Anda di halaman 1dari 32

PREEKLAMPSI BERAT

JESSICA INTAN C 09700334

PEMBIMBING :
dr.M.HARIES,SP.OG
Pendahuluan
Latar Belakang

Angka kejadian preeklampsia berkisar antara


5 15% dari seluruh kehamilan di seluruh
dunia.
Di Indonesia, preeklampsia dan eklampsia
masih merupakan salah satu penyebab utama
mortalitas maternal dan perinatal
Sampai saat ini etiologi preeklampsia belum
diketahui secara pasti
Latar Belakang

Preeklampsia merupakan komplikasi


kehamilan yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah disertai proteinuria pada wanita
hamil yang sebelumnya tidak mengalami
hipertensi. Biasanya sindroma ini muncul pada
akhir trimester kedua sampai ketiga
kehamilan.

Preeklampsia dapat berakibat buruk baik pada


ibu maupun janin yang dikandungnya.
Tujuan
Mengetahui faktor resiko terjadinya
preeklampsi berat pada kasus yang sedang
dibahas.
Membandingkan penegakan diagnosis
preeklampsi berat pada kasus yang sedang
dibahas dengan teori.
Membandingkan tata laksana preeclampsia
berat pada pasien yang sedang dibahas
dengan teori.
Mengetahui upaya pencegahan preeclampsia
berat pada kasus preeclampsia berat,
khususnya pada pasien yang sedang
dibahas.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan
tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan
darah diastolik 110 mmHg disertai proteinuria 5
g/ 24 jam atau kualitatif >2+.

Preeklampsia berat dibagi menjadi:


Preeklampsia berat tanpaimpendingeclampsia
Preeklampsia berat denganimpending eclampsia.
Faktor Resiko
Primigravida, primipaternitas
Hiperplasentosis
Umur yang ekstrim.
Riwayat keluarga pernah preeclampsia/ eklampsia.
Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
Resiko preeclampsia meningkat dari 4.3 % pada ibu hamil
dengan BMI kurang dari 19,8 kg/m2 hingga 13,3% pada ibu
hamil dengan BMI lebih dari 35 kg/m2
Faktor lingkungan
Etiologi
Invasi trofoblas abnormal pada pembuluh darah
rahim.
Intoleransi imunologi antara jaringan ibu dan
fetoplacental.
Teori radikal bebas dan disfungsi endotel
Faktor defisiensi nutrisi.
Faktor genetik
Patogenesis
Vasospasme
Aktivasi sel endotel
Diagnosis

Digolongkan preeclampsia berat bila ditemukan satu atau


lebih gejala sebagai berikut:
.
Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan

darah diastolic 110 mmHg. Tekanan darah tidak


turun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah
sakit dan sudah menjalani tirah baring.
Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau >2+ dalam
pemeriksaan kualitatif.
Oliguria, yaitu produksi urin <500 cc/24 jam.

Peningkatan kreatinin plasma (>1.2 mg/dL).


Diagnosis
Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran,
nyeri kepala, skotoma, dan pandangan kabur.
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan
atas abdomen (akibat teregangnya kapsula Glisson
oleh karena nekrosis hepatoseluler, iskemia, dan
edema).
Gangguan fungsi hepar (peningkatan kadar AST dan
ALT)
Edema paru-paru dan sianosis.
Hemolisis mikroangiopati (ditandai dengan
peningkatan LDH)
Trombositopenia (<100.000/mm3)
Pertumbuhan janin intra uterin yang terlambat.
Sindrom HELLP.
Penatalaksanaan

Perawatan preeklampsia berat dibagi menjadi dua


unsur:
Pertama adalah rencana terapi pada penyulitnya:

yaitu terapi medikamentosa dengan pemberian obat-


obatan untuk penyulitnya
Kedua baru menentukan rencana sikap terhadap
kehamilannya: yang tergantung pada umur
kehamilannya dibagi 2, yaitu:
Ekspektatif; Konservatif : bila umur kehamilan < 37
minggu, artinya: kehamilan dipertahankan selama
mungkin sambil memberi terapi medikamentosa
Aktif, agresif : bila umur kehamilan > 37 minggu,
artinya kehamilan diakhiri setelah mendapat terapi
medikamentosa untuk stabilisasi.
Penatalaksanaan

a. Pencegahan Kejang
Tirah baring, tidur miring kiri
Infus RL atau RD5
Pemberian anti kejang MgSO4 yang terbagi menjadi
dua tahap, yaitu :
Loading / initial dose : dosis awal
Maintenance dose : dosis rumatan
pasang Foley catheter untuk monitor produksi urin
Penatalaksanaan

b. Antihipertensi
Hanya diberikan bila tensi 180/110 mmHg atau MAP
126
Bisa diberikan nifedipin 10 20 mg peroral, diulang
setelah 30 menit, maksimum 120 mg dalam 24 jam
metildopa 3x250mg/hr
labetalol IV 1x20mg
Penurunan darah dilakukan secara bertahap :
Penurunan awal 25 % dari tekanan sistolik
Target selanjutnya adalah menurunkan tekanan
darah < 160/105 mmHg atau MAP < 125
Penatalaksanaan

c. Diuretikum
Tidak diberikan secara rutin karena menimbulkan
efek
Memperberat penurunan perfusi plasenta
Memperberat hipovolemia
Meningkatkan hemokonsentrasi
Indikasi pemberian diuretikum :
Edema paru
Payah jantung kongestif
Edema anasarka
Komplikasi
Penyulit Ibu
SSP : Ginjal :
Perdarahan Intrakranial Gagal ginjal akut
Thrombosis vena sentral Nekrosis Tubular Akuta
Hipertensi ensephalopati Hematologik :
Edema cerebri
DIC
Edema retina
Trombositopenia
Macular atau retinal
detachment
Kardiopulmonal:
Kebutaan cortex Edema paru
Gastrointestinal-hepatik : Arrest napas
Subcapsular hematoma Cardiac arrest
hepar Iskemia miokardium
Ruptur kapsul hepar
Ascites
Komplikasi
Penyulit Janin
Intrauterin fetal growth restriction
Solusio plasenta
Prematuritas
Sindroma distres napas
Kematian janin intrauterin
Kematian neonatal perdarahan intraventrikuler
Necrotizing enterocolitis
Sepsis
Cerebral palsy
Laporan Kasus
Identitas
Reg : 267849
Nama : Ny. Q
Umur : 20 tahun
Status : Menikah 1x, 1 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : terakhir SD
Suami : Tn. Nasir
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : jualan di warung
Alamat : Krajan 03/04 Siyar- Rembang- Pasuruan
Tgl MRS : 29/08/2015
Subyektif
keluhan utama : kaki kanan kiri bengkak
Pasien kontrol ke poli obsgyn dengan keluhan kaki
kanan kiri bengkak sejak 1 minggu yang lalu. Dengan
diagnosa dari poli G1P0000Ab000 gr 39-40 mgg T/H +
PEB
pasien merasa hamil 9 bulan, perut kenceng-kenceng
(-), keluar cairan dari jalan lahir (-), darah (-), lendir (-),
pusing (-), pandangan kabur (-), nyeri ulu hati (-).
Subyektif
Merasakan gerakan janin sejak hamil 4 bulan sampai
sekarang.
Pasien tahu tekanan darahnya tinggi baru hari ini.
Sebelumnya setiap kontol selalu normal.
Riwayat peyakit dahulu hipertensi, DM, asma, alergi obat
dan makanan, dan kejang-kejang saat hamil tidak ada.
RPL: Hamil ini
ANC: kontrol rutin 1 bulan sekali ke bidan, ketika
memasuki 9 bulan rutin 1 minggu sekali ke poli obsgyn
RSUD Bangil
HPHT: 25-12-2014
KB (-)
KU : baik, CM Obyektif
TB : 169 cm Abd : TFU 34 cm
BB : 90 kg letak : bujur
VS : Leopord I : presentasi bokong
TD : 180/110 mmHg Leopord II : punggung di kiri ibu
N : 80x /menit Leopord III : presentasi kepala
RR : 20x /menit Leopord IV : kepala konvergen
Tax : 36.90 C BJA :12.11.12
K/L : an -, ict - TBJ : 3410 gr
Tho : c/ S1,S2 tunggal, HIS : (-)
bising (-), p/ Rh -/- Wh -/- VT : 0-1 cm, eff 25%, H 1, ket
Odema extremitas : (+), terdahulu kepala, denom:
ex. Atas -/- sde, LPD normal.
ex. Bawah +/+
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium
WBC : 11900
HB : 12,3
Ur/Cr : 15/0,9
GDA : 85
OT/PT : 25/19
SE :
154,3/3,9/112/0,1
UL : Alb +3

baseline rate 130 bpm


variability > 5 bpm
Akselerasi : (+)
deselerasi : (-)
Pemeriksaan Penunjang
Tampak janin intrauteri T/H
letak bujur kepala di bawah
BPD: 9,82 cm
AC : 31,2 cm
FL : 7,32 cm
EFW : 3174 g
AFI : cukup
plasenta lengkap di caput
anterior matur gr III
Assessment

G1 P0000 Ab000 gr 39-40 mgg T/H


intrauteri tidak inpartu
+ pre eklampsia berat
+ TBJ 3174
Planning
Planning Diagnosis: DL, UL, OT/PT, BUN/SK, SE, GDA
Planning Terapi:
Resusitasi intra uterine:
Tidur miring ke mencega kejang :
lateral kiri
Inj. SM full dose
O2 masker 10 l/m SM 20% 4 g iv pelan anti hipertensi
IVFD RD 5% 21 SM 40% 10 g im, - Nifedipin 3x10mg
tpm glut dex/sin masing- - metildopa 3x250mg
Pasang kateter masing 5 g
Lajut SM maintenance
SM 40% 5 g , glut
dex/sin pern 6jam
selama 24 jam.
rencana terminasi pervaginam
dengan ripening misoprosol 50mcg /oral /6jam sampai PS > 6,
lanjut OD setelah 12 jam misoprosol, OD 1amp dalam 500cc RL.
Selama pemberian OD pro intermiten NST. ila sudh memasuki kala
II di percepat dengan vorsep.

PMO : observasi VS, keluhan, his, DJJ, produksi urine, balance cairan / 6 jam,
reflex patella, tanda tanda impending eclampsia.
Outcome
Pada tanggal 30 Agustus 2015,
pukul 19.10 lahir bayi laki-laki
dengan berat 3800 gr, panjang
badan 53 cm, AS 7-8, ketuban
meconeal
Click to edit the title text
formatClick to edit Master title
style

Click to edit the outline text format



Second Outline Level

Third Outline Level

Fourth Outline Level

Fifth Outline Level

Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text
styles

Anda mungkin juga menyukai