Anda di halaman 1dari 8

riva daulica

Selasa, 09 Juni 2015

WELL LOGGING
Well Logging

Geophysic well logging merupakan suatu metode geofisika yang mengukur besaran
besaran fisik batuan reservoir yang memberikan informasi bawah permukaan meliputi
karakteristik litologi, ketebalan lapisan, kandungan fluida, korelasi struktur dan kontinuitas batuan
dari lubang bor ( Gordon H, 2004).
Wireline log merupakan perekaman data pengukuran secara kontinu disuatu lubang bor
menggunakan geophysic probe yang mampu merespon variasi sifat sifat fisik batuan setelah
dilakukan pengeboran (reeves, 1986).
Log adalah suatu grafik kedalaman dari suatu set kurva yang menunjukan parameter yang
diukur secara kesinambungan di dalam sebuah sumur (harsono, 1993).
Log dapat berupa pengamatan visual sampel yang diambil dari lubang bor (geological log), atau
dalam pengukuran fisika yang diperoleh dari respon piranti instrumen yang dipasang di dalam
sumur (geophysical log). Well logging dapat digunakan dalam bidang eksplorasi minyak dan gas,
batu bara, air bawah tanah dan geoteknik.
Logging sumur adalah pengukuran dalam lubang sumur menggunakan instrumen yang di
tempatkan pada ujung kabel wireline dalam lubang bor. Sensir yang terletak di ujung wireline akan
mendeteksi keadaan dalam sumur. Loging sumur dilakukan setelah drill string dikeluarkan dari
sumur. Terdapat dua kabel yang terkoneksi dengan permukaan, kedalam sumur direkam ketika
sensor turun dan diangkat kembali untuk memulai pendektesian. Subset kecil dari data pengukuran
dapat ditransmisikan ke permukaan real time menggunakan pressure pulses dalam wells mud
fluids colomn. Data telemetri dari dalam tanag mempunyai bandwith yang kecil kurang dari 100
bit/sec. sehingga informasi didapat real time dengan bandwidth yang kecil.

1. Konsep Dasar Logging

Seiring dengan meningkatnya Ilmu pengetahuan dan teknologi maka hadirlah survey
geofisika tahanan jenis yang merupakan suatu metode yang dapat memberikan gambaran susunan
kedalaman lapisan batuan dengan mengukur sifat kelistrikan batuan. Loke (1999) mengungkapkan
bahwa survey geofisika tahanan jenis dapat menghasilkan informasi perubahan variasi harga
resistivitas baik arah lateral maupun arah vertical. Metode ini memberikan injeksi listrik ke dalam
bumi, dari injeksi tersebut makan akan mengakibatkan medan potensial sehingga yang terukur
adalah besarnya kuat arus (I) dan potensial, dengan menggunakan survey ini maka dapat
memudahkan para geologist dalam melakukan interpretasi keberadaan cebakan cebakan
batubara dengan biayaeksplorasi yang relatif murah.
Logging geofisik untuk eksplorasi batubara dirancang tidak hanya untuk mendapatkan
informasi geologi, tetapi memperoleh berbagai data lain, seperti kedlaman, ketebalan dan kualitas
lapisan babtubara dan sifat mekanik batuan yang menyertai penambahan batubara. Dan juga
mengkompensasi berbagai masalah yang tidak terhindar apabila hanya dilakukan pengeboran yaitu
pengecekan kedalaman sesungguhnya dari lapisan penting, terutama lapisan batubara atau
sequence rinci dari lapisan batubara termasuk parting dan lain lain.

2. Log Sinar Gamma

Prinsip dari gamma ray log adalah perekaman radioaktivitas alam bumi, dimana sinar
gamma ampu menembus batuan dan dideteksi oleh sensor sinar gamma yang umumnya berupa
detector sintilasi. Setiap gamma ray log yang terdetekssi akan menimbulkan pulsa listrik pada
detector. Parameter yang terekan adalah jumlah pulsa yang tercatat per satuah waktu (cacah GR).
Log sinar gamma adalah log yang digunakan untuk mengukur tingkat radioaktivitas suatu batuan.
Kekuatan radiasi sinar gamma yang paling kuat dipancarkan oleh mudstone dan paling lemah
dipancarkan batubara. Terutama yang dari mudstone laut menunjukan nilai yang ekstra tinggi,
sedangkan radiasi dari lapisan sandstone lebih tinggi disbanding batubara. Log sinar gamma
dikombinasikan dengan log utama, seperti log densitas, netron dan gelombang bunyi, digunakan
untuk memastikan batas antara lapisan penting.
Skala log gamma ray dalam satuan API unit (APIU). Log gamma ray biasanya ditampilkan
pada kolom pertama, bersama sama dengan kurva SP dan caliper. Skala log gamma ray dari kiri
ke kanan biasanya 0 - 100 atau 0 150 API. Walaupun terdapat juga suatu kasus dengan nilai
gamma ray sampai 200 API untuk jenis organic rich scale. Log gamma ray sangat efektif dalam
emnentukan zona permeable, dengan dasar bahwa elemen radio aktif banyak terkonsentrasi pada
shale yang impermeable, dan hanya sedikit pada batuan yang permeable. Pada formasi yang
impermeable kurva gamma ray akan menyimpang ke kanan, dan pada formasi yang permeable
kurva gamma ray akan menyimpang kekiri. Log gamma ray memiliki jangkauan pengukuran 6
12 in. dengan ketebalan pengukuran sekitar 3 ft.
Pengukuran dilakukan dengan jalan memasukan alat detector ke dalam lubang bor. Oleh
karena sinar gamma dapat menembus logam dan semen, maka logging gamma ray dapat dilakukan
pada lubang bor yang telah dipasang casing ataupun telah dilakukan cementing. Walaupun terjadi
atenuasi sinar gamma karena casing dan semen, akan tetapi energinya masih cukup kuat untuk
mengukur sifat radiasi gamma pada formasi yang mengandung unsur unsur radioaktif dimana
intensitasnya akan diterima oleh detector dan di catat di permukaan.
Untuk memisahkan jenis jenis bahan radioaktif yang berpengaruh pada bacaaan gamma
ray spectroscopy. Karena pada hakikatnya besarnya energy dan intensitas setiap mineral radioaktif
tersebut berbeda beda. Seperti mineralisasi uranium pada sandstone, potassium feldsfar atau
uranium yang mungkin pada coal dan dolomite.
Beberapa jenis batuan dapat dikenal dari variasi kandungan fraksi lempungnya, misalnya
batu lempung hampir seluruh terdiri dari mineral lempung, batu pasir kwarsa sangat sedikit
mengandung mineral lempung dan sebagainya. Oleh karena itu respon gamma dapat digunakan
untuk menafsirkan jenis litologinya. Beberapa contoh batuan sesuai sifat radioaktifnya adalah
sebagai berikut :
Radioaktifnya sangat rendah
Anhidrid, garam, batubara dan nodule silica. Silica yang berlapis mengandung radioaktif lebih
tinggi dari berbentuk nodule.
Radioaktif rendah
Batu gamping murni, dolomite dan batu pasir. Batu gamping dan dolomite yang bewarna gelap
lebih tinggi radioaktifnya daripada yang bewarna terang.
Radioaktif menengah
Arkosa, pelapukan granit, batu lanau, batu gamping lempungan dan napal. Batu yang bewarna
gelap lebih tinggi radioaktifnya daripada yang bewarna terang.
Radioaktif sangat tinggi
Serpih, batu lempung dan abu gunung api.

Radioaktif sangat Radioaktif rendah Radio aktif Radioaktif sangat


rendah (0 32,5 (32,5 60 API) menengah ( 60 tinggi (>100 API)
API) 100 API)
Anhidrit Batu pasir arkose batuan serpih
Salt Batu gamping batuan granit abu vulkanik
Batubara dolomit lempungan bentonit
pasiran
gamping
Table 2.3.1 Karakteristik respon Sinar Gamma

Cara membaca untuk respon gamma untuk mendapatkan batas litologi adalah dengan cara
mengambil sepertiga antara respon maksimal danrespon minimal. Cara ini merupakan aturan yang
dirata ratakan untuk mendapatkan ketelitian batas litologi.
Suatu hal yang perlu diperhatikan untuk dapat mengkorelasikan respon gamma dari
beberapa lubang bor adalah panjang probe selama pengukuran harus tetap dan kecepatan penaikan
probe dari dalam lubang harus tetap. Selain itu perlu pula ditinjau pengarah chasing walaupun
kecil akan tetap ada. Sebelum bekerja dengan alat pengukur radiasi gamma harus diadakan
kalibrasi alat tersebut terhadap sumber radiasi sinar gamma yang telah diketahui dan
pembacaannya disesuaikan dengan selang waktu yang sesuai. Apabila selang waktu tersebut
terlalu cepat respon cenderung menjadi rata dan kurang peka terhadap perubahan litologi yang
kecil, sebaliknya apabila selang waktu tersebut terlalu lambat perbedaan yang kecil terekam pada
respon sehingga perbedaan besar sukar terlihat.

3. Log Densitas

awalnya penggunaan log ini dipakai dalam industry eksplorasi minyak sebagai alat bantu
interpretasi porositas. Density log menunjukan besarnya densitas lapisan yang ditembus oleh
lubang bor sehingga berhubungan denga porositas batuan. Besar kecilnya density
juga dipengaruhi oleh kekompakan batuan dengan derajat kekompakan variatif , dimana semakin
kompak batuan maka porositas batuan tersebut akan semakin kecil. Pada batuan yang sangat
kompak, harga porositasnya mendekati harga nol sehingga densitasnya mendekati denditas
matrik. Log density adalah kurva yang menunjukan besarnya densitas bulk dari batuan yang
ditembus oleh lubang bor.
Log densitas digunakan untuk mengukur densitas semu formasi menggunakan sumber
radioaktif yang ditembakan ke formasi dengan sinar gamma yang tinggi dan mengukur jumlah
sinar gamma rendah yang kembali ke detector.

4. Perekaman Data Logging

. perekaman data logging menggunakan software LP2003. Data logging yang telah diperoleh
kemudian dicetak dalam lembaran data logging dimana terdapat nama perusahaan, nomor lubang
bor, lokasi pengeboran, kedalaman pengeboran, kedalaman alat logging, batas atas logging, batas
bawah logging, nama perekam log, serta kedalaman penggunaan chasing. Selain itu lembar data
logging juga membuat informasi mengenai grafik hasil pembacaan log gamma dan log densitas
yang kemudian dilakukan interpetasi jenis lapisan atuan beserta kedalaman dan ketebalannya.

5. Interpretasi Data Logging

Interpretasi didefenisikan sebagai suatu kegiatan untuk menjelaskan arti dari sesuatu.
Sendangkan interpretasi log merupakan suatu kegiatan untuk menjelaskan hasil perekaman
mengenai berat jenis electron. Interpretasi log dapat menyediakan jawaban mengenai ketebalan
lapisan batuan, dan penentuan posisi akuifer.

6. Log Plot
LogPlot merupakan program yang digunakan untuk mengolah data hasil pengeboran, baik
eksplorasi, eksploitasi, maupun geoteknik, bisa juga untuk membuat stratigrafi singkapan dll.

7. Log Spontaneous Potential (SP)

Log SP adalah suatu rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di


permukaan yang tetap dengan elektroda yang bergerak didalam lubang bor. Lubang sumur harus
diisi dengan lumpur yang bersifat konduktif. Log SP tidak dapat diukur pada sumur yang dibor
menggunakan oil base mud. Satuan dari log sp adalah millivolts.
Pengukuran log SP dilakukan dengan cara menurunkan / memasang suatu alat kedalam
lubang dan di permukaan. Dimana suatu elektroda di turunkan ke dalam lubang sumur lalu alat
tersebut akan merekam potensial listrik pada bagian titik dengan referensi potensial elektroda di
permukaan tanah. Lumpur yang digunakan harus bersifat konduktif. Logging speed yang dicapat
alat ini bisa mencapai 1500m/hr.
Kelebihan dan kekurangan Log SP sebagai berikut :
1. Bereaksi hanya pada lapisan permeable.
2. Mudah mengukurnya
3. Sebagai indicator lapisan permeable dan non permeable
4. Dapat menentukan batas antara lapisan permeable dan non permeable

Adapun kekurangan - kekurangan Log SP sebagai berikut :


1. Tidak bekerja pada oil base mud
2. Tidak beraksi bila Rmf = Rw
3. Dapat terpengaruh arus listrik
4. Tidak berfungsi baik pada formasi karbonat.
Kurva log spontaneous merupakan hasil pencatatan alat logging karena adanya
perbedaan potensial antara elektroda yang bergerak dalam lubang sumur dengan elektroda tetap
dipermukaan terhadap kedalaman lubang sumur bor. Log SP terdiri dari dua buah elektroda dan
sebuah galvanometer. Sebuah elektroda (M) diturunkan kedalam lubang dan elektroda yang lain
(N) ditanamkan di permukaan. Disamping itu masih juga terdapat sebuah baterai dan sebuah
potensiometer untuk mengatur potensial diantara kedua elektroda tersebut. Bentuk defleksi
positif ataupun negative terjadi karena adanya hubungan antara arus listrik dengan gaya gaya
elektromagnetik (elektrokimia dan elektrokinetik) dalam batuan.

2.2 Air tanah


Air tanah adalah air yang beegerak di dalam tanah yang terdapat dalam ruang antara butir
butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut
akuifer. Lapisan yang dapat meloloskan air dengan mudah disebut permeable, seperti lapisan pasir
atau kerikil. Lapisan yang tidak mudah meloloskan air disebut impermeable, seperti lapisan
lempung atau geluh. Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan air disebut akuifer.
Macam macam akuifer :
a. Akuifer bebas (unconfined aquifer)
Yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air.
Permukaan tanah pada akuifer ini disebut water table, yaitu permukaan air yang mempunyai
tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.
b. Akuifer tertekan (confined aquifer)
Yaitu akuifer yang seluruh jumlah jumlah airnya dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang diatas
maupun yang dibawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar daripada tekanan atmosfer.

c. Akuifer semi tertekan (semi confined aquifer)


Yaitu akuifer yang tekanan airnya seluruhnya jenuh. Pada bagian atas merupakan semi lolos air,
pada bagian bawahnya dibatasi lapisan kedap air.
d. Akuifer semi bebas ( semi unconfined aquifer)
Yaitu akuifer yang bagian bawahnya merupakan lapisan kedap air, sedangkan atasnya merupakan
material berbutir halus sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan
air. Dengan demikian akuifer ini merupakan pilihan antara auifer bebas dan akuifer semi tertekan.
Pengelompokan air tanah berdasarkan letak kedalaman :
1. Air tanah dalam
Air tanah dalam adalah air tanah yang berada dibawah lapisan air tanah dangkal dan diantara dua
lapisan impermeable. Air tanah dalam merupakan akuifer bawah yang dimanfaatkan sebagai
sumber air minum penduduk kota, perhotelan, perkantoran dan industry.

2. Air tanah dangkal


Air tanah dangkal adalah air tanahyang berada dibawah permukaan tanah dan diatas batuan
impermeable. Air tanah dangkal merupakan akuifer atas yang disebut juga air freatis. Air tanah
dangkal dimanfaatkan sebagai air untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dengan membuat
sumur rumahan, pengelompokan air tanah berdasarkan jenisnya :

a. Meteoric water (vadose water)


Yaitu air tanah yang berasal dari air hujan dan terdapat pada lapisan tanah yang tak jenuh
b. Air tanah tubir
Yaitu air tanah yang terperangkap dalam rongga rongga batuan endapan sejak pengendapan itu
terjadi, termasuk juga air yang terperangkap pada rongga 0 rongga batuan beku leleran sewaktu
magma tersembur keluar permukaan.
c. Air fosil
Yaitu air yang terperangkap dalam rongga rongga batuan dan tetap tinggal dalam batuan tersebut
sejak penimbunan itu terjadi.
d. Air magma (juvenile water)
Yaitu air yang berasal dari dalam bumi (dapur magma). Air ini bukan dari atmosfe atau dari
permukaan air.
e. Air pelikular (pellicullar water)
Yaitu air yang tersimpan didalam tanah karena tarikan molekul molekul tanah.
f. Air freatis (phreatic water)
Yaitu air yang berada pada lapisan kulit bumi yang porous (sarang). Air tanah ini berada diatas
lapisan kedap air.
g. Air artesis ( artesian water)
Yaitu air yang berada diantara dua lapisan kedap air (impermeable), sehingga air tersebut dalam
keadaan tertekan.

2.3 Resistivitas Batuan


Aliran konduksi arus listrik di dalam batuan/mineral digolongkan atas tiga macam yaitu:
1. konduksi dielektrik
Konduksi dielektrik terjadi jika batuan/mineral bersifat dielektrik terhadap aliran arus listrik
(terjadi polarisasi muatan saat bahan dialiri listrik).
2. Konduksi elektrolitik
Konduksi elektrolitik terjadi jika batuan/mineral bersifat porus dan pori-pori tersebut terisi cairan-
cairan elektrolitik. Pada kondisi ini arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolit.
3. Konduksi elektronik
Konduksi elektronik terjadi jika batuan/mineral mempunyai banyak elektron bebas rik dialirkan
dalam batuan/mineral oleh elektron bebas. Secara umum, berdasarkan resistivitas listriknya, batuan dan
mineral dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
Konduktor baik : 10-8 < < 1 m
Semi konduktor : 1 < < 107 m
Isolator : < 107 m

Resistivitas batuan yang mengandung air secara umum tergantung pada banyaknya
parameter fisik seperti porositas, salinitas, temperatur, konduktivitas batuan dan perubahan termal. Pada
satu sisi porositas dan saturasi dari fluida cenderung dominan terhadap pengukuran resistivitas, di sisi lain
pori patahan pada kristal batuan juga dapat menurunkan harga resistivitas yang terdapat di dalam fluida.
Adapun ketergantungan dari harga resistivitas pada batuan :
1. Semakin tinggi kandungan air maka semakin rendah nilai resistivitasnya.
2. Semakin tinggi sifat salinitas maka semakin rendah nilai resistivitasnya.
3. Semakin tinggi temperatur maka semakin rendah nilai resistivitasnya.
4. Semakin tinggi sifat porositas maka semakin rendah nilai resistivitasnya.
5. Semakin tinggi sifat kandungan lempung maka semakin rendah nilai resistivitasnya.
6. Semakin tinggi kandungan mineral-mineral logam maka semakin rendah nilai resistivitasnya (Telford,
W.M.,, 1990).

Adapun beberapa harga resistivitas untuk jenis material-material yang ada di bumi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Resistivitas
Mineral Resistivitas (m) Batuan
(m)
Sulfida:
Kalkopirit 1.2 x 10-5 - 3 x 10-1 Batuan serpih 20 -2x103
Pirit 2.9 x 10-5 -1.5 Konglomerat 2x103 -104
Pirhotit 7.5 x 10-6- 5x10-2 Batupasir 1 -7.4x108
Galena 3x10-5- 3x102 Batugamping 5x10 - 107
Sfalerit 1.5 x 107 Dolomit 3.5x102 -5x103
Oksida: Napal 3 -7x10
Hematit 3.5 x 10 -3-107 Lempung 1 -102
Limonite 103- 107 Aluvial dan pasir 10 -8x102
Magnetite 5 x10-5 -5.7x103 Moraine 10 -5x103
Ilmenit 10-3 -5x10
Sherwood batu pasir 100 -400
2 6
Quartz 3x10 - 10 Tanah (40% lempung) 8
Garam batu 3x10 - 1013 Tanah (20% lempung) 33
Antrasit 10-3 -2x105 Tanah teratas 250 -1700
Lignit 9-2x 102 London tanah liat 4 -20
Lias tanah liat 10 -15
Granit 3x102- x106 Tanah batu 15 -33
Granit (lapuk) 3x10 -5x102 Tanah kering 50 -150
Syenite 102 -106 Mercia batulumpur 20 -60
Diorit 104 -105 Batubara tanah liat 50
Gabro 103 -106 Batubara >100
Basalt 10 1.3x107 Kapur 50- 150
Gamping/mika 20 -104 Batu karang 0.2 -8
Grafit 10 -102 Kerikil (kering) 1400
Batu kapur 6x102 -4x107 Kerikil (jenuh) 100
Marmer 102 -2.5x108 Kuarte/Recent pasir 50 -100

Tabel 2.3.1 Resistivitas mineral dan batuan


Sumber: Reynolds, 1995.
Tabel di atas menunjukkan resistivitas batuan yang sebenarnya. Beberapa mineral
merupakan konduktor baik seperti pirit dan galena. Hematit merupakan isolator.

2. 4 Pumping test (Uji Pompa)


Tes akuifer (tes pemompaan dilakukan untuk mengevaluasi akuifer dengan merangsang
akuifer melalui konstan memompa, dan mengamati respon akuifer itu (penarikan) dalam
pengamatan sumur. Pengujian akuifer adalah alat umum yang hydrogeologist digunakan untuk
mengkarakterisasi system akuifer, aquitards dan batas batas system aliran. Sebuah tes siput
adalah variasi pada tes akuifer khas dimana perubahan sesaat (kenaikan atau penurunan )
dibuat, dan efek diamati dalam sumur yang sama. Hal ini sering digunakan dalam pengaturan atau
rekayasa geotenik untuk mendapatkan perkiraan cepat dari sifat akuifer segera di sekitar sumur.
Tes akuifer biasanya ditafsirkan dengan menggunakan model analisis aliran akuifer, untuk
mencocokan data yang diamati di dunia nyata.
Dalam suatu pumping test , air di pompa keluar dari suatu sumur pada kecepatn yang
diketahui selama waktu tertentu. Muka air tanah dipantau dipantau pada sumur yang di pompa
serta pada satu pengamatan atau lebih yang berjarak dekat dengan sumur tersebut. Terdapat
beberapa parameter yang saling berhubungan dengan parameter akuifer yaitu :
Muka air tanah selama pengujian, kecepatan pemompaan, jarak antara sumur dipompa dan sumur
pengamatan.
Berhubungan dengan transsmisivity (T) dan storativity (S).

Diposting oleh Riva Daulica di 22.19

http://rivadaulicaa.blogspot.co.id/2015/06/well-logging.html

Anda mungkin juga menyukai