Anda di halaman 1dari 4

Manufacture of Mono Ethanol Amin from Ethylene Oxide and Amonia

Monoethanolamine (MEA; 2-aminoethanol), diethanolamine (DEA; 2,2-


iminodiethanol), dan triethanolamine (TEA; 2,2,2-nitrilotriethanol) dapat dianggap sebagai
turunan dari amonia di mana satu, dua, atau tiga atom hidrogen telah digantikan oleh sebuah
kelompok CH2CH2OH..

Ethanolamines dibuat pada tahun 1860 oleh Wurtz dari ethylene chlorohydrin dan
larutan amonia. Pada akhir abad ke-19 campuran etanolamin kemudian dipisahkan ke
komponen mono-, di- , dan trietanolamin nya, ini dilakukan dengan distilasi fraksional .
Ethanolamines tidak tersedia secara komersial sebelum 1930-an, kemudian berkembang
sebagai intermediate yang penting setelah tahun 1945 karena adanya produksi skala besar
dari etielen oksida. Sejak pertengahan 1970-an, telah memungkinkan untuk produksi
trietanolamin sangat murni, tidak berwarna dalam industry. Semua ethanolamines sekarang
dapat diperoleh secara ekonomis dalam bentuk yang sangat murni.
Penggunaan yang paling penting dari ethanolamines berada dalam produksi pengemulsi,
bahan baku deterjen, dan bahan kimia tekstil, dalam proses pemurnian gas, produksi semen
sebagai bahan tambahan penggilingan , dan sebagai blok bangunan untuk bahan kimia
pertanian. Monoethanolamine merupakan bahan baku penting untuk produksi etilendiamin
dan ethylenimine.

REAKSI KIMIA

Reaksi pembentukan monoetanolamin menggunakan proses amonolisis yaitu proses


pembentukan senyawa amina dengan mereaksikan suatu zat organik dengan ammonia.
Reaksi ini berjalan lambat dan dapat dipercepat dengan menggunakan air, jika menggunakan
proses unhydrous, maka dapat digunakan macam-macam katalisator seperti ion-exchange
resin, acidic inorganic clays atau zeolit.

Persamaan reaksi amonolisis dapat digambarkan sbb:


(CH2CH2)O + NH3 ===> CH2OHCH2NH2
etilen oxide (MEA)
(CH2CH2)O + CH2OHCH2NH2 ===> (CH2OHCH2) 2NH
(DEA)
(CH2CH2)O + (CH2OHCH2) 2NH ===> (CH2OHCH2) 3N
(TEA)
Proses amonolisis dengan menggunakan reactor alir pipa multitubular dengan pendingin air.
Reaksi dijalankan pada kondisi tekanan 25 atm dan suhu 50-120C. Reaksi berlangsung
secara eksotermis dengan konversi etilene oksida sekitar 95%. Dengan konversi total etilene
oksida 95%, maka akan diperoleh MEA sekitar 75% massa dari keseluruhan hasil amonolisis.
Panas yang terjadi diambil oleh air pendingin yang mengalir di sisi shell di reactor.

URAIAN PROSES

Ethylene oksida cair dari tangki bahan baku dipompa sehingga tekanannya naik
menjadi 25 atm kemudian dipanaskan di heater sehingga suhu naik menjadi 50C. Pada saat
yang sama amonia cair dari tangki bahan baku dipompa sehingga tekanannya naik menjadi
25 atm kemudian dipanaskan di heater maka suhu naik menjadi 50C. Arus recycle yang
berasal dari flash drum dan striper dicampur dengan ammonia umpan segar kemudian
diumpankan ke dalam reactor untuk direaksikan dengan ethylene oksida.
Di dalam reactor alir pipa multitubular terjadi reaksi seri-paralel yang menghasilkan
mono, di, dan triethanolamin dengan konversi ethylene oksida bisa mencapai 99%. Reaksi
bersifat eksotermis sehingga diperlukan air pendingin untuk menjaga suhu reaksi tetap
terkontrol.
Hasil reaksi diturunkan tekanannya di flash drum dari 25 atm menjadi 1 atm sehingga
ammonia dan etilen oksida sisa sebagian menguap dari cairan lainnya. Hasil cair dari FD
kemudian diumpankan ke dalam menara Striper untuk memisahkan sisa ammonia, etilen
oksida dan air sehingga akan diperoleh hasil bawah striper adalah senyawa yang mengandung
sebagian besar MEA, DEA dan TEA.
Campuran senyawa MEA, DEA dan TEA kemudian dipisahkan di menara distilasi-01
untuk memisahkan MEA sehingga diperoleh sebagai hasil atas dengan kemurnian 99.5% dan
hasil bawah yang terdiri dari senyawa DEA dan TEA diumpankan ke dalam menara distilasi-
02.
Di dalam menara distilasi-02, DEA dipisahkan sebagai hasil atas dan diperoleh
dengan kemurnian 99% dan TEA diperoleh sebagai hasil bawah dengan kemurnian 99%.
Masing-masing produk ditampung ke dalam tangki penyimpan.

DIAGRAM ALIR
DATA UNTUK REAKTOR

Jenis : Reaktor Alir Pipa Multitubular

Kondisi operasi
Suhu : 50-120C
Tekanan : 25 atm
Sifat reaksi : eksotermis
Kondisi proses : non adiabatisisothermal
dengan pendinginan air di reaktor

Kinetika reaksi

Persamaan kecepatan reaksi :

rA = k. CACB
k = 1.7165 . 1012 e-( - 75790 / R. T) )
cm3/mol.det
rA = kecepatan reaksi, kmol/m3.j
CA = konsentrasi etilen oksida, kmol/m3
CB = konsentrasi amonia, kmol/m3
Data US Patent untuk pembuatan alkanolamine adalah United States Patent No 4845296, 4
Juli 1989 dengan label Process for preparing alkanolamines.

Anda mungkin juga menyukai