Anda di halaman 1dari 48

PELAYANAN JASA PENUMPUKAN PETIKEMAS

DI PT. PELINDO IV (PERSERO) CABANG TERMINAL PETIKEMAS

MAKASSAR

TUGAS AKHIR

Oleh :

JUAN SWINGGLY SAID

NIM . 15624179

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

JURUSAN KEPELABUHANAN

PROGRAM STUDI KPNK BITUNG

2017
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Juan Swinggly Said
NIM : 15624179
Jurusan : Kemaritiman
Program Studi : KPNK - Kepelabuhanan
Jenjang : Diploma II
Judul Tugas Akhir : Pelayanan Jasa Penumpukan Petikemas
di PT. Pelindo IV (PERSERO) Cabang Terminal
Petikemas Makassar

Dengan ini menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah karya saya sendiri
dan semua sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan
benar.
Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam laporan tugas
akhir ini, maka saya bersedia menerima sangsi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Makassar, ? September 2017

Juan Swinggly Said


NIM. 15624179
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

NAMA : JUAN SWINGGLY SAID


NIM : 15624179
JURUSAN : KEMARITIMAN
PROGRAM STUDI : KPNK
KONSENTRASI : KEPELABUHANAN
JENJANG STUDI : DIPLOMA II

Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan


Pada tanggal (..) Oktober 2017

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

? ?

Mengesahkan

Koordinator Pelaksanaan PDD POLNES


Akademi Komunitas Logistik Negeri Bitung

DR. Hermanus Bawuoh, M. Si


NIP. Xxxxxxxxxxxxxxx

Lulus Ujian Tanggal: () Oktober 2017


HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna atas

berkat dan rahmat penyertaan-Nya Penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas

Akhir ini dengan baik dan tepat pada waktunya dengan judul PELAYANAN

JASA PENUMPUKAN PETIKEMAS pada PT. Pelindo IV (PERSERO) Cabang

Terminal Petikemas Makassar.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan

program Diploma II Jurusan Kemaritiman Program Studi Ketatalaksanaan

Pelayaran Niaga Dan Kepelabuhanan Konsentrasi Kepelabuhanan di Politeknik

Negeri Samarinnda Rintisan Akademi Komunitas Logistik Negeri Bitung.

Dalam proses mengikuti pendidikan DII Kepelabuhanan dari awal sampai

pada penyelesaian Tugas Akhir ini, berbagai pihak telah memberikan fasilitas

serta membantu, membina, dan membimbing penulis dalam penyelesaian Tugas

Akhir ini. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

Bpk. DR. Hermanus Bawuoh, M.Si., selaku Koordinator Pelaksana PDD

Politeknik Negeri Samarinda Rintisan Akademi Komunitas Logistik Negeri

Bitung (Bitung Logistics Community College) yang telah banyak membantu

dalam memudahkan penyelesaian pendidikan.

Bpk. Daniel Salong, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membantu

dalam penulisan Tugas Akhir penulis.


Bpk. Patrics M. M. Bawuoh, SE., M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi

Kepelabuhanan dan juga sebagai Dosen Pembimbing II, yang telah banyak

membantu membimbing penulis dalam penyusunan Tugas Akhir.

Bapak/Ibu Dosen khususnya Jurusan Kepelabuhanan yang telah banyak

membantu penulis dengan berbagai disiplin ilmu yang sangat bermanfaat.

Seluruh Staf Akademi Komunitas Logistik Negeri Bitung yang telah banyak

membantu dalam pengurusan nilai, berkas-berkas, dan yang telah memberikan

semangat serta motivasi.

Orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat dan motivasi

dalam keseharian kehidupan penulis.

Teman teman mahasiswa Akademi Komunitas Logistik Negeri Bitung,

khususnya mahasiswa semester akhir yang telah banyak menyumbangkan pikiran,

ide, dan gagasan guna penyusunan dan penyelesaian Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak memiliki

kelemahan dan kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun akan

penulis terima dengan sepenuh hati. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan

manfaat dan menambah wawasan buat kita semua.

Bitung, Juli 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS..............................................................i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING............................................................ii
HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR TABEL................................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN..................................................................................5
1.3. MANFAAT PENULISAN...................................................................................5
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN..............................................................................6
BAB 2 GAMBARAN UMUM DAN TINJAUAN PUSTAKA...................................7
2.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...............................................................7
2.1.1 SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN..................................................................8
2.1.2 LETAK GEOGRAFIS.......................................................................................10
2.1.3 VISI, MISI DAN MOTTO PERUSAHAAN........................................................11
2.1.4 STRUKTUR ORGANISASI..............................................................................11
2.1.5 FASILITAS DAN PERALATAN.........................................................................13
2.2. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................14
2.2.1 PENGERTIAN PELAYANAN JASA...................................................................14
2.2.2 PENGERTIAN PETIKEMAS............................................................................15
BAB 3 PEMBAHASAN..................................................................................21
3.1. TERMINAL PETIKEMAS................................................................................21
BAB 4 PENUTUP.........................................................................................38
4.1. KESIMPULAN...............................................................................................38
4.2. SARAN.........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 LOKASI PERUSAHAAN DIAMBIL DARI GOOGLE MAPS.......10


GAMBAR 2.2 STRUKTUR ORGANISASI..............................................................12
DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 KONDISI GEOGRAFIS TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR......10


TABEL 2.2 PERALATAN TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR.......................14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sistem transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis

dalam memperlancar arus barang dan lalu lintas orang. Seiring dengan

perkembangan masyarakat dan semakin tingginya mobilitas, menjadikan

transportasi sebagai suatu kebutuhan bagi masyarakat, termasuk transportasi laut.

Transportasi laut berfungsi untuk melayani mobilitas orang, barang dan jasa yang

menghubungkan kegiatan ekonomi antar pulau dan hubungan internasional.

Pembangunan sistem transportasi diarahkan pada peningkatan peranannya sebagai

urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan

dengan meningkatkan sarana dan prasarana transportasi serta menyempurnakan

pengaturan yang harus selalu didasarkan pada kepentingan nasional. Perhatian

khusus diberikan kepada perluasan sistem transportasi Kawasan Timur Indonesia,

daerah terbelakang lainnya, ke dan dari daerah pedesaan, daerah dan pulau

terpencil serta wilayah perbatasan dalam rangka perwujudan wawasan nusantara.

Mengacu pada visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional 2005-2025, maka pada 20 Juli 2011 pemerintah menetapkan

Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan

makmur.
2

Hampir tujuh dasawarsa kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia

pembangunan nasional masih belum terjadi keseimbangan antara pembangunan

kawasan barat dan timur. Kantong-kantong kemiskinan masih banyak terdapat di

Kawasan Timur Indonesia. Pola distribusi barang yang tidak lancar dan terkendali

adalah merupakan salah satu faktor utama dalam fenomena ini. Dibutuhkan

infrastruktur yang mendorong konektivitas antar wilayah sehingga dapat

mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi Indonesia. Penyediaan

infrastruktur yang mendorong konektivitas akan menurunkan biaya transportasi

dan biaya logistik sehingga dapat meningkatkan daya saing produk dan

mempercepat pertumbuhan

Petikemas (container) merupakan sarana yang penting dalam kegiatan

pengiriman barang dari satu tempat ke tempat yang lain yang menggunakan jasa

kapal. Petikemas sudah berkembang mengikuti kemajuan zaman, sehingga saat ini

petikemas menjadi ujung tombak dalam pengiriman barang melalui jalur laut.

Saat ini sudah banyak terminal petikemas di Indonesia yang khusus hanya

melayani proses bongkar muat petikemas, karena petikemas sendiri memerlukan

penanganan dan fasilitas yang khusus dalam proses bongkar muatnya. Perbedaan

penanganan dan fasiitas yang dimiliki oleh masing-masing terminal petikemas

tersebut membuat produktivitas bongkar muat dari masing-masing terminal

petikemas juga berbeda. Sehingga hal tersebut membuat perbedaan kinerja

masing-masing terminal petikemas.


3

Dewasa ini sistem pengangkutan peti kemas adalah merupakan primadona

sistem angkutan laut maupun darat pada umumnya. Hal ini disebabkan karena

angkutan peti kemas memiliki beberapa keuntungan, diantaranya keamanan

barang dan kecepatan proses bongkar muat. Perkembangan terakhir di Kawasan

Timur Indonesia terdapat 4 pelabuhan di wilayah kerja Pelindo IV yang dapat

melayani angkutan peti kemas full container system yaitu: Makassar, Bitung,

Palaran (Samarinda) dan Balikpapan.

Terminal Petikemas Makassar merupakan salah satu inti segmen usaha yang

ada di PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero). Pada tanggal 1 Agustus 2007

Terminal Petikemas Makassar telah dideklarasikan pelayanan PT Pelabuhan

Indonesia IV khususnya terkait pelayanan terhadap petikemas seiring

pertumbuhan kontainerisasi yang melalui Pelabuhan Makassar.

Pada dasarnya, pelayanan Terminal Petikemas Makassar berorientasi kepada

beberapa kebijakan dasar yaitu: efesiensi biaya, efektifitas waktu, dan juga

kepuasan pelanggan sebagai mana di terkandung pada visi dan misi perusahaan

dalam menghadapi dunia persaingan global yang selalu berubah-ubah.

Dalam usahanya memberikan kepuasan kepada pelanggan, Terminal

Petikemas Makassar terus mengembangkan kualitas pelayanan dengan

menerapkan kebijakan kualitas yaitu Pelayanan dengan ketepatan waktu,

keamanan, dan terpercaya dengan standar internasional.

Terminal petikemas memiliki aktivitas bongkar muat yang padat, dan

didukung peralatan bongkar muat yang mendukung aktivitas tersebut. Masalah

yang terjadi di terminal petikemas tersebut adalah lamanya waktu bongkar muat
4

petikemas di lapangan, meskipun terminal petikemas tersebut sudah memiliki

peralatan yang memadai, sering terjadi masalah dalam penanganan pemindahan

petikemas hingga terjadi penumpukan di lapangan.

Perkembangan kualitas pelayanan Terminal Petikemas juga didukung oleh

ketersediaan fasilitas dan peralatan yang modern, serta sumber daya manusia

dengan kualitas yang tinggi mampu memberikan pelayanan yang cepat, tepat, dan

aman. Selain itu, penerapan sistem berstandard internasional juga menjadi faktor

kunci dalam meningkatkan kualitas pelayanan Terminal Petikemas Makassar.

Terminal Petikemas Makassar memegang peranan yang stategis dalam

menjamin kelancaran arus keluar-masuk peti kemas pada wilayah Makassar dan

juga Indonesia Timur. Oleh sebab itu perlu adanya peningkatan pada pelayanan

jasa khususnya untuk lapangan penumpukan karena akan berdampak pada angka

dwelling time.

Maka dari itu penulis menyusun tugas akhir dengan mengambil judul

PELAYANAN JASA PENUMPUKAN PETIKEMAS pada PT. Pelindo IV

(PERSERO) Cabang Terminal Petikemas Makassar. Dengan mengetahui kendala

kendala dan juga solusi terhadap pelayanan jasa penumpukan petikemas

diharapkan ke depan Terminal Petikemas Makassar dapat memberikan pelayanan

yang maksimal kepada pelanggan sehingga akan berdampak pada peningkatan

kinerja di masa akan datang. Pada akhirnya peningkatan ini akan berdampak pada

pertumbuhan ekonomi yang akan dapat memperkecil kesenjangan harga barang

antara Kawasan Timur Indonesia dengan Kawasan Barat Indonesia.


5

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan penulisan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Ilmu yang telah ditempuh oleh penulis selama berkuliah Diploma II di


Akademi Komunitas Logistik Negeri Bitung akan diterapkan.
2. Persyaratan guna menyelesaikan program Diploma II Jurusan
Kepelabuhanan di Akademi Komunitas Logistik Negeri Bitung akan
dipenuhi.

1.3. MANFAAT PENULISAN

Manfaat penulisan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Dengan penulisan Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan

bagi perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan jasa

penumpukan petikemas.

2. Bagi Penulis

Penulisan Tugas Akhir ini merupakan penerapan dari ilmu Kepelabuhanan

yang telah didapat dari proses belajar penulis sehingga menambah wawasan

penulis mengenai bagaimana penerapan teori dengan praktek yang sebenarnya.

3. Bagi Pihak lain

Penulisan Tugas Akhir ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan

digunakan sebagai acuan lebih lanjut ataupun sejenis nantinya.


6

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini. Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut.

Bab 1 Pendahuluan

Menjelaskan tentang Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Manfaat serta

Sistematika Penulisan laporan ini.

Bab 2 Gambaran Umum dan Tinjauan Pustaka

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan yang berisi tentang

Sejarah Singkat, Letak Geografis, Visi dan Misi Perusahaan, Struktur Organisasi,

serta Fasilitas dan Peralatan PT. Pelindo IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar.

Dan juga berisi tentang teori yang mencakup tinjauan pustaka seperti :

pengertian pelayanan jasa, pengertian petikemas.

Bab 3 Pembahasan

Bab ini berisi pembahasan

BAB 4 Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.


BAB 2

GAMBARAN UMUM DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Terminal Petikemas Makassar merupakan salah satu inti segmen usaha yang

ada di PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero). Pada tanggal 1 Agustus 2007

Terminal Petikemas Makassar telah dideklarasikan pelayanan PT Pelabuhan

Indonesia IV khususnya terkait pelayanan terhadap petikemas seiring

pertumbuhan kontainerisasi yang melalui Pelabuhan Makassar.

Pada dasarnya, pelayanan Terminal Petikemas Makassar berorientasi kepada

beberapa kebijakan dasar yaitu: efesiensi biaya, efektifitas waktu, dan juga

kepuasan pelanggan sebagai mana di terkandung pada visi dan misi perusahaan

dalam menghadapi dunia persaingan global yang selalu berubah-ubah.

Dalam usahanya memberikan kepuasan kepada pelanggan, Terminal

Petikemas Makassar terus mengembangkan kualitas pelayanan dengan

menerapkan kebijakan kualitas yaitu Pelayanan dengan ketepatan waktu,

keamanan, dan terpercaya dengan standar internasional.

Perkembangan kualitas pelayanan Terminal Petikemas juga didukung oleh

ketersediaan fasilitas dan peralatan yang modern, serta sumber daya manusia

dengan kualitas yang tinggi mampu memberikan pelayanan yang cepat, tepat, dan

aman. Selain itu, penerapan sistem terkompoterisasi dan berstandard internasional

juga menjadi faktor kunci dalam meningkatkan kualitas pelayanan Terminal

Petikemas Makassar.
3.1.1 SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Secara efektif keberadaan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai sejak

penandatanganan Anggaran Dasar Perusahaan oleh Sekjen Dephub berdasarkan

Akta Notaris Imas Fatimah, SH No 7 tanggal 1 Desember 1992. Menilik

perkembangan kebelakang di masa awal pengelolaannya, PT Pelabuhan Indonesia

IV (Persero) telah mengalami perkembangan yang cukup pesat danmampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan yang semakin maju.

Tahun 1957-1960

Pada masa awal kemerdekaan, pengelolaan pelabuhan berada dibawah

koordinasi Djawatan Pelabuhan. seiring dengan adanya nasionalisasi terhadap

perusahaan-perusahaan milik Belanda dan dengan dikeluarkannya PP No.

19/1960, maka status pengelolaan pelabuhan dialihkan dari Djawatan Pelabuhan

berbentuk badan hukum yang disebut Perusahaan Negara. (PN)

Tahun 1960-1963

Berdasarkan PP No. 19 tahun 1960 tersebut pengelolaan pelabuhan umum

diselenggarakan oleh PN pelabuhan I-VIII. Di kawasan Timur Indonesia sendiri

terdapat 4 (empat)PN Pelabuhan yaitu : PN Pelabuhan Banjarmasin, PN

Pelabuhan Makassar, PN Pelabuhan Bitung dan PN Pelabuhan Ambon.

Tahun 1964-1969

Pada masa order baru, pemerintah mengeluarkan PP 1/1969 dan PP 19/1969

yang melikuidasi PN Pelabuhan menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP)

yang di pimpin oleh Administrator Pelabuhan sebagai penanggung jawab tunggal

dan umum di pelabuhan. Dengan kata lain aspek komersial tetap dilakukan oleh
PN Pelabuhan, tetapi kegiatan operasional pelabuhan dikoordinasikan oleh

Lemabaga Pemerintah yang disebut Port Authority.

Tahun 1969- 1983

Pengelolaan Pelabuhan dalam likuiditas dilakukan oleh Badan Pengusahaan

Pelabuhan (BPP) berdasarkan PP 1/1969 dan PP 18/1969. Dengan adanya

penetapan itu, pelabuhan dibubarkan dan Port Authority digantikan oleh BPP.

Tahun 1983-1992

Status pelabuhan dalam likuidasi yang di kenal dengan BPP berakhir dengan

keluarnya PP 11/1983 dan PP 17/1983 yang menetapka bahwa pengelolaan

pelabuhan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan

Umum (Perum).

Tahun 1992 sekarang

Dilandasi oleh pertimbangan peningkatan efisiensi dan efektifitas

perusahaan serta dengan melihat perkembangan yang dicapai oleh perum

pelabuhan IV, pemerintah menetapkan melalui PP 59/1991 bahwa pengelolaan

pelabuhan di wilayah Perum Pelabuhan IV dialihkan bentuknya dari Perum

menjadi (Persero). selanjutnya Perum Pelabuhan Indonesia Iv beralih menjadi PT

(Persero) Pelabuhan Indonesia IV. Sebagai Persero, pemilikan saham PT

Pelabuhan Indonesia IV yang berkantor pusat di jalan Soekarno No. 1 Makassar

sepenuhnya dikuasai oleh Pemerintah, dalam hal ini Menteri Keuangan Republik

Indonesia dan pada saat ini telah di alihkan ke Menteri Negara Badan Usaha Milik

Negara (BUMN)
3.1.2 LETAK GEOGRAFIS

Lokasi

Jl. Nusantara, Jalan Nusantara No.329, Pattunuang, Wajo, Pattunuang, Wajo, Kota
Makassar, Sulawesi Selatan 90164

GAMBAR 2.1 LOKASI PERUSAHAAN DIAMBIL DARI GOOGLE MAPS

Geografis

KOORDINAT 05o 08 00 LS DAN 119o 24 00 BT


TABEL 2.1 KONDISI GEOGRAFIS TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

Panjang Alur Pelayanan 2 Mil


Lebar Alur Pelayanan 150 Meter
Kedalaman Alur Pelayaran Min 16 Meter
Luas Kolam Pelabuhan 15.20 Ha
Kedalaman Kolam Minimum -9 Meter
Kedalaman Kolam Di Dermaga -12 Meter
Kecepatan Angin 11 Knot
Kecepatan Arus 1 Knot
Tinggi Gelombang 1 Meter
Pasang Surut Air Tertinggi 1.8 Meter
Pasang Surut Air Terendah 0.9 Meter

3.1.3 VISI, MISI DAN MOTTO PERUSAHAAN

Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan yang bernilai dan berdaya tarik tinggi melalui proses dan
pelayanan unggul dengan orang-orang yang bahagia.

Misi Perusahaan

1. Menjadi Penggerak Dan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tengah Dan


Timur
2. Memberikan Tingkat Kepuasan Pelanggan Yang Tinggi
3. Tingkat Kepuasan Pelanggan Dan Keterikatan Pegawai Terus Meningkat
4. Menjadi Mitra Usaha Yang Terpercaya Dan Menguntungkan
5. Pertumbuhan Pendapatan Dan Laba Usaha 20% Setiap Tahun
6. Menjadi Public Company Tahun 2018

Motto Perusahaan

Be Faster, Be Safer And Cleaner

3.1.4 STRUKTUR ORGANISASI

Organisasi adalah perpaduan berbagai rangkaian kerja sama untuk mencapai

suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian strutur

organisasi harus dibuat sedemikian rupa agar mampu menjalin kerja sama yang

baik antara beberapa bagian yang terlibat dalam perusahaan.

Suatu struktur organisasi haruslah fleksibel sehingga apabila terdapat

pengembangan perusahaan maka akan mudah ditetapkan tanpa harus melakukan

perombakan dalam bagian-bagian perusahaan yang tanpa menggangg

kelangsungan pekerjaan yang telah ada sebelumnya.

Struktur Organisasi Unit Terminal Petikemas Makassar dibuat dengan

memperhatikan kondisi perusahaan, kegiatan usaha serta pengembangan pada

masa mendatang. Hal ini akan memberikan stabilitas yang memungkinkan

organisasi tetap hidup serta mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan

perusahaan.
Untuk dapat menangani pengelolaan perusahaan secara efisien dan lebih

efektif, maka terminal petikemas makassar mempunyai struktur organisasi yang

lebih fleksibel. Adapun struktur organisasi terminal petikemas Makassar adalah

sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GAMBAR 2.2 STRUKTUR ORGANISASI


3.1.5 FASILITAS DAN PERALATAN

Fasiltas :

Kedalaman Kolam : -9/-12 MLWS

Panjang Dermaga : 1000 Meter

Lebar Dermaga : 9 Meter

Luas Dermaga : 7.65M

Jumlah Blok Penumpukkan : 13 Blok

Kapasitas Row Per Blok : 6 Row Per Blok

Jumlah Ground Slot : 2.292 Ground Slot

Kapasitas Petikemas : 779.275 Teus/Tahun

Gudang CFS : 4.000 M

Luas Bengkel Peralatan : 750 M

Reefer Plug : 96 Plug

Voltage Reefer Plug : 380 Volt/Unit

Resevoir Kapasitas : 1 Ton

Tangki BBM (1.400 Liter) : 2 Unit

Gate & Jembatan Timbang : 4 Unit

Kapasitas Jembatan Timbang : 60 Ton

Area Parkir : 50 Unit


Tangki Limbah : 1 Unit

Mobil PMK : 1 Unit

Mobil Tangki : 1 Unit

Genset (380 KVA) : 3 Unit

Shuttle Bus : 1 Unit

CCTV : 24 Jam

Produksi Bongkar Muat Minimal SLG : 26/B/C/H Realisasi : 29/B/C/H

Rasio Kapal di Tambatan (ET/BT) SLG : 73 % Realisasi : 81.66%

Peralatan :

TABEL 2.2 PERALATAN TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

Nama Alat Jumlah Unit


Gantry Crane (CC) 7 Unit
Rubber Tyred Gantry Crane (RTG) 18 Unit
Reach Stacker 2 Unit
Side Loader 1 Unit
Head Truck 34 Unit
Chasis 26 Unit
Forklift Batteray Kap. 2 T 5 Unit
Forklift Kap. 7 T 1 Unit
Forklift Kap. 32 T 1 Unit

2.2. TINJAUAN PUSTAKA


3.2.1 PENGERTIAN PELAYANAN JASA

Menurut Kotler (1994) pelayanan adalah pemberian jasa kepada pelanggan

sesuai dengan kebutuhannya. Dikatakan pula bahwa jasa dapat didefinisikan

sebagai kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan oleh satu pihak kepada pihak

lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan

sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk

fisik.

3.2.2 PENGERTIAN PETIKEMAS

Dalam buku serba-serbi dinyatakan bahwa peti kemas adalah sebagai

berikut : Peti kemas adalah wadah untuk mengangkut barang apakah itu berupa

botol, kotak, kayu, drum dan lain sebagainya dengan maksud agar setiap hasil

produksi dari tempat dimana barang itu diproduksi sampai pada pemakainya

dikemukan oleh Koleangan (1985).

Tapi peti kemas yang dimaksud adalah peti kemas sesuai persyaratan ISO

(international standard organization) yaitu mempunyai internal volume sekurang-

kurangnya 35,5 cubic feet, dirancang secara khusus sebagai fasilitas untuk

membawa barang dengan moda tranportasi yang ada, memudahkan untuk mengisi

maupun mengosongkan, serta dilengkapi dengan peralatan yang dapat


memudahkan dalam pemindahan, dan juga mempunyai sifat yang cukup kuat

untuk digunakan berulang kali.

Berdasarkan definisi yang dikemukan diatas dapat dijelaskan bahwa peti

kemas merupakan wadah untuk tempat bagi barang-barang yang akan dikirim

pada pemiliknya agar lebih aman serta dapat memungkinkan melindungi barang-

barang dari resiko kehilangan / kerusakan. Peti kemas juga dapat dikatakan

sebagai gudang mini yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan

menggunakan pengangkut. Dalam sehari-hari peti kemas yang biasa digunakan

yaitu :

1. Peti kemas dengan berat kosong 2,5 ton dari ukuran 20 kaki dikenal

dengan Twenty Footer peti kemas, dan jika dipadatkan dengan muatan berat bruto

15 ton atau muatan sebanyak 12,5 ton.

2. Peti kemas ukuran 40 kaki dikenal dengan Fourty Footer peti kemas,

berat kosong 4 ton dan jika dipadatkan dengan muatan sebanyak 26 ton.

Peti kemas adalah gudang yang dapat dipindahkan ( Removable

Warehouse ) yang digunakan untuk mengangkut barang, merupakan perangkat

perdagangan dan sekaligus juga merupakan komponen sistem pengangkut

menurut Sujatmiko (1997).

Definisi diatas pada peti kemas adalah sebagai alat yang fleksibel yang

mampu bergerak berpindah barang dari satu tempat ketempat lain. Dewasa ini peti

kemas sudah menjadi hal prioritas dalam perdagangan yang cukup efesien dan

aman sebagai media perdagangan internasional.


Dalam perdagangan dan pengangkutan internasional dikenal pula

istilah freight peti kemas yaitu kotak yang terbuat dari besi, alumunium, plastik

atau kayu yang dapat menampung barang-barang tertentu untuk diangkut dengan

angkutan. Jenis yang dimaksud adalah angkutan darat yaitu truk/trailer dan

angkutan laut yaitu kapal peti kemas.

International Standart Organization (ISO) memberikan ketentuan tentang

freight peti kemas sebagai berikut :

1. Sifat cukup kuat untuk digunakan berulang kali.

2. Dirancang khusus sebagai fasilitas untuk membawa dengan moda

tranportasi yang ada.

3. Dilengkapi dengan peralatan yang memungkinkan untuk dari satu

macam alat angkut ke alat angkut lain.

4. Dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk mengisi

maupun mengosongkan.

5. Mempunyai isi ruang dalam (Internal volume) sekurang-kurangnya

35,3 cubic feet.

Adapun ketentuan umum yang diatur oleh standar internasional yang

dikeluarkan oleh International Shipping mengenai ukuran peti kemas dalam

buku Shipping, Suyono (2001) yaitu peti kemas yang berkuran 20 feet dan 40 feet

yang banyak digunakan dalam pengangkutan barang di laut. Ukuran muatan

dalam bongkar atau muat kapal peti kemas dinyatakan dalam Twenty Feet

Equivalent Unit ( TEUS ) oleh ukuran standar dari peti kemas dimulai dari
panjang 20 feet maka satu peti kemas 20 feet dinyatakan sebagai 1 TEUS dan peti

kemas 40 feet adalah 2 TEUS.

Sedangkan definisi peti kemas menurut Subandi (2001) didalam buku

Manajemen Peti Kemas mengemukan bahwa peti kemas adalah peti, botol, dan

sebaginya, yang dibuat untuk menyimpan sesuatu. Batasan ini adalah batasan peti

kemas secara umum. Sedangkan peti kemas yang biasa dipergunakan untuk

mengangkut muatan melalui laut yang sehari-hari dikenal sebagai peti kemas

adalah arti secara khusus.

Peti kemas yang biasa digunakan untuk mengangkut muatan kering dalam

angkutan melalui laut (Freight Peti Kemas) adalah peti kemas yang berukuran 20

kaki dan 40 kaki.

Peti kemas ukuran 20 kaki biasa disebut 20 footer peti kemas, dan

mempunyai ukuran :

Panjang : 6,06 m

Lebar : 2,44 m

Tinggi : 2,44 m atau 2,59 m

Volume : 31,04 m3 atau 33,58 m3

Sedangkan peti kemas ukuran 40 kai (biasa disebut 40 footer peti kemas),

mempunyai ukuran :

Panjang : 12,19 m

Lebar : 2,44 m

Tinggi : 2,59 m atau 2,74m

Volume : 67,83 m3 atau 72,22 m3


Berat kosong peti kemas biasanya terulis pada dinding peti kemas, antara

lain:

Peti kemas 40 kaki = 2.810 atau 2.860 kg

Peti kemas 20 kaki = 2.040 atau 1.720 kg

Adapun jenis peti kemas adalah :

Dry Cargo Container ( General Cargo Container )

Peti kemas jenis ini digunakan untuk mengangkut bermacam-macam yang

tidak memerlukan perhatian secara khusus mengenai temperatur, peranginan

(Ventilasi) dan faktor-faktor lain. Peti kemas semacam ini sangat sesuai untuk

memuat barang yang dibungkus dalm karton. Lantai dan dinding-dindingnya

dipasang alat-alat pengikat untuk mengikat muatan.

Reefer ( Refrigerated ) Container

Peti kemas ini dioperasikan untuk mengangkut muatan yang harus di

dinginkan sampai -30oc, sepeti daging, ikan, buah-buahan, obat-obatan, minuman

dan lain-lain. Peti kemas ini, berukuran dengan volume 23,2 m 3 dapat

menampumg muatan maksimum 23,880 kg.

Bulk Container

Peti kemas ini dikhususkan untuk mengangkut muatan curah, seperti butir-

butiran, tepung dan lain-lain. Ditempat tukuan, peti kemas ini dikosongkan

dengan menggunkan peralatan hidrolis.


Open Sided Container

Kata lain Side-Loading peti kemas ; Curtain-Sided peti

kemas ;Open Wall peti kemas. Suatu peti kemas yang dapat dibuka dari samping.

Juga diberi pintu dari salah satu ujungnya (End Door) untuk memudahkan keluar

atau masuknya barang yang berukuran normal. Pada diding sampai yang dapat

dibuka diberi pelindung dari terpal yang cukup kuat untuk melindungi muatan

secara efektif.

Open-Top Container

Kata lain : Soft Top peti kemas: Top-Loading peti

kemas:Removable Roor peti kemas. Open top container biasanya pula disebut Top

Loader Container, yaitu peti kemas yang sebagian atasnya (atap) dapat dibuka

bagian atas peti kemas ini diberi terpal (Tarpaulins) dan batang-batang penyangga

yang dapat digulung (digeser) untuk memudahkan pemuatan oleh kran, biasanya

dipergunakan untuk mengangkut alat-alat berat, mesin, spare-part dan lain-lain.

Flat rack Container

Flat Rack peti kemas biasa digunakan untuk memuat mesin-mesin yang

berukuran berat dan besar. Ukuran yang tersedia adalah 20x8x8x6 dengan

volume dalam 30,3 m3 dan dapat menampung muatan maksimum 17.970 kg. Flat

Rack yang lebih besar berukuran 40x8x8x6 mempunyai volume dalam 53,1

m3 dan dapat membuat barang sejumlah 26.130 kg. Flat Rack biasanya

disebut Full Lift peti kemas.


BAB 3

PEMBAHASAN

3.1. TERMINAL PETIKEMAS

Terminal petikemas merupakan fasilitas pendukung pelabuhan

yang bergerak dalam hal bongkar muat barang. Pengangkutan

dengan menggunakan petikemas memungkinkan barang-barang

digabung menjadi satu dalam petikemas sehingga aktivitas bongkar

muat dapat dimekanismekan. Hal ini dapat meningkatkan jumlah

muatan yang bisa ditangani sehingga waktu bongkar muat menjadi

lebih cepat.

Komponen-komponen yang sekaligus merupakan fasilitas

sebuah terminal petikemas dalam menunjang kelancaran

penanganan petikemas termasuk bongkar muat didalam suatu

terminal petikemas adalah sebagai berikut ini :

3.1.1 Sarana

Untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat petikemas, maka

Terminal Petikemas harus dilengkapai dengan berbagai fasilitas

(Salim,1994)yaitu :
2.1.1.1 Berth (Dermaga)Tempat bersandarnya kapal dan

biasanya mempunyai panjang

dan kedalaman tertentu disesuaikan dengan jenis kapal yang

berlabuh.

2.1.1.2MarshalingYardTempat untuk menyusun barang yang

siap bongkar dan muat

dari kapal. Lapangan ini terletak di dekat apron.

2.1.1.3 Container YardLapangan yang digunakan untuk

menangani/menyimpan

petikemas yang mengendap

II1

2.1.1.4ContainerFreightService(CFS)Tempat yang ditunjuk

pengirim barang untuk menyusun dan

membongkar barangnya dari petikemas

2.1.1.5 Maintenance and Repair ShopTempat untuk

memperbaiki dan perawatan petikemas

2.1.1.6 Control TowerTempat untuk mengawasi kegiatan di

Marshaling Yard dan

Container Yard
2.1.1.7 ShipPlanningCentrePusat perencanaan muatan dan

pembongkaran kontainer dari

dan ke dalam kapal.

2.1.1.8WeightingBridgeJembatan timbang untuk menghitung

berat petikemas yang

akan dimuat dan dibongkar dari kapal.

2.1.2Prasarana

Untuk menunjang kegiatan bongkar muat petikemas, maka

Terminal Petikemas harus dilengkapai dengan alat-alat bongkar

muat (Subandi,1993)yaitu :

2.1.2.1 StraddlecarrierAlat ini lazim disebut StraddleTruck

yaitu alat bongkar muat

mekanis di dermaga yang disesuaikan untuk menangani

petikemas. Semua alat ini dipergunakan untuk mengangkat muatan

yang berukuran panjang (longlength) seperti kayu-kayu. Straddle

carrier ini dapat mengangkut petikemas lebih dari satu, dan

digunakan di dermaga untuk memindahkan muatan dari railcar ke

chassis truck dan

II2
sebaliknya , dan dapat pula memuat atau membongkar serta

menyusun petikemas hingga 4 susun.

2.1.2.2 ForkliftJenis forklift ada bermacam-macam. Forklift

yang besar dapat

dipergunakan untuk mengangkat petikemas dari lambung kapal

ke chassis/trailertrailer, sedangkan forklift kecil dapat digunakan

untuk menyusun muatan atau membongkar petikemas

(stuffing/stripping).

Forklift juga dapat mengangkut petikemas berukuran 20 kaki

standar ISO, sedangkan untuk petikemas berukuran lebih dari 20

kaki lazimnya tidak dipergunakan forklift.

2.1.2.3ShoreCraneShorecranelazim pula disebut Quayside

Crane, Portainer,

Transtainer atau juga Shore Gantry Spreader. Shore Crane

adalah alat mekanis untuk memuat barang dari dermaga ke kapal

dan sebaliknya. Alat ini dapat berjalan di sepanjang dermaga karena

berdiri diatas kaki yang beroda, di atas rel atau dengan ban.

2.1.2.4 FloatingCraneFloatingCrane merupakan alat untuk

mengangkut muatan,
tetapi alat ini berjalan diatas air. Pada saat shipgantry tidak

mampu mengangkat muatan berat, maka bersama-sama dengan

floating crane muatan tersebut dapat dengan mudah diangkat.

2.1.2.5 RoRoTruckDigunakan untuk mengangkut petikemas

dari dermaga ke atas

kapal-kapal Ro-Ro dan sebaliknya. RoRotruk buatan kalmar

LMV, Swedia adalah rendah dan mempunyai 6 roda. Cab (rumah

dimana sopir duduk) dibuat luas dan dari sini, sopir dapat melihat

semua arah.

II3

2.1.2.6SideliftNama lain sideliftadalah sideloaderyaitu truck

yang secara

khusus untuk mengangkat petikemas (bersusun dua sampai tiga

petikemas) yang berukuran 20-40 kaki.

Alat ini dilengkapai dengan lift (alat pengangkat) yang

letaknya disamping (sidelift). Kadang-kadang lift-nya terletak

dimuka dan ini disebut frontlifttruck.

Sidelift truk ini sangat luwes untuk memindahkan muatan

berupa petikemas di marshalingareauntuk menghindari kongesti


2.1.2.7 Roll TrailerAdalah alat pengangkut petikemas dan

muatan-muatan lain.

Trailerini dilengkapi dengan roda, ada yang berjumlah 8 buah.

Lantainya terbuat dari plat baja, kayu dsb.

2.1.2.8 Yard Transfer UnitAlat ini berbentuk traktor dan

digunakan sebagai pelengkap

dari forkliftuntuk memindahkan muatan ke dan dari pinggiran

dermaga. Alat ini juga dapat mengangkut petikemas langsung ke

lambung kapal untuk selanjutnya dimuat ke kapal dengan kran.

Petikemas tidak dapat disusun begitu saja seperti muatan

umum. Petikemas harus ditimbun jauh dari permuakaan tanah, dan

perencanaan penyusunannya harus dibuat sebelumnya. Jika

petikemas akan ditimbun jauh dari permukaan tanah, hendaknya

diberi landasan (kaki) untuk memudahkan bongkar muat serta

pemilihan petikemas yang dikehendaki.

2.1.2.9 ChassisAlat ini digunakan untuk mengangkut

petikemas dan jenisnya


bermacam-macam. Chassis dilengkapi dengan adapter untuk

mengunci kelengkapan sudut petikemas (corner fittings of the

container).

II4

Chassisada yang mempunyai poros tunggal (singleaxled) dan

ada pula yang berporos ganda (twin axled). Ukuran panjangnya

beraneka ragam, yang normal biasanya 20 dan 40 kaki.Macam-

macam chassisadalah sebagai berikut :

Parallelframe chassisChassis jenis ini sebagai pengangkut

petikemas, pada dewasa ini sangat digemari oleh para pemakai.

DualpurposeunitChassisini berbentuk semitrailer dan dapat

digunakan untuk mengangkut petikemas dan muatan breakbulk

lainnya. Alat ini juga dilengkapi dengan alat pengunci petikemas

(container locking devices). Ukuran panjang bermacam-macam

diantaranya ada yang berukuran 40 kaki.

Flatbed Truck Alat ini juga digunakan untuk mengangkut

petikemas yang digunakan pada saat alat angkutan masih kurang.

Chassisini lazim digunakan di pelabuhan-pelabuhan kecil

GooseneckChassisChassisini berbentuk leher angsa.


2.2PELAYANANJASATERMINALPETIKEMAS2.2.1

PelayananBarang

2.2.1.1PelayananDermaga

Jasa dermaga dikenakan terhadap setiap barang yang

dibongkar atau dimuat dari atau ke kapal yang bertambat

ditambatan maupun yang tidak bertambat yang lokasi kegiatannya

berada di lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan

pelabuhan .Tarif pelayanan jasa dermaga dikenakan terhadap

(Suranto):1. Barang yang dimuat atau dibongkar melalui dermaga

ke atau dari

kapal dikenakan tarif sebesar tarif dasar

II5

Barang yang dimuat melalui dermaga ke kapal dan selanjutnya

langsung ke kapal lain atau sebaliknya (redetransport), dikenakan

satu kali tarif pelayanan.

Barang yang dimuat melalui dermaga ke kapal yang tender

pada kapal yang sedang bertambat pada tambatan atau sebaliknya

dikenakan tarif jasa dermaga sebesar 75% dari tarif dasar.


Barang dari tongkang yang dimuat ke kapal yang sedang

bertambat pada tambatan tanpa melalui dermaga atau sebaliknya

dikenakan tarif pelayanan jasa dermaga sebesar 50% dari tarif dasar.

2.2.1.2PenumpukanPetikemas

Tarif jasa penumpukan petikemas dibedakan atas jenis dan

ukuran petikemas yaitu (Suranto):

Petikemas isi/kosong yang berukuran 20 dan 40

Petikemas Over Height/Over Weight/Over Length

Petikemas berpendingin

Jasa penumpukan Barang pada CFS

2.2.1.3PenumpukanBarang

Tarif pelayanan jasa penumpukan di gudang atau lapangan

penumpukan/CFS dikenakan dengan ketentuan sebagai berikut

(Suranto):

Untuk barang yang dibongkar dari kapal, hari penumpukan

dihitung mulai hari pembongkaran pertama dari partybarang yang

bersangkutan sampai dengan barang dikeluarkan dari tempat

penumpukan.
Untuk barang yang dumuat ke kapal, hari penumpukan

dihitung mulai hari penumpukan pertama dari party barang yang

bersangkutan di tempat penumpukan sampai dengan hari selesai

pemuatan keseluruhan muatan kapal yang bersangkutan.

II6

2.2.2OperasiKapal2.2.2.1BongkarMuat

Tarif paket jasa bongkar muat petikemas dengan status FCL

(FullContainerLoad) sudah termasuk jasa dermaga, dikenakan atas

rangkaian kegiatan :

Membongkar petikemas isi atau kosong dari kapal,

mengangkut, menurunkan langsung dan menyususn di lapangan

penumpukan Terminal Petikemas.

Mengangkat petikemas isi atau kosong dari lapangan

penumpukan Terminal Petikemas, mengangkut dan memuat ke

kapal.

Tarif paket jasa bongkar muat petikemas dengan status LCL

(Less Than Container Load) tidak termasuk jasa dermaga,

dikenakan atas rangkaian kegiatan :


membongkar petikemas isi dari kapal, mengangkut,

menurunkan langsung dan menyusun di lapangan penumpukan

Terminal petikemas, mengangkut ke CFS, mengeluarkan barang

dari dalam petikemas dan menyusun di CFS, serta memindahkan

petikemas kosong ke lapangan penumpukan Terminal Petikemas.

Memindahkan petikemas kosong dari lapangan penumpukan

ke CFS, memindahkan dan menyususn barang dalam petikemas

serta memindahkannya ke lapangan penumpukan Terminal

Petikemas, dan selanjutnya mengangkat dan mengangkut petikemas

tersebut ke dermaga serta memuat ke kapal.

Untuk pembongkaran atau pemuatan petikemas kososng

dikenakan tarif 90% dari tarif FCL.

Petikemas kosong tipe flattrack yang tidak dibendel/diikat

menjadi satu, dikenakan tarif pelayanan jasa bongkar muat

petikemas FCL

II7

Petikemas kosong tipe flatrack yang tidak dibendel/diikat

menjadi satu atau dipisah-pisah, dikenakan tarif pelayanan jasa

bongkar muat petikemas kosong.


Dalam hal terjadi kerusakan crane dermaga, maka terhadap

kegiatan jasa bongkar muat petikemas yang menggunakan crane

kapal dikenakan tarif paket pelayanan jasa bongkar muat petikemas

sebesar 70% dari tarif paket pelayanan jasa bongkar muat petikemas

menggunakan cranedermaga.

(KEP.19/PU.04/P.III2004danKEP.15/PJ.5.03/P.III2000)

2.2.2.2 ShiftingTarif pelayanan jasa shifting petikemas,

dikenakan atas

pekerjaan memindahkan petikemas dari satu tempat ke tempat

lain dalam petak kapal yang sama atau ke petak kapal yang lain

dalam kapal yang sama (tanpa landing dan reshippingoperation),

atau dari satu petak kapal ke dermaga dan kemudian menempatkan

kembali ke kapal yang sama (dengan landing dan reshipping

operation)

Dalam hal terjadi shifting petikemas sebagaimana dimaksud

diatas, tetapi dilakukan dengan landing ke lapangan penumpukan

petikemas, dikenakan tarif sebesar 125% dari tarif pelayanan jasa

shiftingpetikemas dengan landingdan reshippingoperation.

2.2.2.3Buka/TutupPalka
Tarif pelayanan jasa membuka dan menutup palka, dikenakan

terhadap kegiatan membuka dan menutup palka baik dengan

landingatau tanpa landingdi dermaga.

2.2.3OperasiLapangan2.2.3.1LiftOn/LiftOff

Biaya lift on dikenakan pada waktu eksportir mengambil

kontainer kosong di containeryardmaskapai pelayaran.Biaya lift

off

II8

dikenakan pada waktu eksportir menyerahkan kembali

kontainer yang telah diisi muatan (Subandi,1993)

Tarif pelayanan jasa lifton/liftoff petikemas, dikenakan atas

jasa mengangkat petikemas dengan kegiatan sebagai berikut

(KEP.19/PU.04/P.III2004danKEP.15/PJ.5.03/P.III2000):

Dari tempat penumpukan ke atas chassispenerima petikemas

Dari chassisterminal petikemas ke chassispenerima petikemas

Dari chassispengirim petikemas ke tempat penumpukan

2.2.4OperasiCFS2.2.4.1Receiving/Delivery
Receiving/Deliveryyaitu kegiatan penerimaan dan penyerahan

barang yang berlangsung di lambung kapal atau dermaga atau di

lapangan penumpukan dan dapat pula dilaksanakan di area

lapangan penumpukan tertutup gudang dan sebaliknya.

Pengertian lain adalah kegiatan receiving/delivery merupakan

tempat bertemunya sistem angkutan laut dan darat (truk

pengangkut, kereta api, kapal dan tongkang) yang merupakan mata

rantai penting antara pelabuhan dan para importir serta eksportir di

daerah belakang/ hinterland(Suranto).

2.2.4.2Stripping/StuffingPetikemas ex stripping/stuffingyang

dilakukan di terminal

petikemas apabila petikemas tersebut akan dikeluarkan

dianggap sebagai petikemas impor, sedangkan apabila petikemas

tersebut akan dimuat ke kapal dianggap sebagai petikemas ekspor.

Petikemas tersebut dianggap sebagai petikemas kosong terhitung

sejak saat selesainya stripping/stuffing

(KEP.19/PU.04/P.III2004danKEP.15/PJ.5.03/P.III2000)

II9
2.2.4.3RubahStatusPerubahan status petikemas dapat terjadi

pada (Suranto):

Perubahan status dari FCL ke LCL dikenakan tarif FCL

ditambah selisih antara tarif LCL dan tarif FCL, serta ditambah tarif

gerakan ekstra

Perubahan status dari LCL ke FCL dikenakan tarif LCL.

Apabila petikemas yang dibongkar dari kapal telah ditempatkan di

lapangan penumpukan petikemas ditambah tarif gerakan ekstra

Tarif perubahan status dibebankan kepada pihak yang

mengajukan perubahan

2.2.5RupaRupaUsaha2.2.5.1Retribusi

Retribusi dikenakan terhadap biaya masuk kendaraan yang

masuk wilayah Terminal Petikemas

2.2.5.2 Reefer plugTarif pelayanan jasa petikemas reefer

dikenakan atas kegiatan :

Pelayanan jasa suplai listrik untuk petikemas reefer di

lapangan petikemas yang tersedia fasilitas reefer.


Pelayanan jasa mengawasi dan mengontrol suplai litrik dan

temperatur yang diperlukan untuk tiap petikemas reefer. Pelayanan

jasa petikemas reeferditetapkan dalam satuan tarif

periode waktu per 8 jam dengan ketentuan pemakaian jasa

kurang dari 8 jam dihitung satu periode waktu per 8 jam. Tarif

pelayanan jasa petikemas reefer dihitung sejak tanggal jam

penerimaan sampai dengan tanggal jam pemuatan/penyerahan.

Besaran tarif pelayanan jasa petikemas reefer ditetapkan oleh

pengelola petikemas (KEP.19/PU.04/P.III2004 dan

KEP.15/PJ.5.03/P.III2000)

II10

2.2.5.3 MonitoringPengawasan aktivitas bongkar muat di

Terminal Petikemas

2.2.5.4 Batal Muat/Alih Kapal (Transhipment)Petikemas

transhipmentdibebaskan dari pengenaan tarif jasa

penumpukan selama 14 hari terhitung mulai tanggal selesai

pembongkaran dari kapal penengangkut pertama sampai dengan

selesainya pemuatan petikemas tersebut ke atas kapal pengangkut

berikutnya
Petikemas transhipment yang belum dimuat ke kapal

berikutnya dalam jangka waktu 14 hari sejak pembongkaran dari

kapal pengangkut pertama, diberlakukan ketentuan sebagai berikut :

Status petikemas transhipment menjadi batal dan dikenakan

tarif paket pelayanan jasa bongkar muat petikemas dengan status

FCL

Dikenakan tarif pelayanan jasa penumpukan petikemas

sebagaimana ketentuan diatas dihitung sejak hari pertama

penumpukan.

(KEP.19/PU.04/P.III2004danKEP.15/PJ.5.03/P.III2000)
BAB 4

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

4.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai