Anda di halaman 1dari 28

Tugas 1

KIMIA ORGANIK

PENYEBAB DAN DAMPAK PENCEMARAN AIR

DISUSUN OLEH :

Nama NIM
Grace Angeline 120405050
Putri Defriska M. Siagian 120405052
Fahmi Maulana Yanuar 120405056
Piety Sibagariang 120405057
Brigitta Alphantaria 120405086

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Penyebab
dan Dampak Pencemaran Air.
Selama pelaksanaan dan penulisan proposal penelitian ini, penulis dibantu
oleh banyak pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ir., Hamidah Harahap, MSC selaku Dosen Pembimbing mata
kuliah Kimia Organik yang telah banyak memberikan ilmu dan arahan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian makalah ini.
2. Teman-teman angkatan 2012 yang telah membantu penyelesaian makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu sangat diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk membantu
dalam penyempurnaan makalah ini.

Medan, Maret 2016

Penulis

i
Abstrak

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi


dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia,
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Salah
satu pencemaran lingkungan yang berbahaya adalah pencernaran logam berat.
Kandungan BOD ini merupakan petunjuk penting untuk mengetahui
banyaknya zat-zat organik yang terkandung di dalam media air. Semakin besar
nilai BOD, berarti persediaan DO makin berkurang. Penurunan kandungan
oksigen terlarut dalam air tersebut disebabkan karena konsentrasi bahan
pencemar yang masuk keperairan mengalami peningkatan ke arah hilir.
Makalah ini membahas mengenai pencemaran air yang ditinjau dari
sumber pencemaran dan dampak pencemaran tersebut. Selain itu juga
dijelaskan mengenai indikator pencemaran air dan pengertian pencemaran air
oleh logam berat. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi bagi
kita semua, sehingga akandapat mengurangi pencemaran yang terjadi dan akan
didapat air yang aman, bersih dan sehat.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
ABSTRAK..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................1
1.3 Manfaat..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................3
2.1 Pembagian Zat Tercemar yang Mencemari Air ............................................3
2.2 Parameter Pencemaran Air............................................................................4
2.3 Proses Pencemaran Logam Berat dalam Air.................................................6
2.4 Pengertian Logam Berat................................................................................7
2.5 Pencemaran dan Bahaya Logam Berat..........................................................8
2.6 Kandungan Logam sebagai Pencemar dalam Air........................................12
2.7 Dampak Kerusakan Air terhadap Makhluk HIdup......................................15
BAB III TUGAS ...............................................................................................20
BAB IV KESIMPULAN ..................................................................................22
DAFTAR ISI......................................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencemaran air yaitu masuknya mahluk hidup, zat, energi atau
komponen lain ke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya [1]. Sedangkan definisi pencemaran menurut UU No.32 tahun
2009, Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia, sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan [2].
Indikator yang digunakan untuk mendeteksi pencemaran air adalah
cemaran logam berat didalamnya. Disebut logam berat berbahaya karena
umumnya memiliki rapt massa tinggi ( 5 gr/cm 3) dan sejumlah konsentrasi
kecil dapat bersifat racum dan berbahaya. Pencemaran logam berat dapat
berasal dari kegiatan industri maupun alam. Pencemaran air dapat berupa
garam dari logam berat dan logam berat yang membentuk senyawa toksik.
Logam berat yang sering terdapat dalam pencemaran air adalah Hg, Pb, Cd, Cr,
Cu, Ni, dan Zn dalam bentuk senyawa toksik. Menurut Forstner dan Prosi,
faktor yang menyebabkan logam berat tersebut dikelompokkan ke dalam zat
pencema ialah 1) logam berat tidak dapat terurai melalui biodegradasi seperti
pencemar organik, 2) logam berat dapat terakumulasi dalam lingkungan
terutama dalam sedimen sungai dan laut, karena dapat terikat dengan senyawa
organik dan anorganik, melalui proses adsorpsi dan pembentukan senyawa
komplek [3].

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian logam berat dan zat-zat yang mencemari air
2. Mengetahui proses atau penyebab pencemaran air oleh logam berat
3. Mengetahui dampak kerusakan air bagi makhluk hidup

1
1.3 Manfaat
Makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang penyebab dari
pencemaran lingkungan terutama Logam Berat dan dampak yang ditimbulkan
karna pencemaran air, sehingga dapat menimbulkan pengendalian untuk
mengatasi pencemaran air.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembagian Zat Tercemar yang Mencemari Air


a. Senyawa Organik
Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen
yaitu sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah
industri makanan, sampah industri gula tebu, sampah rumah tangga
(sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuh-
tumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampah-
sampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila
sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan (sumber
air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme
dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian
sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan
menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak
untuk diminum atau untuk mandi.
C, H, S, N, + O2 CO2 + H2O + H2S + NO + NO2
Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian
dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis
sehingga biota air akan mati [4].
b. Senyawa non organik
Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-
logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), timah hitam (Pb),
tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa
logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh, biasanya melalui
makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh. Seperti:
ginjal, hati, limpa, saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu
fungsi organ tubuh tersebut [4].
c. Senyawa berupa makanan tumbuh-tumbuhan
Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti
senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga

3
(ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain
itu, akan menggangu ekosistem air, mematikan ikan, dan organisme
dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang, hal ini
disebabkan karena oksigen dan sinar matahari yang diperlukan
mikroorganisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak
dapat masuk ke dalam air [4].
d. Biologi
Pencemaran biologi yang penting adalah bakteri patologis virus
atau parasit. Sumber utama zat pencemar adalah berasal dari manusia
dan hewan ataupun limbah cair [4].

2.2 Parameter Pencemaran Air


1. BOD
BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik
yangmenunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh
mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau
mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobic. Ditegaskan lagi
oleh Boyd (1990), bahwa bahan organik yang terdekomposisi dalam
BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily
decomposable organic matter). Mays (1996) mengartikan BOD sebagai
suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba
yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya
bahan organik yang dapat diurai. Dari pengertian-pengertian ini dapat
dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen,
tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah
bahan organik mudah urai (biodegradable organics) yang ada di
perairan [5].
2. COD
COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang
diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung
dalam air. Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara
kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada
kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat, sehingga segala
macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks

4
dan sulit urai, akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara
COD dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang
sulit urai yang ada di perairan. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD,
tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan
jumlah total bahan organik yang ada [5].
3. Nilai pH, Keasaman dan Alkalinitas.
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan
mempunyai pH sekitar 6,5 7,5. Air akan bersifat asam atau basa
tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air
tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH
normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan
mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota
akuatik.
Alkalinitas berkaitan dengan kesadahan air, yan merupakan salah
satu sifat air. Adanya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) di dalam
air akan mengakibatkan sifat kesadahan air tersebut [6].
4. Warna dan Kekeruhan
Warna air yang tidak normaal biasanya merupakan indikasi
terjadinya pencemaran air. Warna air dibedakan menjadi dua macam
yaiti warna sejati (akibat bahan-bahan terlarut) dan air semu (akibat
bahan terlaru, bahan tersuspensi diantaranya yang bersifat koloid.
Kekeruhan menunjukan sifat toptis air, yang mengakibatkan
pembiasan cahaya ke dalam air. Kekruhan membatasi masukannya
cahaya ke dalam iar. Kekurahan ini terjadi karena adanya bahan
terapung, dan terurainya zat tertentu, seperti bahan organik, jasad renik,
lumpur tanah liat dan benda yang terapung dan sangat halus sekali.
Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar listriknya dan semakin
banyak pula padatannya [6].

2.3 Proses Pencemaran Logam Berat dalam Air


Hampir semua loga, termasuk logam-logam berat yang ada ditanah,
terdapat dalam bentuk persenyawaan dengan unsur lain dan berwujud seperti
batu-batuan. Hanya sedikit yang unsur murni dalam bentuk butiran di tengah
batu-batuan, misalnya emas, platinum, perak, air raksa dan tembaga. Karena

5
pengaruh cuaca, setelah kurun waktu yang sangat lama, batu-batuan mula-mula
tersebut retak, kemudian lepas sekeping demi sekeping dan akhirnya menjadi
butiran yang halus. Bersama air hujan, butiran-butiran tersebut akan sampai
pada badan-badan air, dan persenyawaan logam berat yang dikandungnya
segera melepaskan ion-ion positifnya [15].
Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan
daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu
air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari
atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke
dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian
tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke
dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang,
cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain). Kemudian, polutan tersebut
yang masuk ke air diserap langsung oleh fitoplankton. Fitoplankton adalah
produsen dan sebagai tropik level pertama dalam rantai makanan. Kemudian
fitoplankton dimakan zooplankton. Konsentrasi polutan dalam tubuh
zooplankton lebih tinggi dibanding dalam tubuh fitoplankton karena
zooplankton memangsa fitoplankton sebanyak-banyaknya. Fitoplankton dan
zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores (pemakan plankton) sebagai
tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan karnivores (pemakan
ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya dimangsa oleh ikan
predator sebagai tropik level tertinggi. Ikan predator dan ikan yang berumur
panjang mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling tinggi di
antara seluruh organisme laut. Kerang juga mengandung logam berat yang
tinggi karena cara makannya dengan menyaring air masuk ke dalam insangnya
setiap saat dan fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam
tubuhnya dan terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi
konsentrasi yang di air. Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari
fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila
polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam
konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka
akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat
dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah

6
tercemar kemungkinan besar juga tercemar. Logam berat telah lama dikenal
sebagai suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan
memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak
sedikit yang menyebabkan kematian [6].

2.4 Pengertian Logam berat


Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih
besar dari 5 g/cm3, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg,
dan Pb dinamakan sebagai logam non esensial dan pada tingkat tertentu
menjadi logam beracun bagi makhluk hidup
Logam berat ialah unsur logam dengan berat molekul tinggi. Dalam
kadar rendah logam berat pada umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan
hewan, termasuk manusia. Termasuk logam berat yang sering mencemari
habitat ialah Hg, Cr, Cd, As, dan Pb [7], sedangkan logam berat yang sering
dijumpai di air dan sedimen kolong atau danau bekas tambang adalah Fe, Al,
Pb, Zu, Cd, Zn, Cu [8].
Logam berat merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak dapat
didegradasi maupun dihancurkan. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh
manusia melalui makanan, air minum, atau udara. Logam berat seperti
tembaga, selenium, atau seng dibutuhkan tubuh manusia untuk membantu
kinerja metabolisme tubuh. Akan tetapi, dapat berpotensi menjadi racun jika
konsentrasi dalam tubuh berlebih. Logam berat menjadi berbahaya disebabkan
sistem bioakumulasi, yaitu peningkatan konsentrasi unsur kimia didalam tubuh
mahluk hidup [9].
Logam berat adalah unsur alami dari kerak bumi. Logam yang stabil dan
tidak bisa rusak atau hancur, oleh karena itu mereka cenderung menumpuk
dalam tanah dan sedimen. Banyak istilah logam berat telah diajukan,
berdasarkan kepadatan, nomor atom, berat atom, sifat kimia atau racun. Logam
berat yang dipantau meliputi: Antimony (Sb), Arsenik (As), Cadmium (Cd),
Cobalt (Co), Chromium (Cr), Copper (Cu), Nickel (Ni), Lead (Pb),
Mangan(Mn), Molybdenum (Mo), Scandium (Sc), Selenium (Se), Titanium
(Ti), Tungsten (W), Vanadium (V), Zinc (Zn). Besi (Fe), Nikel (Ni), Stronsium
(Sr), Timah (Sn), Tungsten (W), Vanadium (V) [10].

2.5 Pencemaran dan Bahaya Logam Berat

7
Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan. Banyak
laporan yang memberikan fakta betapa berbahayanya pencemaran lingkungan
terutama oleh logam berat pada kawasan perairan, baik akibat penggunaan
airnya untuk konsumsi sehari-hari maupun ketika mengkonsumsi biota air
tawar yang hidup di perairan tercemar tersebut. Kasus yang dilaporkan pertama
kali di Jepang, timbulnya penyakit itai-itai(Ouch-ouch) yang menyebabkan
para nelayan dan keluarganya terkena keracunan kronis akibat logam berat Cd
dan mengakibatkan kematian manusia 100 orang [2].
Senyawa logam berat biasanya banyak terdapat dalam limbah industri.
Keberadaan logam berat di perairan laut dapat berasal dari berbagai sumber,
antara lain dari kegiatan pertambangan, rumah tangga, limbah pertanian dan
buangan industri. Dari keempat jenis limbah tersebut, limbah yang umumnya
paling banyak mengandung logam berat adalah limbah industri. Hal ini
disebabkan senyawa logam berat sering digunakan dalam industri, baik sebagai
bahan baku, bahan tambahan maupun katalis. Peningkatan kadar logam berat
pada air laut akan mengakibatkan logam berat yang semula dibutuhkan untuk
berbagai proses metabolisme dapat berubah menjadi racun bagi organisme laut.
Selain bersifat racun, logam berat juga akan terakumulasi dalam sedimen dan
biota melalui proses gravitasi [11].
Menurut Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
(1990), sifat toksisitas logam berat dapat dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu
bersifat toksik tinggi yang terdiri dari unsur-unsur mercury (Hg), cadmium
(Cd), timbal (Pb), tembaga (Cu) dan seng (Zn), bersifat toksik sedang terdiri
dari unsur-unsur krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co), dan yang bersifat
toksik rendah terdiri atas unsur mangan (Mn) dan besi (Fe). Keberadaan logam
berat dalam lahan, air, dan udara dapat membahayakan kesehatan manusia.
Masuknya logam berat dari lingkungan melalui rantai makanan menyebabkan
tingkat konsentrasi logam berat di dalam organisme menjadi tinggi, karena
sifatnya yang sulit terurai dan terdeposit pada permukaan tanah sehingga dapat
terserap oleh organisme. Proses ini dikenal sebagai biomagnifikasi. Proses
biomagnifikasi ini dapat terjadi pada tanaman hasil panen seperti beras dan
kedelai [12].

8
Logam yang dapat menyebabkan keracunan adalah jenis logam berat
saja. Logam ini termasuk logam yang essensial seperti Cu, Zn, Se dan yang
nonesensial seperti Pb, Hg, Cd, dan As.Terjadinya keracunan logam paling
sering disebabkan pengaruh pencemaran lingkungan oleh logam berat, seperti
penggunaan logam sebagai pembasmi hama (pestisida), pemupukan maupun
karena pembuangan limbah pabrik yang menggunakan logam. Logam esensial
seperti Cu dan Zn dalam dosis tertentu dibutuhkan sebagai unsur nutrisi pada
hewan, tetapi logam nonesensial seperti Hg, Pb, Cd, dan As sama sekali belum
diketahui kegunaannya walaupun dalam jumlah relative sedikit dapat
menyebabkan keracunan pada hewan [10].
Masing-masing logam berat memiliki pengaruh yang berbeda jika
terakumulasi dalam tubuh manusia, yang akan berefek kepada kesehatan
manusia tersebut. Beberapa diantaranya:
a. Cadmium (Cd)
Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya
karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium
berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat
terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Kadmium merupakan
salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko
tinggi terhadap pembuluh darah. Apabila Kadmium masuk ke dalam
tubuh maka sebagian besar akan terkumpul di dalam ginjal, hati dan
sebagian yang dikeluarkan lewat saluran pencernaan. Kadmium dapat
mempengaruhi otot polos pembuluh darah secara langsung maupun tidak
langsung lewat ginjal, sebagai akibatnya terjadi kenaikan tekanan darah.
Senyawa ini bisa mengakibatkan penyakit liver dan gangguan ginjal serta
tulang. Senyawa yang mengandung Kadmium juga mengakibatkan
kanker [10].
b. Kromium (Cr)
Khromium dapat menyebabkan kerusakan terhadap organ
respirasi,dan dapat juga menyebabkan timbulnya kanker pada manusia
[10].
c. Tembaga/Kuprum (Cu)
Gejala yang timbul pada manusia yang keracunan Cu akut adalah:
mual, muntah, sakit perut, hemolisis, netrofisis, kejang, dan akhirnya

9
mati. Pada keracunan kronis, Cu tertimbun dalam hati dan menyebabkan
hemolisis. Hemolisis terjadi karena tertimbunnya H2O2 dalam sel darah
merah sehingga terjadi oksidasi dari lapisan sel yang mengakibatkan sel
menjadi pecah [10].
d. Besi/Ferrum (Fe)
Sekalipun Fe diperlukan oleh tubuh, tetapi dalam dosis besar dapat
merusak dinding usus.Kematian seringkali disebabkan oleh rusaknya
dinding usus ini. Debu Fe juga dapat diakumulasi didalam alverri paru-
paru. [10].
e. Nikel (Ni)
Nikel dapat terdapat sebagai unsur bebas dan juga sebagai senyawa
dimana nikel nantinya dalam bentuk ion dengan valensi 2 dan 3. Nikel
dapat menyebabkan kanker walaupun dalam jumlah kecil [10].
f. Zinkum (Zn)
zat Zinkum yang masuk ke dalam tubuh berlebihan, maka dapat
mengakibatkan keracunan Zinkum. Usus tertekan, muntah, kram perut,
diare dan mual berkepanjangan. Gejala tersebut jika tidak segera
ditangani dapat menyebabkan sakit kuning, kejang, demam, dan tekanan
darah rendah, bahkan kematian [10].

10
Proses Masuknya Logam Berat Kedalam Lingkungan Perairan

Gambar 1. Proses Masuknya Logam Berat Kedalam Lingkungan Perairan


(Surbakti, 2011)

2.6 Kandungan Logam Sebagai Pencemar dalam Air.

11
1. Air Raksa (Merkuri, Hg)
Air raksa atau mercury adalah unsur logam yang termasuk logam berat yang
bersifat racun terhadap tubuh manusia. Bisanya secara alami ada dalam air
dengan konsentrasi yang sangat kecil. Pencemaran air atau sumber air oleh
merkuri umumnya akibat limbah limbah yang berasal dari industri. Pada tahun
1950an, kasus pencemaran oleh logam berar khusunya merkuri telah terjadi di
teluk Minamata, Jepang, dan telah meracuni penduduk di daerah sekitar teluk
Minamata tersebut. Logam merkuri atau air raksa (Hg0 ini dapat terakumulasi
di dalam produk perikanan atau tanaman dan jika produk tersebut dimakan
oleh manusia akan dapat terakumulasi di dalam tubuh. Akumulasi logam Hg ini
dapat meracuni tubuh dan mengakibatkan kerusakan permanen terhadap sistem
saraf, dengan gejala sakit-sakit pada seluruh tubuh. Oleh karena itu, di Jepang,
penyakit karena kercunan merkuri (Hg) dinamakan penyakit Itai-itai yang
berarti sakitsakit, atau sering disebut juga dengan penyakit Minamata
(Minamata disease). Dari hasil peneletian, kasus penyakit di Minamata
tersebut disebabkan karena pencemaran air oleh limbah yang mengandung
merkuri khlorida (HgCl) yang dikeluarkan oleh pabrik-pabrik di sekitar teluk
Minamata.

2. Kadmium
Konsentrasi kadmium (Cd) dalam air olahan (finished water) yang
dipasok oleh PAM umumnya sangat rendah, karena umumnya senyawa alami
senyawa kadmium ini jarang terdapat di dalam sumber air baku, atau jika ada
konsentrasinya di dalam air baku sangat rendah. Selain itu dengan pengolahan
air minum secara konvesional, senyawa kadmium ini dapat dihilangkan dengan
efektif. Air minum biasanya mengandung kadmium (Cd) dengan konsentrasi 1
g, atau kadang-kadang mencapai 5 g dan jarang yang melebihi 10 g. Pada
beberapa wilayah tertentu yang struktur tanahnya banyak mengandung
kadmium, air tanahnya kadang juga mengandung kadmium dengan konsentrasi
agak tinggi. Konsentrasi kadmium dalam air minum yang cukup tinggi,
kemungkinan juga dapat terjadi pada wilayah yang dipasok dengan air dengan
pH yang sedikit asam. Hal ini disebabkan karena pada pH yang agak asam

12
bersifat korosif terhadap sistem plumbing atau bahan sambungan perpipaan
yang mengandung kadmium. Tingkat konsentrasi kadmium ini merupakan
fungsi berapa lama air kontak/berhubungan dengan sistem perpipaan
(plumbing system), dan sebagai akibatnya apabila dilakukan pemeriksaan
contoh pada lokasi yang sama, seringkali terdapat variasi tingkat konsentrasi.
Oleh karena itu untuk mendapatkan konsentrasi rata-rata yang akurat,
memerlukan data yang cukup banyak.
Keracunan oleh kadmium menunjukkan gejala yang mirip dengan
gejala penyakit akibat keracunan senyawa merkuri (Hg) atau penyakit
Minamata. Berdasarkan baku mutu air minum yang dikeluarkan oleh WHO
(1971), kadar kadmium maksimum dalam air minum yang dibolehkan yakni
0,01 mg/l, sedangkan menurut Peraruran Pemerintah Republik Indonesia No:
20 Tahun 1990, kadar maksimum kadmium dalam air minum yang dibolehkan
yakni 0,005 mg/l.

3. Selenium
Selenium dalam air dengan konsentrasi yang agak tinggi biasanya
terdapat di daerah seleniferous. Di daerah seperti ini kandungan selinium
dalam air tanah (sumur) ataupun air permukaan dapat mencapai orde mg/l.
Berdasarkan penelitian terhadap tikus betina, LD50 akut melalui mulut untuk
sodium selenite yakni 31,5 mg/kg berat tubuh, dan berdasarkan pengetesan
toksisitas akut terhadap tikus, menunjukkan penurunan gerakan spontan,
pernafasan yang cepat dan hebat, diare dan selanjutnya mati karena susah
bernafas. Gejala subakut meliputi menurunnya laju pertumbuhan, terjadi
hambatan terhadap intake makanan, dan keluarnya cairan kotoran (tinja).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap tikus dengan memberikan dosis secara
kontinyu selama satu bulan melalui mulut, gejala toksisitas subakut dari
sodium selenate terjadi pada dosis 1 mg/kg/hari untuk tikus jantan dan 5
mg/kg/hari untuk tikus betina. Setelah pemberian dosis terus-menerus selama
satu bulan, terjadi anemia yang disebabkan menurunya jumlah sel darah merah
serta jumlah haemoglobin, dan berdasarkan hasil pembedahan terjadi
akumulasi sodium selenate pada hati, ginjal, testis, paruparu dan limpha.

13
Bedasarkan penelitian toksisitas baik akut maupun subakut dari selenium
tersebut maka WHO menetapkan kadar maksimun selenium yang dibolehkan
dalam air minum yakni 0,01 mg/l, dan menurut Peraruran Pemerintah Republik
Indonesia No: 20 Tahun 1990, kadar maksimum selenium dalam air minum
yang dibolehkan juga 0,01 mg/l.

4. Kromium
Kromium tidak ditemukan di alam sebagai logam murni. Sumber alami
kromium adalah batuan chromite (FeCr2O4) dan chromic oxide (Cr2O3).
Garam garam kromium digunakan dalam industri besi baja, cat, bahan celupan
(dyes), bahan peledak, tekstil, keramik, gelas, fotografi, sebagai penghambat
korosi dan sebagai campuran lumpur pengeboran (drilling mud).
Kadar kromium maksimum yang diijinkan bagi kepentingan air minum
adalah 0,05 mg/L. Kadar kromium pada perairan tawar biasanya kurang dari
0,001 mg/L dan pada perairan laut sekitar 0,00005 mg/L.
Kromium trivalen merupakan unsur yang esensial bagi tumbuhan dan
hewan sedangkan kromium heksavalen bersifat toksik. Keracunan kromium
dapat mengganggu fungsi hati, ginjal, pernafasan dan mengakibatkan
terjadinya kerusakan kulit.
Fitoplankton lebih sensitif terhadap kromium daripada ikan. Kadar
kromium sebesar 2 g/L dapat menghambat pertumbuhan mikroalgae
Microcystis aeruginosa dan kadar kromium sebesar 20 g/L dapat menghambat
pertumbuhan Chlorella pyrenoidosa dan Clamydomonas reinhardii.

5. Besi
Kandungan besi dalam air yang teroksidasi berwarna kecoklatan dan
tidak larut mengakibatkan penggunaaan air menjadi terbatas. Air tidak dapat
lagi dipergunakan untuk air rumah tangga, cucian dan air industri. Kandungan
besi dalam air dapat berasal dari larutan batu-batuan yang mengandung
senyawa Fe seperti Pyrit. Dalam buangan limbah industri kandungan besi
berasal dari korosi pipa-pipa air mineral logam sebagai hasil reaksi elektro

14
kimia yang terjadi pada perubahan air yang mengandung padatan larut
mempunyai sifat menghantarkan listrik dan ini mempercepat terjadinya korosi.
Pada pH sekitar 7,5 - 7,7 ion ferri mengalami oksidasi dan berikatan
dengan hidroksida membentuk (Fe(OH)3 yang bersifat tidak larut dan
mengendap (presipitasi) di dasar perairan, membentuk warna kemerahan pada
substrat dasar. Oleh karena itu, besi hanya ditemukan pada perairan yang
berada kondisi anaerob (anoksik) dan suasana asam.
Kadar besi pada perairan alami berkisar antara 0,05 - 0,2 mg/L. Kadar
besi >1,0 mg/L dianggap membahayakan kehidupan organisme akuatik. Air
yang diperuntukkan bagi air minum sebaiknya memiliki kadar besi kurang dari
0,3 mg/L dan perairan yang diperuntukkan bagi keperluan pertanian sebaiknya
memiliki kadar besi tidak lebih dari 20 mg/L.
Besi termasuk unsur yang esensial bagi makhluk hidup. Pada tumbuhan,
termasuk algae, besi berperan sebagai penyusun sitokrom dan klorofil. Kadar
besi yang berlebihan dapat menimbulkan warna merah dan mengakibatkan
karat pada logam serta memudarkan bahan celupan (dyes) dan tekstil. Pada
tumbuhan, besi berperan dalam sistem enzim dan transfer elektron pada proses
fotosintesis. Namun, kadar besi yang berlebihan dapat menghambat fiksasi
unsur lainnya.

2.7 Dampak Kerusakan Air Terhadap Makhluk Hidup


Tercemarnya air memberikan banyak dampak merugikan bagi
lingkungan, kesehatan manusia, dan berbagai makhluk hidup di bumi. Air
merupakan kebutuhan utama dan mendasar dalam setiap kehidupan manusia.
Air memegang peranan penting dalam menjaga kestabilan ekosistem, namun
tak jarang kepedulian akan lingkungan mereka abaikan sehingga menyebabkan
kerusakan ekosistem yang berdampak sangat buruk bagi kehidupan manusia.
Selain itu dampak buruk pencemaran air dirasakan oleh makhluk hidup lainnya
seperti binatang dan tumbuhan. Penyebab terbesar pencemaran air tersebut
adalah limbah industri dan juga tak jarang orang-orang membuang sampah di
sungai-sungai.

15
Pencemaran air merupakan suatu keadaan dimana terjadi perubahan di
suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah
akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian
terpenting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian
dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan
polutan.
Dari berbagai macam fungsinya tersebut keberadaan air sangat
membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan
air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai
objek wisata.
Saat ini pencemaran air sudah menjadi masalah global yang
membutuhkan perhatian khusus. Telah dikatakan bahwa salah satu penyebab
utama kematian terbanyak terjadi karena polusi air tersebut. Tercatat lebih dari
14.000 orang setiap harinya meninggal karena masalah ini. Di India saja ada
sekitar 1.000 anak-anak meninggal karena penyakit Diare. Sekitar 90% dari
kota-kota kecil di China menderita polusi air hingga tingkatan tertentu, dan
sekitar 500 juta orang tidak memiliki akses yang aman untuk air minum [13].

Oleh karena itu ada beberapa penyakit yang akibat pencemaran air :
Water diseases merupakan penyakit yang ditularkan langsung melalui air
minum, seperti kolera, tifus, dan disentri.
Water washed diseases merupakan penyakit yang berkaitan dengan
kekurangan air hygiene perorangan, seperti scabies, infeksi kulit dan
selaput lender, trachoma dan lepra.

16
Water based diseases merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit
penyakit yang sebagian siklus kehidupannya berhubungan dengan
schistosomiasis.
Water related vectors adalah penyakit yang ditularkan oleh vector
penyakit yang sebagian atau seluruhnya perindukkannya berada di air,
seperti malaria, demam berdarah dengue, dan filariasis.

Terdapat empat dampak polusi air bagi kehidupan, yaitu :


1. Dampak pencemaran air terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pada yang larut karena pencemaran air limbah akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air. Sehingga
mengakibatkan kehidupan dalam air membutuhkan oksigen terganggu serta
mengurangi perkembangannya.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air limbah
secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat.
Dengan air limbah yang sulit terurai. Panas dari industri juga akan membawa
dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan terlebih
dahulu [14].
2. Dampak negatif pencemaran air terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform
telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur
dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya
pencemaran tersebut [14].
3. Efek pencemaran air terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara
lain :
- air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
- air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
- jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan
tak dapat membersihkan diri
- air sebagai media untuk hidup vector penyakit

17
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases,
atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di
daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba
penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat
menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoan [14].

Tabel : Beberapa Penyakit Bawaan Air dan Agennya


A Pen
Virus gen yakit
Rotavirus Diare pada anak
Virus Hepatitis A Hepatitis A
Virus Poliomyelitis Polio (myelitis anterior acuta)
Bakteri
Vibrio cholera Cholera
Escherichia Coli Diare/Dysenterie
Enteropatogenik
Salmonella typhi Typhus abdominalis
Salmonella paratyphi Paratyphus
Shigella dysenteriae Dysenterie
Protozoa
Entamuba histolytica Dysentrie amoeba
Balantidia coli Balantidiasis
Giarda lamblia Giardiasis
Metazoa
Ascaris lumbricoides Ascariasis
Clonorchis sinensis Clonorchiasis
Diphyllobothrium latum Diphylobothriasis
Taenia saginata/solium Taeniasis
Schistosoma Schistosomiasis

Akibat pencemaran air terhadap estetika lingkungan


Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan
perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya
ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat

18
mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga
dapat mengurangi estetika lingkungan. Selain bau, limbah tersebut juga
menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen
atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun
dapat mengurangi estetika [14].

19
BAB III
TUGAS

Tugas 1.
1. Bahan bahan yang telah mencemari air tersebut dapat dibedakan atau
digolongkan kepada senyawa apa? Apa yang diketahui oleh Budi.
Terdapat beberapa senyawa yang menyebabkan air tercemar, yaitu
bakteri, senyawa organik dan senyawa non-organik. Dimana pada
pemicu yang tergolong senyawa organik berupa kotoran manusia,
kotoran hewan, tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan yang sudah mati,
dan yang termasuk senyawa non organic berupa senyawa-senyawa
logam berat seperti merkuri (Hg), cadmium (Cd), timah hitam (pb) dan
tembaga (Cu).
2. Terangkan sumber senyawa dari alam cerita diatas?
Sumber-sumber senyawa tersebut dapat berasal dari industri-industri
serta kegiatan manusia yang berada di sekitar sungai, mata air, ataupun
sumber air. Limbah hasil industry, serta limbah hasil manusia yang
dibuang ke sungai yang enyebabkan terjadinya pencemaran pada badan
air.
3. Informasi apa yang perlu diketahui Budi untuk struktur atom dan
molekul cerita diatas?
Untuk mengetahui struktur atom dan molekul dari cerita di atas, maka
budi harus mempelajari atom-atom dan unsur yang terkandung pada
senyawa tersebut, serta menguasai materi model atom, dan konfigurasi
elektron
4. Senyawa-senyawa diatas tidak berdiri sendiri untuk dapat mencemari
air tersebut sehingga diperlukan informasi tentang ikatan kimia dari
cerita diatas.

Tugas 2
Konfigurasi dari Elektron dibawah ini :
1. 11 Sodium (Na) = [Ne] 3s1

20
2. 12 Magnesium (Mg) = [Ne] 3s2
3. 19 Potasium (K) = [Ar] 4s1
4. 20 Calsium (Ca) = [Ar] 4s1
5. 54 Xenon (Xe) = [Kr] 4d10 5s2 5p6
6. 86 Radon (Rn) = [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p6

Konfigurasi elktron dari group halogen (golongan 7)


1. 9 F [He] = 2s2 2p5
2. 17 Cl [Ne] = 3s2 3p4
3. 35 Br [Ar] = 3d10 4s2 4p5
4. 53 I [Kr] = 4d10 5s2 5p6
5. 85 Asetin (At) = [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p5

21
BAB IV
KESIMPULAN

1. Senyawa-senyawa yang menyebabkan pencemaran air adalah senyawa organik


(meliputi tumbuhan dan hewan mati, kotoran manusia dan hewan), senyawa
non organic (berupa logam berat), senyawa berupa makanan tumbuh-tumbuhan
(nitrat, senyawa fosfat), biologi (bakteri patologis virus atau parasite).
2. Parameter-parameter pencemaran air adalah BOD, COD, Nilai pH, Keasaman
dan Alkalinitas.
3. Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar dari
5 g/cm3, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni.
4. Dampak pencemaran air bagi makhluk hidup meliputi turunnya kadar oksigen
terlarut dalam air, membawa penyakit menular bagi manusia dan bau yang
menyengat akibat limbah yang membusuk.

22
DAFTAR PUSTAKA

[1] Widyaningsih. 2012. Pengaruh Variasi Biomassa Enceng Gondok Terhadap


Kandungan Krom (Cr) Limbah Cair Industri Sablon TemenanMonjali
Yogyakarta. Program Studi Biologi. FMIPA. Universitas Negeri
Yogyakarta : Yogyakarta.
[2] Prabowo, Rossi. 2012. Akumulasi Cadmium (Cd) dan Timbal (Pb) Pada
Ikan Wader Merah (Puntius bramoides C.V),Lunjar (Rasbora
argyrotaenia,Blkr) dan Nilem (Osteochilus hasselti, C.V) Sebagai
Bioindikator Pemcemaran Logam Berat di Kaligarang. Universitas
Diponegoro. Semarang.
[3] Tarigan, Z.; Edward dan Rozak, Abdul. 2003. Kandungan Logam Berat
Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni dalam Air Laut dan Sedimen di Muara Sungai
Membramo, Papua dalam Kaitannya dengan Kepentingan Budidaya
Perikanan. Kelompok Penelitian Pencemaran Laut. Balai Dinamika Laut.
Pusat Penelitian Oseanografi. LIPI : Jakarta.
[4] Widyastuti, M. 2012. Pencemaran Air.
[5] Widya, Pranata. 2012. BOD dan COD sebagai Parameter Pencemaran Air
dan Baku Mutu Air Limbah.
[6] Nurjannah,Siti; Dewi, Sri Pangesti; Susanti, Tri Novi; Yuliastuti dan
Satnawatri, Yurasa. 2012. Pencemaran Air oleh Logam Berat. Politeknik
Kesehatan Yogyakarta : Yogyakarta.
[7] Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2006. LOGAM BERAT DALAM
PERTANIAN. Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
[8] Wahyuni, Hasti; Setia Budi Sasongko dan Dwi P. Sasongko. 2013.
Kandungan Logam Berat pada Air, Sedimen dan Plankton di Daerah
Penambangan Masyarakat Desa Batu Belubang Kabupaten Bangka
Tengah. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan 2013. Universitas Diponegoro. Semarang.
[9] Rumajar, Antonius Theodorus B. 2011. Penjajakan Kadar Logam
Berat Pb Pada Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir)
Asal Kecamatan Medan Deli Dan Kangkung Air (Ipomea aquatica

23
Forsk) Asal Kecamatan Sunggal Kota Medan. Universitas Sumatera
Utara. Medan
[10] Surbakti, Patut. 2011. Analisis Logam Berat Cadmium (Cd), Cuprum
(Cu), Cromium (Cr), Ferrum (Fe), Nikel (Ni), Zinkum (Zn) Pada
Sedimen Muara Sungai Asahan Di Tanjung Balai Dengan Metode
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Universitas Sumatera Utara.
Medan.
[11] Rochyatun, Endang M; Taufik Kaisupy dan Abdul Rozak. 2006.
DISTRIBUSI LOGAM BERAT DALAM AIR DAN SEDIMEN DI
PERAIRAN MUARA SUNGAI CISADANE. MAKARA, SAINS, VOL. 10,
NO. 1: 35-4. Kelompok Penelitian Pencemaran Laut, Bidang Dinamika
Laut, Pusat Penelitian Oseanografi,Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Jakarta
[12] Syahfitri, Woro Yatu Niken; Endah Damastuti dan Syukria Kurniawati.
2011. PENENTUAN LOGAM BERAT Cr, Co, Zn, dan Hg PADA
BERAS DAN KEDELAI DARI WILAYAH KOTA BANDUNG.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR
BATAN. Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, Badan Tenaga
Nuklir Nasional. Bandung.
[13] Achmadi, Umar Fachmi, Prof. Dr.MPH, Ph.D, Peranan Air Dalam
Peningkatan Kesehatan Masyarakat. http://www.bpkpenabur.or.id/kps-
jkt/berita/200104/lap-perananair.pdf., dikunjungi : 3/3/2016.
[14] Warlina, Lina. 2004. Pencemaran Air: Sumber, Dampak Dan
Penanggulangannya. Institut Pertanian Bogor.
[15] Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta : EGC.

24

Anda mungkin juga menyukai