Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara dengan humiditas yang tinggi sehingga kandungan
air dari material-material yang mudah menyerap air tinggi. Kondisi ini tentu tidak
menguntungkan karena kandungan air yang tinggi akan merusak material tersebut.
Makanan dengan kandungan air yang tinggi akan mempercepat proses pembusukan
sedangkan material padatan dengan kandungan air tinggi mengurangi kekuatan material.
Selain itu, kandungan air yang tinggi pada material bahan bakar seperti batubara akan
mengurangi kandungan air sehingga perlu dilakukan proses pengurangan kandungan air
pada material tersebut.
Salah satu pengurangan kandungan air dari material dengan cara pengeringan.
Pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam jumlah yang
relative kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas. Hasil dari proses
pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air setara dengan kadar air
keseimbangan udara (atmosfir) normal atau setara dengan nilai aktivitas air (aw) yang
aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi. Pengertian proses
pengeringan berbeda dengan proses penguapan (evaporasi). Proses penguapan atau
evaporasi adalah proses pemisahan uap air dalam bentuk murni dari suatu campuran
berupa larutan (cairan) yang mengandung air dalam jumlah yang relatif banyak.
Meskipun demikian ada kerugian yang ditimbulkan selama pengeringan yaitu terjadinya
perubahan sifat fisik dan kimiawi bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan.
Sedangkan penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses
ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya
cairan secara berangsur angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Evaporasi atau penguapan merupakan pengambilan sebagian uap air yang bertujuan
untuk meningkatkan konsentrasi padatan dari suatu bahan material cair. Salah satu
tujuan lain dari operasi ini adalah untuk mengurangi volume dari suatu produk sampai
batas-batas tertentu tanpa menyebabkan kehilangan zat-zat yang mengandung gizi.
Pengurangan volume produk, akan mengakibatkan turunnya biaya pengakutan.

1
Disamping itu, juga akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan dapat membantu
pengawetan, atas dasar berkurangnya jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh
microorganism untuk kehidupannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan drying dan evaporator ?
2. Apa prinsip kerja dari drying dan evaporator ?
3. Jenis alat drying dan evaporator ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui definisi drying dan evaporator
2. Mengetahui prinsip kerja dari drying dan evaporator
3. Mengetahui jenis alat pada drying dan evaporator

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Drying (Pengering)

Drying atau pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam
jumlah yang relative kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas. Hasil dari
proses pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air setara dengan kadar
air keseimbangan udara (atmosfir) normal atau setara dengan nilai aktivitas air (aw)
yang aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi. Pengertian proses
pengeringan berbeda dengan proses penguapan (evaporasi). Proses penguapan atau
evaporasi adalah proses pemisahan uap air dalam bentuk murni dari suatu campuran
berupa larutan (cairan) yang mengandung air dalam jumlah yang relatif banyak.
Meskipun demikian ada kerugian yang ditimbulkan selama pengeringan yaitu terjadinya
perubahan sifat fisik dan kimiawi bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan.

Tujuan dilakukannya proses pengeringan adalah untuk:


1. Memudahkan penanganan selanjutnya
2. Mengurangi biaya trasportasi dan pengemasan
3. Mengawetkan bahan
4. Meningkatkan nilai guna suatu bahan atau agar dapat memberikan hasil yang baik
5. Mengurangi biaya korosi

Hal ini penting untuk menghindari proses pengeringan lampau dan pengeringan
yang terlalu lama, karena kedua proses pengeringan ini akan meningkatkan biaya
operasi. Metodologi dan teknik pengeringan dapat dikatakan baik apabila phenomena
perpindahan masaa dan energy pada proses pengeringan dapat dipahami.

2.1.1 Prinsip Dasar Drying


Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan pindah
massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Proses perpindahan panas yang terjadi
adalah dengan cara konveksi serta perpindahan panas secara konduksi dan radiasi tetap

3
terjadi dalam jumlah yang relative kecil. Pertama-tama panas harus ditransfer dari
medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air yang
terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini
akan menyangkut aliran fluida dengan cairan harus ditransfer melalui struktur bahan
selama proses pengeringan berlangsung.
Panas harus disediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui
berbagai macam tahanan agar dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas.
Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang dikeringkan dan cara pemanasan
yang digunakan, sedangkan waktu proses pengeringannya ditetapkan dalam dua periode
(Batty dan Folkman. 1984), yaitu:

1. Periode pengeringan dengan laju tetap (Constant Rate Periode)


Pada periode ini bahan-bahan yang dikeringkan memiliki kecepatan pengeringan
yang konstan. Proses penguapan pada periode ini terjadi pada air tak terikat, dimana
suhu pada bahan sama dengan suhu bola basah udara pengering. Periode pengeringan
dengan laju tetap dapat dianggap sebagai keadaan steady.

2. Periode pengeringan dengan laju menurun (Falling Rate Periode)


Periode kedua proses pengeringan yang terjadi adalah turunnya laju pengeringan
batubara (R=0). Pada periode ini terjadi peristiwa penguapan kandungan yang ada di
dalam batubara (internal moisture).

Gambar. 1 Grafik Peristiwa Perpindahan Proses Pengeringan

4
Prinsip pengeringan biasanya akan melibatkan dua kejadian yaitu panas harus
diberikan pada bahan, dan air harus dikeluarkan dari bahan. Dua fenomena ini
menyangkut pindah panas ke dalam dan pindah massa ke luar. Yang dimaksudkan
dengan pindah panas adalah peristiwa perpindahan energi dari udara ke dalam bahan
yang dapat menyebabkan berpindahnya sejumlah massa (kandungan air) karena gaya
dorong untuk keluar dari bahan (pindah massa). Dalam pengeringan umumnya
diinginkan kecepatan pengeringan yang maksimum, oleh karena itu semua usaha dibuat
untuk mempercepat pindah panas dan pindah massa.
Perpindahan panas dalam proses pengeringan dapat terjadi melalui dua cara yaitu
pengeringan langsung dan pengeringan tidak langsung. Pengeringan langsung yaitu
sumber panas berhubungan dengan bahan yang dikeringkan, sedangkan pengeringan
tidak langsung yaitu panas dari sumber panas dilewatkan melalui permukaan benda
padat (conventer) dan konventer tersebut yang berhubungan dengan bahan pangan.
Setelah panas sampai ke bahan maka air dari sel-sel bahan akan bergerak ke permukaan
bahan kemudian keluar. Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan
adalah sebagai berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian
bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan
permukaan komponen padatan dari bahan.
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.

2.1.2 Faktor faktor yang Berpengaruh Terhadap Kecepatan Pengeringan

Proses pengeringan suatu material padatan dipengaruhi oleh beberapa factor


antara lain: luas permukaan kontak antara padatan dengan fluida panas, perbedaan
temperature antara padatan dengan fluida panas, kecepatan aliran fluida panas serta
tekanan udara. Berikut ini dijelaskan tentang factor-faktor tersebut.

5
a. Luas Permukaan
Air menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian
tengah akan merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk
mempercepat pengeringan umumnya bahan yang akan dikeringkan dipotong-potong
atau dihaluskan terlebih dulu. Hal ini terjadi karena :
1. Pemotongan atau penghalusan tersebut akan memperluas permukaan bahan dan
permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan sehingga air
mudah keluar,
2. Partikel-partikel kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana panas harus
bergerak sampai ke pusat bahan. Potongan kecil juga akan mengurangi jarak melalui
massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan kemudian keluar
dari bahan tersebut.

b. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya


Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan, makin
cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan air dari
bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga
kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu
pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai
dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut
"Case Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering
sedangkan bagian dalamnya masih basah.

c. Kecepatan Aliran Udara


Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat
mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari permukaan bahan
pangan, sehingga akan mencegah terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat
penghilangan air. Apabila aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan dengan
baik, proses pengeringan akan semakin cepat, yaitu semakin mudah dan semakin cepat
uap air terbawa dan teruapkan.

6
d. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan
disingkirkan dari bahan. Sebaliknya, jika tekanan udara semakin besar maka udara
disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas
dan menghambat proses atau laju pengeringan.
Udara merupakan medium yang sangat penting dalam proses pengeringan, untuk
menghantar panas kepada bahan yang hendak dikeringkan, karena udara satu-satunya
medium yang sangat mudah diperoleh dan tidak memerlukan biaya operasional. Oleh
karena itu untuk memahami bagaimana proses pengeringan terjadi, maka perlu ditinjau
sifat udara.

2.1.3 Macam Macam Cara Pengeringan

Terdapat 3 macam cara pengeringan, antara lain :


1. Pengeringan dengan sinar matahari (sun drying)

Gambar. 2 Proses pengeringan dengan sinar matahari

Proses pengeringan ini merupakan proses yang paling umum dilakukan


dimasyarakat dimana proses pengeringannya memanfaatkan sinar matahari

7
sebagai sumber utama dari proses pengeringan yang dilakukan, adapun terdapat
keuntungan dan kelemahan dari proses pengeringan ini. Antara lain :

Keuntungan pada proses sun drying:


Biaya murah
Tidak memerlukan alat dan perlakuan khusus
Tidak memerlukan keahlian khusus
Sinar infra merah dpt menembus sampai pada lapisan bagian dalam dari produk
Daerah tropis ( katulistiwa) sinar matahari tersedia sepanjang tahun

Kelemahan pada proses sun drying:


Suhu pengering sulit dikontrol, sehingga untuk produk tertentu sering
mengalami keretakan ( sun craking)
Hanya berlangsung bila ada sinar matahari
Memerlukan tempat yang relatif luas
Sering terjadi perubahan warna dan nilai gizi
Produk mudah terkontaminasi dengan kotoran
Kemungkinan kehilangan produk lebih besar, karena dimakan serangga atau
hewan
Bila saat pengeringan terjadi hujan dan produk terkena tetes hujan, dapat
menurunkan kwalitas produk

2. Pengeringan buatan (artificial / mechanic drying)

Pengeringan buatan (artificial drying) menggunakan bahan bakar. Prinsip


kerjanya adalah pemanasan secara konduksi (penghantaran panas) atau konveksi
(pengaliran panas) yang sesuai dengan kapasitas kopra yang masuk dan juga
diperhitungkan efisiensi dari system pengering tersebut. Oleh karena itu, juga
diperlukan perhitungan yang bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan
pangan berbentuk solid.

Keuntungan dari proses pengeringan buatan:

8
Tidak tergantung pada cuaca.
Musim panen jatuh pada musim penghujan tidak masalah, misal : ikan, padi,
jagung, singkong dll
Kapasitasnya dapat diatur, menurut dimensi mesin
Suhu mudah dikontrol, misal untuk keperluan benih + 45o C, maupun produk
lain yang peka thd kenaikan suhu
Tidak memerlukan tempat yang luas
Dpt dilakukan siang dan malam

Kelemahan dari proses pengeringan buatan:


Memerlukan biaya yang besar, meliputi pengadaan: mesin dan pemeliharaannya,
bahan bakar
Memerlukan keahlian khusus dibidang pengeringan. Misalnya : persyaratan
suhu yang dikehendaki, kadar air, pengaturan suhu pengering dll.

3. Pengeringan hibrid (Kombinasi sun + art drying)

Gambar. 3 Alat yang digunakan pada proses pengeringan hybrid


Keterangan:
1. Vortex
2. Distributor
3. Ruang Pengering
4. Pintu Transparan
5. Hopper
6. Pipa Pemanas

9
7. Tungku Biomassa
8. Pipa Konveyor Pneumatik
9. Pipa
10. Pipa Pemasok
11. Kipas Sentrifugal
12. Pintu Depan

Pengeringan hybrid merupakan perpaduan pengeringan secara alami (tradisionil)


dan langkah awal penggunaan tehnologi pengeringan. Tenaga untuk pengeringan masih
menggunakan sinar matahari.
Keuntungan dari proses pengeringan hybrid :
Produk tidak terkontaminasi dengan kotoran
Kehilangan produk tidak ada
Tidak perlu pengawasan dan penanganan lanjut terutama bila hujan tiba

Kelemahan pada proses pengering hybrid :


Penggunaan unit pengering hibrid hanya terbatas pada produk
yang berbentuk grain
Selama proses pengeringan berlangsung, tidak bisa mengontrol
suhu dan R.H udara pengering.
Proses pengeringan sangat dipengaruhi oleh intensitas dan lama
penyinaran
Laju pengeringan sangat dipengaruhi oleh faktor luar. ( RH , suhu
udara, sinar matahari )
Pemilihan metode / jenis alat pengering :
Bentuk bahan yang akan dikeringkan: cair, pasta, sluri, pulp, cairan kental,
agregat besar atau kecil
Sifat bahan: sensitif terhadap oksidasi, peka terhadap suhu, dll
Sifat produk yang diinginkan: bubuk, instan, bentuk tidak berubah
Harga produk akhir: murah, sedang, mahal

2.1.4 Jenis - Jenis Alat Pengeringan

10
Pada umumnya terdapat 9 jenis alat pengeringan yang digunakan :

1. Cabinet Dryer

Terdiri dari almari (kabinet2 kecil), alat pemanas, rigen pengering


Bahan ditempatkan pada rigen-rigen tipis
Terdapat fan untuk menghembuskan udara
Uap panas akan kontak dengan bahan uap air dan udara keluar ventilasi
Sistem batch, alat sederhana
Biasa digunakan untuk uji coba produk sebelum scale up
Produk yang dikeringkan umbi, buah, sayur

2. Tunnel Dryer

Seperti cabinet drying tetapi bersifat kontinyu


Berbentuk ruangan terowongan, empat persegi panjang (35-50 ft)
Pengeringan dalam suatu tunnel dimana produk yang dikeringkan dilewatkan
udara pemanas
Bahan dimasukkan ke dalam baki dalam kereta yang bergerak
Pengeringan bersifat cepat, seragam tanpa menyebabkan kerusakan bahan
Biasa digunakan skala besar
Produk : sayatan, irisan, butiran
3. Pneumatic Dryer

11
Terdiri dari pipa/saluran panjang yang mengalirkan udara panas dan bahan
dengan kecepatan tinggi
Bagian utama:
- Fan : mendorong / menghisap udara
- Alat pengumpan : memasukkan dan mendispersikan bahan ke dalam aliran
udara pengering
- Cyclon kolektor : memisahkan bahan dan udara
Cocok untuk pengeringan bahan2 granuler (tepung/butiran/powder)
Mekanisme :
Bahan masuk lewat corong pengumpanan (mengalami pengecilan ukuran
sehingga bahan menjadi halus) masuk dalam pipa pengering,terbawa
bersama-sama dengan udara panas dari pemanas naik masuk ke cyclon
outlet
4. Drum Dryer

Cocok untuk produk cair, sluri


Terdiri dari 1 atau 2 drum besar berongga (diameter 2-10 ft, panjang 2-14 ft, kec
putar 1-10 rpm)
Dibagian drum terdapat pemanas, bahan yang akan dikeringkan di bagian
permukaan drum

12
Transfer panas tidak langsung
Bagian bawah ada pisau untuk mengeruk produk kering screw conveyor
penampungan
Bahan dikenakan dalam drum berupa lapisan tipis menggunakan pengumpan
drum berputar air lepas produk kering dilepas pisau
Pengumpan : percikan, penyemprotan (bag bawah, samping, kanan, atas)
Agar lapisan tipis rol perata
5. Conveyor Dryer
Kontinyu
Terdiri dari konveyor horisontal
Diatas conveyor, ditempatkan bahan yang akan dikeringkan sebagai lapisan
Udara pengering dihembuskan baik dari atas kebawah atau bawah keatas
terhadap aliran bahan di atas konveyor
Proses terkontrol
Produk : dari pasta, butiran, irisan, lempengan
6. Freeze Dryer

Air dihilangkan dari bahan melalui proses sublimasi


Tidak terjadi perpindahan cairan dari bagian dalam produk ke permukaan
Pada proses pengeringan kristal es menguap menyebabkan rongga di dalam
produk
Tidak terjadi pengerutan produk
Struktur porous: mudah rehidrasi
Dapat mempertahankan flavor
Dua tahap utama:
Pembekuan bahan
Pengeringan dari bahan beku sampai k.a <2%

13
Kelemahan:
Mahal
Perlu pengemasan khusus
Cocok untuk produk-produk yang mahal
Pengerutan minimal
Aplikasi: teh instan, kopi, udang, buah-buhaan tertentu seperti berry, sayuran
Produk yang dikeringkan yaitu produk dimana flavor dan daya rekonstitusi
merupakan parameter mutu yang penting

7. Fluid Bed Dryer

Terdiri dari bejana/silinder yang terbagi menjadi 2 bagian:


- bag atas: ruang pengering
- bag bawah : ruang udara panas
Proses: bahan masuk lewat hopper udara pengering panas dihembuskan dgn
tekanan cukup tinggi massa bahan mengambang melewati aliran keluar
melalui outlet
Contoh produk yang dikeringkan dengan metode ini adalah granula pati kentang
dan kacang kapri
8. Bin drying
Berupa bin dengan bentuk yang bermacam-macam
Terpisah antara ruang pengering dengan sumber panas, dilengkapi fan/blower

14
Digunakan sebagai tahap akhir pengeringan dari fluidized bed dryer atau
berfungsi menyempurnakan proses pengeringan setelah sebagian besar air
menguap dari proses pengeringan lain
Biasanya kadar air menurun dari 10-15% menjadi 3-6% atau lebih rendah lagi

Mekanisme bekerja pada bin drying ini yaitu Udara yg dihembus oleh blower
dipanasi oleh heater, mengalir menuju camber yg berfungsi utk mendistribusikan udara
panas menuju produk. Setelah produk panas, dan tekanan udara disekitar produk lebih
rendah dibanding tekan partial uap air dlm produk, akhirnya uap air yg berada dlm
produk keluar. Karena hembusan blower terus menerus, maka uap air yang berada
disekitar produk mengalir menuju cerobong uap. Besar kecilnya debit udara dapat
diatur oleh katup, sedang besar kecilnya suhu diatur dalam heater sesuai dengan suhu yg
dikehendaki.
9. Spray Dryer

15
Cocok untuk pembuatan produk bubuk
Proses :
- Atomisasi cairan
- Pencampuran udara panas dengan tetes-tetes cairan
- Pengeringan tetes2 cairan
Pengeringan terjadi ketika dispersi cairan atau sluri dikeringkan oleh aliran
udara panas
Biasa digunakan untuk mengeringkan susu, jus buah
Adapun bagian dari spray dryer :
1. Pemanas dan fan untuk menghasilkan udara panas pada suhu dan kecepatan
tertentu
2. Atomizer atau jet untuk menghasilkan partikel-partikel cair dengan ukuran
tertentu nozel (2 mikron)
3. Chamber dimana partikel cair kontak dengan udara panas
4. Tempat produk kering

Mekanisme bekerja pada alat ini yaitu, Pada produk yang berasal dari tangki (7)
disemprotkan dengan tekanan 2 5 Kg/Cm2 kedalam boom pengering oleh nozzle (1)
yg berputar dengan kecepatan tinggi. Produk yg telah menjadi kabut dilawan arahnya
dengan udara pemanas dg suhu >100oC (atau yg disyaratkan) Udara pemanas berasal
dari hembusan kipas ( 10 ) yg kemudian dipanasi oleh heater (9) dan didistribusikan
oleh head dstributor ( 3 ). Produk yg telah kering (mejadi tepung) turun menuju outlet

16
( 4 ). Untuk mengurangi kehilangan produk, pada cerobong uap ( 6 ) dipasang
filter/saringan ( 5 ). Pengaturan besar kecilnya debid hembusan udara, dilakukan dengan
mengatur katub (11).

2.2 Evaporation (Penguapan)


Merupakan proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air)
dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari
kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-
angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan. Rata-rata molekul tidak
memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak cairan akan berubah
menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukan mereka saling
bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan.
Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul
mendapatkan energi yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di
dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap"
Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu
(contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki molekul-
molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup
buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang diperlukan untuk
berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya saja
prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat. Penguapan adalah bagian
esensial dari siklus air.
Energi surya menggerakkan penguapan air dari samudera, danau, embun dan
sumber air lainnya. Dalam hidrologi penguapan dan transpirasi (yang melibatkan
penguapan di dalam stomata tumbuhan) secara kolektif diistilahkan sebagai
evapotranspirasi.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa evaporasi merupakan suatu proses
penguapan senyawa cairan yg disebut sampel (yang terdiri dari senyawa terlarut dan
pelarut) sehingga didapatkan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Dimana
yang bertujuan untuk memekatkan larutan sampel yang diinginkan yaitu sampel yang
terdiri dari zat terlarut (senyawa organik) yang tak mudah menguap dan pelarut yang
mudah menguap (MeOH, EAc, PE, dll).

17
Salah satu alat yang sering digunakan dari berbagai evaporator yaitu Rotary
evaporator seperti yang tertera pada gambar dibawah ini, dimana alat ini merupakan alat
yang biasa digunakan di laboratorium kimia untuk mengefisienkan dan mempercepat
pemisahan pelarut dari suatu larutan. Alat ini menggunakan prinsip vakum destilasi,
sehingga tekanan akan menurun dan pelarut akan menguap dibawah titik didihnya alat
ini bekerja seperti alat destilasi.

2.2.1 Bagian Bagian Alat dan Fungsinya


Adapun bagian-bagian dari alat yang digunakan dalam proses rotary evaporator yaitu
sebagai berikut :
1. Water Bath
Water bath merupakan alat yang berfungsi untuk
memanaskan sampel dengan suhu yang dapat diatur sesuai
kebutuhan. Dalam water bath terdapat bagian-bagian yaitu
tampilan alat yang berfungsi;

Layar penampil suhu


Tombol Up/Down untuk menaik turunkan suhu
Tombol untuk mengatur suhu
Dalam hal ini juga ada hot plate yaitu alat yang digunakan untuk memanaskan
water bath.

2. Kondensor

18
Kondensor merupakan alay yang
digunakan untuk mendinginkan uap pelarut yang telah
menguap. Dalam hal ini condenser yang digunakan
berbentuk spiral agar uap pelarut dapat
dikondensasikan dan proses kondensasi berjalan dengan lancar. Di dalam
kondensor juga terdapat selang-selang kecil yang berfungsi sebagai tempat
mengalir keluar uap gas yang tidak dapat terkondensasikan atau sering disebut gas
liar/gas buang. Kondensor juga memiliki lubang yang berfungsi sebagai tempat
keluar masuknya air dari mesin pendingin seperti terlihat pada gambar di bawah ini

3. Mesin pendingin
Mesin pendingin berfungsi sebagai alat yang
digunakan untuk mendinginkan air yang akan
dipompakan ke kondensor. Di atas alat ini terdapat
dua selang yang berfungsi sebagai tempat masuk dan
keluarnya air dari mesin pendingin ke kondensor.
4. Tunkai atas dan tungkai bawah
Tungkai bawah alat ini berfungsi untuk mengatur tinggi
rendahnya labu sampel sedangkan tunkai atas dimana
alat ini berfungsi mengatur kemiringan kondensor dan labu
alas bulat.

5. Labu Alas Bulat


Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pada gambar merupakan labu alas bulat
tempat pelarut yang telah menguap dimana pada gambar ini juga terdapat ujung

19
rotor yang berfungsi sebagai tempat
bergantungnya labu alas bulat tempat pelarut
yang telah menguap sedangkan labu alas bulat
merupakan tempat sampel dan pelarut yang akan
dipisahkan dalam hal ini juga terdapat ujung rotor
yang berfungsi sebagai tempat bergantungnnya
labu alas bulat sampel dan pelarut.
6. Pompa vakum

Pompa vakum yaitu alat yang digunakan untuk


mengatur tekanan dalam labu, sehingga
mempermudah penguapan sampel.

2.2.2 Prinsip Kerja Evaporasi


Adapun prinsip kerja pada evaporasi antara lain adalah :
Penurunan tekanan yang menyebabkan turunnya titik didih cairan
Keadaan vakum dihasilkan pompa air yang memindahkan uap terkondensasi dan
mendinginkan di kondensor
Kondensasi berlangsung karena adanya air yang mendinginkan kondensor
sampai ke bagian puncak
Panas yang dibutuhkan untuk penguapan cairan berasal dari pemanas
Senyawa yang di-steam mengalami pemanasan, evaporasi, dan pengembunan
(kondensasi) pada tabung
Steam yang telah diambil panasnya itu disebut juga kondensat, kemudian pindah
dari labu dasar dan ditarik melalui kondensor menuju pompa.
Sampel yang akan ditingkatkan konsentrasinya bersirkulasi terus menerus pada
alat dalam upaya untuk memperoleh perpindahan/pergerakan yang maksimal

20
Sirkulasi yang cepat akan mengurangi resiko terjadinya pengendapan pada
permukaan tabung, dan dengan cepat membebaskan gelembung-gelembung uap
dari bahan cair selama dalam perjalanan melalui evaporator

2.2.3 Faktor mempengaruhi proses evaporasi


Terdapat 7 faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses evaporasi antara lain :
1. Temperatur steam, disesuaikan dengan bahan yang akan dievaporasi karena bahan
yang tidak tahan suhu yang tinggi tentunya akan membentuk kerak pada kolom
evaporator sehingga akan mempengaruhi perpindahan panas dari steam ke bahan
tersebut.
2. Tekanan operasi, mempengaruhi proses penguapan pelarut disamping temperatur.
3. Laju alir umpan, bila laju alir umpan terlalu kecil proses kurang effisien dan juga
bila terlalu besar,sehingga untuk suatu proses laju alir umpan diusahakan adalah
laju yang dapat menghasilkan proses yang optimal.
4. Sifat fisik dan kimia umpan.
5. Luas permukaan kontak antara umpan dan media pemanas (panjang dan jumlah
tube).
6. Laju alir steam
7. Laju air pendingin (kondenser).
Evaporasi atau penguapan juga dipengaruhi oleh besarnya faktor meteorologi, yaitu
antara lain :
1. Radiasi matahari (solar radiation).
Evaporasi merupakan konversi air ke dalam uap air. Proses ini terjadi hampir
tanpa berhenti di siang hari dan sering kali juga di malam hari. Perubahan dari
keadaan cair menjadi gas ini memerlukan input energi yang berupa panas latent
atau evaporasi. Proses tersebut akan sangat aktif jika ada penyinaran langsung dari
matahari. Awan merupakan penghalang radiasi matahari dan akan mengurangi input
energi, jadi akan menghambat proses evaporasi
2. Angin (wind)
Jika air menguap ke atmosfer maka lapisan batas antara tanah dengan udara
menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses evaporasi terhenti. Agar proses tersebut

21
berjalan terus, lapisan jenuh itu harus diganti dengan udara kering. Pergantian itu
dapat dimungkinkan hanya kalau ada angin, jadi kecepatan angin memegang
peranan dalam proses evaporasi.
3. Kelembaman Relatif (Relative Humidity)
Faktor lain yang mempengaruhi evaporasi adalah kelembaman relatif udara. Jika
kelembaman relatif ini naik, kemampuannya untuk menyerap uap air akan
berkurang sehingga laju evaporasinya munurun. Penggantian lapisan udara pada
batas tanah dan udara denganudara yang sama kelembaman relatifnya tidak akan
menolong untuk memperbesar laju evaporasi. Ini hanya dimungkinkan jika diganti
dengan udara yang lebih kering.
4. Suhu (temperature)
Seperti disebutkan di atas, suatu input energi sangat diperlikan agar evaporasi
berjalan terus. Jika suhu udara dan tanah cukupp tinggi, proses evaporasi akan
berjalanlebih cepat jika dibandingkan dengan suhu udara dan tanah rendah, karena
adanya energi panas yang tersedia. Karena kemampuan udara untuk menyerap uap air
akan naik jika suhunya naik, maka suhu udara mempunyai efek ganda terhadap
besarnya evaporasi, sadangkan suhu tanah dan air hanya mempunyai efek tunggal.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Drying atau pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air
dalam jumlah yang relative kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas.
Pengertian proses pengeringan berbeda dengan proses penguapan (evaporasi). Proses
penguapan atau evaporasi adalah proses pemisahan uap air dalam bentuk murni dari
suatu campuran berupa larutan (cairan) yang mengandung air dalam jumlah yang relatif
banyak.

3.2 Saran
Di Negara kita merupakan Negara dengan humiditas yang tinggi sehingga
kandungan air dari material yang mudah menyerap air tinggi. Ini dapat menyebabkan
rusak nya material tersebut sehingga proses pengeringan dan penguapan ini sangat lah
dibutuhkan sehingga aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi serta
meningkatkan efisiensi penyimpanan dan dapat membantu pengawetan, atas dasar
berkurangnya jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh microorganism untuk
kehidupannya.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://musbir.blogspot.com/2013/03/penguapan-evaporasi.html
http://www.scribd.com/doc/52999459/5/Cara-Pengeringan-Komoditas-Pertanian
http://www.bppjambi.com/index.php/artikel/teknis/35 Kemas Muhammad 2010
http://dianape.wordpress.com/2011/03/17/pengeringan-pangan/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16183/3/Chapter%20II.pdf
http://nurawantitiani.blogspot.co.id/2014/11/laporan-praktikum-desikator.html

24
PERTANYAAN
1. M. Ihsan Kamil
Bagaimana cara kerja pengeringan dengan desikator? Dan bagaimana
mengetahui silika gel pada desikator sudah tidak layak pakai serta bagaimana
cara penggantiannya?
Jawab : Di dalam desikator terdapat piringan berpori yang terbuat dari porselin
yang digunakan untuk meletakkan alat alat gelas. Di bawah piringan porselin
terdapat bahan pengering yang umumnya terbuat dari silikagel. Silica Gel adalah
butiran seperti kaca dengan bentuk yang sangat berpori, merupakan mineral
alami yang dimurnikan dan diolah menjadi salah satu bentuk butiran atau manik-
manik yang berfungsi mengikat zat cair. Jika telah mengikat uap air warna akan
berubah menjadi merah.
Jika warna silika gel telah berubah menjadi merah atau tidak lagi
berwarna biru, berarti silika gel telah jenuh. Silikagel yang telah jenuh dengan
uap air dapat dikeringkan lagi dengan cara dipanaskan dalam oven dengan suhu
100o hingga warnanya kembali biru. Jika warna silika gel tidah dapat kembali
menjadi biru, maka perlu dilakukan penggantian silika gel.

2. Rizka Perwita Sari


Bagaimana mekanisme pengeringan hibrid?
Jawab :

25
Mekanisme kerja sistem pengering hibrida dapat dijelaskan pada gambar Mesin
pengering ini mempunyai komponen utama terdiri atas kolektor yang juga berfungsi
sebagai vortex, distributor, ruang pengering, hopper, tungku biomassa konveyor dan
pneumatik. Pertama-tama gabah dimasukkan kedalam hopper (5) melalui pintu
transparan. Pintu dibuat transparan dimaksudkan agar tenaga matahari dapat masuk
kedalam hopper sehingga akan terjadi pemanasan/pengeringan pendahuluan dari gabah.
Bagian bawah hopper mengerucut dengan sudut dengan bidang datar >30 derajat dan
bersambung dengan pipa konveyor pneumatik dengan pipa, sehingga gabah dalam
hopper akan jatuh secara gravitasi kedalam pipa konveyor. Udara panas dari tungku
pemanas disalurkan melalui pipa pemanas masuk ke pipa konveyor melalui pipa
pemasok. Gabah akan terdorong dan terangkut melalui pipa konveyor akibat dorongan
kipas sentrifugal, Gabah akan terdistribusi dalam distributor dan disebarkan secara
merata kedalam kolektor surya-ruang pengering (KSP). Gabah yang tersebar kedalam
KSP ini akan jatuh secara gravitasi kedalam hopper dan untuk seterusnya secara
garavitasi masuh ke pipa konveyor melalui pipa mengulangi siklus resirkulasi.
Dalam KSP ini terjadi proses pengeringan dimana udara pengering
masuk dari pintu berbentuk segi empat yang akibat pemanasan oleh kolektor
surya akan bergerak keatas disebabkan karena kerapatannya menjadi ringan
disamping daya hisap dari vortex yang terletak diatas distributor. Udara panas
dari pipa pemanas juga memasok udara panas kotak penukar panas yang terletak
di bagian bawah KSP untuk memasok panas saat cuaca buruk atau saat matahari
tidak ada. Udara panas ini akan terbuang keluar dari cerobong dekat dibagian
atas KSP dibawah distributor. Sumber panas dapat dipasok dari tungku pemanas
dengan bahan bakar arang atau energi biomassa yang berasal dari limbah
pertanian. Pada saat jatuh secara gravitasi pada ruang pengering bahan akan
menggelinding secara turbulen yang menyebabkan proses pengeringan menjadi
merata. Uap air hasil pengeringan akan terbuang melalui bukaan sepanjang
ruang pengering yang diberi kawat kasa untuk menghindari jatuhnya bahan ke
luar ruang. Setelah keluar dari ruang pengering bahan akan jatuh ke hopper
untuk mengulangi siklus pengeringan. Begitu seterusnya sampai bahan menjadi
kering sempurna. Proses pengeringan berlangsung secara kontinyu serta
mengalir secara turbulen dan teraduk merata sehingga akan mempercepat proses
pengeringan dan menghasilkan kadar air akhir yang relative homogen.
3. Irliandi

26
Apakah fungsi keran pada desikator?
Jawab : Kran berfungsi untuk mengatur bukaan udara agar tidak ada udara yang
masuk saat proses pengeringan.
4. M. Fadil Taufik
Bagaimana cara pengeringan dengan tunggu biomassa?
Jawab : Tungku biomassa hanyalah sebagai bahan bakar penghasil panas yang
kemudian panas tersebut akan digunakan dalam proses pengeringan. Bahan yang
akan dikeringkan akan dikenakan panas yang dihasilkan dari tungku biomassa.

27

Anda mungkin juga menyukai