Jawaban Pemicu 3
Jawaban Pemicu 3
1506800275
Tugas I : Susunlah pertanyaan penting terkait analisis narkoba dalam urine, paling sedikit
terdapat tujuh pertanyaan!
1. Senyawa apa yang terkandung dalam urine? Dan bagaimana cara menganalisis urine
yang mengandung narkoba?
2. Bagaimana cara menganalisis adanya narkoba dalam urine secara visual dan secara
analisa lab?
3. Untuk menganalisis senyawa narkoba dalam urine, kita harus mengetahui jenis-jenis
narkoba, sifat dan karakteristiknya terlebih dahulu. Sebutkan pembagian jenis narkoba
beserta sifat dan karakteristiknya! (sifat fisik dan sifat kimia senyawa)
4. Metode GC terkenal mampu memisahkan campuran berdasarkan perbedaan distribusi
fase yang terkandung dalam suatu sampel. Apakah metode GC juga dapat menganalisis
kadar narkoba dalam urine? Bagaimana metode kerja analisis senyawa narkoba dalam
urine tersebut?
5. Data keluaran dari hasil analisis GC berupa luas area dan waktu retensi. Apa yang
dimaksud dengan waktu retensi? Apa yang mempengaruhi waktu retensi dari suatu
senyawa?
6. Apa yang dimaksud dengan kalibrasi? Bagaimana cara membuat kurva kalibrasi hasil
analisa GC? Langkah apa yang harus kita lakukan setelah kita mendapatkan data keluaran
GC (luas area dan waktu retensi)?
7. Dalam kolom kromatograf, senyawa narkoba dalam urine akan terelusi. Senyawa narkoba
manakah yang akan terelusi lebih cepat? Mengapa?
8. Apakah ada metode lain selain GC untuk menganalisa kadar narkoba dalam urine?
Metode apakah itu? Bagaimana kelebihan dan kekurangannya jika dibandingkan dengan
metode GC?
Tugas II (nomor 3) :
SOAL 3. Bagaimana cara menganalisis adanya narkoba dalam sampel urine menggunakan GC
dan MS? Informasi apa saja yang anda peroleh dari kedua teknik ini yang digabung dalam
instrumen GC-MS?
Jawab:
Langkah-langkah menganalisis adanya narkoba (ganja) dalam urine seorang pecandu narkoba
menggunakan GC-MS:
a) Mengumpulkan data tentang jenis-jenis narkoba jenis ganja berupa sifat fisik dan sifat
kimianya
b) Membuat larutan standar untuk jenis senyawa ganja, zat aktif dari ganja adalah THC
(Tetra-Hydro-Cannabinol) yang kemudian diteliti dengan variasi konsentrasi/kadar
(contoh: membuat larutan standar ganja dengan kadar 25%, 50%, 75%, dan 100%)
c) Mengukur luas area dan waktu retensi dari setiap kadar larutan standar menggunakan alat
GC (Gas Chromatography)
d) Membuat kurva kalibrasi terhadap larutan standar senyawa THC (Tetra-Hydro-
Cannabinol), dengan data luas area sebagai x dan data kadar larutan standar sebagai y
e) Menganalisis sampel urine dengan alat GC. Dari hasil analisa urine dengan GC ini, akan
didapatkan data luas area dan waktu retensi komponen THC (Tetra-Hydro-Cannabinol)
yang terkandung dalam urine. Waktu retensi untuk suatu komponen sangatlah spesifik,
sehingga waktu retensi dijadikan parameter untuk analisa secara kualitatif (komponen
yang terkandung dalam urine tersebut). Untuk analisa kuantitatif GC didapatkan dari data
luas areanya. Waktu retensi komponen THC (Tetra-Hydro-Cannabinol) yang terkandung
dalam urine akan dibandingkan dengan waktu retensi larutan standar referensi (untuk alat
GC-MS, MS akan mencacah fragmen molekul yang terkandung dalam urine, sehingga
MS akan mendeteksi berapa berat molekul dari senyawa yang terkandung dalam urine
tersebut. Sehingga akan diketahui senyawa yang terkandung dalam urine). Luas area
setiap komponen yang terkandung dalam urine dimasukan kedalam persamaan kurva
kalibrasi sehingga dapat diketahui berapa kadar komponen THC (Tetra-Hydro-
Cannabinol) yang terkandung dalam urine
Gas Kromatografi
Gambar 8. GC/MS
Perbedaan GC dengan GC-MS
Sama-sama GC, namun detektornya berbeda. Kalau GC biasanya pakai detektor flame
ionization detector (FID) atau thermal conductivity detector (TCD). Sedangkan kalau GC-MS,
detektornya menggunakan mass spectrometer (spektrometer massa).
GC-MS menggabungkan mass spectrometry dengan GC. GC berfungsi sebagai pemisah,
dan MS menganalisa masing-masing peak GC tersebut. Jadi biasanya GC-MS untuk identifikasi
masing-masing peak saja (qualitative) pada sampel yang tidak diketahui komponen
kandungannya, selebihnya ketika kita cuma butuh analisa kuantitatif dan sudah mengetahui
komponen yang terkandung dalam sample, cukup pake GC dan membandingkan dengan peak
refrensi komponen sampel tersebut.
GC-MS kerjanya sama dengan GC, tetapi alat tersebut dilengkapi dengan pencacah fragmen
sehingga kita dapat mengetahui pemecahan ion fragmen senyawa dan dapat mengetahui Berat
Molekul senyawa yang di analisis.
Jadi, GC-MS merupakan kombinasi kekuatan yang simultan untuk memisahkan dan
mengidentifikasi komponen-komponen campuran.
Daftar Pustaka:
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. 1st ed. USA. The McGra-Hill Companies
Skoog, D.A. (1996). Principles of Instrumental analysis, 7th ed. Saunders College Publisihing.