ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Yang paling penting peran perawat selama pasien kejang adalah observasi kejangnya dan
gambarkan kejadiannya. Setiap episode kejang mempunyai karakteristik yang berbeda
misal adanya halusinasi (aura), motor efek seperti pergerakan bola mata, kontraksi otot
lateral harus didokumentasikan termasuk waktu kejang dimulai dan lamanya kejang.
Riwayat penyakit juga memegang peranan penting untuk mengidentifikasi faktor
pencetus kejang untuk pengobservasian sehingga bisa meminimalkan kerusakan yang
ditimbulkan oleh kejang.
(http://askep.blogspot.com/2008/01/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan_2591.html)
1. Health promotion
Kesadaran untuk hidup sehat atau berfungsi normal dan stategis untuk kontrol utama
dan peningkatan kualitasa (hidup sehat) atau normalitas fungsi.
a. Kesadaran kesehatan : pengenalan dari fungsi normal dan kesejahteraan. Pada
anak dengan kejang demam, umumnya tidak mengetahui tentang penyakit yang
dideritanya. Hal ini terkait dengan umur anak tersebut yang rata-rata masih 5-6
tahun dan juga terkait dengan terjadinya penyakit tersebut. Saat kejang muncul
anak akan mengalami penurunan kesadaran lalu anak juga akan mengalami
amnesia sementara setelah anak tersadar.
b. Management kesehatan : pengidentifikasian, pengontrolan, penampilan dan
pembagian aktivitas untuk tujuan kesehatan dan kesejahteraan. Terkait umur anak
yang relatif masih kecil yaitu sekitar umur 5-6 tahun, anak tidak dapat
memanagement kesehatannya sendiri namun dengan bantuan orang tua.
2. Nutrisi
Kegiatan/ aktivitas pengambilan, penerimaan dan penggunaan nutrisi dalam tujuan
untuk pemenuhan kebutuhan jaringan, perbaikan jaringan dan produksi energi.
a. Ingesti : asupan makanan/nutrisi ke tubuh. Pada anak dengan kejang demam tidak
mengalami gangguan pada asupan nutrisi karena pada saat hospitalisasi anak akan
mendapat asupan nutrisi yang cukup. Namun yang terganggu adalah pola makan
anak, hal ini behubungan dengan pemasangan NGT (jika dipasang). Jika anak
tidak dipasang NGT anak memiliki pola makan yang benar yaitu lewat mulut,
namun dengan pemasangan NGT akan mengganggu pola makan anak.
b. Digesti : aktifitas kimia dan fisika dalam mencukupi kebutuhan makan ke dalam
suatu substansi yang dapat diserap dan dipadukan. Gangguan digesti anak dengan
kejang demam dapat terjadi jika pada saat anak kejang anak mengalami injuri
misalnya lidah tergigit. Hal ini akan mengganggu anak dalam proses digesti,
karena secara otomatis anak akan kesulitan dalam mengunyah makanan.
4. Aktivitas/ istirahat
Produksi, konservasi, pengeluaran atau keseimbangan sumber energi.
a. Tidur/istirahat : tidur, berbaring, ketenangan, tidak beraktivitas. Pada anak dengan
kejang demam pola tidur dapat terganggu ketika kejang muncul. Namun, ketika
kejang berhenti maka anak akan tertidur karena kelelahan.
b. Aktivitas/ olahraga : mobilitas tubuh, mengerjakan pekerjaan atau melakukan
tindakan yang sering (tidak selalu) bertentangan dengan ketahanan. Aktivitas pada
anak dengan kejang demam dapat terganggu sebagai akibat penggunaan restrain
ketika anak mengalami kejang. Namun jika kejang berhenti dan tidak muncul
maka anak dapat beraktivitas seperti biasa jika tidak ada kontraindikasi.
c. Perawatan diri : kemampuan dalam melakukan aktivitas untuk merawat tubuh dan
fungsi tubuh. Kejang demam rata-rata terjadi pada anak berumur 5-6 tahun jadi
perawat diri tidak terganggu, karena untuk perawatan diri anak umunya masih
dibantu orang tua.
5. Persepsi/ kognisi
Sistem dalam memproses informasi termasuk perhatian, orientasi, sesnasi, persepsi,
kognisi, dan komunikasi.
a. Orientasi : kesadaran terhadap waktu, orang dan empat. Gangguan orientasi
mungkin terjadi pada anak dengan kejang demam, karena terjadi penurunan
kesadaran dan amnesia sementara.
6. Persepsi diri
Kesadaran tentang diri sendiri.
a. Harga diri : pengakajian dari suatu/ salah satu yang berharga, kepentingan dan
keberhasilan. Harga diri rendah mungkin muncul akibat penyakit yang
dideritanya. Anak akan merasa malu pada teman-teman sebanyanya.
7. Peran hubungan
Hubungan yang positif atau negatif di antara manusia atau kelompok dan arti dari
hubungan tersebut didemonstrasikan atau ditunjukan. Pada anak dengan kejang
demam mungkin akan terjadi gangguan peran hubungan terutama dengan teman
sebayanya, karena anak merasa malu dengan penyakit yang dideritanya atau karena
teman-teman sebanyanya yang menjauhinya karena berfikir takut tertular penyakit
tersebut.
8. Seksualitas
Identitas seksual, fungsi seksual dan reproduksi. Umumnya seksualitas pada anak
tidak akan terganggu karena terkait umur anak yang masih 5-6 tahun.
11. Keselamatan/perlindungan
Bebas dari rasa bahaya, cedera fisik, kerusakan sistem imun, penjagaan dari
kehilangan, perlindungan keselamatan dan keamanan.
a. Cedera fisik : tubuh terluka atau terkena bahaya. Ancaman cedera fisik dapat
terjadi ketika anak mengalami kejang. Adanya kejang meningkatkan resiko
terjatuh pada anak jika saat kejang terjadi di atas tempat tidur tanpa side rail atau
karena lidah anak tergigit saat kejang.
b. Proses bertahan : proses yang dilakukan oleh diri dalam melindungi diri dari yang
lain. Proses bertahan untuk melindungi diri juga dapat terganggu selain karena
umur yang relatif kecil namun juga karena penurunan kesadaran.
12. Kenyamanan
Perasaan sejahtera dan tentram.
a. Kenyamanan fisik : perasaan sejahtera aau nyaman dan bebas dari rasa nyeri.
Kenyamanan fisik dapat terjadi jika anak dilakukan prosedur pemasangan restrain.
b. Kenyamanan sosial : perasaan sejahtera atau nyaman dalam situasi sosialnya.
Kenyamanan sosial juga dapat terganggu karena gangguan peran berhubungan
dengan lingkungan sosialnya terutama teman sebayanya.
5. Resiko jatuh b/d peningkatan Safety behavior : fall prevention 1. Manajemen lingkungan
pergerakan a. Identifikasi kebutuhan pasien
Kriteria hasil :
berdasarkan level fungsi fisik dan
a. Menggunakan restrain bila
kognitif dan tingkah laku sebelumnya
diperlukan
b. Identifikasi bahaya atau ancaman,
b. Menggunakan prosedur yang
keamanan dilingkungan
aman dalam pemindahan
c. Pindahkan ancaman dari lingkungan
c. Kontrol kecemasan atau
d. Modifikasi lingkungan untuk
kelemahan
meminimalisir ancaman dan resiko
d. Kompensasi terhadap
e. Buat rencana untuk melindungi
keterbatasan fisik
restrain, said rails untuk membatasi
e. Menetapkan bantuan personal
7. Defisit knowledge b/d kurangnya Pengetahuan : keamanan anak 1. Mengajarkan : proses penyakit
informasi orang tua a. Gambarkan tanda dan gejala dari
Kriteria hasil :
penyakit
a. Orang tua dapat
b. Gambarkan proses penyakit
mendemonstrasikan tehnik
c. Berikan informasi tentang perubahan
pertolongan pertama
pasien pada keluarga
b. Orang tua dapat
d. Diskusikan pilihan terapi
mendemonstrasikan CPR
e. Jelaskan rasional dari tindakan/ terapi/
c. Orang tua dapat menjelaskan
pengobatan yang ditawarkan
metode untuk mencegah jatuh
2. Mengajarkan : prosedur/ pengobatan
a. Jelaskan tujuan pengobatan
Diagnosa Implementasi
1 Pola nafas tidak efektif b/d 1. Manajemen pernafasan
ketegangan otot (kejang) a. Membuka jalan nafas dengan tehnik
head tilt dll
b. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi yang
potensial
c. Memberikan bronkodilator bila perlu
dan mengajarkan pasien bagaimana
cara menggunakan inhaller bila perlu
d. Mengatur intake cairan untuk
mengoptimalkan keseimbangan cairan
e. Memonitor status respiratori dan
oksigenasi bila perlu
2. Monitor TTV
a. Memonitor TD, nadi, suhu, status
respirasi, laporkan tanda dan gejala
hipotermi atau hipertermi, warna kulit
dan kelembaban
b. Mengidentifikasi penyebab yang
memungkinkan terjadinya perubahan
TTV dan memonitor clubbing dari
bantalan kuku
2. Manajement kejang
a. Mengarahkan setiap gerakan klien
untuk mencegah injuri seperti
pergerakan kepala serta mata selama
kejang
b. Melepaskan pakaian untuk
menghindari sesak dan
mempertahankan jalan nafas
c. Monitor TTV
d. Mencatat lamanya kejang
e. Mencatat karakteristik kejang
f. Memberi pengobatan antikonvulsan
bila perlu
2. Monitor respirasi
a. memonitor kecepatan ritme, kedalama,
dan usaha untuk bernafas, pola nafas :
bradipnea, hyperventilasi
b. menggunakan tehnik membuka jalan
nafas dengan tehnik head tilt dll
c. mengauskultasi suara paru setelah
pengobatan
2. Fluid monitoring
a. Memonitor intake dan output,
memonitor TTV, membran mukosa,
turgor kulit, dan tanda dan gejala
2. Fall prevention
a. Menggunakan said reils untuk
mencegah jatuh dari tempat tidur
b. Mengajarkan anggota keluarga tentang
faktor resiko yang menyebabkan jatuh
dan bagaimana hal tersebut dapat
meningkatkan resiko
4. Resiko kekurangan S : -
volume cairan b/d O : Suhu tubuh > 37,5 C
peningkatan suhu tubuh A:
Proses keperawatan berhasil seluruhnya/
sebagian atau gagal.
P:
Jika berhasil sebagian atau gagal maka lanjutkan
askep dengan pengawasan adekuat
Arthur C. GUYTON. 1992. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi V. Jakarta : EGC.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2005. Konsensus penanganan kejang demam. Badan
Penerbit IDAI.
www.sehatgroup.web.id/artikel/1089.asp?FNM=1089 - 53k
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1682709-kejang-pada-bayi/
http://askep.blogspot.com/2008/01/asuhan-keperawatan-pada-anak-
dengan_2591.html
http://koaskamar13.wordpress.com/2007/09/21/kejang-demam-pada-anak/
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/anak/kejang010207.htm
http://naya.web.id/2007/01/25/kejang-demam-2/