Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FILSAFAT PANCASILA

FILSAFAT PANCASILA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah:


Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu :
Liber Siagian

Disusun Oleh :
Dinar
Ledi Kimet Zerona
Novita Sari Butar-Butar
Nurmian Sari Purba
Rafael Gultom

Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
2017
KATA PENGANTAR

Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan
kasihNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Filsafat Pancasila.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-


kekurangan dan kesalahan baik isi maupun penulisan. Untuk itu kepada para
pembaca dan pakar, kami mengharapkan kritik dan saran kontruktif demi
kesempurnaan makalah yang akan datang.

Medan, September 2017

Penyusun Makalah
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................
i
Daftar Isi......................................................................................................................
ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan..........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................
2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertan dan Pembidangan Filsafat.........................................................................
3
B. Manfaat Filsafat.........................................................................................................
3
C. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat...................................................................
4
D. Landasan Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pancasila ....................................
4
E. Makna Nilai-nilai pada Tiap Sila Pancasila ..............................................................
5
F. Pancasila Sebagai Dasar Negara RI...........................................................................
6
G. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara........................................................
8
H. Pancasila Sebagai Sendi Keserasian Hukum.......................................................8
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................
9
B. Saran..........................................................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan


Pancasila adalah lima dasar yang menjadi ideologi negara Indonesia.
Sejarahnya yang panjang dalam mencari jati diri selama ratusan tahun mulai dari
zaman kerajaan Kutai hingga dijajah oleh negara lain membuat para pendiri
bangsa berfikir untuk merumuskan suatu landasan negara yang memiliki
karakteristik sesuai kepribadian bangsa Indonesia. Hingga akhirnya tersimpul
lima dasar yang mencakup segala aspek, baik berupa Religius, Humanisme,
Nasionalis, Demokrasi dan Keadilan. Semuanya terkandung dalam satu simbol
yaitu Pancasila.
Kedudukan pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia antara lain
adalah sebagai dasar negara Indonesia, sebagai sumber dari segala sumber hukum,
sebagai perjanjian luhur bangsa, sebagai cita-cita dan tujuan bangsa serta sebagai
ideologi nasional yang mempersatukan bangsa.
Rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke empat
merupakan landasan yuridis yang tidak dapat diubah, alasannya adalah pancasila
merupakan falsafah hidup dan perjanjian luhur bangsa Indonesia. Sebagai falsafah
hidup dan kepribadian bangsa Pancasila diyakini memiliki rumusan yang paling
tepat. Oleh karena itu, kami menulis makalah berjudul Filsafat Pancasila selain
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan juga untuk
menambah nasionalisme pembaca, mengingat nasionalisme warga negara
Indonesia akhir-akhir ini yang semakin luntur. Sehingga kami harapkan apa yang
kami sampaikan dapat menjiwai setiap tingkah laku dan kepribadian pembaca.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan pembidangan filsafat?
2. Apa manfaat filsafat?
3. Apakah yang dimaksud dengan pancasila sebagai suatu sistem filsafat?
4. Apa saja landasan Ontologi, Epistomologi dan Aksiologi pancasila?
5. Apa makna dari tiap-tiap sila dalam pancasila?
6. Apa yang dimaksud pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia?
7. Apa yang dimaksud pancasila sebagai Ideologi bangsa dan negara?
8. Apa maksud dari pancasila sebagai sendi keserasian hukum dan sebagai sumber
dari segala sumber hukum?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dan pembidangan filsafat.
2. Untuk mengetahui manfaat filsafat.
3. Untuk mengetahui maksud dari pancasila sebagai suatu sistem filsafat.
4. Untuk mengetahui apa saja landasan Ontologi, Epistomologi dan Aksiologi
pancasila.
5. Untuk dapat memahami makna dari tiap-tiap sila dalam pancasila.
6. Untuk menghayati arti dari pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.
7. Untuk mengetahui apa yang maksud dengan pancasila sebagai Ideologi bangsa
dan negara.
8. Untuk memahami maksud dari pancasila sebagai sendi keserasian hukum dan
sebagai sumber dari segala sumber hukum.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Pembidangan Filsafat


Filsafat adalah ilmu yang mencakup seluruh aspek ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu filsafat disebut sebagai mother of knowledge atau induk dari ilmu
pengetahuan. Istilah filsafat sendiri secara etimologi atau bahasa diambil dari
bahasa arab falsafah yang berasal dari bahasa Yunani philos dan sophia.
Philos memiliki arti mencari atau cinta dan Sophia berarti kebijaksanaan atau
kebenaran. Jadi jika digabung Philosophia memiliki arti kurang lebih adalah
mencari kebenaran atau mencintai kebijaksanaan. Dari istilah tersebut muncullah
istilah berfilsafat yang memiliki arti upaya seseorang untuk mencari
kebijaksanaan atau mencari kebenaran dengan cara berfikir secara mendalam.
Filsafat dikelompokkan menjadi empat bidang induk, yaitu:
1. Filsafat tentang pengetahuan yang terdiri dari epistemologi (asal mula atau
sumber pengetahuan), logika (cara penarikan kesimpulan), dan metodologi
(penelitian).
2. Filsafat tentang seluruh kenyataan yang terdiri dari ontologi (kenyataan yang
bersifat rasional), teologi metafisik (keberadaan tuhan), antropologi (hakikat
manusia).
3. Filsafat mengenai tindakan yang terdiri dari etika (perilaku manusia), estetika
(keindahan).
4. Sejarah filsafat

B. Manfaat Filsafat
Banyak manfaat yang diperoleh dari mempelajari filsafat, antara lain:
1. Seseorang akan memperoleh kebenaran dengan cara berfikir kritis.
2. Memperluas pandangan seseorang karena dapat berfikir secara universal.
3. Belajar filsafat akan membangun pribadi yang berkarakter, tidak
mudah terpengaruh oleh faktor eksternal, tetapi disisi lain masih
mampu mengakui harkat martabat orang lain, mengakui
keberagaman dan keunggulan orang lain.
C. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa filsafat adalah cara mencari
kebenaran, maka pancasila sebagai sistem filsafat memiliki nilai-nilai yang
mengandung kepribadian bangsa Indonesia dan diyakini paling benar, paling adil,
paling bijaksana bagi kehidupan warga negara Republik Indonesia. Falsafah
pancasila sebagai pedoman hidup harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, beribadah sesuai keyakinan yang dianut, berteman tanpa membeda-
bedakan, menghargai pendapat orang lain, dll.
Berhubungan dengan itu, suatu dasar negara tidaklah sama antara yang
satu dengan yang lainnya. Mungkin bagi negara Indonesia pancasila adalah dasar
negara yang baik dan adil, namun bagi orang atheis tentu pancasila tidaklah
sesuai. Tiap negara memiliki keistimewaan masing-masing sesuai dengan adat,
corak masyarakat serta pengalaman dalam perjuangan. Karenanya tiap negara
memiliki dasar filsafat masing-masing.

D. Landasan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Pancasila


1. Landasan Ontologi
Ontologi berasal dari bahasa Yunani ontos danlogos. Ontos berarti sesuatu
yang ada atau berwujud, sedangkan logos adalah ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu
yang mempelajari sesuatu yang ada, konkret dan rasional. Pancasila sebagai
landasan ontologi berarti didalamnya mengandung makna keberadaan (eksistensi).
Misalnya, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa maksudnya adalah Tuhan
sebagai sumber keberadaan (eksistensi) dari alam semesta ini.
2. Landasan Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme dan logos. Episteme
berarti pengetahuan dan logos adalah ilmu. Epistemologi mengkaji tentang
sumber ilmu pengetahuan, validitas dan hakikat ilmu. Epistemologi pancasila
terdiri dari beberapa azas, yaitu:
- Mahasumber atau sumber dari segala sumber adalah Tuhan, yang menciptakan
manusia dengan berbagai kepribadian dan potensi yang berbeda. Sebagai pencipta
alam semesta Tuhan telah menganugerahi manusia sebagai makhluk yang paling
sempurna dengan adanya akal. Ia mengajari manusia melalui ciptaan-ciptaannya.
- Sumber pengetahuan secara kualitatif dibagi sebagai berikut:
a. Sumber primer: sumber utama ilmu pengetahuan adalah alam semesta, karena
memiliki cakupan paling luas.
b. Sumber sekunder: sumber ilmu yang kedua adalah cabang-cabang ilmu yang
sudah ada, dokumentasi.
c. Sumber tersier: sumber tersier dari ilmu pengetahuan adalah cendekiawan,
ilmuwan, guru.
Dengan begitu, jelaslah bahwa pancasila memiliki azas-azas tersebut. Baik berupa
hubungan dengan tuhan yang bersifat religius, dan hubungan dengan manusia
yang bersifat sosial.

3. Landasan Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu axios dan logos. Axios memiliki
arti sesuatu atau wajar , sedangkan logos adalah ilmu. Aksiologi merupakan satu
kesatuan dengan Ontologi dan Epistemologi. Aksiologi membahas nilai-nilai,
termasuk nilai tertinggi dari Tuhan. Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta
isinya mengikat manusia melalui aturan perintah dan larangan, termasuk nilai
moral dan nilai spiritual.
Pancasila memiliki landasan aksiologi, sebagai pemberi aturan bagi warga negara
Indonesia agar berperilaku atau berkepribadian sesuai dengan sila-sila dalam
pancasila.

E. Makna Nilai-Nilai Pada Tiap Sila Pancasila


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti mempercayai adanya Tuhan Yang
Maha Kuasa. Maha Esa disini berasal dari bahasa Palli, atau bahasa India kuno
yang digunakan oleh masyarakat biasa. Maha berarti mulia atau besar (bukan
berupa bentuk). Sedangkan Esa berasal dari kata Etad yang berarti keberadaan.
Bukan satu atau tunggal sebagaimana yang telah kita pahami saat ini, karena jika
satu atau tunggal, maka agama dengan kepercayaan non-monotheisme tentunya
tidak sesuai dengan kaidah pancasila. Selain itu, arti satu atau tunggal dalam
bahasa Palli adalah Eka. Adapun ketuhanan disini telah berubah dari kata asal
yang semula tuhan mendapat tambahan ke- dan an yang berarti sifat-sifat
tuhan atau yang berhubungan dengan tuhan.
Selanjutnya, pasal 29 UUD 1945: ayat (1) menyatakan Negara berdasarkan
atas Ketuhanan Yang Maha Esa kalimat ini mengandung (nilai-nilai pengertian
akan pengakuan) ketaqwaan dan keimanan bangsa Indonesia kepada Tuhan yang
bersifat kekal dan berdiri sendiri, maha kuasa dan sempurna. Selanjutnya ayat (2)
menyatakan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu. Hal ini berarti:
a. Negara tidak hanya memberi kebebasan namun juga memberi perlindungan dan
pengamanan kepada setiap pemeluk agama.
b. Bagi para pemeluk agama, hendaknya saling toleransi dan menghormati antara
yang satu dengan yang lainnya.1[1]

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


Sila kedua dalam pancasila bersimbolkan rantai dengan bermata bulan
(wanita) dan persegi empat (pria) secara silih bergantian yang tersambung
menjadi satu yang menandakan humanisme.2[2] Dimana sebagai sesama manusia
harus menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) secara global atau kepada
seluruh manusia didunia untuk menandakan bahwa warga negara Indonesia
adalah warga yang beradab. Sila kedua ini mewajibkan bagi seluruh warganya
untuk menjunjung tinggi norma hukum dan moral agar memperlakukan sesama
manusia secara adil dan beradab tanpa deskriminasi.
Dengan adanya sila kedua ini, diharapkan seluruh warga negara Indonesia
akan hidup berdampingan secara harmonis, serta saling membantu dan gotong
royong.

3. Persatuan Indonesia
Pada sila ketiga ini secara tidak langsung mengikat warga negara Indonesia
agar bersatu tanpa membedakan dari suku, ras dan agama apa yang mereka miliki
(Bhineka Tunggal Ika). Sila ketiga ini memiliki simbol pohon beringin yang
rindang, dengan maksud Indonesia adalah tempat untuk berlindung atau berteduh
dan mempersatukan warga negaranya. Hal ini didukung pula dengan lahirnya
sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928: satu nusa, satu bangsa, satu
bahasa.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan / Perwakilan
Sila keempat memiliki simbol kepala banteng yang memiliki makna lambang
tenaga rakyat atau kekuasaan. Kerakyatan bermakna asas kekeluargaan yang

2
mencerminkan kepribadian warga negara Indonesia yang harmonis dimana
adanya keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan keseluruhan.
Sila keempat ini mengandung arti, kepemimpinan yang dilaksanakan
berdasarkan sistem perwakilan, dan keputusan yang akan diambil harus
berdasarkan musyawarah, atau bukan keputusan secara sepihak. Selain itu, sila ini
menjadi prinsip demokrasi pancasila dimana semua orang berhak mengutarakan
pendapat. Apabila tidak ditemukan kesepakatan dari hasil musyawarah, maka
jalan pintasnya adalah mengambil keputusan dengan suara atau voting terbanyak.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Sila kelima ini berarti keadilan yang berlaku disegala aspek kehidupan
masyarakat. Dengan simbol padi dan kapas, sila ini memiliki makna agar
masyarakat Indonesia mendapatkan keadilan baik sandang maupun pakan.

F. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


Pancasila sebagai dasar negara memiliki maksud bahwa pancasila harus
bisa dijadikan sebagai dasar atau fondasi negara Indonesia agar terbentuklah
Indonesia sebagai negara yang kuat layaknya sebuah bangunan. Selanjutnya
mengenai pancasila sebagai dasar negara dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai dasar negara berarti pancasila dipergunakan sebagai dasar
untuk mengatur penyelenggaraan negara.
2. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum memiliki sanksi bagi para
pelanggarnya.
3. Pancasila sebagai dasar negara tercantum dalam pembukaan UUD 1945 sebagai
pokok kaidah negara yang fundametal atau tidak dapat diubah.3[3]
G. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani yang pertama kali digunakan
oleh Antoine Desult de Tracy seorang filsuf Perancis. Menurutnya ideologi
berasal dari kata ideos atau idein dan logos. Ideos atau idein berarti bentuk atau
melihat, sedangkan logos adalah ilmu atau ajaran. Antoine Desult de Tracy
kemudian mengartikan ideologi adalah ilmu tentang terjadinya cita-cita, gagasan
atau buah pikiran.
Pancasila adalah ideologi negara Indonesia, sebagaimana ditegaskan dalam
ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998, bahwa pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara Indonesia memiliki dua kedudukan sekaligus, yaitu
sebagai dasar negara dan sebagai ideologi nasional. Pancasila sebagai ideologi
3
nasional mengandung makna sebagai ideologi yang memuat cita-cita dan tujuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
;;;;;;;
H. Pancasila Sebagai Sendi Keserasian Hukum dan Sebagai Sumber dari Segala
Sumber Hukum
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber. Disini fungsi dari
pancasila adalah sebagai fungsi yuridis ketatanegaraan, bukan fungsi sosiologis
ataupun etis dan filosofis. Secara yuridis ketatanegaraan, pancasila berfungsi
sebagai sumber hukum dalam negara Republik Indonesia. Pancasila bersifat
sosiologis berfungsi sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya,
adapun yang bersifat etis dan filosofis berfungsi sebagai pengatur tingkah laku
pribadi dan cara-cara dalam mencari kebenaran.
Sistem hukum Indonesia bersumber dan berdasar pada Pancasila sebagai
norma dasar bernegara, hal ini dijelaskan pula pada pasal 2 Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2011 ditegaskan bahwa pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum.
Dalam kedudukannya sebagai norma dasar dan norma fundamental negara,
nilai-nilai pancasila selanjutnya dijabarkan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar negara yang sekaligus menjadi ideologi
nasional bangsa Indonesia. Didalamnya terkandung makna-makna ataupun nilai
yang diambil dari karakteristik bangsa Indonesia yang mana juga diharapkan
sebagai cita-cita atau tujuan hidup bangsa Indonesia sendiri.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki landasan ontologi,
epistemologi dan aksiologi. Adapun fungsi yuridis yang dimiliki pancasila adalah
sebagai sumber dari segala sumber hukum juga sebagai pengatur ketatanegaraan.

B. Saran
Sebagai mahasiswa hendaknya kita tidak hanya sekedar mempelajari teori
akan pancasila, tapi juga mengamalkan nilai-nilai yang tercantum didalamnya.
Baik berupa saling toleransi antar umat bergama (religius), menghormati adanya
HAM (Humanisme), Nasionalisme (cinta tanah air), Demokrasi (musyawarah
untuk mencapai mufakat) dan Keadilan sosial (pemerataan sandang pakan).
DAFTAR PUSTAKA

Budiyono, Kabul, M. Si. (2012). Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Bandung
: Alfabeta.
Muzairi, M. Ag. (2009). Filsafat Umum. Yogyakarta : Teras.
Pasaribu, P. M. Si. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan. Medan : UNIMED Press.

Anda mungkin juga menyukai