A.Alinea Pembuka :
Di era sekarang ini pengadaan barang dan jasa menjadi tranding topic tiada henti ketika berkaitan dengan
permasalahan korupsi, hampir bisa dipastikan perkara perkara korupsi melibatkan proses pengadaan
barang dan jasa, karena apa ? karena hampir 40 % dari APBN kita adalah pengadaan barang/jasa
sedangkan perkara korupsi selebihnya adalah sektor lainnya seperti korupsi di bidang penegakan hukum
dan politik, praktek suap di lembaga hukum, penyalahgunaan wewenang dll.
Kasus- kasus korupsi yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa banyak ragamnya mulai dari mark
up anggaran, KKN, persekongkolan dengan penyedia, main mata antara penguasa dengan calon penyedia,
uang pelicin memuluskan usulan anggaran untuk kebutuhan pengadaan barang/jasa dll.
Betapa banyak uang negara terhamburkan karena korupsi, menurut data yang kami sadur dari Global
Corruption Barometer pada tahun 2013, hampir disemua sektor terjadi tindak pidana korupsi, tertinggi
adalah sektor kepolisian dengan skor 4,5 sedangkan sektor jasa kesehatan dengan nilai skor 3,3 sektor
terendah ada pada media dengan skor 2,4 dengan pengertian bahwa penilaian berskala 1 - 5, skor 1 berarti
tidak korup sama sekali sedangkan skor 5 berarti sangat korup. Dapat disimpulkan dengan dilihat dari nilai
terendah saja sudah mencerminkan bahwa di Indonesia hampir di setiap sektor terjadi korupsi. Korupsi
berati pemborosan uang negara, merugikan negara dan masyarakat.
Untuk saat ini ( tahun 2015 ) menurut sumber Transparancy International Indonesia nilai Indek Persepsi
Korupsi Indonesia ( IPK ) Indonesia menempati urutan 117 dari 175 negara dengan nilai IPK 34, dengan
pengertian bahwa skala nilai 0 - 100, nilai 0 dipersepsikan sangat korup dan nilai 100 adalah sangat bersih
dari korupsi, berarti semakin tinggi nilai semakin bersih dari korupsi.
Dengan gambaran diatas dapat dimengerti apabila untuk saat ini pemerintah berupaya keras menggiatkan
pembrantasan korupsi.
Salah satu upaya pemerintah untuk meminimalisir bahkan meniadakan praktek-praktek korupsi dengan
menerbitkan undang-undang, yang kemudian ditindak lanjuti dengan diterbitkannyaperaturan yang berupa
peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan menteri, keputusan presiden keputusan menteri dsb.
Dari sisi kelembagaan dibentuklah LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) sebuah
lembaga yang bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan pengadaan barang dan jasa,
pedoman dan petunjuk teknis berkaitan dengan kebijakan-kebijakan tentang pengadaan barang/ jasa
pemerintah disusun oleh LKPP ini, kemudian KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) bahkan lembaga
partikelir lain seperti Indonesian Corruption Watch (ICW) juga ada yang kesemuanya bertujuan untuk
mencegah dan menghilangkan praktek korupsi yang terjadi di Indonesia.
Mengapa tata kelola pengadaan barang dan jasa untuk menciptakan pengadaan barang dan jasa yang
kredibeldiRSJ. Prof.dr.Soerojo Magelang ( suatu Keniscayaan ) saya pilih untuk menjadi tema dalam
penulisan artikel ini, secara umum bertujuanagar RSJ Prof.dr.Soerojo Magelang menyusun dan
menerapkantata kelola pengadaan barang dan jasa agar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa berjalan
sesuai dengan prinsip-prinsip pengadaan dan etika pengadaan.. Sedangkan secara khusus adalah :
-Tidak -Pencarian spek dg ULP -PPK-Kontrak -Panitia -sdh dilakukan uji fungsi
dilakukan kaji mengundang bbrp penyedia melaksanakan -Jangka waktu Penerima -Pelatihan petugas belum dpt
ulang yg memiliki alat untuk E-Proc, (speck Pelaksanaan 90 hr Melaksanakan dilaksanakan karena ruang anti
-jenis dan judul presentasi. barang yg kalender Penerimaan radiasi belum berfungsi
sesuai RUP -penentuan speck yang akan dibutuhkan sesuai Kontrak -sd.sekarang alat belum bisa
dibeli oleh user sesuai tidak tersedia di dg BAST operasional.
kebutuhan e-katalog. -Pengadaan Proses gdng/tpt alat
blm jadi.
2. Pekerjaan Alih Fungsi Gedung Radiologi menjadi Ruang CT.Scan
RUP Pengorganisasian Pemilihan Pelaks. Penerimaan Evaluasi hasil
Penyedia Kegiatan
-Tidak ada kaji -Usulan dilakukan oleh Pengadaan -PPK- Panitia -Gedung sudah diserah terimakan
ulang RUP IPSRS, dengan Langsung Kontrak Penerima -gedung blm bisa berfungsi.(masih Bocor)
-Judul dan Jenis melibatkan user -Jangka dg.BAST -gedung masih dalam masa pemeliharaan tetapi
masih satu -Tidak Menggunakan Waktu dilakukan pembangunan kembali untuk
glondongan konsultan Perencana Pelaksanaa memperbaiki/mengatasi kebocoran dengan
dlm 1 akun n 60 hari. kontrak yang berbeda, dengan menggunakan
Anggaran tahun berikutnya.
3.Pembangunan Gedung Bakordik
RUP Pengorganisasian Pemilihan Pelaks.Kegiatan Penerimaan Evaluasi hasil
Penyed
-Tidak dilakukan -Mapping Kebutuhan -Dilakukan -PPK- Kontrak -Dilakukan - Pembangunan Gedung selesai dengan
Kaji ulang ruangan dilakukan Oleh ULP -Jangka waktu Panitia banyak catatan
terhadap RUP. oleh IPSRS dengan - Metode pelaksanaan 90 Penerima, - Bentuk Bangunan tidak proporsional
- Judul dan Jenis melibatkan user Lelang E-Proc hari sblmnya untuk digunakan perkantoran, tampak
Pekerjaan sesuai -Over Pagu dilakukan mukanya tidak ada.
RUP. -Dilaksanakan sesuai banyak - Posisi gedung ada dibawah bahu jalan.
Pagu perbaikan - Sirkulasi udara kurang baik
-Menggunakan jasa disesuaikan - Sampai dengan saat ini Bangunan belum
Konsultan Perencana. dengan Kontra. digunakan secara maksimal.
-BAST
4.Pembangunan Gedung Asrama Mahasiswa.
RUP Pengorganisasian Pemilihan Pelaks. Penerimaan Evaluasi hasil
Penyed Kegiatan
-Tidak -Maping dilakukan Dilakukan PPK- Kontrak -Dilakukan -Gedung diserah terimakan.
dilakukan Kaji oleh IPSRS dg oleh ULP -Jangka Panitia
ulang terjhadap melibatkan user -Metode Waktu Penerima - Gedung sampai saat ini belum dapat
RUP -Menggunakan jasa Lelang E-Proc Pelaksanaan dengan dipergunakan karena fasilitas pendukung belum
-Judul dan Jenis konsulan perencana 120 hari beberapa ada, seperti tempat parkir, Pagar untuk
sesuai dengan - Over Pagu Perbaiakan, Keamanan
RUP - Dilaksanakan sesuai disesuaikan
Pagu. dengan kontrak -Sarana untuk Kelengkapan Gedung (Tempat
-BAST Tidur dll) baru direncanakan setelah bangunan
selesai dibangun.
Melihat uraian diatas mengenai 5 jenis kegiatan dalam proses pengadaaan barang dan jasa yang apabila
tidak dilakukan dengan baik akan menimbulkan berbagaimasalah dan menyebabkan pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa tidak sesuai dengan makna yang terkandung dalam etika pengadaan dan
prinsip-prinsip pengadaan maka apabila kita lihat kembali permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang (sebagaimana 5 contoh hasil
pelaksanaan pengadaan yang telah kita cermati bersama) membuktikan bahwa tahapan kegiatan tersebut
belum sepenuhnya dilaksanakan terlihat dengan masih banyaknya permasalahan yang timbul.
C. Alinea Penutup
Kesimpulan :
Tata kelola pengadaan barang dan jasa untuk menciptakan pengadaan barang dan jasa yang kredibel
bukanlah suatu keniscayaan apabila dilaksanakan sesuai dengan apa yang seharusnya.
Tahap tahap yang harus dilaksanakan dalam sistem pengadaan barang/jasa secara umum di RSJ.
Prof.dr.Soerojo Magelang sudah dilaksanakan namun beberapa tahapan tidak dilakukan dengan baik dan
intensif.
Dilihat dari uraian evaluasi hasil pengadaan dari beberapa contoh di atas dapat disimpulkan bahwa titik
lemah dari pengadaan kita ada di beberapa kegiatan
1. Kebijakan, pedoman, panduan dan standar prosedur operasional ( SPO ) belum sepenuhnya effektif
digunakan dan dilaksanakan.
2. Masih ada kejadian munculnya pengadaan yang belum direncanakan sebelumnya
3. Penataan tempat bangunan baik untuk pengembangan pelayanan maupun penambahan sarana
prasarana belum sepenuhnya mengacu pada renstra ?
4. Dan yang paling penting adalah koordinasi dan peningkatan peran masing-masing unit terkait mulai
dari saat identifikasi kebutuhan, pengusulan penganggaran, pemaketan pekerjaan dan penyusunan
KAK serta penyusunan RUP dan pengkajian serta sosialisasi RUPnya.
Saran yang mungkin dapat ditindaklanjuti :
Laksanakan pengelolaan pengadaan barang dan jasa dengan mengedepankan hal-hal sebagai berikut :
1. Jadikan etika pengadaan sebagai mindset dalam tugas
2. Prinsip pengadaan sebagai Key Performance Indicator (KPI).
3. Proses pengadaan harus independent,focus, terorganisasi dan profesional.
4. Zero tolerance terhadap konflik kepentingan, suap dan gratifikasi.
5. Tidak ada intervensi dari pimpinan/atasan.
6. Melengkapi Kebijakan, Pedoman, Panduan dan SOP tentang tata kelola pengadaan barang dan jasa
di RSJ.Prof.dr. Soerojo Magelang, mensosialisasikan dan melaksanakannya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, harapan kami tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pegawai
RSJ.Prof.dr.Soerojo Magelang dan bagi pembaca pada umumnya.