PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia mengalami daur dalam pertumbuhan serta
perkembangan sejak ia di kandungan sampai lahir menjadi bayi hingga
menjadi tua atau usia lanjut. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir
perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal
1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan
bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari
60 tahun. Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut
usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap
kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya
kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual
(Efendi, 2009).
1
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
Ada 4 teori penuaan sebagai berikut:
1. Wear and Tear Theory
Teori ini menyatakan bahwa organ akan mengalami
kerusakan bila dipakai secara berlebihan dan makin sering dipakai
berlebihan akan makin banyak yang rusak sehingga tubuh tidak
mampu memperbaiki,
2. The Neuroendocrinology Theory
Ketidakmampuan produksi hormon untuk mengimbangi
fungsinya yang berlebihan sehingga tubuh akan mengalami
kekurangan hormon secara menyeluruh sehingga terjadila proses
penuaan. Walaupum mekanisme umpan balik mulai dari
hipotalamus, hipofise dan organ sasaran masih bekerja tetapi
berhubung kerjanya berlebih sehingga poros hipotalamus-hipofise
dan organ sasaran tetap tidak mampu mengimbanginya dan akhirnya
proses penuaan akan terjadi.
3. The Genetic Control Theory
Kontrol genetic mengatur manusia sesuai dengan apa yang
telah diatur di dalam DNA seseorang, namun sekarang berbagai
kemajuan ilmu kedokteran khususnya dalam bidang kedokteran anti
penuaan telah mulai dijajaki untuk memutus rantai dari DNA untuk
mencegah kerusakan dan memperbaiki DNA.
4. The Free Radical Theory
Radikal bebas diyakini sebagai salah satu unsur yang
mempercepat proses penuaan sehingga berdasarkan teori ini maka
terbentuknya radikal bebas yang berlebihan harus segera dihindari.
(Weismann, 1882; Gerschman, 1954 dikutip oleh Goldman and
Klatz, 2007).
4
2.2 Penuaan Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular merupakan salah satu sitem dalam tubuh
yang mengalami penuaan seiring dengan berkurangnya umur manusia.
Jantung dan pembuluh darah mengalami perubahan baik struktural
maupun fungsional. Pernurunan yang terjadi berangsur-angsur sering
terjadi ditandai dengan penurunan tingkat aktvitas, yang mengakibatkan
penurunan kebutuhan darah yang teroksigenasi. Jumlah detak jantung
saat istirahat pada orang tua (lansia) yang sehat tidak ada perubahan,
namun detak jantung maksimum yang dicapai selama latihan berat akan
berkurang. Pada dewasa muda, kecepatan jantung di bawah tekanan
yaitu, 180-200 x/menit. Kecepatan jantung pada usia 70-75 tahun
mmenjadi 140-160x/menit.
Penuaan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler tentunya juga
memiliki efek pada anatomis jantung sendiri, yakni berupa
bertambahnya massa jantung, ventrikel kiri mengalami hipertrofi, dan
kemampuan peregangan jantung berkurang karena perubahan pada
jaringan ikat dan penumpukan lipofusin. Katub jantung mengalami
fibrosis dan klasifikasi. SA node dan jaringan konduksi berubah
menjadi jaringan ikat. Kemampuan arteri dalam menjalankan fungsinya
berkurang sampai 50%. Pembuluh darah kapiler mengalami penurunan
elastisitas dan permeabilitas. Terjadi perubahan fungsional berupa
kenaikan tahanan vaskular sehingga menyebabkan peningkatan tekanan
sistole dan penurunan perfusi jaringan. Penurunan sensitivitas
baroreseptor menyebabkan terjadinya hipotensi postural.
Curah jantung (cardiac output) menurun akibat penurunan
denyut jantung maksimal dan volume sekuncup. Respons
vasokonstriksi untuk mencegah terjadinya pengumpulan darah (pooling
of blood) menurun sehingga respons terhadap hipoksia menjadi lambat.
Konsumsi oksigen pada tingkat maksimal (VO2 maks) berkurang
sehingga kapasitas vital paaru menurun. Latihan berguna untuk
meningkatkan VO2 maksimum, mengurangi tekanan darah, dan berat
badan. Perubahan yang terjadi seiring dengan proses penuaan pada
sistem kardiovaskular lebih jelasnya akan dijelaskan pada sub bab di
bawah ini.
5
Kekakuan arteri terjadi seiring penuaan akibat penebalan tunika
media, fibrosis intima, penurunan sel otot polos, peningkatan deposit
kalsium, peningkatan kolagen, dan penurunan serat elastis. Perubahan
pada arteri yang menjadi kaku dan menebal dapat menyebabkan
ateriosklerosis (Lewis & Bottomley, 1994). Perubahan kekakuan pada
arteri meningkatkan resistansi pembuluh darah perifer (hambatan
aliran darah dalam perifer), yang meningkatkan beban kerja jantung
dan menurunkan aliran darah ke berbagai organ, terutama ginjal. Aorta
dan arteri yang mengalami dilatasi menerima lebih banyak volume
darah sebagai mekanisme kompensasi (Gerber, 1990). Vena menjadi
meregang dan mengalami dilatasi karena mengalami penebalan dan
kekakuan seiring penuaan akibatnya katup-katup vena tidak dapat
menutup secara sempurna. Pada lansia jumlah sel pacemaker semakin
berkurang menyebabkan gangguan irama jantung (Rowe & Besdine,
1988). Irama jantung yang tidak sesuai dalam mengoordinasi aliran
listrik yang mengendalikan siklus jantung menyebabkan disritmik
seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu terjadi peningkatan
lemak, kolagen, dan penebalan pada serat elastis terjadi pada daerah
nodus sinoatrial (SA) (Morgan, 1993). Area jantung yang mengalami
aliran darah dengan tekanan tinggi seperti pada katup aorta dan katup
mitral mengalami penebalan (Blair, 1990). Penebalan pada katup aorta
menyebabkan kekakuan pada bagian dasar pangkal aorta menghalangi
pembukaan katup, menyebabkan obstruksi parsial terhadap aliran
darah selama denyut sistole. Terjadi akumulasi lipofusin (aging
pigment) pada sel miokardium yang menua (Lewis & Bottomley,
1994). Penebalan dan kekakuan miokardium dengan katup-katup yang
kaku, peningkatan waktu pengisian diastolik dan peningkatan tekanan
pengisian diastolik diperlukan untuk mempertahankan preload yang
adekuat. Perubahan anatomi jantung pada lansia dapat dilihat pada
tabel dan gambar berikut:
Tabel 1. Perubahan anatomi jantung pada lansia
Perubahan Anatomi Jantung pada
Implikasi Klinis
Lansia
Penebalan dinding ventrikel kiri Penurunan kekuatan kontraksi
Penebalan katup jantung Gangguan aliran darah melalui katub
Jumlah sel pacemaker menurun Terjadi disritmia
Arteri menjadi kaku dan tidak lurus Penumpulan respon baroreseptor
pada kondisi dilatasi Penumpulan respon terhadap panas
dan dingin
Vena mengalami dilatasi, katup-katup Edema pada ekstremitas bawah
tidak kompete dengan penumpukan darah
6
Gambar 1. Perbandingan jantung muda dan lansia
Gambar 2
7
Gambar 3. Perbandingan jantung muda dan lansia saat istirahat
Young heart :
Old
heart :
Tunika intima terdiri dari satu lapisan sel endotel pada lapisan
tipis jaringan ikat. Tunika intima berfungsi untuk mengontrol
masuknya lipid dan zat lain dari darah ke dalam dinding arteri. Sel
8
endotel yang utuh memungkinkan darah mengalir dengan lancar.
Semakin bertambahnya usia, tunika intima mengental karena fibrosis,
proliferasi sel, dan lipid dan akumulasi kalsium. Ukuran dan bentuk
sel-sel endotel menjadi tidak teratur. Perubahan pada intima tunika
dan sel-sel endotel menyebabkan arteri melebar dan memanjang
mengakibatkan dinding arteri lebih rentan terhadap aterosklerosis. Sel-
sel otot polos yang terlibat dalam fungsi jaringan pembentuk
memproduksi kolagen, proteogly cans, dan serat elastis. Karena
memberikan dukungan struktural, lapisan ini mengendalikan ekspansi
dan kontraksi arteri.
9
Gambar 5. Perbedaan arteri saat muda dan tua
tua
muda
Adventitia
Media
Intima
Arteriall
umen
10
Kemampuan otot jantung untuk menghasilkan tegangan
dapat dipertahankan dengan baik meskipun terjadi penuaan, demikian
juga fungsi ventrikel kiri saat istirahat, respon terhadap reseptor
simpatetik beta pada jaringan jantung menurun drastis dan
dimanifestasikan sebagai penurunan respons inotropik otot jantung
terhadap stimulasi katekolamin, penurunan respons frekuensi jantung,
dan penurunan vasodilatasi arteri. Frekuensi jantung saat istirahat
tidak berubah drastis namun frekuensi jantung saat melakukan latihan
fisik sedikit menurun seiring penuaan (Brocklehurst, Tallis, & Fillit,
1992). Penurunan ini dikaitkan dengan perkembangan jaringan ikat
pada nodus SA, nodus atrioventrikular (AV), dan cabang berkas
(Farrel, 1990; Gioiella & Bevil, 1985). Selama melakukan latihan
fisik, lansia mengalami peningkatan penggunaan mekanisme Frank-
Starling untuk mengompensasi peningkatan beban jantung dan status
inotropik jantung yang lebih rendah (Alexander, 1998). Hukum Frank-
Starling merupakan prinsip mekanisme yang digunakan oleh jantung
yang mengalami penuaan untuk meningkatkan curah jantung adalah
dengan meningkatkan volume akhir diastolik yang meningkatkan
volume isi sekuncup (Fernandez, 1996; Gerber, 1990). Seiring
penuaan terdapat bukti pemanjangan relaksasi dan kontraksi otot
jantung yang mengakibatkan fase isovolumik diastole memanjang dan
pengisian diastolik ventrikel kiri melambat.
11
hipertensi disebut hipertensi esensial, yang terhitung sebanyak 90%
sampai 95% dari kasus yang terjadi, dan hipertensi sekunder, akibat
dari penyakit ginjal atau penyebab yang teridentifikasi lainnya.
Hipertensi maligna merupakan bentuk hipertensi berat yang fulminan
yang umumnya berasal dari hipertensi esensial dan sekunder.
12
kardiomegali. Pemeriksaan antropometrik terdiri dari tinggi badan,
berat badan, indeks massa tubuh, lingkar perut, lingkar panggul,
lemak tubuh total, pemeriksaan Bio-electrical Impedance Analysis
untuk mengetahui komposisi tubuh. Pemeriksaan laboratorium hitung
darah lengkap, kadar asam urat, ureum dan kreatinin. Pemeriksaan
fungsional dilakukan sesuai kondisi fiisik pasien. Analisis asupan
mencangkup dietary assessment, dietary history, jumlah dan jenis, foof
frequency questionnaire, pemeriksaan penunjang dengan EKG, foto
roentgen toraks.
13
bilirubin, albumin, prealbumin, kalsium, fosfat hdan magnesium
diperiksa pada saat dimulainya NPT dan 48 jam sesudahnya. Bila
kadar parameter tersebut normal maka pemeriksaan ulang dapat
dilakukan secara mingguan, kecuali elektrolit dan BUN diulang
seminggu 3 kali. Pemeriksaan kadar glukosa darah setiap 6 jam dalam
48 jam pertama dan setiap pagi sesudahnya. Pengukuran kadar
trigliserida di awal pemberian NPT pada 48 jam pertama, kemudian
seminggu satu kali sesudahnya. Monitoring pemberian nutrisi
parenteral berdasarkan fungsi metabolik adalah pengukuran berat
badan untuk mengamati adanya kelebihan cairan. Untuk monitoring
mengetahui terpenuhinya kalori dan protein dimonitor perubahan
berat badan sedangkan untuk monitor perbaikan status protein
diperiksa albumin darah, prealbumin, transferin, dan RBP (Retinol
Binding Protein). Berat badan juga secara umum monitor keberhasilan
NPT.
Berikut adalah tabel hubungan antara konsumsi oksigen, denyut jantung, dan
penggunaan energi untuk berbagai aktivitas fisik :
Konsumsi Pengeluaran
Aktivitas Fisik Denyut Jantung
Oksigen Energi
(dengan contoh) (denyut/menit)
(liter/menit) (kkal/menit)
14
Sangat ringan : <0,5 <80 <2,5
Tidur, tiduran duduk,
mengemudi,
menjahit, berdiri,
menyetrika
Ringan : 0,5 1,0 80 100 2,5 5,0
Jalan (2,5-3,5 2,5 3,0
mil/jam), trade work,
belanja, tenis meja,
golf
Sedang : 1,0 1,5 100 120 5,0 7,5
Jalan (3,5 4
mil/jam), dansa,
mencakul, bersepeda,
tenis
Berat : 1,5 2,0 120 140 7,5 10,0
Naik gunung dengan
beban, menyekop,
berenang, basket
Sangat Berat : 2,0 2,5 140 160 10,0 12,5
Lari, memanjat
Berat, tidak wajar 2,5 3,0 160 180 12,5 15,0
Menghabiskan tenaga 180 15,0
15
Menurut U.S. National Institute of Health. National Institute on
Aging Exercise and Physical Activity : your every day guide from the
National Intitute on Aging. Olah raga teratur dan kegiatan fisik untuk
kesehatan fisik dan mental untuk semua orang termasuk usia lanjut. Aktif
secara fisik tentu membantu melakukan sesuatu dengan senang hati dan
tidak tergantung pada usia. Kegiatan fisik teratur untuk jangka panjang akan
menghasilkan keuntungan kesehatan dalam jangka panjang pula. Para pakar
kesehatan mengatakan bahwa usia lanjut harus aktif setiap hari untuk
mempertahankan kesehatannya. Olahraga teratur dan kegiatan fisik dapat
mengurangi risiko berkembangnya penyakit dan kecacatan dengan
bertambahnya usia. Penelitian menunjukkan pada pasien dengan arthritis,
penyakit jantung, atau diabetes mendapatkan keuntungan dengan olahraga
teratur. Olahraga juga membantu pada tekanan darah tinggi, masalah
gangguan keseimbangan berat badan maupun pada kesulitan berjalan.
1. Intensitas olahraga
Intensitas latihan adalah jumlah kekerasan melakukan latihan.
Intensitas latihan dapat diketahui dengan menghitung denyut nadi
dengan meraba pergelangan tangan. Pada saat latihan olahraga,
denyut nadi harus bisa melampaui 60% dari denyut nadi maksimal
(DNM), namun jangan sampai melampaui 80% dari DNM. Denyut
nadi maksimal yang dirumuskan dengan DNM = 60% x (220-usia)
denyut nadi per menit.
2. Zona Latihan
Sebanyak 60-80% dari denyut nadi maksimal disebut zona
latihan dari orang lansia. Seorang lansia yang melakukan latihan
namun denyut nadi nya tidak mencapai zona sebagaimana yang
dirumuskan, maka bisa dikatakan bahwa latihan tidak bisa
meningkatkan nilai kebugaran meskipun sudah dilakukan berulang-
ulang. Sebaliknya, apabila DNM melampaui batas atas dari zona
latihan dalam kurun waktu cukup lama, maka daya kekebalan akan
menurun secara bertahap. Dengan kata lain, kita hendaknya
16
melakukan olahraga sampai denyut nadi kita masuk dalam zona
latihan, tidak kurang dan tidak lebih.
3. Lama Olahraga
Untuk olahraga yang bersifat aerobik (jalan, jogging,
bersepeda, berenang, dll) sebaiknya kita berlatih selama 20-45 menit
dalam zona latihan, ditambah 5-10 menit untuk pemanasan dan 5-10
menit untuk pendinginan. Alokasi waktu seperti ini bermanfaat
untuk meningkatkan latihan otot-otot jantung dan rangka.
Berolahraga melebihi waktu tersebut kurang bermanfaat lagi untuk
meningkatkan kekuatan atau ketahanan otot-otot, bahakan dapat
meningkatkan risiko cidera karenan kelelahan.
Lamanya waktu seseorang untuk berolahraga bermanfaat untuk
meningkatkan dan mempertahankan daya tahan jantung serta
peredaran darah. Sebaiknya berlatih sampai denyut nadi masuk
dalam zona latihan dan biasanya paling sedikit 20-40 menit.
Semakin lama dalam zona latihan akan semakin baik bagi kebugaran
tubuh.
4. Frekuensi Olahraga
Jadwal olagraga yang baik adalah bergantian melatih otot-
otot bagian atas tubuh dan pada latihan berikutnya melatih otot-otot
bagian bawah tubuh, atau secara bergantian dilakukan untuk
keduanya.hal yang perlu dilakukan adalah secara rutin merubah jenis
latihan/olahraga yang dilakukan. Lansia sebaiknya mengurangi porsi
latihan apabila melakukan hal-hal berikut:
a. Denyut nadi mendadak naik turun
b. Merasa pusing, kepala terasa ringan atau keluar keringat dingin
c. Mual atau muntah
d. Sehari setelah latihan sepanjang hari masih merasa terlalu lelah
e. Tidak dapat tidur
17
2.3.4 Angka Kecukupan Gizi pada Lansia
1. Energi
Komposisi zat gizi yang dianjurkan bagi lansia adalah 60-65%
karbohidrat, 15-25% protein dan 10-15% lemak. Kebutuhan
kalori pada usia 50-60 tahun akan menurun kurang lebihnya 10%.
Langkah 2:
18
Menghitung AKG energi lansia dengan rumus:
BMR x faktor aktifitas individu (ringan, sedang, berat) pada
umumnya yang digunakan adalah ringan karena aktivitas lansia
adalah tingkat ringan.
Aktivitas Aktivitas
Jenis kelamin Aktivitas Berat
Ringan Sedang
2. Protein
Kebutuhan protein lansia perhari dalam kondisi sehat adalah 0,8
gram atas 15-25% dari kebutuhan energi. Kelebihan protein dapat
membebani beban kerja ginjal.
3. Lemak
Asupan lemak harian bagi lansia tidak melebihi 15% kebutuhan
energi. Lansia sebaiknya menggunakan minyak nabati (asam
lemak tak jenuh), dan mengkonsumsi ikan yang mengandung
asam lemak tak jenuh adalah lebih baik dibandingkan protein
hewani lainnya.
19
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fungsi utama dari sistem kardiovaskular adalah untuk
mempertahankan homeostasis oleh sirkulasi sel darah yang mengandung
oksigen dan nutrisi ke organ dan jaringan serta untuk mengangkut karbon
dioksida dan produk limbah lainnya untuk dikeluarkan oleh sistem tubuh
lainnya. Seperti sistem fisiologis lainnya, sistem kardiovaskular memiliki
kapasitas adaptif yang luar biasa untuk mengimbangi perubahan yang
berkaitan dengan usia. Dengan adanya faktor risiko, sistem kardiovaskular
kurang efisien dalam mempertahankan hidup, dan konsekuensi fungsional
negatif yang serius dapat terjadi.
Seperti banyak aspek lain dari fungsi fisiologis, sulit untuk
menentukan apakah perubahan dalam fungsi kardiovaskular yang
disebabkan penuaan normal atau proses patologis. Pengetahuan tentang
perubahan usia atau penyakit yang berhubungan berbeda dalam fungsi
kardiovaskular, sampai saat ini, tidak ada teknologi medis yang ada untuk
mendeteksi proses patologis kardiovaskular tanpa gejala. Dengan demikian,
studi awal memberikan informasi yang lebih lanjut tentang perubahan
kardivaskular umum yang mempengaruhi orang-orang yang tua dan kurang
informasi tentang perubahan yang berkaitan dengan usia.
3.2 Saran
Rahasia umur panjang pada orang yang berusia lanjut lebih dari 100
tahun, hidup teratur sepanjang hari, lebih cepat tidur di malam hari dan lebih
cepat bangun di pagi hari, serta istirahat satu jam di siang hari. Makan lebih
banyak buah dan sayur teratur tiga kali sehari, aktif dalam kegiatan rumah
tangga, menghindari rokok, diet dengan makanan sederhana, kurangi makan
daging, lebih banyak asupan makan jenis sayuran . aktif secara fisik setiap
hari, hidup penuh ketenangan, rukun dan damai.
Bagi orang yang memiliki riwayat resiko hipertensi, dianjurkan
memakan makanan yang kaya serat, kurangi garam dapur, olahraga secara
teratur, kendalikan stress, minum obat penurun tekanan darah. Hal-hal ini
dapat dilakukan karena memiliki fungsi untuk menjaga dan bahkan mampu
menurunkan tekanan darah. Karena, pada manula tekanan darah tinggi
kadang-kadang tanpa gejala.
20
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah.2010.GiziUsia Lanjut.Jakarta:Erlangga
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26951/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=9A9E4EC9B1E4135169893F3B2118373F?
sequence=4
21