Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Definisi Polimer disebut juga dengan makromolekul merupakan molekul besar yang
dibangun dengan pengulangan oleh molekul sederhana
Polimer atau kadang-kadang disebut sebagai makromolekul, adalah molekul besar yang
dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana yang disebut monomer.
Polimer (polymer) berasal dari dua kata, yaitu poly (banyak) dan meros (bagian bagian).
. Kesatuan-kesatuan berulang itu setara dengan monomer, yaitu bahan dasar pembuat polimer
(tabel 1). Akibatnya molekul-molekul polimer umumnya mempunyai massa molekul yang
sangat besar. Sebagai contoh, polimer poli (feniletena) mempunyai harga rata-rata massa
molekul mendekati 300.000. Hal ini yang menyebabkan polimer tinggi memperlihatkan sifat
sangat berbeda dari polimer bermassa molekul rendah, sekalipun susunan kedua jenis polimer
itu sama.
Klasifikasi polimer salah satunya berdasarkan ketahanan terhadap panas (termal). Klasifikasi
polimer ini dibedakan menjadi dua, yaitu polimer termoplastik dan polimer termoseting.
1. Polimer Termoplastik
Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jika
polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras.
Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai
bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang baru. Pada
level molekular, ketika temperatur ditingkatkan, gaya ikatan sekunder hilang (dengan adanya
peningkatan gerakan molekular) sehingga gerakan relatif rantai yang berdekatan menjadi
meningkat. Sebaliknya apabila temperatur diturunkan, akan terbentuk ikatan kembali dan
polimer akan mengeras. Degradasi irreversible hanya dihasilkan ketika temperaturnya sangat
tinggi.
Temoplastik relatif lunak. Banyak polimer linear dan yang mempunyai beberapa struktur
bercabang dengan rantai fleksibel merupakan termoplastik. Material ini dibuat dengan
aplikasi panas dan tekanan secara simultan. Kebanyakan polimer adalah termoplastik.
Sebagai contoh adalah polyethylene, polystyrene, poly(ethylene terephthalate), dan
poly(vinyl chloride).
Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik ini
tidak memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul
linear atau bercabang. Bentuk struktur termoplastik sebagai berikut.
- Fleksibel.
- Polietilena (PE) = Botol plastik, mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa saluran,
isolasi kawat dan kabel, kantong plastik dan jas hujan.
- Polivinilklorida (PVC) = pipa air, pipa plastik, pipa kabel listrik, kulit sintetis, ubin
plastik, piringan hitam, bungkus makanan, sol sepatu, sarung tangan dan botol detergen.
- Polipropena (PP) = karung, tali, botol minuman, serat, bak air, insulator, kursi plastik,
alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, pembungkus tekstil, dan permadani.
2. Polimer Termoseting
Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika polimer
ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang kembali.
Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat
pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi.
Plomer termoseting memiliki ikatan ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu
dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan silang
pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk
kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan silang antar rantai
polimer.
Yang membedakan antara Polimer Termoplastik dan Polimer Termosetting adalah sifat
kelarutannya , sifat ketahanannya terehadap panas , dan struktur molekulnya. Polimer
termosetting biasanya lebih keras dan kuat daripada termoplastik dan mempunyai stabilitas
dimensional yang lebih baik.