Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 2
SISTEM ENDOKRIN, METABOLISME DAN NUTRISI

Disusun oleh:
Kelompok 8
1. Silva O. Linggi Allo 16011101051
2. Shearillya A.T. Soputan 16011101092
3. Selvira E. Marthing 16011101006
4. Ryan David Wilyo 16011101050
5. Rudolof A. Donsu 16011101021
6. Rian C. Ibrahim 16011101049
7. Reynaldy A.S Walukow 16011101010
8. Reinhard C. Taroreh 16011101087
9. Putri CH. Rumambi 16011101086
10. Pearencia Hidayat 16011101048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sebagai penulis naikkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas perkenanan serta rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang
materi tutorial skenario dua Sistem Endokrin, Metabolisme dan Nutrisi.

Penulis juga ingin berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam penyelesaian makalah ini. Tanpa bantuan dari pihak-pihak terkait, penulis tidak akan
mampu untuk menyelesaikan makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis menerima kritik dan saran dari pembaca untuk dapat membuat makalah ini
lebih baik lagi.

Akhir kata penulis menyampaikan selamat membaca dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk menambah ilmu dan pengetahuan pembaca mengenai topik tutorial ini.

Manado, Maret 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...1
Daftar Isi....2
Skenario.....4
Kata Sulit...........4
Kata Kunci.4
Pertanyaan dan Jawaban ..........5-55
Peta Konsep......56
Kesimpulan...........57

Daftar pustaka..58

3
SKENARIO

Seorang laki-laki, usia 35 tahun, pekerjaan sebagai kasir pada restoran milik pribadi, datang
ke poliklinik umum rumah sakit, dengan keluhan nyeri pada sendi lutut jika berjalan >100m.
Tidak ada riwayat trauma pada kaki. Klien juga mempunyai hobby kuliner, dan jarang
berolahraga. Pada pemeriksaan fisik, BB 95 Kg, TB 168 cm. Vital sign dan pemeriksaan
lainnya dalam batas normal. Hasil pemeriksaan laboratorium yaitu: Gula darah puasa
100mg/dL, Kolesterol total 300mg/dL, Triasilgliserol 200mg/dL, Asam urat 9mg/dL.

KATA SULIT

-Triasilgliserol : sebuah gliserida yaitu ester dari gliserol dan tiga asam lemak.

-Trauma : cedera fisik dan emosional (psikis)

KATA/KALIMAT KUNCI

Seorang laki-laki umur 35 tahun dengan berat badan 95 Kg dan tinggi badan 168cm dengan
keluhan nyeri pada pada sendi lutut ketika berjalan serta memiliki hobi kuliner dan jarang
berolahraga. Hasil pemeriksaan laboratorium: gula darah puasa 100mg/dL, kolesterol
300mg/dL, triasilgliserol 200mg/dL, asam urat 9mg/dL.

4
PERTANYAAN

1. Kadar normal gula darah puasa, kolesterol, triasilgliserol, asam urat


Gula darah puasa: 75-110 mg/dL
Kolesterol: <200 mg/dL
Triasilgliserol: 150 mg/dL
Asam urat: -wanita: 2,5-5,6 mg/dL
-Pria: 3,1-7,0 mg/dL
2. Jelaskan tentang transport hormon dan reseptor hormon!

TRANSPORT HORMON
Jadi dalam transport hormone dalam darah, ada hormone yang larut dalam plasma darah dan
ada yang beredar dalam darah dalam bentuk ikatan dengan protein. Hormon yang larut dalam
darah (Hidrofilik), hormon yang dalam bentuk ikatan dgn plasma dalam darah (Lipofilik)
Sifat hormone yang hidrofilik dapat langsung bereaksi pada saat hormone itu dihasilkan oleh
suatu kelenjar , Contoh hormone ini adalah hormone peptide (insulin, glucagon,ACTH,dll)
dan katekolamin (Dopamin, norepinefrin, epinefrin) Sedangkan hormone yang lipofilik tidak
dapat langsung bereaksi dengan organ target pada saat hormone itu dihasilkan suatu kelenjar
karena hormone ini berikatan dengan protein menyebabkan difusi hormone ke jaringan/organ
target tidak dapat terjadi dengan mudah. Contoh hormone ini adalah hormone tiroid dan
hormone steroid seperti progesterone, estrogen, testosterone, kortisol,dll

RESEPTOR HORMON
Awal dari kerja suatu hormone adalah pengikatan hormone pada reseptor spesifik di sel
target. Sel yg tidak mempunyai reseptor untuk hormone tersebut tidak akan berespons.
Respons yang terjadi biasanya terjadi serangkaian reaksi dalam sel sehingga konsentrasi
hormon yang sedikit dapat memiliki pengaruh besarReseptor hormone merupakan protein
berukuran besar, setiap sel yg dirangsang biasnya memiliki sekitar 2000 100000 reseptor.
Setiap reseptor harus bersifat spesifik agar dapat menentukan jenis hormone yang bekerja
pada jaringan tertentu

SENSITIVITAS RESEPTOR HORMON


Sejumah hormone menimbulkan Up-regulation dan Down-regulation Up > meningkatkan
sensitivitas jaringan target terhadap efek stimulasi hormone terkait Down > Mengurangi

5
sensitivitas jaringan target terhadap hormone Sensitivitas ini harus diatur agar dapat
mengontrol respons jaringan/organ target dari stimulasi hormone. Respons Hormon juga
dipengaruhi oleh afinitas terkait konsentrasi hormone dalam sirkulasi dan variasi reseptor
sel/jaringan/organ target tersebut. Setelah reseptor hormone terespon , terjadi berbagai
interaksi dalam mengawali terjadinya efek hormonal : Interaksi terkait Kanal Ion, Interaksi
terkait Protein G, Interaksi terkait Enzim Beberapa Reseptor, Interaksi terkait Intrasel dan
Aktivasi G

3. Jelaskan hubungan antara metabolisme yang meliputi karbohidrat, asam amino, dan
lemak!

Metabolisme Karbohidrat

Dimulai dengan penernaan dalam usus kecil, dimana monosakarida diserap kedalam
aliran darah Konsentrasi gula darah dikontrol oleh e hormone : insulin, glucagon, dan
epinefrin. Jika konsentrasi glukosa dalam darah terlalu tinggi, insulin disekresikan oleh
pancreas. Insulin merangsang transfer glukosa kedalam sel, terutama di hati dan otot,
meskipun organ lain juga mampu memetabolisme glukosa.

Dalam hati dan otot, sebagian glukosa diubah menjadi glikogen dengan proses
glikogenesis ( Anabolisme ). Glikogen disimpan dalam hati dan otot sampai dibutuhkan pada
beberapa waktu kemudian ketika kadar glukosa rendah. Juka kadar glukosa darah yang
rendah, maka epinefrin dan hormone glucagon disekresikan untuk merangsang konfrensi
glikogen menjadi glukosa Proses ini disebut glikogenolisis (katabolisme).

jika glukosa diperlukan segerah setelah memasuki sel untuk memasok energy, dimulai
proses metabolism disebut glikolisis (katabolisme). Produk akhir glikolisis adalah asam
Piruvat dan ATP.

Selama periode istirahat, asam laktat diubah kembali menjadi asam pirufat. Asam
pirufat pada kemudian diubah kembali menjadi glukosa oleh proses yang disebut
gluconeogenesis (anabolisme).

-- Metabolisme Fruktosa

Dalam hati fruktosa diubah menjadi fruktosa-1-fosfat oleh fruktokinase : ketika


fruktosa-1-fosfat memasuki jalur glikolitik, itu adalah pertama dibagi menjadi

6
dihidroksiasetonfosfat (DHAP) dan gliseraldehida oleh fruktosa-1-fosfataldolase. DHAP
kemudian dikonfersi menjadi gliseraldehida-3-fosfat oleh triosefosfatisomerase.
Gliseraldehid-3-fosfat yang dihasilkan dari gliseraldehida dan ATP oleh gliseraldehida kinase.

Fruktosa memasuki jalur glikolisis oleh 2 rute. Fruktokinase disel hati menkonfersi
fruktosa ke fruktosa-1-fosfat yang kemudian dibagi menjadi DHAP dan Gliseraldehida.
Diotot dan jaringan adipose, fruktosa terfosforilasi oleh eksokinase untuk membentuk
glikolitik menengah fruktosa-6-fosfat. Galaktosa diubah menjadi galaktosa-1-fosfat, yang
kemudian bereaksi dengan UDP-glukosa untuk membentuk UDP-galaktosa. UDP-galaktosa
diubah menjadi epimernya. UDP-glukosa, supstrat untuk sintesis glikogen. Manose
terfosforilasi oleh heksokinase untuk membentuk manose-6-fosfat, yang kemudian di
isomerisasi untuk fruktosa-6-fosfat.

Metabolisme Asam Amino

Protein merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui
ikatan peptide. Asam amino yang satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan suatu ikatan
peptida. Ikatan peptide ini akan terwujud apabila gugusan karboksil dari asam amino yang
satu bergabung dengan gugusan amino dari asam amino yang lain. Didalam penggabungan
molekul asam amino itu, akan terlepas 1 molekul air H2O

Pembongkaran protein menjadi asam amino memerlukan bantuan dari enzim-enzim


protease dan air untuk mengadakan proses hidrolisis pada ikatan-ikatan peptide. Hidrolisis
juga dapat terjadi, jika protein dipanasi, diberi asam, dan diberi basa. Dengan cara demikian,
kita dapat mengenal macam-macam asam amino yang tersusun didalam suatu protein. Asam
amino dapat dikelompokan menjadi asam amino essensial dan non-esensial.

- PENGURAIAN PROTEIN DALAM TUBUH

Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme
protein dalam hati, dibawah oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan. Asam amino yang
terdapat dalam darah berasal dari 3 sumber, yaitu: absorbs melalui dinding usus, hasil
penguraian protein dalam sel, dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam
amino dalam darah tergantung keseimbangan antara pemtukan asam amino dan
penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.

7
Protein dalam darah, hati dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh antara 2,5
sampai 10 hari. Protein yang terdapat dalam jaringan otot memiliki waktu paruh 120 hari.
Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein / kg berat badan diubah menjadi senyawa lain.

- ASAM AMINO DALAM DARAH

Jumlah asam amino dalam darah tergantung dalam jumlah yang diterima dan jumlah
yang digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh
beberapa reaksi hidrolisis serta enzim-enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang berkerja
dalam proses hidrolisis protein antara lain ialah; pepsin, tripsin, kimotripsin,
karboksilpeptidase, aminopeptidase, tripeptidase dan dipeptidase.

Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino maka dengan proses absorbs
melalui dinding usus, asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh darah. Proses absorbs
ini ialah proses transport aktif yang memerlukan energi.

Asam-asam amino dikarboksilat atau asam diamino diabsorbsi lebih lambat dibandikan dari
pada asam amino netral.

-REAKSI METABOLISME ASAM AMINO

Tahap awal pembentukan metabolism asam amino, melibatkan pelepasan gugus


amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. 2 proses utama
pelepasan gugus amino yaitu, transaminase dan deaminasi

1. Transaminasi
Transaminase ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan
gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain.dalam reaksi transaminase
ini gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari 3 senyawa
keto yaitu: asam piruvat, a-ketoglutamat atau hoksaloasetat, sehingga senyawa keto
ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam
keto. Ada 2 enzim penting dalam reaksi transaminase yaitu alanine transaminase dan
glutamate transaminase.
Reaksi transamease terjadi dalam mitokondria maupun dalam cairan
sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai
ko-enzim.

2. Deaminasi oksidatif

8
Asam amino dengan reaksi deaminasi dapat diubah menjadi asam glutamate. Dalam
beberapa sel bakteri, asam glutamate dapat mengalami proses deaminasi oksidatif
yang menggunakan glutamate dehydrogenase sebagai katalis.
Dalam proses ini asam glutamate melepaskan gugus amino dalam bentuk
NH+. Selain NAD+ glutamate dehydrogenase dapat pula menggunakan NADP
sebagai aseptor electron. Oleh karena asam glutamate merupakan hasil akhir proses
transaminase, maka glutamate dehydrogenase merupakan enzim yang penting dalam
metabolism asam amino oksidase dan d-asam oksidase.

-PEMBENTUKAN ASETIL KO-Enzim


Asetil ko-enzim a merupakan senyawa penghubung antara metabolism asam amino
dengan siklus asam sitrat. Ada 2 jalur metabolic yang menuju pada asetil koenzim a, yaitu
melalui asam piruvat dan melalui asam aseto asetat.
Asam asam amino yang menjalani jalur metabolic melalui asam piruvat ialah alanine,
sistein, serin, dan preonin. Alanine menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada reaksi
transaminase dengan asam a-ketoglutarat. Treonin diubah menjadi glisin dan asetaldehida
oleh enzim treonin aldolase. Glisin kemudian diubah menjadi asetil koenzim a melalui
pembentukan serin dengan jalan penambahan satu atom karbon berupa metal, hidroksi, dan
formil. Dengan koenzim yang bekerja yaitu tetrahidrofolat.

METABOLISME LEMAK

Proses pencernaan lemak di dalam tubuh dimulai di dalam mulut yaitu dikunya, dan
dicampur dengan air ludah, dan dicampur dengan enzim lipase lingual yang terdapat di dalam
kelenjar air liur. setelah itu lemak masuk ke dalam esofagus dan didalam esofagus lemak
tidak mengalami proses pencernaan. Kemudian ke lambung, di dalam lambung dengan
bantuan enzim lipase lingual dalam jumlah terbatas memulai proses hidrolisis trigliserida
menjadi digliserida dan asam lemak, dan proses ini terbatas sebab lipase lambung hanya
dapat melakukan hidrolisis dalam jumlah terbatas. lalu masuk ke dalam usus halus, di dalam
usus halus, bahan empedu dari kontong empedu mengemulsi lemak. anzim lipase yang
ebrasal dari pankreas dan dinding usus halus menghidrolisis lemak dalam bentuk emulsi
menjadi digliserida, monogliserida, gliserol, dan asam lemak. fosfolipida yang berasal dari
pankreas juga menghidrolisis fosfolipid menjadi asam lemak dan lisofosfolipida.
kolesteo=rolesterase berasal dari pankreas menghidrolisis ester kolesterol. lalu pencernaan
masih berlanjur ke dalam usus besar, sedikit lemak dan kolesterol yang terkurung dalam serat
makanan, dikeluarkan melalui feses.

9
dan dari usus halus lemak yang telah mengalami proses hidrolisi alan masuk ke dalam proses
metabolisme lemak, seperti yang tergambar dalam gambar diatas.

Lemak utama dalam makanan dalam darah berbentuk trigliserida, dan fungsi utamanya
adalah sebagai cadangan energi. sebagai cadangan energi, tubuh akan menyimpannya dalam
bentuk simpanan lemak yang utamanya disimpan dalam sel lemak dalam jaringan lemak
tubuh. sel-sel lemak memiliki enzim khusus di permukaannya yaitu lipoprotein lipase (LPL)
yang memiliki kemampuan melepaskan trigliserida dan lipoprotein, menghidrolisisnya dan
meneruskan hasil hidrolisis ke dalam sel.

jika sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan menghidrolisis simpanan
trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepaskan ke dalam pembuluh darah.
pada sel yang membutuhkan, komponen ini kemudian dibakar dan menghasilkan energi, CO2
dan H2O. pada tahap akhir hidrolisis, setiap pecahan berasal dari lemak mengikat pecahan
berasal dari glukosa sebelum akhirnya dioksidasi secara komplit menjadi CO2 dan H2O.
Lemak tubuh tidak dapat dihidrolisis secara sempurna tanpa kehadiran karbohidrat. tanpa
karbohidrat akan diperoleh hasil antara pambakaran lemak berupa bahan-bahan keton yang
dapat menimbulkan ketosis.

Karena itu untuk memperlancar hidrolisis lemak tubuh membutuhkan karbohidrat, karena itu,
jika mengonsumsi lemak dalam jumlah yang banyak sebaiknya diikuti dengan mengonsumsi
karbohidrat dalam jumlah yang banyak juga.

4. Apa hubungan keluhan nyeri pada sendi lutut dengan hasil laboratorium!
Penumpukan asam urat di dalam sendi adalah penyebab penyakit asam urat. Asam
urat sejatinya merupakan limbah yang terbentuk dari penguraian zat purin yang ada di
dalam sel-sel tubuh. Sebagian besar asam urat dibuang melalui ginjal dalam bentuk
urine dan sebagian kecil lainnya dibuang melalui saluran pencernaan dalam bentuk
tinja.
Jika asam urat yang dibuang dari tubuh jauh lebih sedikit dari jumlah yang
diproduksi, maka asam urat akan menumpuk dan membentuk kristal-kristal tajam
natrium urat berukuran mikro yang bermuara di dalam sendi atau di sekeliling
jaringan sendi. Ketika kristal-kristal tajam tersebut masuk ke ruang persendian dan
mengganggu lapisan lunak sendi, maka terjadilah peradangan yang terasa sangat sakit.
Ada beberapa faktor yang bisa memicu naiknya kadar asam urat di dalam darah, salah
satunya adalah makanan berzat purin tinggi yang kita konsumsi. Contoh-contoh

10
makanan tersebut adalah jeroan hewan (ginjal, hati, jantung), hidangan laut (kerang-
kerangan, kepiting, ikan teri, ikan makarel), dan daging merah (sapi, kambing,
kerbau).

5. Jelaskan tentang metabolisme Purin dan Pirimidin!

Metabolisme Purin

A. Biosintesis Nukleutida Purin:

1. Atom C (6) inti purin berasal dari karbon molekul CO 2 udara pernafasan
2. Atom N (1) inti purin berasal dari atom nitrogen gugus amino (-NH 2) molekul aspartat
3. Atom C (2) dan atom C (8) inti purin adalah produk reaksi transformilasi yang berasal dari
senyawa donor gugus formil yang mengakibatkan koenzim FH 4 (tetrahidrofolat)
4. Atom N (3) dan atom N (9) berasal dari nitrogen gugus amida molekul glutamine
5. Atom C (4), atom C (5), dan atom N (7) merupakan molekul glutamine

B. Tahapan biosintesis Purin:

1. SIntesis purin diawali oleh reaksi pembentukan molekul PRPP (5-phospho ribosil
pyrophosphate) yang berasal dari ribosa-5P yang mengaitkan ATP dengan ion Mg 2+ sebagai
activator

2. Selanjutnya pembentukan senyawa 5-phosphoribosilamin dari hasil reaksi PRPP dengan


glutamine. Reaksi ini menghasilkan pula asam amino glutamate + Ppi

3. Berikutnya pembentukan senyawa GAR syn-thetase

4. Kemudian GAR melakukan reaksi formilasi yang dikatalisis oleh enzim transformilase
dengan koenzim FH4 (tetrahidrofolat) dan senyawa donor gugus formil, membentuk senyawa
formil glisin amid ribosil-5P. Atom karbon gugus formil tersebut menempati posisi atom C-8
inti purin

5. Kemudian senyawa formil glisin amid ribosil 5P melakukan reaksi aminasi (pada atom
karbon ke-4 nya) dengan senyawa donor amino (berupa glutamin) dan terbentuknya senyawa
formil- glisinamidin- ribosil-5P. Atom N gugus amino yang baru menempati posisi N-3 inti
purin

11
6. Selanjutnya terjadi reaksi penutupan rantai dan terbentuknya senyawa amino-imidazole-
ribosil-5P, selanjutnya senyawa-senyawa amino- imidazole- ribosil-5P melakukan fiksasi CO 2
dengan biotin sebagai koenzim dan atom karbon yang difiksasi

7. Senyawa 5-amino- 4- amidazole- karboksamid- ribosil-5P melakukan reaksi formilasi yang


dikatalisis oleh enzim transformilase dengan koenzim FH 4 (tetrahidrofolat) dan senyawa
donor gugus formil, maka terbentuknya senyawa 5- formamido 4- imidazole- karboksamide-
ribosil- 5P

8. Akhirnya terjadilah reaksi penutupan cincin yang ke-2 kalinya terbentuklah derivate purin
yang pertama berupa IMP ( Inosin Monophosphate=inosinic acid) yaitu derivate hiposantin
atau 6- oksipurin. Sedangkan AMP dan GMP diturunkan dari IMP

C. Katabolisme Purin

Pada manusia hasil akhir katabolisme purin adalah asam urat. Tahapan sbb:

1. Gugus asam amino akan dilepaskan dari AMP membentuk IMP atau dari adenosine
membentuk inosin (hipoxantin)

2. IMP dan GMP oleh enzim 5-nukleotidase akan diubah ke bentuk nukleosida, yaitu inosin
dan guanosin

3. Purine nukleusida fosforilase akan merubah inosin dan guanosin menjadi basa purin, yaitu
hipoxantin dan guanine

4. Guanin akan mengalami deaminasi menjadi xantin

5. Hipoxantin akan dioksidasi oleh enzim yang sama menjadi asam urat, yang merupakan
produk akhir dari proses degradasi purin pada manusia. Asam urat akan dieksresikan ke
dalam urin.

Metabolisme Pirimidin

A. Biosintesis Pirimidin

Umumnya biosintesis purin dan pirimidin memerlukan bahan pembentukan yang sama
misalnya PRPP, glutamine CO2, asam aspartat, koenzim tetrahidofolat. Tetapi ada satu
perbedaan yang jelas sekali yaitu pada saat terjadinya penambahan gugus ribosa-P (pada
biosintesis purin), penambahan gugus ribosa-P tersebut sudah berlangsung ditahap awal,

12
sedangkan pada biosintesis pirimidin berlangsung setelah perjalanan beberapa tahap lebih
jauh.

B. Tahapan biosintesis Pirimidin

1. Reaksi oleh pembentukan karbamoil-P yang dihasilkan dari reaksi antara glutamine, ATP
dan CO2 yang dikatalisis oleh enzim karbamoil-P sintetase yang berlangsung didalam sitosol.
Berbeda dengan enzim karbamoil-P sintase yang bekerja pada reaksi pembentukan urea,
dimana reaksinya berlangsung bukan didalam sitosol melainkan didalam mitokondria

2. Karbamoil-P berkondensasi dengan asam aspartat menghasilkan senyawa karbanoil-


asparta. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aspartat transkarbanmoilase

3. Reaksi penutupan rantai sambil membebaskan H 2O dari molekul karbamoil-aspartat


sehingga dihasilkan asam dehidro orotat (DHOA= dehidroorotic acid). Reaksi tersebut
dikatalisis oleh enzim dehidroorotase

4. Reaksi yang dikatalisis oleh enzim DHOA dehidrogenase dengan koenzim NAD =, DHOA
menghasilkan asam arotat (OA= arotic acid)

5. Reaksi penambahan gugus ribosa-P pada asam orotat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim
orotat fosforibosil transferase dan dihasilkan orotidilat OMP (orotidin mono phosphate)

6. Enzim orotidilat dikarboksilase mengkatalis reaksi dikarboksilasi orotidilat dan


menghasilkan uridilat (uridin mono phosphate) yaitu produk nukleotida pertama pada
biosintesis pirimidin

7. Pada reaksi (12) adalah satu-satunya reaksi biosinteis nukleotida pirimidin yang
membutuhkan turunan tetrahidofolat. Gugus metilen pada N5 dan N10 metilen-
tetrahidrofolat direduksi menjadi gugus metal yang ditransfer dan tetrahidrofolat dioksidasi
menjadi dihidrofolat. Agar sintesis pirimidin dapat berlangsung dihidrofolat harus di reduksi
kembali menjadi tetrahidrolofat. Reaksi ini dikatalisis oleh dehidrofolat reduktase. Oleh
karena itu, sel yang sedang membelah, yang harus menghasilkan TMP dan dihidrofolat

C. Katabolisme Pirimidin

1. Hasil akhir katabolisme pirimidin adalah CO 2, ammonia, betalanin, dan propionate sangat
mudah larut dalam air bila kelebihan diproduksi dan jarang didapati kelainan

13
2. Hiperurikemia dengan kelebihan diproduksi PRPP akan terjadi peningkatan nukleotida dan
peningkatan ekskresi dari betalanin

3. Difesisensi folat dan vitamin B12 dengan defisiensi TMP

6. Bagaimana status gizi dari skenario 2!

Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak tubuh. Penanda kandungan


lemak tubuh yang digunakan adalah indeks massa tubuh (IMT), yang dapat dihitung sebagai
berikut.

IMT = Berat badan dalam kg/Tinggi badan dalam m


Secara klinis, IMT yang bernilai antara 25 dan 29,9 kg/ m2 disebut overweight, dan nilai IMT
lebih dari 30 kg/m2 disebut obese. IMT bukan merupakan suatu pengukuran langsung
terhadap adipositas dan tak dapat dipakai pada individu dengan IMT yang tinggi akibat
besarnya massa otot. Cara yang lebih baik untuk mendefinisikan obesitas adalah dengan
mengukur persentase lemak tubuh total. Obesitas biasanya dinyatakan dengan adanya 25
persen lemak tubuh total atau lebih pada pria dan sebanyak 35 persen atau lebih pada wanita.
Meskipun persentase lemak tubuh dapat diperkirakan dengan berbagai cara, seperti
pengukuran tebal lipatan kulit, impedansi bioelektrik, atau pengukuran berat badan di dalam
air, metode-metode tersebut jarang digunakan, karena IMT lebih sering digunakan untuk
menilai obesitas. Prevalensi obesitas pada anak dan dewasa di Amerika Serikat dan di banyak
negara maju lainnya sangat meningkat, yang bertambah lebih dari 30 persen selama dekade
terakhir. Kira-kira 65 persen orang dewasa di Amerika Serikat mengalami overweight dan
hampir 33 persennya mengalami obesitas. Begitu seseorang menjadi obese dan berat
badannya stabil, masukan energi sekali lagi akan seimbang dengan pengeluaran energi. Agar
seseorang dapat mengurangi berat badannya, masukan energi harus
lebih kecil dari pengeluaran energi.

Jadi, dari kasus berat badan 95 kg, dengan tinggi badan 168 cm :

Indeks massa tubuh : 168/100 = 1.682 = 2,8224.

95 : 2,8224 = 33,6 ( obesitas )

14
Sangat terlihat bahwa pasien obesitas, didukung pada scenario disebutkan bahwa klien
memiliki hobby kuliner, dan jarang berolahraga.

7. Peranan dari sumber asam amino esensial dan non esensial!

Setelah karbohidrat, protein merupakan biomolekul yang sangat penting untuk kehidupan.
Sumber utama protein diantaranya susu, keju, daging, telur, dan sebagainya. Protein
berfungsi penting untuk pertumbuhan, immunitas, dan mempertahankan proses normal
metabolisme.

Molekul protein merupakan bentuk polimerisasi dari asam amino terutama dari unit monomer
asam amino yang saling diikat oleh ikatan peptida. Total ada sekitar dua puluhan asam
amino yang terlibat dalam pembentukan protein. Seluruh protein dibentuk dari karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Beberapa jenis protein mengandung bahan non-metal
seperti phosphor atau iodine, sedangkan yang berbahan metal contohnya besi, zinc, cobalt,
dan sebagainya.

Semua protein terbuat dari asam amino yang memiliki dua kelompok fungsi yaitu amino
grup dan karboksil grup yang saling berhadapan, dimana keduanya terikat pada atom
karbon yang sama. Lihat gambar di bawah ini.

Sebagai bahan penting untuk kehidupan, asam amino dikelompokkan menjadi dua, yaitu
asam amino esensialdan asam amino non esensial. Berikut ini adalah daftar lengkap asam
amino esensial dan non esensial.

Asam amino esensial

15
Dari sekitar dua puluhan asam amino yang kita kenal, sekitar sepuluh macam tidak
bisa dibentuk oleh tubuh manusia dan harus didatangkan dari asupan makanan. Itulah yang
disebut asam amino esensial, sering juga disebut asam amino indispensable. Asam amino
esensial ini diperlukan untuk pertumbuhan tubuh. Jika kekurangan kelompok asam amino ini
akan menderita busung lapar (kwashiorkor). Berbeda dengan lemak atau karbohidrat yang
bisa disimpan, tubuh kita tidak dapat menyimpan asam amino. Itu sebabnya asupan asam
amino yang cukup dari makanan selalu diperlukan setiap hari.Sebenarnya dari beberapa jenis
asam amino esensial seperti arginin dapat dibuat oleh tubuh, tetapi prosesnya sangat lambat
dan tidak mencukupi untuk seluruh kebutuhan. Jadi juga harus disuplai dari makanan. Selain
itu beberapa jenis asam amino juga berfungsi saling melengkapi satu sama lain. Contohnya
metionin diperlukan untuk memproduksi cystein, atau fenilalanin diperlukan untuk
membentuk tirosin.

Asam amino esensial Struktur

Histidine

Isoleucine

Leucine

16
Lysine

Methionine

Phenylalanine

Threonine

Tryptophan

Valine

17
Asam amino non esensial

Ada sepuluh asam amino yang bisa dibentuk oleh tubuh manusia, dan disebut asam amino
non esensial atau asam amino dispensable. Karena bisa dibentuk sendiri oleh tubuh maka
tidak harus memperoleh asupan dari makanan. Berikut ini adalah daftar asam amino non
esensial.

Asam amino non esensial Struktur

Alanine

Arginine*

Asparagine

Aspartic acid

Cysteine*

18
Glutamic acid

Glutamine*

Glycine

Proline*

Selenocysteine*

19
Serine*

Taurine*

Tyrosine*

Ornithine*

8. Metabolisme zat gizi meliputi metabolisme vitamin, Air dan mineral !

Metabolisme Vitamin

Vitamin A

Retinol diserap sekitar 70-90% per hari dari total retinol yang masuk ke dalam usus
halus. Retinil ester ( turunan retinol) dihidrolisis oleh enzim lipase pankreas dan juga oleh
retinil ester hidrolase di brush border usus. Retinol yang dalam diambil oleh enterosit secara
diffusi terfasilitasi dari micellenya. Selain itu, retinol juga masuk ke enterosit melalui diffusi
pasif yaitu ketika protein transport pada brushborder usus telah jenuh (penuh dengan vitamin
A).

20
-karoten dan karotenoid provitamin A lainnya menjalani pemecahan oksidatif retinaldehid di
mukosa usus, dikatalisasi oleh karoten dioksigenase. Retinaldehid mengikat protein pengikat
retinoid intraseluler (CRBP II), dan direduksi menjadi retinol oleh dehidrogenase
mikrosomal, kemudian diesterifikasi dan disekresikan di kilomikron bersama dengan ester
retinil terbentuk dari retinol makanan.

Retinol diangkut dalam darah dengan protein darah, -globulin, yaitu retinol binding protein
(RBP), dengan adanya RBP, retinol yang tidak larut air dapat diangkut dalam darah. RBP
juga mencegah terjadinya oksidasi dari retinol dan juga mampu membuat retinol sampai ke
target jaringan yang dituju.

Vitamin D

Kebutuhan vitamin D dipenuhi melalui diet dan pajanan sinar matahari di kulit. Pajanan sinar
matahari ke kulit menginduksi konversi fotolitik dari 7-dehydrocholesterol menjadi
previtamin D3 yang diikuti oleh isomeriasi termal vitamin D3. Bila kulit terpajan sinar
matahari atau sumber penyinaran artifisial tertentu, radiasi ultraviolet memasuki epidermis
dan menyebabkan transformasi 7,8-dehydrocholesterol ke vitamin D3(cholecalciferol).
Selanjutnya vitamin D3 dibawa ke hati dan dimetabolisir menjadi 25(OH)D oleh mitokondria
hati dan enzim mikrosom. Pembuatan 25(OH)D di hati diatur oleh mekanisme umpan balik,
yakni peningkatan konsumsi diet dan produksi endogen vitamin D3. Setelah pembentukan di
hati, 25(OH)D akan dibawa ke ginjal oleh protein pengikat vitamin D (Vitamin D binding
protein) dan mendapat tambahan C1 dan C24. Aktivitas 25(OH)D di mitokondria ginjal
ditingkatkan oleh hipokalsemia dengan meningkatkan konversi 25(OH)D menjadi
1,25(OH)2D

Dalam proses bioaktifasi vitamin D formasi bentuk 1,25(OH)2D dari 25(OH)D dalam kondisi
fisiologi normal, utamanya dilakukan di ginjal, tetapi ternyata terdapat beberapa organ lain
yang dapat melakukan perubahan tersebut terutama dalam kondisi spesifik (kehamilan, gagal
ginjal kronik, sarkoidosis, tuberkulosis, kelainan granulomatosa dan rheumatoid arthritis).
Setelah menjadi metabolit aktif vitamin D (1,25(OH)2D3 maka vitamin D dapat
dimanfaatkan oleh berbagai jaringan perifer.

Vitamin E

Pencernaan vitamin E dalam lumen usus kecil mirip dengan pencernaan lemak. Vitamin larut
lemak ini membutuhkan empedu dan sekresi pankreas untuk membentuk misel untuk

21
penyerapannya oleh sel epitel usus. Vitamin E diserap oleh usus sebagian dimediasi oleh
scavenger receptor kelas B tipe 1 (SR-B1), dalam suatu mekanisme yang mirip dengan
penyerapan kolesterol. Usus menyerap vitamin E melibatkan mekanisme yang kompleks
seperti protein trafficking intraseluler, modulasi reseptor nukleus, dan aktivitas ATP binding
cassette transporters. Dispersi vitamin E dalam lumen usus, bersama-sama dengan lemak
dapat mempengaruhi pencernaan dan penyerapan vitamin E. Setelah memasuki sirkulasi
melalui duktus thoracicus, kilomikron trigliserida dihidrolisis oleh lipase lipoprotein
endhotelium, sehingga menghasilka kilomikron sisa. Keluarnya asam lemak dan beberapa
molekul vitamin E yang kemudian ditransfer ke jaringan perifer, sedangkan sisa-sisa
kilomikron, juga membawa vitamin E, kemudian diambil oleh endositosis hati melalui
perantara reseptor. Vitamin E lebih mudah diserap usus, apabila terdapat lemak dan dalam
kondisi tubuh yang mempermudah penyerapan lemak. Tokoferol dari makanan diserap oleh
usus digabungkan dengan kilomikron dan ditransportasikan ke hati melalui sistim limfatik
dan saluran darah.

Vitamin K

Phylloquinone diserap di proksimal intestinum tenue, dengan mekanisme energy dependent,


dan dimasukkan ke dalam kilomikron. Estrogen meningkatkan penyerapan phylloquinone di
kedua hewan jantan dan betina, dan hewan jantan lebih rentan terhadap vitamin diet
kekurangan K daripada perempuan. Bahkan setelah puasa semalam, sekitar setengah vitamin
K plasma muncul dalam kilomikron sisa, dan hanya seperempat di LDL. Konsentrasi
phylloquinone plasma dikaitkan dengan varian genetik dari apoprotein E, yang menentukan
pengikatan kilomikron sisa ke reseptor lipoprotein hati. Jaringan ekstrahepatik mengambil
phylloquinone dari kilomikron dan VLDL, dan mensintesis menaquinone-4, yang merupakan
vitamer utama dalam jaringan selain hati. Beberapa menaquinone-4 juga diserap ke dalam
sistem portal dari usus besar.

Menaquinones diserap terutama dari ileum terminal, di mana terdapat garam empedu,
kemudian dibawa ke dalam pembuluh darah portal. Sedikit dari menaquinones dibentuk oleh
bakteri kolon dapat diserap, karena mereka tetap terikat erat ke membran sel bakteri. Sekitar
90% dari total vitamin K hati adalah menaquinone 7 sampai 13. 60% sampai 70% dari
asupan harian phylloquinone diekskresikan, terutama sebagai konjugat dalam empedu, dan
waktu paruh dari phylloquinone hanya sekitar 17 jam. Hal ini menunjukkan bahwa ada
perputaran yang cepat dan hanya sedikit penyimpanan vitamin K. Sekitar 10% dari total

22
vitamin K hati biasanya hadir sebagai epoksida, yang dibentuk oleh vitamin K dependent
carboxylase dan biasanya kembali ke vitamin aktif. Menadione terutama diserap dengan cara
sistem portal, meskipun beberapa juga diserap ke dalam sistem limfatik.

Vitamin B1

Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang
memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantumengkonversi
karbohidrat menjadi energi yang diperlukantubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu,
vitamin B1 juga membantuproses metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi
vitaminB1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh
juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan,jantung, dan sistem saraf.
Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengkonsumsi banyak gandum, nasi,
daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah yangtelah terbukti
banyak mengandung vitamin B1.

Vitamin B2

Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalammetabolisme di tubuh manusia. Di


dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salahsatu kompenen koenzim
flavinmononukleotida (flavinmononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida
(adeninedinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasienergi bagi
tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalampembentukan molekul steroid,
sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti
kulit, rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukanpada sayur-sayuran segar,
kacang kedelai, kuning telur, dan susu.Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya
tahan tubuh, kulit keringbersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan. Riboflafin
dibebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan FMN di dalam lambung yang
bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian di dalam usus halus dihidrolisis oleh enzim-
enzim pirofosfatase dan fosfatase menjadi riboflafin bebas. Riboflafin di absorpsi dibagian
atas usus halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan natrium untuk kemudian
mengalami fosforisasi hingga menjadi fmn di dalam mukosa usus halus. Riboflafin
dan FMN dalam aliran darah sebagian besar terikat pada albumin dan sebagian kecil pada
immunoglobulin G.

Vitamin B3 (Niasan)

23
Penyerapan asam nikotinat dan nikotinamida dari lambung dan usus berlangsung cepat
(Bechgaard dan Jespersen, 1977) dan pada konsentrasi rendah dimediasi oleh difusi
terfasilitasi bergantung natrium. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, bersifat lebih dominan
difusi pasif, dengan dosis 3 sampai 4 g niasin hampir sepenuhnya diserap (Bechgaard dan
Jespersen, 1977). Glycohydrolase dalam hati dan usus mengkatalisis pelepasan nicotinamide
dari NAD (Henderson dan Gross, 1979). Nicotinamide kemudian diangkut ke jaringan yang
akan digunakan dalam sintesis NAD bila diperlukan. Kedua bentuk vitamin masuk sel
dengan difusi sederhana, namun, kedua asam nikotinat dan nikotinamida juga masuk eritrosit
dengan difusi terfasilitasi.

Koenzim niasin, NAD dan NADP disintesis dalam semua jaringan tubuh dari asam nikotinat
atau nicotinamide. Konsentrasi jaringan NAD tampaknya diatur oleh konsentrasi
nicotinamide ekstraseluler, yang berada di bawah kendali hati dan pengaruh hormon.
Hidrolisis NAD hati memungkinkan pelepasan nicotinamide untuk transportasi ke jaringan
yang tidak memiliki kemampuan untuk mensintesis NAD dan NADP koenzim dari triptofan.
Dalam hati beberapa kelebihan nicotinamide plasma diubah menjadi NAD simpanan (yaitu,
NAD tidak terikat enzim). Triptofan dan asam nikotinat juga berkontribusi terhadap
penyimpanan NAD mengikuti jalur biosintesis, melalui NAMN, yang kemudian
direamidasikan ke NAD. Dalam degradasi NAD, nicotinamide terbentuk dapat dikonversi ke
NAD melalui ribonucleotide nicotinamide. Nicotinamide dapat dideaminasi dalam saluran
usus oleh mikroflora usus.

Vitamin B5 (Asam Pantotenat)

Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal ini
menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam
reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga
komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otakdan memproduksi senyawa asam
lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam
berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga
makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2,
defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu,
gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur. Asam
pantotenat di konsumsi sebagai dari KoA yang oleh enzim fosfotase dalam saluran cerna di
hiidrolisis menjadi 4-fosfopantotein dan Asam pantotenat yang kemudian di absorpsi. Asam

24
pantotenat di keluarkan melaui urin, terutama sebagai hasil metabolism koenzim A. Nilai
darah normal adalah > 100 g/dl dan ekskresi melalui urin sebanyak 1-5 mg/hr. dengan
memakan adekuat, sebanyak 2 7 mg/hr di keluarkan melalui urin dan 1-2 mg/hr, melalui
feses, nilai ini merupakan indicator yang sensitive tentang konsumsi makanan.

Vitamin B6

Dalam jaringan hewan, bentuk utama dari B6 adalah PLP, berikutnya adalah PMP.
Penyerapan di usus melibatkan hidrolisis yang dimediasi oleh fosfatase, lalu diikuti dengan
transportasi dalam bentuk nonfosforilasi ke dalam sel mukosa. Transportasinya dengan
mekanisme difusi pasif yang tidak bisa terjenuhkan (dapat menerima seberapa banyak pun
substrat). Bahkan dosis sangat besar diserap dengan baik. PN glukosida diserap kurang
efektif daripada PLP dan PMP dan pada manusia, PN glukosida didekonjugasikan oleh
glucosidase mukosa usus. Beberapa PN glukosida diserap utuh dan dapat dihidrolisis pada
berbagai jaringan. Sebagian besar B6 nonfosforilasi diserap masuk ke hati. PN, PL, dan PM
dikonversi ke PNP, PLP, dan PMP oleh PL kinase. PNP, biasanya hanya ditemukan pada
konsentrasi yang sangat rendah, dan PMP dioksidasi menjadi PLP oleh PNP oksidase. PMP
juga dihasilkan dari PLP melalui reaksi transaminase. PLP terikat ke berbagai protein dalam
jaringan, ini melindunginya dari aksi fosfatase. Kapasitas pengikat protein membatasi
akumulasi PLP jaringan jika masukan B6 sangat tinggi. Ketika kapasitas ini terlampaui, PLP
bebas dengan cepat dihidrolisis dan bentuk nonfosforilasi dari B6 yang dirilis oleh hati dan
jaringan lain ke dalam sirkulasi. Pada dosis farmakologis dari B6, kapasitas tinggi protein
pengikat PLP otot, plasma, dan eritrosit (hemoglobin) memungkinkan mereka untuk
mengakumulasi sangat tinggi PLP ketika jaringan lainnya jenuh.

Vitamin B8 (Biotin)

Biotin ada sebagai biotin bebas dan terikat protein bentuk dalam makanan. Mekanisme
hidrolisis usus dari biotin terikat protein masih belum jelas, dan sedikit yang diketahui
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas. Meskipun sebagian besar biotin
diet dalam keadaan terikat protein, baik pada daging maupun sereal sereal, biotin dalam
sereal tampaknya kurang berfungsi secara biologis (Mock, 1996). Avidin, protein yang
ditemukan dalam jumlah yang cukup di putih telur mentah, telah terbukti mengikat biotin
dalam usus kecil dan mencegah penyerapan (Mock, 1996). Biotinidase diduga memainkan
peran penting dalam pelepasan biotin dari ikatan kovalennya pada protein (Wolf et al., 1984).

25
Dosis dari biotin bebas (tidak terikat) diberikan kepada individu yang memiliki kekurangan
biotinidase dan telah terbukti untuk mencegah gejala yang terlihat pada defisiensi biotinidase,
menunjukkan bahwa defisiensi biotinidase disebabkan kurangnya biotin relatif melalui
kurangnya pencernaan protein yang cukup terikat biotin, tidak memadai reabsorpsi ginjal,
atau keduanya.

Vitamin B9 (Asam Folat)

Folat dalam makanan (derivatif poliglutamat) dihidrolisis menjadi monoglutamate dalam


usus sebelum penyerapan di mukosa usus. Pembelahan ini dicapai oleh -glutamylhydrolase,
umumnya disebut conjugase folat. Bentuk monoglutamate folat secara aktif diangkut
melewati usus kecil proksimal dengan proses pH-dependent saturable. Jika yang dikonsumsi
dalam bentuk monoglutamate folat, diserap dengan mekanisme difusi pasif yang nonsaturable
(tidak jenuh jenuh sebanyak apapun substrat). Monoglutamate, terutama 5-metil-
tetrahydrofolate, muncul dalam sirkulasi portal. Banyak folat ini dapat diambil oleh hati, di
mana ia dimetabolisme menjadi turunan poliglutamat dan ditahan atau dilepaskan ke dalam
darah atau kantong empedu. Sekitar dua-pertiga dari folat dalam plasma adalah terikat
protein. Sebagian folat plasma terikat dengan afinitas rendah oleh protein pengikat, terutama
albumin, yang mengikat sekitar 50 persen folat.

Vitamin B12

Tidak ada studi yang ditemukan pada penyerapan B12 dari makanan susu atau dari daging
merah selain daging kambing dan efisiensi penyerapan liver. Penyerapan B12 dari hati
dikabarkan rendah karena kandungan B12nya yang tinggi. Meskipun bukti menunjukkan
bahwa kandungan B12 dari 1,5 sampai 2,5 mg / makan, reseptor ileum memiiki batas jenuh,
dengan demikian akan membatasi penyerapan lebih lanjut (Scott, 1997), penyerapan
sebanyak 7 mg dalam satu subjek (18 persen) dilaporkan dari satu porsi pasta hati yang berisi
38 ug B12 (rata penyerapan adalah 4,1 mg atau 11 persen) (Heyssel et al., 1966). Secara
khusus, diasumsikan bahwa 50 persen dari B12 makanan diserap oleh orang dewasa yang
sehat dengan fungsi lambung normal. Sebuah penyerapan pecahan yang lebih kecil akan
berlaku, namun, hanya jika seseorang mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin B12.
Berbagai tingkat penyerapan diasumsikan dalam berbagai kondisi. B12 muncul dalam diet
hanya dalam makanan yang telah difortifikasi dengan B12, seperti sereal sarapan dan makan
pengganti cairan. B12 terus disekresi dalam empedu.

26
Vitamin C

Pada tikus dan hamster (yang menganggap askorbat tidak sebagai vitamin), penyerapan
melalui usus secara pasif, sedangkan pada babi guinea dan manusia ada transpor aktif
dependen natrium pada membran brush border, dan dengan transportasi independen natrium
pada membran basolateral. Usus menyerap dehydroascorbate dengan carrier-mediated, lalu
terjadi reduksi intraseluler ke askorbat sebelum transportasi melintasi membran basolateral
(Malo dan Wilson, 2000). Askorbat disekresikan dalam cairan lambung, dan rasio askorbat
plasma : askorbat cairan lambung adalah 4-5: 1 (Mowat andMcColl, 2001). Sekitar 80%-95%
dari askorbat makanan diserap, sekitar 100 mg per hari; penyerapan menjadi lebih rendah
pada keadaan vitamin C yang lebih banyak, turun hingga 50% untuk dosis 1,5 g sampai 25%
untuk dosis 6-g, dan 16% untuk 12 g dosis (Rivers, 1987). Askorbat yang tidak terserap pada
keadaan dosis tinggi akan menjadi substrat untuk metabolisme bakteri usus. Askorbat dan
dehydroascorbate diambil jaringan dengan mekanisme yang terpisah, dan ada sedikit atau
tidak ada sama sekali kompetisi diantaranya (Welch et al, 1995) :

1. Askorbat memasuki sel dengan cara transporter tergantung natrium.

2. Dehydroascorbate memasuki dengan transporter glukosa (tergantung insulin) (GLUT),


dan direduksi menjadi askorbat di dalam sel

Metabolisme Air

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan
100 kPa (1 bar) dan temperatur 273.15 K (0C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut
yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya,
seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik
(Anonim, 2010). Air (H20) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di
dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air.
Namun bergantung kepada kandungan lemak dan otot yang terdapat di dalam tubuh, nilai
persentase ini dapat bervariasi antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa. Oleh
karena itu maka tubuh yang terlatih dan terbiasa berolahraga seperti tubuh seorang atlet
biasanya akan mengandung lebih banyak air jika dibandingkan tubuh non atlet (Irawan,
2007).

27
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu : cairan
intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES):

1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total


Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari
cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70
kg). Sebaliknya, hanya dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total
Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES) menurun dengan peningkatan usia.
Pada bayi baru lahir, kira-kir cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah 1
tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini
hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES)
dibagi menjadi :
a. Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada
orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif
terhadap ukuran tubuh, volume (CIT) kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada
bayi baru lahir dibanding orang dewasa.
b. Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh
darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak.
Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%)
dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel
darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja
sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan
trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-
beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain
c. Cairan Transelular (CTS)
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh
(CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan
intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati
jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan
keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-
intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi 6-8 L per-hari.

28
Menurut Horne (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi air dalam tubuh
meliputi:

a. Sel-sel lemak: Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan
peningkatan lemak tubuh.

b. Usia: Sesuai aturan, cairan tubuh menurun dengan peningkatan usia.

c. Jenis kelamin: Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proposional, karena
lebih banyak mengandung lemak tubuh.

Perubahan pada air dalam tubuh sesuai usia

Bayi prematur 80% dari berat badan

3 bulan 70% dari berat badan

6 bulan 60% dari berat badan

1-2 tahun 59% dari berat badan

11-16 tahun 58% dari berat badan

Dewasa 58-60% dari berat badan

Dewasa gemuk 40-50% dari berat badan

Dewasa kurus 70-75% dari berat badan

Lansia 45-55% dari berat badan

Untuk mempertahankan status hidrasi, setiap orang dalam sehari rata-rata


memerlukan 2.5 L air. Jumlah tersebut setara dengan cairan yang dikeluarkan tubuh baik
berupa keringat, uap air, maupun cairan yang keluar bersama tinja (Irianto, 2007).

Pemasukan air dalam tubuh terdiri dari air minum dan air yang terkandung dalam
makanan. Air metabolisme diproduksi oleh proses oksidasi dari karbohidrat, protein, dan
lemak. (Eastwood, 2003 ; Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan FKUI, 2007). Menurut Eastwood (2003) 1 gram karbohidrat, protein, dan
lemak masing-masing memproduksi 0.60 gram, 0.41 gram, dan 1.07 gram air. Air yang
diminum atau air dalam makanan diserap di usus, masuk ke pembuluh darah, beredar ke
seluruh tubuh. Di kapiler air difiltrasi ke ruang interstisium, selanjutnya masuk ke dalam sel

29
secara difusi, dan sebaliknya, dari dalam sel keluar kembali. Dari darah difiltrasi di ginjal dan
sebagian kecil dibuang sebagai urin, ke saluran cerna dikeluarkan sebagai liur pencernaan
(umumnya diserap kembali), ke kulit dan saluran nafas keluar sebagai keringat dan uap air
(Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007).

Keringat dihasilkan kelenjar keringat yang tersebar di sebagian besar kulit. Bila suhu
tubuh meningkat, secara refleks terjadi sekresi keringat. Komposisi air keringat mirip dengan
cairan ekstraseluler tetapi kadar garamnya lebih rendah (hipotonis). Keringat lebih berperan
sebagai pengatur suhu tubuh, bukan sebagai pengatur cairan tubuh (Unit Pendidikan
Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007).

Jumlah pengeluaran cairan tubuh (mL)

- Pada suhu normal Insensibel kulit mengeluarkan cairan tubuh sebesar 350 mL

- Pada suhu panas Insensibel kulit mengeluarkan cairan tubuh sebesar 350 mL

- Saat bekerja berat Insensibel kulit mengeluarkan cairan tubuh sebesar 350 mL

- Pada suhu normal Saluran napas mengeluarkan cairan tubuh sebesar 350 mL

- Pada suhu panas Saluran napas mengeluarkan cairan tubuh sebesar 250 mL

- Saat bekerja berat Saluran napas mengeluarkan cairan tubuh sebesar 650 mL

- Pada suhu normal Urin mengeluarkan cairan tubuh sebesar 1400 mL

- Pada suhu panas Urin mengeluarkan cairan tubuh sebesar 1200 mL

- Saat bekerja berat Urin mengeluarkan cairan tubuh sebesar 500 mL

- Pada suhu normal Keringat mengeluarkan cairan tubuh sebesar 100 mL

- Pada suhu panas Keringat mengeluarkan cairan tubuh sebesar 1400 mL

- Saat bekerja berat Urin mengeluarkan cairan tubuh sebesar 5000 mL

30
- Pada suhu normal Urin mengeluarkan cairan tubuh sebesar Feses 100 mL

- Pada suhu panas Urin mengeluarkan cairan tubuh sebesar Feses 100 mL

- Saat bekerja berat Urin mengeluarkan cairan tubuh sebesar Feses 100 mL

Total pengeluaran cairan tubuh

- Pada suhu normal : 2300 mL

- Pada suhu pasan : 3300 mL

- Saat bekerja berat : 6600 mL

(Sumber: Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


FKUI, 2007). Kebutuhan air sangat dipengaruhi aktivitas fisik, suhu lingkungan
serta suhu tubuh (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan FKUI, 2007; Eastwood, 2003).
Bila udara panas, keringat lebih banyak dihasilkan. Saat berolahraga atau kerja
berat, dimana suhu tubuh meningkat, dihasilkan pula keringat yang lebih banyak.
Air berasal dari minuman, makanan dan hasil metabolisme (karbohidrat, protein
dan lemak) (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan FKUI, 2007). Namun menurut Eastwood (2003) selain dipengaruhi
oleh suhu udara, kebutuhan air dapat pula dipengaruhi oleh aktivitas, diet, dan
kesehatan.

1. Metabolisme Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu
pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273.15 K (0C). Zat kimia ini
merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
jenis gas dan banyak macam molekul organik (Anonim, 2010). Air (H20)
merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam tubuh
manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air. Namun

31
bergantung kepada kandungan lemak dan otot yang terdapat di dalam tubuh, nilai
persentase ini dapat bervariasi antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa.
Oleh karena itu maka tubuh yang terlatih dan terbiasa berolahraga seperti tubuh
seorang atlet biasanya akan mengandung lebih banyak air jika dibandingkan tubuh
non atlet (Irawan, 2007).
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu :
cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES):
3. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total
Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari
cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70
kg). Sebaliknya, hanya dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
4. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total
Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES) menurun dengan peningkatan usia.
Pada bayi baru lahir, kira-kir cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah 1
tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini
hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES)
dibagi menjadi :
d. Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada
orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif
terhadap ukuran tubuh, volume (CIT) kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada
bayi baru lahir dibanding orang dewasa.
e. Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh
darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak.
Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%)
dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel
darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja
sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan
trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-
beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain
f. Cairan Transelular (CTS) :
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh
(CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan
intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati
jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan
keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-
intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi 6-8 L per-hari.
32
Menurut Horne (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi air dalam tubuh
meliputi:
d. Sel-sel lemak: Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan
peningkatan lemak tubuh.
e. Usia: Sesuai aturan, cairan tubuh menurun dengan peningkatan usia.
f. Jenis kelamin: Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proposional, karena
lebih banyak mengandung lemak tubuh.
Perubahan pada air dalam tubuh sesuai usia
Bayi prematur 80% dari berat badan
3 bulan 70% dari berat badan
6 bulan 60% dari berat badan
1-2 tahun 59% dari berat badan
11-16 tahun 58% dari berat badan
Dewasa 58-60% dari berat badan
Dewasa gemuk 40-50% dari berat badan
Dewasa kurus 70-75% dari berat badan
Lansia 45-55% dari berat badan
Untuk mempertahankan status hidrasi, setiap orang dalam sehari rata-rata
memerlukan 2.5 L air. Jumlah tersebut setara dengan cairan yang dikeluarkan
tubuh baik berupa keringat, uap air, maupun cairan yang keluar bersama tinja
(Irianto, 2007).
Pemasukan air dalam tubuh terdiri dari air minum dan air yang terkandung dalam
makanan. Air metabolisme diproduksi oleh proses oksidasi dari karbohidrat,
protein, dan lemak. (Eastwood, 2003 ; Unit Pendidikan Kedokteran-
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007). Menurut Eastwood
(2003) 1 gram karbohidrat, protein, dan lemak masing-masing memproduksi 0.60
gram, 0.41 gram, dan 1.07 gram air. Air yang diminum atau air dalam makanan
diserap di usus, masuk ke pembuluh darah, beredar ke seluruh tubuh. Di kapiler
air difiltrasi ke ruang interstisium, selanjutnya masuk ke dalam sel secara difusi,
dan sebaliknya, dari dalam sel keluar kembali. Dari darah difiltrasi di ginjal dan
sebagian kecil dibuang sebagai urin, ke saluran cerna dikeluarkan sebagai liur
pencernaan (umumnya diserap kembali), ke kulit dan saluran nafas keluar sebagai
keringat dan uap air (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan FKUI, 2007).
Keringat dihasilkan kelenjar keringat yang tersebar di sebagian besar kulit. Bila
suhu tubuh meningkat, secara refleks terjadi sekresi keringat. Komposisi air
keringat mirip dengan cairan ekstraseluler tetapi kadar garamnya lebih rendah
(hipotonis). Keringat lebih berperan sebagai pengatur suhu tubuh, bukan sebagai

33
pengatur cairan tubuh (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan FKUI, 2007).

Jumlah pengeluaran cairan tubuh (mL)


- Pada suhu normal Insensibel kulit mengeluarkan cairan tubuh sebesar 350 mL
- Pada suhu panas Insensibel kulit mengeluarkan cairan tubuh sebesar 350 mL
- Saat bekerja berat Insensibel kulit mengeluarkan cairan tubuh sebesar 350 mL

- Pada suhu normal Saluran napas mengeluarkan cairan tubuh sebesar 350 mL
- Pada suhu panas Saluran napas mengeluarkan cairan tubuh sebesar 250 mL
- Saat bekerja berat Saluran napas mengeluarkan cairan tubuh sebesar 650 mL

- Pada suhu normal Urin mengeluarkan cairan tubuh sebesar 1400 mL


- Pada suhu panas Urin mengeluarkan cairan tubuh sebesar 1200 mL
- Saat bekerja berat Urin mengeluarkan cairan tubuh sebesar 500 mL

- Pada suhu normal Keringat mengeluarkan cairan tubuh sebesar 100 mL


- Pada suhu panas Keringat mengeluarkan cairan tubuh sebesar 1400 mL
- Saat bekerja berat Urin mengeluarkan cairan tubuh sebesar 5000 mL

- Pada suhu normal Urin mengeluarkan cairan tubuh sebesar Feses 100 mL
- Pada suhu panas Urin mengeluarkan cairan tubuh sebesar Feses 100 mL
- Saat bekerja berat Urin mengeluarkan cairan tubuh sebesar Feses 100 mL

Total pengeluaran cairan tubuh


- Pada suhu normal : 2300 mL
- Pada suhu pasan : 3300 mL
- Saat bekerja berat : 6600 mL
(Sumber: Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
FKUI, 2007). Kebutuhan air sangat dipengaruhi aktivitas fisik, suhu lingkungan serta
suhu tubuh (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
FKUI, 2007; Eastwood, 2003).
Bila udara panas, keringat lebih banyak dihasilkan. Saat berolahraga atau kerja berat,
dimana suhu tubuh meningkat, dihasilkan pula keringat yang lebih banyak. Air
berasal dari minuman, makanan dan hasil metabolisme (karbohidrat, protein dan
lemak) (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

FKUI, 2007). Namun menurut Eastwood (2003) selain dipengaruhi oleh suhu udara,
kebutuhan air dapat pula dipengaruhi oleh aktivitas, diet, dan kesehatan.

METABOLISME MINERAL

Mineral merupakan bagian tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan
fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.

34
Selain itu, mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme terutama sebagai kofaktor
dalam aktivitas enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan
untuk pengaturan kegiatan enzim.

Mineral memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel,
jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalium, fosfor, dan magnesium
adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium dari
hormone tiroksin. Disamping itu mineral berperan dalam bebagai tahap metabolisme,
terutama sebagai kofaktor dalam aktifitas enzim-enzim. Keseimbangan mineral di dalam
cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan
keseimbangan asam basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membrane sel dan
pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap terhadap rangsangan.

Sekitar 4% dari tubuh kita terdiri atas mineral, yang ada dalam analisa bahan makanan
tertinggal sebagai kadar abu, yaitu sisa yang tertinggal bila suatu sampel bahan makanan
dibakar sempurna di dalam suatu tungku. Kadar abu menggambarkan banyaknya mineral
yang tidak terbakar menjadi zat yang dapat menguap. Mineral digolongkan ke dalam mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam
jumlah 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari.
Jumlah mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg. Hingga saat ini dikenal sebanyak 24
mineral yang dianggap esensial. Jumlah itu setiap waktu bisa bertambah.

Mineral dapat dikelompokkan menjadi dua macam kelompok besar mineral (elemen/unsur)
yang terdapat dalam tubuh kita, berdasarkan kuantumnya, ialah :

1. Makro elemen, yaitu terdapat dalam kwantum yang relative besar, seperti K, Na, Ca,
Mg, dan P, S, serta CI.

2. Mikro elemen, yang terdapat dalam kwantum yang relative sedikit. Mikro elemen dapat
dikelompokkan lagi menurut kegunaannya di dalam tubuh :

a. Mikro elemen esensial, yaitu yang betul-betul diperlukan oleh tubuh jadi harus ada
seperti Fe, Cu, Co, Se,Zn, dan J, serta F.

b. Mikro elemen yang mungkin esensial, belum pasti betul diperlukan atau tidak dalam
struktur atau fisiologi tubuh, seperti Cr, Mo.

35
c. Mikro elemen yang tidak diperlukan, atau non-esensial. Jenis ini terdapat di dalam
tubuh karena terbawa tidak sengaja bersama bahan makanan. Jadi sebagai kontaminan
(pencemar) termasuk ke dalam kelompok ini adalah Al, As, Ba, Bo, Pb, Cd, dsb.

d. Ada lagi kelompok yang disebut trace elements, yang sebenarnya sudah termasuk
kelompok mikro elemen, tetapi diperlukan dalam kwantum yang lebih kecil lagi,dalam kelas
ini termasuk Co, Cu dan Zn.

Sifat keasaman dan kebasaan suatu bahan makanan tergantung jumlah dan jenis mineral yang
dikandungnya. Bahan makanan seperti sayuran dan buah-buahan mengandung banyak
mineral Na, K, Ca, Fe, dan Mg yang di dalam tubuh akan membentuk komponen bersifat
basa. Oleh karena itu, bahan tersebut disebut base forming foods. Bahan serelia mengandung
Cl, P, dan S. Dalam tubuh unsur tersebut membentuk komponen yang bersifat asam sehingga
bahan makanan tersebut membentuk komponen yang bersifat asam sehingga bahan makanan
tersebut dikenal sebagai acid forming foods. Sulfur yang ada dalam bahan makanan biasanya
dalam bentuk netral dan merupakan komponen asam amino yang mengandung sulfur.

Mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil didalam tubuh, namun mempunyai peranan
esensial untuk kehidupan, kesehatan da reproduksi. Kandungan mineral mikro dalam bahan
makanan sangat tergantung pada konsentrasi mineral mikro.

Mineral dalam bahan makanan tidak semuanya dapat dimanfaatkan. Keadaan tersebut
tergantung ketersediaan biologisnya (tingkatan zat gizi yang dimakan yang dapat diabsorpsi
oleh tubuh). Faktor yang mempengaruhi ketersediaan biologis mineral antara lain interaksi
dengan senyawa lain.

Setiap unsur esensial dibutuhkan satu atau lebih fungsinya di dalam tubuh dan fungsinya
terjadi secara optimal ketika nutrisi konsentrasi tubuh jatuh didalam daerah yang spesifik.
Kapanpun konsentrasinya terlalu rendah atau terlalu tinggi, fungsi melemah atau mati yang
dihasilkan. Ini terutama paling penting ketika keseimbangan mineral sisa karena angka
konsentrasi optimal dapat menjadi hampir terbatas. Selain itu, karena interaksi diantara
mineral essensial sisa, melampaui batas pemasukan satu, khususnya ion divalent ( misalnya,
zinc, magnesium, kalsium, besi), dapat mencegah absorpsi dengan yang lain.

Berikut ini akan dibahas mengenai mineral makro. Yang termasuk mineral makro antara lain:

1. NATRIUM (Na)

36
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler . 35-40 % terdapat dalam
kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan pancreas mengandung
banyak natrium.

Sumber utama Natrium adalah garam dapur (NaCl). Sumber natrium yang lain berupa
monosodium glutamate (MSG), kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur.
Makanan yang belum diolah, sayur dan buah mengandung sedikit natrium. Sumber lainnya
seperti susu, daging, telur, ikan, mentega dan makanan laut lainnya.

v Fungsi natrium yaitu :

a. menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen ekstraseluer.

b. Mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke
dalam sel.

c. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat yang
membentuk asam.

d. Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.

e. Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat gizi lain melalui
membrane, terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium.

v Dampak Kekurangan dan Kelebihan

Akibat kekurangan natrium adalah sebagai berikut:

a. menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan

b. dapat terjadi setelah muntah, diare, keringat berlebihan, dan diet rendah natrium

Akibat kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut
menyebabkan edema dan hipertensi.

v Absorpsi dan Metabolisme

Natrium diabsorpsi di usus halus secara aktif (membutuhkan energi), lalu dibawa oleh aliran
darah ke ginjal untuk disaring kemudian dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah cukup
untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium akan dikeluarkan

37
melalui urin yang diatur oleh hormone aldosteron yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika
kadar natrium darah menurun.

2. KLORIDA (Cl)

Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam
cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang), lambung dan pancreas.

Klor terdapat bersamaan dengan natrium dalam garam dapur. Beberapa sayuran dan buah
juga mengandung klor.

v Fungsi

a. berperan dalam memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit dalam cairan


ekstraseluler.

b. Memelihara suasana asam dalam lambung sebagai bagian dari HCL, yang diperlukan
untuk bekerjanya enzim-enzim pencernaan.

c. Membantu pemeliharaan keseimbangan asam dan basa bersama unsur-unsur


pembentuk asam lainnya

d. Ion klor dapat dengan mudah keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam plasma
darah guna membantu mengangkut karbondioksida ke paru-paru dan keluar dari tubuh.

e. Mengatur system rennin-angiotensin-aldosteron yang mengatur keseimbangan cairan


tubuh.

v Dampak Kekurangan dan Kelebihan

Kekurangan klor terjadi pada muntah-muntah, diare kronis, dan keringat berlebihan. Dan jika
kelebihan juga bisa membuat muntah.

v Absorpsi dan Eksresi Klor

Klor diabsorpsi di usus halus dan dieksresi melalui urin dan keringat. Kehilangan klor
mengikuti kehilangan natrium.

3. KALIUM (K)

38
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat di dalam sel dan cairan
intraseluler.

Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah makanan segar/
mentah, terutama buah, sayuran dan kacang-kacangan.

v Fungsi

a. berperan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan


asam dan basa bersama natrium.

b. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.

c. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologic,
terutama metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein.

d. Berperan dalam pertumbuhan sel

v Dampak Kelebihan dan Kekurangan

Kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna atau
ginjal. Kehilangan banyak melalui saluran cerna dapat terjadi karena muntah-muntah, diare
kronis atau kebanyakan menggunakan obat pencuci perut. Kebanyakan kehilangan melalui
ginjal adalah karena penggunaan obat diuretic terutama untuk pengobatan hipertensi.
Kekurangan kalium menyebabkan lesu, lemah, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan,
mengigau, dan konstipasi.

Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melebihi 12 g/ m2 permukaan tubuh sehari
tanpa diimbangi oleh kenaikan eksresi. Hiperkalemia akut dapat menyebabkan gagal jantung
yang berakibat kematian. Kelebihan kalium dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal.

v Absorpsi dan Eksresi Kalium

Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Kalium dieksresi melalui urin, feses,
keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui
kemampuannya menyaring, mengarbsorpsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah
pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion
natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal.

4. KALSIUM (Ca)

39
Kalisum merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang berada dalam jaringan
keras yaitu tulang dan gigi. Di dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler, kalsium berperan
penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot,
penggumpalan darah dan menjaga permebialitas membrane sel. Kalsium mengatur kerja
hormone dan factor pertumbuhan.

Sumber kalsium terutama pada susu dan hasilnya, seperti keju. Ikan dimakan dengan tulang,
termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik, udang, kerang, kepiting, kacang-
kacangan dan hasil olahanannya, daun singkong, daun lamtoro.

v Fungsi

a. pembentukan tulang dan gigi

b. kalsium dalam tulang berguna sebagai bagian integral dari struktur tulang dan sebagai
tempat menyimpan kalsium.

c. Mengatur pembekuan darah

d. Katalisator reaksi biologic, seperti absorpsi vitamin B12, tindakan enzim pemecah
lemak, lipase pancreas, eksresi insulin oleh pancreas, pembentukan dan pemecahan
asetilkolin.

e. Relaksasi dan Kontraksi otot, dengan interaksi protein yaitu aktin dan myosin.

f. Berperan dalam fungsi saraf, tekanan darah dan fungsi kekebalan.

g. Meningkatkan fungsi transport membran sel, stabilisator membrane, dan transmisi ion
melalui membrane organel sel.

v Dampak Kelebihan dan Kekurangan

Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan menyebabkan gangguan pertumbuhan, tulang


kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Pada usia lanjut terjadi osteoporosis yang dapat
dipercepat oleh keadaan stress. Dapat juga terjadi pada perokok dan pemabuk. Selain itu
dapat juga menyebabkan osteomalasia yaitu riketsia pada orang dewasa dan terjadi karena
kekurangan vitamin D. kadar kalsium darah yang rendah dapat menyebabkan tetani atau
kejang.

40
Akibat kelebihan kalsium menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal, gangguan absorpsi
mineral lain serta konstipasi.

v Absorpsi dan Eksresi Kalsium

Sebanyak 30-50 % kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh yang terjadi di bagian atas
usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam kondisi
terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut
protein-pengikat kalisum. Absorpsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Kalsium
hanya bias diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap karena unsure
makanan lain. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Kehilangan kalsium
dapat terjadi melalui urin, sekresi cairan yang masuk saluran cerna serta keringat.

5. FOSFOR (P)

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh, sekitar 1 % dari berat badan. Fosfor
terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan cairan ekstraseluler. Fosfor
merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan
komponen structural dinding sel. Sebagai fosfat organic, fosfor berperan dalam reaksi yang
berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).

Fosfor terdapat pada semua sel mahluk hidup, terutama makanan kaya protein, seperti
daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan serta serealia.

v Fungsi

a. kalsifikasi tulang dan gigi melalui pengendapan fosfor pada matriks tulang

b. mengatur peralihan energi pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak melalui
proses fosforilasi fosfor dengan mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B.

c. absorpsi dan transportasi zat gizi serta system buffer

d. bagian dari ikatan tubuh esensial yaitu RNA dan DNA serta ATP dan fosfolipid.

e. Mengatur keseimbangan asam basa

v Dampak Kelebihan dan Kekurangan

41
Kekurangan fosfor bias terjadi karena menggunakan obat antacid untuk menetralkan asam
lambung, yang dapat mengikat fosfor sehingga tidak dapat diabsorpsi. Kekurangan fosfor
juga terjadi pada penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urin. Kekurangan fosfor
mengakibatkan kerusakan tulang dengan gejala lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan
tulang.

Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat
menimbulkan kejang.

v Absorpsi dan Metabolime Fosfor

Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisis
dan dilepas dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase dalam mukosa usus halus dan
diabsorpsi secara aktif yang dibantu oleh bentuk aktif vitamin D dan difusi pasif. Kadar
fosfor dalam darah diatur oleh hormone paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar
paratiroid dan hormone kalsitonin serta vitamin D, untuk mengontrol jumlah fosfor yang
diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, jumlah yang dibebaskan dan disimpan dalam tulang.
PTH menurunkan reabsorpsi fosfor oleh ginjal. Kalsitonin meningkatkan eksresi fosfat oleh
ginjal.

6. MAGNESIUM (Mg)

Magnesium adalah kation terbanyak setelah natrium di dalam cairan interselular. Magnesium
merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama
dengan peranan zat besi dalam ikatan hemoglobin dalam darah manusia yaitu untuk
pernafasan. Magnesium terlibat dalam berbagai proses metabolisme.

Magnesium terdapat dalam tulang dan gigi, otot, jaringan lunak dan cairan tubuh lainnya.

Sumber utama magnesium adalah sayur hijau, serealia tumbuk, biji-bijian dn kacang-
kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta cokelat merupakan sumber magnesium yang baik.

v Fungsi

Magnesium berperan penting dalam system enzim dalam tubuh. Magnesium berperan sebagai
katalisator dalam reaksi biologic termasuk metabolisme energi, karbohidrat, lipid, protein dan
asam nukleat, serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA di dalam semua
sel jaringan lunak.

42
Di dalam sel ekstraselular, magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot dan
pembekuan darah. Dalam hal ini magnesium berlawanan dengan kalsium.

Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium dalam email gigi.

v Dampak Kelebihan dan Kekurangan

Kekurangan magnesium bisa terjadi jika kekurangan protein dan energi serta berbagai
kompilasi penyakit yang menyebabkan gangguan absorpsi atau penurunan fungsi ginjal,
endokrin, terlalu lama mendapat makanan tidak melalui mulut (intravena).

Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare, penggunaan diuretika (perangsang


pengeluaran urin), juga dapat menyebabkan kekurangan magnesium.

Kekurangan magnesium berat akan menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan


pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang/tetanus, gangguan system saraf pusat,
halusinasi, koma dan gagal jantung.

Akibat kelebihan magnesium belum diketahui secara pasti. Kelebihan magnesium terjadi
pada penyakit gagal ginjal.

v Pencernaan dan Metabolisme

Magnesium diabsorpsi di usus halus dengan bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif.
Di dalam darah magnesium terdapat dalam bentuk ion bebas. Keseimbangan magnesium
dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian eksresi magnesium melalui urin. Eksresi magnesium
meningkat oleh adanya hormone tiroid, asidosis, aldosteron serta kekurangan fosfor dan
kalium . eksresi magnesium menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH
terhadap resorpsi tubula ginjal.

7. SULFUR (S)

Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamnin dan biotin serta
asam amino metionin dan sistein.

Rantai samping molekul sistein yang mengandung sulfur berkaitan satu sama lain sehingga
membentuk jembatan disulfide yang berperan dalam menstabilkan molekul protein.

Sulfur terdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak mengandung
jaringan ikat yang bersifat kaku.

43
Sumber sulfur adalah makanan yang mengandung berprotein.

v Fungsi Sulfur

Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang mengandung sulfur yang
diperlukan untuk sintesis zat-zat penting. Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi, bagian dari
tiamin, biotin dan hormone insuline serta membantu detoksifikasi. Sulfur juga berperan
melarutkan sisa metabolisme sehingga bias dikeluarkan melalui urin, dalam bentuk
teroksidasi dan dihubungkan dengan mukopolisakarida.

v Dampak Kelebihan dan Kekurangan

Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum diketahui adanya
kekurangan sulfur bila makanan yang kita konsumsi cukup mengandung protein. Dampak
kekurangan sulfur bisa terjadi jika kekurangan protein.

Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino berlebih pada hewan yang akan
menghambat pertumbuhan.

v Pencernaan dan Metabolisme

Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat anorganik. Sulfur juga
merupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai koenzim dan vitamin, termasuk
koenzim A. Sebagian besar sulfur dieksresi melalui urin sebagai ion bebas. Sulfur juga
merupakan salah satu elektrolit intraseluler yang terdapat dalam plasma berkonsentrasi
rendah.

Berikut ini yang termasuk mineral mikro yaitu :

1. BESI ( Fe )

Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia
dewasa.dan hewan yaitu sebanyak 3-5 gr didalam tubuh manusia dewasa.

Sumber baik besi adalah makanan hewani ,seperti daging,ayam dan ikan .Sumber baik
lainnya adalah telur ,serealia tumbuk ,kacang kacangan, sayuran hijau dan bebebrapa jenis
buah.

Pada umumnya besi didalam daging,ayam dan ikan mempunyai ketersediaan biologic
tinggi ,besi didalam serealia dan kacang kacangan mempunyai ketersediaan biologic

44
sedang,dan besi didalam sebagian besar sayuran ,terutama yang mengandung asam oksalat
tinggi seperti bayam mempunyai ketersediaan biologic rendah.

v Fungsi

Besi berperan dalam proses respirasi sel,yaitu sebagai kofaktor bagi enzim enzim yang
terlibat didalam reaksi oksidasi reduksi.

Metabolisme energy ,didalam tiap sel ,besi bekerja sama dengan rantai protein pengangkut-
electron ,yang berperan dalam langkah langkah akhir metabolism energy.Sebanyak lebih
dari 80 % besi yang ada dalam tubuh berada dalam hemoglobin.

v Dampak

Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan ,tetapi dapat disebabkan oleh suplemen besi
,gejalanya adalah rasa nek,muntah .diare,denyut jantung meningkat,sakit kepala ,mengigau
dan pingsan.

Menurunnya kemampuan kerja,kekurangan energy pada umumnya menyebaabkan pucat,rasa


lemah,letih pusing,kurang nafsu makan , menurunnya kebugarankekebalan dan gangguan
penyembuhan luka.kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.

v Metabolisme :

Fe yang dibebaskan dari proses degradasi Hb dan porfirin dapat secara cepat terlihat
transferin dan dalam feritin serum pada plasma.Transferin mengangkut Fe kembali ke
sumsum tulang untuk mensintesisi Hb kembali atau dimana saja dibutuhkan.Feritin serum
secara cepat diambil oleh hati dan mungkin oleh sel sel lain.Besi feritin intrseluler juga
dimobilisasi untuk diangkut kesum sum tulang Untuk mobilisasi tersebut Fe yang ada
dalam pusat inti feritin harus direduksidikilasi dan dipindahkan kedalam plasma ,dimana
dioksidasi kembali menjadi F3+ untuk diangkut pada transferin.

2. SENG (Zn)

Sumber paling baik adalah sumber protein hewani, terutama daging, hati, kerang, biji-
bijian(lengkap), sserelia, leguminosa dan telur.serelia tumbuk dan kacang-kacangan
merupakan sumber yang terbaik namun mempunyai ketersediaan biologic yang rendah.

v Fungsi

45
Zn memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh, yaitu :

1. Zn Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pads kegiatan lebih dari 200
enzim.

2. Zn berperan dalam berbagai aspek metabolisme seperti reaksi yang berkaitan dengan
sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida, dan asam nukleat.

3. Zn berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa.

4. Zn sebagai bagian integral enzim DNA polymerase dan RNA polymerase yang
diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA.

5. Zn berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan


luka.

6. Zn berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan


sperma.

7. Zn berperan dalam kekebalan yaitu, dalam sel T dan pembentukan antibody oleh sel
B.

v Dampak

1. Kekurangan :

1. Akibat kekurangan seng pertumbuhan badan tidak sempurna(kerdil).

2. Gangguan dan keterlambatan pertumbuhan kematangan seksual.misalnya, pencernaan


terganggu, gangguan fungsi pangkreas, gangguan pembentukan kilomikron dan
kerusakan permukaan saluran cerna.

3. Kekurangan Zn menganggu pusat system saraf dan ungsi otak.

4. Kekurangan Zn menganggu metabolisme dalam hal kekurangan vitamin A, gangguan


kelenjar tiroid, gangguan nafsu makan serta memperlambat penyembuhan luka.

2. Kelebihan :

1. Kelebihan Zn hinggga 2 sampai 3 kali menurunkan absorpsi tembaga.

46
2. Kelebihan sampai 10 kali mempengaruhi metabolism kolesterol, mengubah nilai
lipoprotein dan tampaknya dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis.

3. Kelebihan sampai sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare,
demam, kelelahan, anemia, dan gangguan reproduksi.

v Metabolisme

Didalam pangkres seng digunkan untuk membuat enzim pencernaan, yng pda waktu mkan
dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Dengan demikaian saluran cerna menerima seng dari dua
sumbar, yaitu dri makanan dan dari cairan pencernan yang kembali ke pngkreas dinmakn
sikrulasi entropangkreatik. Bila di komsumsi seng tinggi, didalam sel dinding saluran cerna
sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absobrsi berkurang.
Seperti halnya dengan besi, bentuk simpanan ini akan dibuang bersama sel-sel dinding usus
halus yang umurny adalah 2-5 hri. Metalotionien did lam hati mengikat seng hingga di
butuhkn oleh tubuh. Metalotionien di duga mempunyai peranan dalam mengtur kandungan
seng didalam cairan intarseluler.

3. TEMBAGA (Cu)

Tembaga terdapat luas didalam makanan. Sumber utama tembaga adalah tiram, kerang, hati,
ginjal, kacang-kacangan, unggas, biji-bijian , serelia, dan cokelat. Air juga mengandung
tembaga dan jumlahnya bergantung pada jenis pipa di gunakan sebagai sumber air.

v Fungsi (Cu)

1. Fungsi utama enzim di dalam adalah sebagai bagian dari enzim. Enzim-enzim
mengandung tembaga mempunyai berbagai macam peranan yang berkaitan dengan
reaksi yang menggunakan oksigen atau radikal oksigen.

2. Tembaga berpernan dalam mencegah anemia dengan cara membanu absorbs besi,
merangsang sisntesis hemoglobin , melepas simpanan besi dari feritin dalam hati dan
sebagai bagian dari enzim seruloplasmin.

3. Tembaga berperan dalam oksidasi besi bentk fero menjadi feri.

4. Tembaga berperan dalam perubahan asam amino tirosin menjadi melanin, yaitu
pigmen dan kulit.

47
5. Tembaga juga berperanan dlam pngikatan silanh kolagen yang diperluka untuk
menjaga kekuatannya.

v Dampak

1. Kekurangan

1. Kekeurangan tembaga dapat menganggu pertumbuhan dan metabolism, disamping itu


terjadi demineralisasi tulang-tulang.

2. Bayi gagal tumbuh kembang edema dengan serum albumin rendah

3. Gangguan fungsi kekebalan

2. Kelebihan

1. Menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati.

2. Konsumsi sebanyak 10 -15 mg tembaga sehari dapat menimbulkan muntah muntah


dan diare.Berbagai tahap perdarahan intravascular dapat terjadi ,begitupun nekrosis sel sel
hati dan ginjal

3. Konsumsi dosis tinggi dapat menyebabakan kematian.

v Metabolisme

Dalam plasma darah ,tembaga mula mula diikat pada albumin dan suatu protein baru dam
dibawa kehati dimana kan mendapat proses :

1. Diinkorporasikan ke dalam seruloplasmin dan protein / enzim hati yang spesifik

2. Hilang melalui empedu ,seruloplasmin disekresi kedalam plasma disamping


kemungkinan fungsi enzimatiknya ,juga mengangkut tembaga kedalam sel seluruh tubuh

3. Sebagian kecil cu diangkut melalui transkuprein dan albumin ; rendahnya berat molekul
dari pool cu dalam plsma mungkin tidak merupakan sumber Cu seluler yang nyata.

Hanya sedikit tembaga yang disimpan didalam jaringan tubuh ,keuali untuk fets ; kadar
tembaga sangat konstan kecuali kalau sakit tau defisiensi cu.Tembaga disimpan dalam /
melekat pada metalotionin intraseluler.,protein 6700 dalton .1/3 bagian sistein ,yang juga
mengikat zn ,cd, hg dann beberapa ion metal jarang ;lainnya

48
4. MANGAN

Mangan berkaitan dengan jumlah enzim dalam beberapa proses metabolism ,termasuk
piruvatanya dan karboksilse asetil CoA dan dehidrogenase isositrat dalam siklus krebs dan
mitokondria; bentuk mitokondria ;dismutase super oksida yang menolong melindungi
membrane mitokondria

v Fungsi :

Dalam tubuh, Mn berperan sebagai katalisator dari beberapa reaksi metabolik yang penting
pada protein, karbohidrat, dan lemak. Pada metabolisme protein, Mn mengaktifkan
interkonversi asam amino dengan enzim spesifik seperti arginase, prolinase, dipeptidase.
Pada metabolism karbohidrat, Mn berperan aktif dalam beberapa reaksi konversi pada
oksidasiglukosa dan sintesis oligosakharida. Pada metabolisme lemak, Mn berperan sebagai
kofaktor dalam sintesis asam lemak rantai panjang dan kolesterol. metabolisme energi &
sintesis lemak

v Dampak

1. Kelebihan :

Keracunan karena kelebihan mangan dapat terjadi bila lingkungan terkontaminasi oleh
mangan. Pekerja tambang yang mengisap manga yang ada pada debu tambang untuk jangka
waktu lama, menunjukkn gejal-gejala kelainan otak disertai penampilan dan tingkah laku
abnormal, yang menyerupai penyakit parkinson.

2. Kekurangan

Kekurangan mangan pernah terlihat pada manusia. Kebutuhan mangan kecil, sedangkan
mangan banyak terdapat dalam makanan nabati. Kekurangan mangan menyebabkan steril
pada hewan jantan dan betina. Keturunan dari induk yang menderita kekurangan mangan,
menunjukkan kelainan kerangka dan gangguan kerangka otot. Penggunaan suplementasi besi
dan kalsium perlu diperhatikan karena kedua zat gizi ini menghambat absorbsi
mngan.kekurngan mangan sering terjadi bersamaan dengan kekurangan besi. Malkanan
tinggi protein dapat melindungi tubuh dari kekurangan mangan.

5. KROM (Cr)

49
Sumber krom terbaik adalah makanan nabati. Kandungan krom dalam tanaman bergantung
pada jenis tanaman, kandungan krom tanah dan musim. Sayuran mengandung 30 hingga 50
ppm, biji-bijian dan serealia utuh 30 hingga 70 ppm dan buah 20 ppm. Hasil laut dan daging
merupakan sumber krom yang baik

v Fungsi :

Krom dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lipida. Krom bekerja sama dengan
pelepasan dalam memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel, dengan demikian dalam
pelepasan energi, percobaan pada hewan menunjukan bahwa kekurangan krom dapat
menyebabkan gangguan toleransi terhadap glukosa, walaupun konsentrasi insulin normal.
Dalam keadaan berat defisiensi krom dapat menunjukkan sindroma mirip diabetes. Krom
diduga merupakan bagian dari ikatan organik faktor toleransi terhadap glukosa (glucose
tolerance factor) bersama asam nikotinat dan glutation. Toleransi terhadap glukosa
tampaknya dapat iperbaiki dengan suplementasi krom. Hal ini harus dilakukan dibawah
pengawasan dokter. Konsentrasi krom di dalam jaringan tubuh menurun dengan umur,
kecuali pada jaringan paru-paru yang justru meningkat

v Dampak

1. Kelebihan

Kelebihan krom krena makanan belum pernah ditemukan. Pekerja yang terken limbah
industri dan cat yang mengandung krom tinggi dikaitkan dengan kejadian penyakit hati dan
kanker paru-paru. Kromat adalah bentuk krom dengan valensi 6. tubuh tidak dapat
mengoksidasi krom makanan dengan valensi 3 yang tidak toksik menjadi bentuk vlensi 6
yang toksik. Jadi, krom di dalam makanan tidak ada kaitannya dengan kanker paru-paru.

2. Kekurangan

Kekurangan krom krena makanan jarang terjadi, oleh karena itu AKG untuk krom belum
ditentukan.

v Metabolisme:

Seperti halnya besi, krom diangkut oleh transferin. Bila tingkat kejenuhan transferin tinggi,
krom dapt diangkut oleh albumin.

6. SELENIUM (se)

50
Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan selenosistein

v Fungsi :

Enzim selenium peroksidase berperan sebagai ktalisator dalam pemecahan peroksida yang
terbentuk di dalam tubuh menjadi iktan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah
menjadi radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh yang ada pada
membran sel, shingga merusak membran sel tersebut. Selenium berperan serta dalam sistem
enzim yang mencegah terjadina radikal bebas dengan menurunkan konsentrasi peroksida
dalam sel, sedangkan vitamin E menghalangi bekerjanya radikal bebas setelah terbentuk.
Dengan demikian konsumsi selenium dalam jumlah cukup menghemat penggnaan vitamin E.

Selenium dan vitamin E melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif, membantu reaksi
oksigen dan hidrogen pada akhir rantai metabolisme, memindahkan ion melalui membran sel
dan membantu sintesa immununoglobulin dan ubikinon. Glutation peroksidse berperan di
dalam sitosol dan mitokondria sel, sedangkan vitamin E di dalam membran sel

Karena selenium mengurangi produksi radikal bebas di dalam tubuh, mineral mikro ini
mempunyai potensi untuk mencegah penykit kanker dan penyakit degenaratif lainnya. Bukti
tentang hal ini belum cukup untuk menganjurkan penggunaan selenium sebagai suplemen.
Enzim tergantung-selenium lain adalah gliisn reduktase yang ditemukan di dalam sistem
bakteri. Selenium juga merupakan bgian dari kompleks asam amino RNA.

v Dampak

1. Kelebihan :

Dosis tinggi selenium (= 1 mg sehari) menyebabkan muntah-muntah, diare, rambut dan kuku
rontok, serta luka-luka pada kulit dan sistem saraf. Kecendrungan menggunakan suplemen
selenium untuk mencegah kanker harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai dosis
berlebiHan

2. Kekurangan :

Kekurangan selenium pada manusia karena makanan yang dikonsumsi belum bayak
diketahui. Pada tahun 1979 para ahli dari Cina melaporkan hubungan antara status selenium
tubuh dengan penykit kesban, dimana terjadi kardiomiopati atau degenerasi otot jntung yng
terutama terlihat pada anak-anak dan perempuan dewasa (keshan adalah sebuah propnsi di

51
Cina). Penyakit keshan-Beck pada anak remaja menyebabkan rasa kaku, pembengkakan dan
aras sakit pada sendi jari-jari yang iikuti osteoartritis secara umum, yang terutama dirasakan
pada iku, lutut dan pergelangan kaki. Pasien yang mendapat makanan prenteral total yang
pada umumnya tidak mengandung selenium menunjukkan aktivitas glutation peroksidase
rendah dan kadar selenium dalam plasma dn sel darah merah yang rendah. Bebrapa pasien
menjadi lemah, sakit pada otot-otot dan terjadi kardiomiopati pasien kanker mempunyai taraf
selenium plasma yang rendah. Kekurngan selenim dan vitamin E juga duhubungan dengan
penyakit jantung

7. MOLIBDEN (Mo)

Nilai molibden dalam makanan bergantung pada lingkungan di mana makanan tersebut
ditanam. Sumber utama adalah susu, hati, serealia utuh dan kacang-kacangan

v Fungsi

Molibden bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, antara lain xantin oksidasi, sukfat
oksidase dan aldehid oksidase yang mengkatalisis reaksi-reaksi oksidasi-reduksi seperti
oksidasi aldehid purin dan pirimidin serta xantin dan sulfit. Oksidasi sulfit berperan dalam
pemecahan sistein dan metionin, serta mengkatalisis pembentukan sulfat dan sulfit. Absorpsi
molibden sangat efektif (kurang dari 80%)

v Dampak

1. Kelebihan

Konsumsi berlebihan dihubungkan dengan sindroma mirip penyakit gout, disertai


peningkatan nilai molibden, asam urat dan oksidasi xantin di dalam darah. Konsumsi sampai
0,54 mg sehari dapat menyebabkan kehilangan tembaga melalui urin.

2. Kekurangan

Akibat kekurangan molibdien karena makanan belum pernah terlihat. Molibden terdapat
dalam jumlah sedikit seali dalam tubuh, segera diabsorbsi dari saluran cerna, dan makanan
prenteral total. Gejalanya adalah mudah tersinggung, oikiran kacau, peningkatan laju
pernapasan dan denyut jantung yang dapat berakhir dengan pingsan

8. FLOUR (F)

52
Makanan sehari-hari mengandung fluor, namun sumber uatma adalah air minum

v fungsi

mineralisasi tulang dan pengerasan email gigi. Pada saat gigi dan tulang dibentuk, pertama
terbentuk kristal hidroksiapatit yang terdiri atas kalsium dan fosfor. Kemudian flour akan
menggantikan gugus hidroksil (OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluoropatit.
Pembentukan fluoropatit ini menjadikan gigi dan tulang tahan terhadap kerusakan.Fluor
diduga dapat mencegah osteoporosis (tulang keropos) pada orang dewasa dan orang tua

fluorordisasi air minum, masyarakat terutama anak-anak akan terlindungi dari karies gigi ini.
Penambahan luoride pada pasta gigi juga melindungi masyarakat terhadap karies gigi.

v Dampak

1. Kelebihan :

Kelebihan fluor dapat menyebbkan kleracunan. Hal ini baru terjadi pada dosis sngat tinggi
tau setelah bertahun-tahun menggunakan suplemen fluor sebanyak 20-80 mg sehari.
Gejalanya adalah fluorosis (perubahan wwarna gigi menjadi kekuningan), mulas, diare, sakit
di daerah dada, gatal, dan muntah

2. Kekurangan :

Kekurangan fluor terjadi di daerah dimana air minum kurang mengndung fluor. Akibatnya
adalah kerusakan gigi dan keropos tulang pada orang tua

9. KOBALT (Co)

Mikroorganisme dapat membentuk vitamin B12hewan memamah biak memperoleh kobalmin


melalui hubungan simbiosis dengan mikrorganise dalam saluran cerna. Manusia tidak dapat
melakukan simsbiosis ini, sehingga harus memperoleh kobalamin dari makanan hewani
seperti hati, ginjal, dan daging. Makanan nabati mengandung sedikit kobal, bergantung pada
kandungan tanah tempat tumbuhnya. Pengikut vegetarian (hanya makan makanan nabati)
perlu berhati-nati terhadap kemungkinana kekuranagan vitamin B12

v Fungsi :

53
Kobal merupakan vitamin B12 (kobalmin). Vitamin ini diperlukan untuk mematangkan sel
darah merah dan menormalkan fungsi semua sel. Kobal mungkin juga berperan dalam fungsi
berbagai enzim.

8. Hormone yang terkait dengan kasus!

1. Estrogen, bertugas untuk menyeimbangkan kadar asam urat dalam tubuh.


2. Cortisol, bertugas sebagai pemicu stress yang dapat meningkatkan berat badan
3. Melatonin, bertugas member perintah untuk beristirahat dan tidur, kekurangan hormone ini
dapat menyebabkan diabetes
4. Oxytocin, bertugas saat bersentuhan dengan orang yang disukai karena saat sedang sakit
hati hormone ini akan berkurang dan meningkatkan hormone cortisol
5.Tiroid, bertugas memegang peranan penting dalam metabolism membakar lemak dan
menyalurkan energi keseluruh tubuh
6. Hormon kelamin, bertugas dalam mengatur berat badan karena memiliki fungsi menjaga
kekuatan otot yang memicu metabolisme dalam membakar lemak
7. Leptin dan ghrelin, bertugas sebagai hormone nafsu makan, saat kekurangan hormone ini
akan mengalami gangguan pada otak untuk memberi pesan ketika sedang lapar
8.Serotonin, bertugas mengontrol suasana hati dan ingatan, hormone ini harus dijaga agar
berat badan dapat dikontrol.

PETA KONSEP

54
KESIMPULAN

55
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa gangguan sintesis purin dapat menyebabkan
penyakit asam urat pada lutut. Pada kasus ini dapat dilihat baha gangguan sintesis purin dapat
disebut asam urat oleh karena itu makanan perlu dijaga agar tidal terjadi ganguan pada
sintesis purin

DAFTAR PUSTAKA

56
- Sumber metabolisme pasca sarjana kimia universitas halu oleo
- Laura lee Sherwood
- Harpers illustrated biochemistry 29th ed.

57

Anda mungkin juga menyukai