang tersebut belum diserahkan
2. Objek terdiri dari barang yang dijual dengan ukuran (Pasal 1641)
M a c a m - M a c a m J u a l - B e l i
1. Jual beli percobaan (Pasal 1463 BW)
2. Jual beli dengan contoh (KUHDagang)
S y a r a t - S y a r a t J u a l B e l i
1. Adanya kesepakatan
2. Kecakapan kedua belah pihak
3. Suatu sebab yang halal
L a r a n g a n J u a l B e l i K e p a d a O r a n g T e r t e n t u M e l
i p u t i
1. Larang jual-beli antara Suami-Istri
Tujuannya supaya tidak tercampurnya harta perkawinan sesuai dengan perjanjian
2. Larangan bertindak sebagai pembeli adalah Hakim, Jaksa, Notaris, Juru sita bagi
objek barang yang akan dibeli yang berhubungan dengan tugas mereka
3. Bagi pegawai yang langsung menyerahkan suatu jual-beli
K e w a j i b a n P e n j u a l M e l i p u t i
1. Menyerahkan hak milik yang dijual belikan
2. Menanggung kenikmatan atas barang tersebut
3. Menanggung atas cacat-cacat barang yang tersembunyi
Y a n g D i m a k s u d M e n y e r a h k a n (L e v e r i n g) D a l a m J
u a l-Be l i
1. Barang bergerak (Pasal 612 Nyata dan Simbolis)
2. Barang tidak bergherak (Pasal 616 Pengumuman dan Pasal 620 Balik Nama)
3. Piutang atas Nama
9
Karena dalam BW menganut CC bahwa perjanjian Jual-Beli itu hanya Obligator yang
artinya perjanjian Jual-Beli baru meletakan hak dan kewajiban antara kedua belah
pihak
P e r j a n j i a n T i m b a l B a l i k A n t a r a P e n j u a l D a n P e
m b e l i
Yaitu penjual harus menyerahkan barang yang telah disepakati kepada pembeli
sedangkan pembeli harus membayar sejumlah uang yang telah ditentukan
M e n a n g g u n g K e n i k m a t a n D a l a m J u a l B e l i
Yaitu tidak menanggung tuntutan hukum dari pihak ke tiga
H a k P e n j u a l Menerima pembayaran
Y a n g M e n a n g g u n g B i a y a P e n y e r a h a n adalah
sipenjual (Pasal 1476)
S E W A - M E N Y E W A
K e w a j i b a n D a r i S i p e n y e w a
10
1. Membayar uang sewa sesuai dengan kesepakatan
2. Memelihara barang yang disewakan
3. Memberikan kenikmatan kepeda penyewa
4. Memperbaiki yang rusak
P e r j a n j i a n S e w a M e n y e w a M e l i p u t i
1. Waktu tertentu
2. Tidak ada waktu tertentu
P e m b a y a r a n S e w a D a p a t D i l a k u k a n D e n g a n
1. Jasa
2. Uang
3. Barang
K E B E B A S A N H U K U M
Demi keadilan berdasarkan ketuhanan YME kalimat yang selalu diucapkan apabila
terjadi Sumpah dan Janji, Dimana Hukum selalu tertinggal dari perkembangan
manusia maka perlu kebebasan hakim untuk itu.
Hukum ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis, jadi hakim dalam memutuskan
suatu perkara tidak hanya berpedoman kepeda hukum yang tertulis karena hukum
selalu tertinggal dari perkembangan masyarakat.
Dimana Akta Notaris juga berbunyi Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan YME
yaitu dalam membuat a. Akta Hipotek
b. Akta Pengakuan Hutang
Maka demi keadilan berdasarkan ketuhanan YME adalah karena ketetapan itu
disamakan dengan keputusan hakim mempunyai kedudukan yang istimewa dalam
penagihan hutang dan tidak perlu diperkarakan, maka sampaikan saja kepada ketua
pengadilan maka ketua pengadilan tanpa ada perkara langsung esekusi yaitu sita
jaminan , tapi harus sudah ada peneguran terlebih dahulu maka akan diletakan sita
Eksekutorial.
Maka apabila Debitur sudah diletakan sita eksekutoir terhadap barang-
barangnya tapi masih juga tidak mau melunasi hutang-hutangnya maka kemudian
11
dilakukan lelang eksekusi (penjualan dimuka umum / dilelang yang dilakukan oleh
kantor lelang Negara)
Hasil dari penjualan itulah diserahkan kepeda kreditur kalau ada sisanya maka
akan dikembalikan kepada Debitur, akan tetapi kalau masih kurang maka hartanya
yang lain dijual untuk membayar hutang tersebut dan kalau tidak ada lagi hartanya ,
maka kekurangannya masih dapat ditagih selama 30 tahun
P e r i k a t a n L a h i r D a r i
1. Undang-Undang Saja
2. Undang-Undang Perbuatan terbagi atas a. Dilarang (Pasal 1365)
b. Dibolehkan (Pasal 1354)
M a c a m M a c a m P e r j a n j i a n
1. Perjanjian bersyarat (pasal 1263- 1271)
Perjanjian yang pelaksanaanya digantungkan pada suatu masa yang akan datang
yang belum pasti terjadi
2. Kalau syaratnya digantungkan pada sesuatu yang pasti terjadi perjanjian ini
disebut dengan perjanjian ketetapan waktu yaitu a. Menunda perjanjian
b. Mengakhiri perjanjian
C o n t o h Sebuah rumah boleh ditempati akan tetapi bila pemiliknya kembali
kamu harus kosongkan (mengakhiri perjanjian)
4. Perjanjian yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi (Pasal 1296 1303)
Dalam perjanjian biasanya ada 2 pihak yaitu Debitur dan Kreditur, Bila Debitur
terdiri dari beberapa orang .misalnya dalam hukum waris, kalau Debitur dapat
bertanggung jawab dapat dibagi
Perjanjian yang tidak dapat dibagi dilihat dari maksud dan tujuan perjanjian
Misal perjanjian antara si a dan si b si b disuruh membangun rumah
5. Perjanjian Palkulatif
Pada perjanjian Palkulatif hanya punya 1 objek prestasi yang harus dilaksanakan
dalam hal ini si Debitur berhak mengganti prestasi yang telah ditentuakn dengan
Prestasi yang lain Debitur tidak mampu menyerahkan prestasi pertama
12
P r e s t a s i P r i m e r Sidebitur dapat mengganti sesuatu
dengan barang utuh
S U R A T K U A S A
T u j u a n d a n K e g u n a a n D a r i S u r a t K u a s a A d a l a
h
Untuk memberi kuasa kepada orang lain yang mengetahui, memahami tentang
hukum
D i m a n a d i d a l a m K U H P e r d a t a t e n t a n g k u a s a t e
r d a p a t
d a l a m
1. Pasal 1792 KUHPerdata Surat Kuasa adalah merupakan suatu perjanjian yaitu
dimana seseorang memberi kuasa pada orang lain yang atas namanya untuk
menyelenggarakan suatu urusan
2. Pasal 1793 yaitu cara pemberian kuasa a Secara tertulis bisa berbentuk
Akta umum / Notaris.
b. Bisa tertulis dibawah tangan
c. Menyerahkan surat / memohon
d. Secara lisan
3. Pasal 1795 dan Pasal 1796 Ruang lingkup masalah yang dikuasakan
13
5. Pasal 1799 Memberikan hak kepada pemberi kuasa untuk menggugat
penerima kuasa agar memenuhi persetujuanya untuk
melaksanakan kuasanya yang telah diberikan kepadanya
P e m b e r i a n K u a s a D a p a t D i b e d a k a n
1. Pemberian kuasa secara tegas
2. Pemberian kuasa secara diam-diam
H a k H a k S i p e n e r i m a K u a s a
1. Dapat menuntut pengeluaran pengeluaran yang dikeluarkanya
2. Hak menahan barang sipemberi kuasa sampai melunasi pengeluaran-pengeluaranya
sebagai mana seorang tukang tidak dilunasi pembayarannya
2 C a r a Y a n g D a p a t G u n a k a n D a l a m P e m b e r i a n S
u r a t K u a s a
1. P e m b e r i a n K u a s a S e c a r a K h u s u s Yaitu kuasa yang
diberikan untuk mengurus
suatu kepentingan
2. P e m b e r i a n K u a s a S e c a r a U m u m Yaitu kuasa
yang diberikan meliputi
seluruh kepentingan dari
pemberi kuasa yang meliputi
pembuatan dan pengurusan
B a t a s B a t a s K e w e n a n g a n S i p e n e r im a K u a s a
1. Penerima kuasa tidak boleh bertindak melebihi kuasa yang diterimanya
2. Kuasa untuk menyelesaikan suatu urusan melalui perdamaian tidak memberikan
arti bahwa perkaranya dapat diserahkan kepada keputusan wasit
K e t e n t u a n M e n g e n a i K u a s a
1. Pasal 1799 Sepemberi kuasa secara langsung dapat menuntut orang
14
2. Pasal 1800 Kewajiban sikuasa selama ia masih belum dibebaskan dapat
dituntut ganti rugi bila kuasanya tidak ditempat
3. Pasal 1801 Sikuasa tidak dapat diberi tuntutan apabila melakukan kelalaian
4. Pasal 1802 Sikuasa wajib memberikan laparan apa yang tidak wajib
dibayarkan
K u a s a Y a n g D i b e r i k a n U n t u k B e b e r a p a O r a n g P
e n e r i m a K u a s a
1. Pertanggung jawaban meraka tidak ditanggung rentang
2. Hendaknya ditunjuk satu orang yang bertanggung jawab
D a l a m P e r k a r a P e r d a t a
Setiap orang yang mempunyai perkara perdata dapat memberikan kuasa kepada
seorang yang dapat menyelesaikan perkara tersebut
P e n e r i m a k u a s a d i d e p a n p e r s i d a n g a n d a p a t
t e r j a d i
d a l a m 2 h a l
1. K u a s a M e n u r u t U U
C o n t o h Wali mewakili anak dibawah umur untuk memenuhi kepentingan
anak tersebut
2. K u a s a B e r d a s a r k a n P e r j a n j i a n
Berarti seseorang dapat menunjuk orang lain dengan memberi kuasa untuk
mewakilinya dalam mempertahankan kepentinganya
H a p u s n y a P e m b e r i a n K u a s a
1. Pemberitahuan oleh pemberi kuasa
2. Meninggalnya si pemberi kuasa
D a l a m P e r k a r a P i d a n a
Setiap orang yang mendapat tidak pidana maka akan mendapat haknya untuk
mendapat pembelaan hukum
15
P a s a l P a s a l Y a n g M e n g a t u r T e n t a n g H a l i n i M e
l i p u t i
1. Pasal 69 s/d Pasal 79 KUHPidana
2. Pasal 55 Dapat menunjuk Penasehat Hukumnya sendiri
P e n a s e h a t H u k u m D a p a t D i g o l o n g k a n
1. Mereka yang bergelar Sarjana Hukum (SH)
2. Mereka yang tidak bergelar SH tetapi mempunyai keahlian hukum
P e r b e d a a n A n t a r a
1. A d v o c a t Harus seorang Sarjana Hukum (SH) dan
(Sebelum Tahun 1974) diangkat oleh Menteri
2. P e n g a c a r a P r a k t e k Pada umumnya bukan Sarjana Hukum mereka
tidak diangkat melainkan hanya memperoleh
izin praktek dipengadilan setempat
3. P e n a s e h a t H u k u m UU No. 14/70 yang mana istilah
penasehat (sesudah Tahun 1974) hukum Pasal 36 37 dan Pasal 69
74 KUHAP
H U K U M A C A R A P E R D A T A
Hukum Acara Perdata Nasional hingga saat ini belum diatur dalam UU secara
Unifikasi. R U U tentang Hukum Acara Perdata dalam lingkungan peradilan umum ke
lembaga pembinaan hukum nasional tahun 1967 sudah sampai sidang fleno badan
pekerja, tapi hingga saat ini belum disahkan menjadi UU
K a i d a h H u k u m A c a r a P e r d a t a m a s i h t e r s e b a
r d i b e b e r a p a p e r a t u r a n p e r u n d a
n g u n d a n g a n a n t a r a l a i n s u m b e r h u k u m a c
a r a p e r d a t a
1. H I R (Het Herziene Indonesis Reglement) yang mana berlaku di Jawa dan
Madura
2. RBG (Rechtsreglement Bullenge westen) Berlaku dikepulauan kepulauan yang
lainya di Indonesia
3. BW ( Berglijk Wetboek) berlaku di Indonesia
4. UU No.14/1970 (PPKK) Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman
16
5. RV (Reglement Opde Burgelijk Recth Vordering) yaitu tentang penggabungan
6. UU No.14/1985 tentang MA sebagai lembaga yudikatif yang paling tinggi
V o g i n g = Penjaminan
I n t e r v e n t i e = Interpensi
R e q u e s t C i v i l= Rekes Sipil (PK)
H u k u m A c a r a P e r d a t a T e r d i r i D a r i
1. Gugatan yaitu sengketa dan konflik
2. Permohonan yaitu mendapatkan hak
C o n t o h Pengangkatan anak, Pengakuan Ahli Waris
Dalam Buku I dan buku ke IV dan Rechtlement Catatan Sipil memuat peraturan-
peraturan Hukum Acara Perdata kaidah-kaidah itu khusus berlaku untuk golongan
penduduk tertentu yang baginya berlaku Hukum Perdata Barat
Dalam perkara perdata hukum Acara Perdata menyebutkan istilah yang disebut
dengan gugatan Perdata dimana terdapat pihak penggugat dan tergugat. Pada lain
pihak ada perkara yang disebut permohonan yaitu diajukan oleh seseorang pemohon
atau lebih secara bersama-sama
P e r b e d a a n G u g a t a n D a n P e m o h o n
1. Dalam perkara gugatan ada sengketa atau konflik yang harus diselesaikan dan
diputuskan oleh pengadilan
Sedangkan dalam permohonan tidak ada sengketa melainkan beberapa orang
sebagai Ahli Waris almarhum secara bersama menghadap kepengadilan untuk
mendapatkan suatu penetapan mengenai bagian masing-masing dari warisan
almarhum
2. Gugatan Perdata ada satu atau lebih orang yang merasa bahwa haknya telah
dilanggar dilain pihak orang dirasa melanggar haknya dan tidak mau secara suka
rela melakukan sesuatu yang diminta disini hakim memutus sengketa dari gugatan
Sedangkan permohonan hanya satu pihak yang merasa bahwa haknya perlu untuk
mendapatkan penetapan dari pengadilan secara sah. Hakim pengadilan
mengeluarkan suatu penetapan yang disebut Deklarasi
B e n t u k - B e n t u k G u g a t a n
1. Tertulis 118 HIR dan 142 Rbg
Gugatan secara tertulis a. Harus menyebut tanggal , nama, alamat
penggugat dan tergugat dengan jelas
17
b. Posita adalah suatu gugatan yang memuat
gambaran yang jelas mengenai duduk persoalan
atau peristiwanya dan kalau bisa sedapat mungkin
dasar gugatan harus dikemukakan dengan jelas
Posita Terbagi 1. Peristiwa
2. Dasar Hukum.
c. Petetum adalah hal-hal apa yang diingini agar
diputuskan, ditetapkan dan di perintah
W E W E N A N G H A K I M O B S O L U T
2. Jika si-tergugat lebih dari satu orang sedangkan tempat tinggal tergugat antara
yang satu dengan yang lainnya berbeda wilayah hukum pengadilan yang
mengadilinya maka gugatan dtugaskan kepada salah seorang alamat tergugat
4. Jika tempat tinggal tergugat tidak diketahui akan tetapi tergugat mempunyai
harta benda tidak bergerak misalnya tanah maka gugatan ditunjukan kepada
alamatnya benda tidak bergerak itu
5. Apabila para pihak dalam suatu perjanjian yang telah mengadakan pilihan yang
telah mengadakan pilihan hukum tempat tinggal maka gugatan itu ditujukan
kepada Pengadilan Negeri dalam wilayah hukum tempat tinggalnya yang
diperjanjikan
18
6. Jika tergugat berada di Luar negeri maka gugatan ditujukan ke Pengadilan
Negeri tempat tinggal (Pasal 118 HIR / 142 Rbg)
Kepada orang yang belum dewasa atau sakit ingatan tidak boleh berpekara
sendiri akan tetapi harus diwakili oleh orang tuanya atau orang yang sakit ingatan
diwakili oleh Pengampuannya.
P i h a k - P i h a k Y a n g B e r p e r k a r a Da l a m H u k u m A c a
r a P e r d a t a
1. O r a n g yaitu orang itu sendiri yang merasa haknya dilanggar oleh
orang lain atau oleh Badan Hukum (Swasta/Negara)
Dalam mengajukan surat gugatan bila memakai wakil yang dikuasakan maka harus
diperhatikan benar-benar bahwa orang yang mewakilinya dalam berperkara
memenuhi syarat-syarat sebagai penguasa artinya mampu tampil secara sah sebagai
kuasa mewakili pemilik kuasa
Kedudukan seseorang yang mewakili salah satu pihak berpekara, wakil kuasanya
harus mempunyai surat kuasa khusus, Isi suart kuasa harus jelas yaitu surat kuasa
menyebut No.Perkara, Pengadilan yang mana dan dimana kemudian prihal apa dan
untuk apa surat kuasa itu diberikan. Surat kuasa untuk mewakili penggugat diatur
dalam Pasal 106 Rv kemudian untuk mewakili tergugat diatur dalam Pasal 109 Rv .
Surat kuasa khusus dapat dibuat dibawah tangan dan dapat juga secara otentik
dihadapan seorang Notaries (Sema 1.19.59 No, 2.1959 Tanggal 30-7-1960 dan No.
19
5/1963 Tanggal 23-1-1971). Surat kuasa khusus digunakan hanya untuk satu
permasalahan khusus masalah yaitu jual-beli
B e b e r a p a B e n t u k S u r a t K u a s a
1. S u r a t K u a s a S u b s i t u s i Boleh memberi kuasa kepada orang
lain dan hanya satu macam perkara
2. K u a s a I s d e t e n t i l Kuasa yang diberikan secara lisan
didepan sidang
3. S u r a t K u a s a K h u s u s Surat yang diberikan kepada orang
yang tahu tentang hukum dan hanya
menyelesaikan satu perkara saja
Kelemahan Surat Kuasa di bawah tangan yaitu bisa dibatalkan sepihak sedangkan
keungggulan surat kuasa dibawah tangan Otentik didepan Hakim
Barang-barang yang sudah menjadi jaminan tidak dapat lagi dialihkan kepada orang
lain hal tersebut dapat melanggar Hukum Pidana yang mana diatur dalam Pasal 231
233 KUHPidana.
C a r a C a r a M e n g a j u k a n S u r a t G u g a t a n
1. Identitas 1. P enggugat
2. Tergugat
3. Pengadilan
G u g u r n y a S u r a t G u g a t a n D a n V e r s t e k
20
V e r z e t Dapat dilakukan 14 hari untuk perlawanan
Menurut pasal 132 A dan B HIR / 157 dan 158 Rbg menyebutkan gugatan
Renkonvensi diajukan bersama-sama pokok perkara. Pasal pasal tersebut
menyebutkan kata-kata dapat diajukan bersama-sama dengan jawaban pokok
perkara, hal ini mengakibatkan adanya 2 pengertian pendapat gugatan Rekonvensi
harus diajukan bersama-sama dengan jawaban sekaligus dan tidak harus pertama
diajukan pada Renkonvensi akan tetapi dapat diajukan pada jawaban ke 2 atau ke 3
alasanya HIR dan Rbg tidak ada melawanya
Gugatan dapat diperbaiki sepanjang sitergugat belum mengajukan gugatan dan
harus persetujuan Majelis Hakim dan tidak boleh merubah isi materi gugatan.
21
P e r s a n g k a a n ( 172 HIR/310 Rbg) adalah alat bukti yang secara tidak
langsung
Alat bukti persangkaan ini apakah termasuk persangkaan atau bukan terletak
pada persoalan yaitu alat bukti tersebut memberikan kepastian yang langsung
mengenai peristiwa yang diajukan dan ada hubunganya yang berkaitan dengan
peristiwa yang diajukan untuk pembuktian
C o n t o h Keterangan 2 orang saksi bahwa seseorang ada ditempat sedangkan
yang harus dibuktikan adalah bahwa orang tersebut tidak ada
ditempat
P U T U S A N H A K I M / V O N I S
Setelah pemeriksaan perkara selesai dan pihak pihak yang berpekara sudah
tidak ada lagi mengemukakan hal-hal yang berkenaan dengan masalah yang
disengketakan maka hakim pada giliranya akan mengajukan putusan terhadap perkara
yang diadilinya.
Putusan Pengadilan merupakan suatu yang diingikan oleh pihak-pihak yang
berpekara untuk menyelesaikan perkara yang disengketakan oleh karena itu
keputusan pengadilan merupakan kepastian hukum terhadap perkara yang mereka
hadapi.
Putusan pengadilan ini untuk memberi kepastian yang benar untuk menciptakan
keadilan hukum dan mencerminkan rasa keadilan maka hakim haruslah mengetahui
duduk perkara yang sebenarnya dan disamping itu juga harus mengentahui persoalan
hukum yang hendak ditetapkan hal tersebut timbul karena hakim sebagai penegak
hukum dan keadilan wajib menggali mengikuti memahami nilai-nilai hukum yang hidup
dalam masyarakat ketentuan ini sesuai pasal 27 UU No.14/1970
22
R e c h t V i n d i n g Penemuan hukum yang mana hakim harus mencari hukum
yang berkembang dalam masyarakat
Y u r i s p r u d e n s i Putusan hakim yang diikuti dan dijadikan pedoman oleh
hakim lain
S u s u n a n D a n I s i P u t u s a n
P u t u s a n P e n g a d i l a n d a l a m p e r k a r a p e r d a t a t e
r d i r i d a r i b e b e r a pa ba g i a n y a i t u
1. K e p a l a P u t u s a n
Dalam suatu keputusan dapat dilihat berupa kalimat Keadilan berdasarkan
ketuhanan YME
3. Pertimbangan atau alasan-alasan yang menjadi dasar bagi hakim dalam mengambil
suatu keputusan
P e r t i m b a n g a n i n i t e r d i r i d a r i
a. Pertimbangan berdasarkan fakta-fakta dipersidangan
b. Pertimbangan berdasarkan hukum
4. Amar (dictum) putusan
M a c a m M a c a m P u t u s a n
Pasal 185 ayat (1) HIR / 196 Ayat (1) Rbg Membedakan putusan pengadilan ada 2
macam yaitu
1. P u t u s a n s l a h adalah putusan yang dijatuhkan sebelum putusan
akhir yang diadakan dengan tujuan untuk
memungkinkan atau mempermudah kelanjutan
pemeriksaan perkara
C o n t o h Pengadilan negeri terhadap eksepsi tidak
berwenangnya pengadilan untuk mengadili suatu
perkara
Dalam Hukum Acara Perdata dikenal beberapa macam Putusan Slah
23
a. Putusan Prepakatoir yaitu putusan persidangan mengenai jalannya
persidangan untuk melancarkan segala sesuatu guna
mengadakan putusan akhir
M i s a l Putusan untuk menolak pengunduran pemeriksaan
saksi
b. Putusan Interlocutoir yaitu putusan yang isinya memerintahkan pembuktian
M i s a l Putusan untuk memeriksa saksi atau pemeriksaan
setempat
c. Putusan Insidentiel yaitu putusan yang berhubungan dengan incident
(peristiwa) yang menghentikan prosedur peradilan
biasa
M i s a l Putusan yang membolehkan seseorang ikut serta
dalam suatu perkara
d. Putusan Provicioniel yaitu putusan yang menjawab tuntutan provisi
(permintaan pihak yang berperkara) agar dilakukan
tindakan pendahuluan guna kepentingan salah satu
pihak sebelum putusan akhir dijatuhkan
M i s a l Gugatan cerai sebelum perkara pokok diputus istri
minta dibebaskan dari kewajiban untuk tinggal
bersama suaminya lagi
24
U P A Y A H U K U M
D i l i h a t d a r i
s i f a t n y a u p a y a h h u k u m t e r d i r
i d a r i
1. U p a y a H u k u m B i a s a a. Verzet
b. Banding
c. Kasasi
2. U p a y a H u k u m L u a r B i a s a a. PK
b. Kasasi kepentingan hukum
Verstek dapat terjadi karena tergugat tidak pernah hadir dalam persidangan
meskipun sudah ada surat pemberitahuan dimana disini tergugat dapat mengajukan
verzet atau perlawanan menurut ketentuan pasal 1256 ayat (3) HIR dan 149 ayat
(3) Rbg upaya hukum verzet dapat dilakukan dalam waktu 14 hari setelah putusan
disampaikan
P e r b e d a a n S i d a n g B i a s a D e n g a n S i d a n g V e r z e
t
1. Sidang biasa tergugat dan penggugat hadir pada sidang pertama
2. Sidang Verzet penggugat hadir sedangkan tergugat tidak hadir meskipun sudah
mengetahui gugatan tersebut
B a n d i n g
K a s a s i
25
c. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan dengan
bersangkutan
P e n i n j a u a n K e m b a l i
H U K U M P E R D A T A
P e n g e r t i a n D a n R u a n g L i n g k u p H u k u m P e r d a t a
26
Wirjono rodjo Dikoro
Volimar
D a r i K e s i m p u l a n Y a n g b i s a D i a m b i l T e n t a n g H u
k u m P e r d a t a A d a l a h
27
Hukum yang mengatur hubungan hukum yang satu dengan orang/badan hukum
(person) orang yang badan hukum satu dengan yang lain didalam masyarakat dengan
meniti beratkan (pribadi/badan hukum)
H u k u m P e r d a t a P u b l i k
Soedikno
Beberapa tolak ukur dari hukum perdata terutama dalam hal membedakan dengan
hukum public (menurut pembagian klasik yang hingga kini masih digunakan)
1. H u k u m P u b l i k Salah satu pihak adalah penguasa
H u k u m P e r d a t a Kedua belah pihak adalah perseorangan tanpa
menutup kemungkinan bahwa dalam hukum perdata
pun penguasa dapat menjadi pihak juga
H u k u m P e r d a t a D a l a m A r t i L u a s D a n D a l a m A r t i
S e m p i t
28
H u k u m P e r d a t a d a l a m a r t i l u a s a d a l a h bahan
sebagai mana yang tertera didalam kitab Undang-undang hukum perdata (BW), KUH
Dagang, Beserta sejumlah Undang-undang yang disebut tambahan lainnya atau
undang-undang tambahan lainnya yaitu undang-undang koperasi, undang-undang
perniagaan dan undang-undang tentang yayasan tahun 2001
H u k u m P e r d a t a d a l a m a r t i s e m p i t a d a l a h ia
tidak tergantung dalam Undang-undang Hukum Dagang
Hukum Perdata dalam arti luas meliputi semua Hukum Privat (isi), isi dari kitab
Hukum Perdata yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan perseorangan
(person Recht)
Hukum Perdata adakalanya dipakai dalam arti sempit lawan hukum dagang dengan
kata lain Hukum perdata dalam arti luas mengikuti semua peraturan-peraturan
Hukum perdata baik yang tercantum didalam KUHPerdata (BW) maupun didalam
KUHDagang dan undang-undang lainnya
Hukum perdata mempunyai hubungan yang erat dan hukum Dagang ini nampak
jelas dari isi Pasal 1 KUHDagang adanya Adatium Lakes Spesial Doriogat Legi
Generali artinya hukum yang khusus (Hukum Dagang) mengenyampingkan hukum
yang umum (KUHPerdata)
H u k u m P e r d a t a M a t e r i a l D a n H u k u m P e r d a t a F
o r m i l
29
Hukum Perdata Formil mempertahankan Hukum perdata Material karena itu
Perdata Formil menerapkan Hukum Perdata Material apabila ada yang melanggarnya
Hukum Perdata Formil disebut juga Hukum Acara Perdata
S i s t e m H u k u m P e r d a t a I n d o n e s i a
Hukum perdata di Indonesia sampai saat ini masih beraneka ragam (Peruralistis)
dimana masing-masing golongan penduduk mempunyai Hukum Perdata sendiri-sendiri
(Timur Asing, Bumi Putra, Eropa) penduduk mempunyai Hukum Perdata Indonesia
kecuali Belanda. Bidang-bidang tertentu yang ada sudah ada univikasi
Misal Bidang Hukum Perkawinan, Hukum Agraria
Tetapi apabila ditinjau lebih mendalam tampaklah univikasi dibidang hukum
tersebut belumlah mencampai 100%, dengan kata lain bahwa belumlah tercapai
dengan sesungguhnya (Recht Vakum = Kekosongan Hukum) kondisi keaneka ragaman
tersebut telah berlangsung lebih lanjut dalam Pasal 131 dan 163 Es
P e n d a p a t S a r j a n a T e n t a n g H u k u m P e r d a t a D i I n
d o n e s i a
R . A b d o e l D j a m a l i
2. H u k u m P e r d a t a E r o p a
Bentuknya tertulis dan berlakunya (untuk saat ini didasarkan pada peraturan
peralihan Pasal 2 UUD 1945) isinya mengatur tentang hubungan hukum yang
menyangkut kepentingan-kepentingan orang eropa, dan bukan orang eropa yang
tunduk atau menunduki diri pada ketentuan tersebut
30
3. H u k u m P e r d a t a B e r s i f a t N a s i o n a l
Merupakan produk nasional yang mengatur tentang kepentingan perseorangan
yang dibuat berlaku untuk semua warga Negara Indonesia yaitu No.1/74
(perkawinan) No.1/60 (agraria) tetapi tidak termasuk didalamnya PP No.10/2001
(PNS)
A z a s - A z a s H u k u m P e r d a t a
H u k u m P e r d a t a Y a n g T e r d a p a t D i d a l a m K i t a b -
k i t a b U n d a n g-U n d a n g P e r d a t a Y a n
g B e r l a k u D i I n d o n e s i a
Adalah KUHPerdata Belanda walaupun di Belanda kitab tersebut sudah terdapat
perubahan disana-sini dan berdasarkan atas azas konkondansi (keselarasan)
diperlakukan untuk golongan tertentu di Indonesia, tetapi sebetulnya KUHPerdata
Prancis atau yang dikenal dengan sebutan code civil dimasukan dalam system
KUHPerdata Belanda (BW) selanjutnya ke KUHPerdata di Indonesia
B e b e r a p a A z a s Y a n g T e r p e n t i n g
1. A n g a p a n I n d i v i d u a l i s t i s ( P r i v a t)
Terdapat hak Eigendom tentang hak milik Pasal 570 KUHPerdata, isi pasal
tersebut dapat diketahui bahwa jika dibandingkan dengan hak-hak kebendaan
lainnya hal ini mengandung pengertian bahwa yang berhak itu dapat menikmatinya
dengan sepenuhnya dan menguasainya dengan sebebas-bebasnya
a. Menguasai benda dengan sebebas-sebebasnya mengandung pengertian
subjek dapat melakukan perbuatan hukum , bagaimanapun juga terdapat
suatu benda
M i s a l Peralihan kepada orang lain memakainya sebagai jaminan
hutang, menyewakan kepada orang lain dan lain-lain
b. Selain pada itu si subjek dapat juga melakukan perbuatan-perbuatan
material
M i s a l Memiliki hasilnya , memakainya , merusaknya,
memeliharanya
Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa yaitu yang tidak dapat diganggu
gugat (Droit In Vio Labie Et Sacre) tetapi pandangan yang demikian didalam
31
perkembangan hukum tentunya tidak dapat dipertahankan lagi karena banyaknya
tindakan-tindakan peraturan yang bersifat membatasi
M i s a l a. HTU (Petun) ternyata semakin banyak campur tangan dari
penguasa dari hak milik
b. Pembatasan oleh ketentuan-ketentuan hukum tetangga
c. Penggunaan hak milik tidak boleh menimbulkan gangguan bagi
orang lain
d. Penggunaan tidak boleh penyalagunaan hak
2. A z a s K e b e b a s a n K o n t r a k
Yang mengandung pengertian bahwa setiap orang bisa mengadakan
perjanjian apapun juga baik yang telah diatur dalam undang-undang maupun yang
belum diatur dalam undang-undang didalam pasal 12 KUHPerdata
Demikian kepada setiap orang diberikan kebebasan untuk menuntut sendiri
mengenai isi dan bentuk perjanjian yang dibuatnya dengan pihak lainnya
Dari azas ini terlihat adanya perlindungan hak dan kewajiban terhadap
kebebasan yang diberikan kepada manusia. Hukum juga memberikan pembatasan-
pembatasan dalam kaitan dengan pelaksanaan/penggunaan hak tersebut yaitu
tidak boleh bertentangan dengan undang-undang ketertiban umum dan
kesusialaan (pasal 1338 dan 1320)
3. A z a z K e b e b a s a n D a l a m H u k u m P e r k a w i n a n a t
a u H u k u m K e l u a r g a
Kecakapan perempuan Pasal 105-108-110-300-ayat (1) KUHPerdata, tetapi
didalam perkembangan azas tersebut mengalami perubahan atau pergeseran yang
disebabkan oleh perubahan keadaan masyarakat, kemajuan masyarakat
berlakulah SEMA No.3/1963 membawa pengaruh besar terhadap berlakunya
azas tersebut, seorang istri tidak lagi dinyatakan tidak cakap untuk melakukan
perbuatan hukum
4. A z a s P e r k a w i n a n S e s u a i U U N o. 1 / 7 4 B e r l a k u l
a h A z a s M o n o g a m i
Azas monogami yang berarti dalam waktu yang sama seorang laki-laki hanya
boleh mempunyai seorang wanita sebagai istrinya dan sebaliknya (Pasal 27
KUHPerdata)
Azas Monogami juga diatur dalam Pasal 3 Ayat (1) UU No.1 /74 dan juga
ayat (2) UU No.1/74 membuka peluang untuk berpoligami asalkan dipenuhi isi
ketentuan UU No.1/74 Pasal 3 , 4 dan Pasal 5
Dengan membaca isi ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa seorang
boleh menyimpang dari azas monogami tetapi syarat-syarat yang harus dipenuhi
tidaklah ringan, yang mana bagi seorang istri maka dengan adanya syarat-syarat
32
tersebut sebetulnya juga dimaksud untuk melindungi dirinya terhadap perlakuan
dari suami yang merugikannya
S o e d i k n o
O r a n g S e b a g a i S u b j e k H u k u m
N a m a K e l u a r g a , K e n e g a r a a n D a n D o m i s i l i
( S t a t u s /I d e n t i t a s)
33
1. Nama
2. Perubahan nama-nama
3. Perubahan nama depan
Ini berlaku untuk golongan eropa selanjutnya mereka disamakan juga di UU
No.4/1961
K e w a r g a n e g a r a a n
K e s i m p u l a n
Dari UU diatas dapatlah diketahui adanya perbedaan antara lain mengenai siapa
yang masih warga negara dan siapa yang tidak, cara memperoleh kewarganegaraan
hak dan kewajiban warga negara mengenai kewarganegaraan
34
K e w e n a n g a n H a k D a n K e c a k a p a n B e r b u a t
(P a s a l 1 s / d 3 K U H P e r d a t a )
Menurut Prof.Sudikno
Setiap subjek hukum baik orang maupun badan hukum pada umumnya mempunyai hak
dan kewajiban, dikatakan pada umumnya sebab ada hak dan kewajiban tertentu
hanya disandang pada orang itu yang berkaitan dengan hukum (tentang hukum orang
dan tentang hukum keluarga)
P e r n g e t i a n C a k a p B e r b u a t
Pengertian istilah cakap atau kecakapan didalam teori atau tingkah laku ternyata
tidak terdapat keseragaman untuk istilah kecakapan atau yang menggunakan istilah
kewenangan sedangkan istilah berbuat ada yang menyebut bertindak.
Dengan istilah kewenangan dan kecakapan bertindak berbeda, ketidak wenangan
berbuat terjadi jika orang yang pada umumnya berwenang untuk melakukan
35
perbuatan-perbuatan hukum tertentu tanpa bantuan dari pihak ketiga sedangkan
kewenangan dan kecakapan bertindak ada bilamana seseorang pada umumnya
melakukan perbuatan hukum sendiri dengan akibat hukum yang lengkap seperti yang
belum cukup umur
C a t a t a n S i p i l
Pengertian catatan sipil (Burgerlijk Stand) yang mempunyai arti yang penting untuk
menentukan kedudukan seseorang
36
Semua itu dicatat agar bagi pihak-pihak bersangkutan atau orang lain setiap waktu
ada buktinya atau menjadi alat bukti atas terjadinya peristiwa-peristiwa serta hal-
hal yang bersangkut paut dimana diatur dalam Buku I Bab 2 KUHPerdata Pasal 4 s/d
16 tidak ada satu pasal yang memberikan depenisi pengertian tentang catatan sipil
oleh karena itu defenisinya diambil dari ilmu pengetahuan atau ahlinya (Doktrin)
P e n d a p a t L i e D e n H o c k
Akta merupakan suatu bukti tertulis atas peristiwa yang mempunyai arti penting
bagi manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum
Dalam Pasal 2 s/d 5 KepRes No. 12 tahun 83 tentang penata dan peningkatan
pembinaan catatan sipil tentang organisasi khususnya mengenai pencatatan
perkawinan, dilakukan oleh pegawai pencatatan sipil namun dalam pelaksanaannya
dibantu pegawai penataan perkawinan P3N, dimana pegawai pencatat sipil mempunyai
tanggung jawab bahwa daftar-daftar dan akta yang dibuatnya baik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan pokok yang berlaku
B a g i G o l o n g a n E r o p a P e r i s t i w a Y a n g H a r u s D i c
a t a t d i C a t a t a n S i p i l M e n u r u t P a s
a l 4 K U H P e r d a t a
1. Kelahiran didaftar dalam daftar Akta Kelahiran
2. Perkawinan didaftar dalam Akta Perkawinan
3. Izin Menikah didaftar dalam daftar atau Akta Izin Menikah
4. Perceraian didaftar didalam daftar Akta Perkawinan dari Perceraian
5. Kematian didaftar dalam Akta Kematian
37
O b j e k H u k u m ( R e c h t Z o e k )
Z a t B u k a n B e n d a M e m p u n y a i 3 A r t i
1. Punya kepentingan Pasal 1354 KUHPerdata mengenai mengatur mengenai
kepentingan pengurusan orang lain (Zat White Wearning) dan juga orang dengan
rela tanpa mendapat perasaan untuk itu menyelenggarakan zat dengan orang lain
dengan atau tanpa diketahui orang lain dan sebagainya
2. Perbuatan hukum (Recht Sending) Pasal 1793 KUHPerdata mengatur mengenai
pemberian surat kuasa adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang
memberikan kekuasaan pada seseorang dan orang ini menerimanya untuk
melakukan suatu perbuatan hukum
3. Kenyataan Hukum Pasal 1263 KUHPerdata tentang Perhutangan dengan syarat
menunda ialah perhutangan yang tergantung atas kejadian yang akan datang dan
tidak pasti atau dari suatu kenyataan hukum yang sudah terjadi tetapi belum
diketahui oleh para pihak
B e b e r a p a M a c a m Y a n g D i k e t a h u i T e n t a n g B e n d a
1. Benda bergerak dan benda tidak bergerak
2. Barang berujud dan tidak berujud
3. Barang yang dapat dipakai habis dan yang tidak dapat dipakai habis
4. Barang yang didalam pedagangan dan barang yang diluar perdagangan
5. Barang yang dapat dibagi dan barang yang tidak dapat dibagi
38
6. Barang yang ada dan dapat dibedakan
a. Barang barang yang pada suatu saat pada sama sekali tidak ada misal panen
yang akan datang
b. Barang-barang yang akan relative yaitu barang-barang yang pada saat itu
sudah ada tetapi barang-barang itu belum ada misal Dekrit (barang yang
sudah dibeli tetapi belum diserahkan)
M e n u r u t S o e b e k
P e n j e l a s a n D a r i P e n y e r a h a n , P e n y i t a a n , D a l u a r
s a, Da n P e m b e b a n a n
1. Penyerahan untuk benda tetap dengan cara balik nama
Untuk benda bergerak dengan penyerahan nyata bergerak tak berwujud surat
piutang atas nama dan surat piutang atas pengganti
2. Penyitaan barang bergerak dengan sita barang tetap ,sita barang tetap dengan
sita dan barang tetap yang milik debitur sita gade
3. Daluarsa tenggang waktu untuk benda bergerak berlainan dengan benda bergerak
untuk benda bergerak tidak mengenai kadaluarsa sebab terhadap barang
tersebut sama dengan hak milik sedangkan bagi benda tidak bergerak berlaku
lambang kalduarsa
Benda dilakukan dengan Pand (gadai)
Benda tidak bergerak dilakukan dengan hipotek (hak tanggungan)
39