Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi masih merupakan faktor risiko utama untuk stroke, gagal jantung penyakit koroner,
dimana peranannya diperkirakan lebih besar dibandingkan pada orang yang lebih muda
(Kuswardhani, 2006). Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Dari
banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya umur dan tekanan
darah meninggi. Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena sering ditemukan dan
menjadi faktor utama stroke, payah jantung, dan penyakit jantung koroner. Lebih dari separuh
kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskuler
(Nugroho, 2000 dalam Githa, 2012). Apabila penyakit ini tidak terkontrol, akan menyerang
target organ, dan dapat 4 menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta
kebutaan. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena
congestive heart failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung (Rahajeng, 2009).
Pengobatan hipertensi selama ini menggunakan pengobatan farmakologis yang dalam
penggunaannya menimbulkan beberapa efek samping seperti gangguan tidur, sakit kepala,
batuk, hiperkalemia, gangguan kardiovaskular, dan lain-lain. Hal inilah yang mendasari
pemilihan terapi alternatif dalam pengobatan hipertensi. Dalam lingkup keperawatan
dikembangkan pula terapi non farmakologis sebagai tindakan mandiri perawat seperti
massage, meditasi, akupuntur dan terapi herbal. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1109/MENKES/PER/IX/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Komplementer-Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam Bab III pasal 3 disebutkan
pengobatan komplementer alternatif dilakukan sebagai upaya pelayanan yang
berkesinambungan mulai dari peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan atau pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Dalam SK
Menkes No. HK.02.02/MENKES/148/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
disebutkan dalam pasal 8 ayat 3 (c) bahwa terapi komplementer merupakan bagian dari praktik
keperawatan. Berdasarkan peraturan dan surat keputusan menteri kesehatan tersebut diketahui
bahwa terapi komplementer merupakan pelayanan kesehatan dan perawat diperbolehkan untuk
memberikan terapi komplementer. Salah satu terapi 5 komplementer adalah terapi pijat dengan
aromaterapi. Salah satu jenis pijat yang dapat digunakan pada lansia adalah slow-stroke back
massage. Slow-stroke back massage merupakan salah satu terapi pijat punggung dengan
usapan yang perlahan selama 3-10 menit (Potter & Perry, 2005). Terapi ini memiliki efek
relaksasi dengan menurunkan aktivitas saraf simpatis dan meningkatkan aktivitas saraf
parasimpatis sehingga terjadi vasodilatasi arteriol kemudian menurunkan tekanan darah
(Retno, 2012). Kelebihan terapi Slow-stroke back massage dibandingkan dengan terapi
massage lainnya adalah terapi relaksasi ini lebih mudah, aman dilakukan pada lansia,
sederhana dan murah. Selain itu terapi ini dapat dilakukan oleh perawat dan diajarkan kepada
keluarga tanpa perlu pelatihan khusus (Retno, 2012).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian massage ?
2. Bagaimana trend penanganan pasien hipertensi dengan terapi slow back massage ?
3. Bagaimana issue penanganan pasien hipertensi dengan terapi slow back massage ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian massage.
2. Untuk mengetahui trend penanganan pasien hipertensi dengan terapi slow back massage.
3. Untuk mengetahui issue penanganan pasien hipertensi dengan terapi slow back massage.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Massage


A. Asal muasal massage
Massage berasal dari bahasa Arab mash yang artinya menekan dengan
lembut atau dari kata Yunani massien yang berarti memijat atau melulut. Akan
tetapi istilah yang paling populer yang digunakan adalah dalam bahasa Perancis
masser yang artinya menggosok. Menurut pengertiannya massase yang berasal
dari bahasa Inggris massage adalah pemijatan, pengurutan dan sebagainya pada
bagian-bagian badan tertentu dengan tangan atau alat-alat khusus untuk melancarkan
peredaran darah sebagai cara pengobatan atau untuk menghilangkan rasa lelah.
Massage atau Pijat adalah lapisan dangkal murah Manipulasi Lebih Dalam, Dari
Jaringan ikat otot murah untuk meningkatkan Fungsi, membantu proses penyembuhan
Dalam mempromosikan relaksasi kesejahteraan. Massage merupakan salah satu di
antara cara-cara perawatan tubuh yang paling tua dan paling bermanfaat dalam
perawatan fisik (badan). Dalam ilmu tata rias, massage dapat digunakan untuk
kesehatan dan kecantikan. Massage atau pengurutan adalah cara untuk penyembuhan
yang memiliki banyak manfaat bagi semua sistem organ tubuh. Massage merupakan
salah satu manipulasi sederhana yang ditemukan manusia untuk mengelus atau
mengusap bagian badan yang sakit atau saling membelai satu sama lain untuk
menenangkan.

B. Manfaat massage

Yang paling utama dari manfaat massage adalah memperlancar peredaran darah
dan getah bening. Dimana massage akan membantu memperlancar metabolism dalam
tubuh. Treatment massage akan mempengaruhi kontraksi dinding kapiler sehingga
terjadi keadaan vasodilatasi atau melebarnya pembuluh darah kapiler dan pembuluh
getah bening. Aliran oksigen dalam darah meningkat, pembuangan sisa-sisa metabolic
semakin lancar sehingga memacu hormone endorphin yang berfungsi memberikan rasa
nyaman. Selain hal tersebut banyak sekali manfaat massage bagi peningkatan fungsi-
fungsi fisiologis tubuh. Efek kesembuhan secara holistikpun bisa didapatkan dari
massage yaitu menimbulkan relaksasi pada pikiran, menghilangkan depresi dan
perasaan panic dengan meluangkan sedikit waktu untuk melakukan kontak khusus
yang ditimbulkan dari sentuhan massage.

C. Macam-macam gerakan massage dan manfaatnya


1. Mengusap (Efflurage/strocking)
Adalah gerakan mengusap dengan menggunakan telapak tangan atau bantalan jari
tangan. Gerakan ini dilakukan sesuai dengan peredaran darah menuju jantung
maupun kelenjar-kelenjar getah bening. Manfaat gerakan ini adalah merelaksasi
otot dan ujung-ujung syaraf.
2. Meremas (Petrisage)
Adalah gerakan memijit atau meremas dengan menggunakan telapak tangan atau
jari-jari tangan. Teknik ini digunakan pada area tubuh yang berlemak dan jaringan
otot yang tebal.
3. Friction
Adalah gerakan melingkar kecil-kecil dengan penekanan yang lebih dalam
menggunakan jari atau ibu jari. Gerakan ini hanya digunakan pada area tubuh
tertentu yang bertujuan untuk penyembuhan ketegangan otot akibat asam laktat
yang berlebih.
4. Menggetar (vibration)
Adalah gerakan menggetar yang ditimbulkan oleh pangkal lengan dengan
menggunakan telapak tangan ataupun jari-jari tangan.
5. Memukul (tapotement/ tapotage)
Adalah gerakan menepuk atau memukul dan bersifat merangsang jaringan otot,
dilakukan dengan kedua tangan bergantian. Untuk memperoleh hentakan tangan
yang ringan, tidak sakit pada klien tapi merangsang sesuai dengan tujuannya, maka
diperlukan fleksibilitas pergelangan tangan. Tapotement tidak boleh dikenakan
pada area yang bertulang menonjol ataupun pada otot yang tegang serta area yang
terasa sakit atau nyeri. Variasi gerakan tapotement, yaitu :
a. Memukul (beating)
b. Mencincang (hacking)
c. Menepuk (clapping)

Massage setelah latihan yang berat, fisik, hiking, bersepeda gunung,


mendaki, bermain golf atau ski: Setelah Anda melatih otot-otot Anda mungkin
merasa sakit, kaku dan lelah. Maasage dapat membantu dengan salah satu dari
berikut:
1) Peregangan & memperpanjang otot dipersingkat
2) Mengurangi kejang
3) Meningkatkan sirkulasi
4) Mempercepat penghapusan produk limbah atau asam laktat yang dapat
membuat otot-otot Anda sakit
5) Membawa oksigen dan nutrisi otot Anda keseluruh tubuh
6) Setelah Massage, kami selalu menyarankan agar Anda minum banyak air.

D. PROSEDUR MASSAGE :
1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
2. Identitas pasien
3. Memberitahukan pasien tindakan yang akan dilakukan
4. Mencuci tangan
5. Atur pasien dalam posisi pronasi. Bila tidak bisa, diatur dengan posisi miring
6. Letakan sebuah bantal kecil dibawah perut pasien untuk menjaga posisi yang tepat
7. Tuangkan sedikit lotion ke tangan perawat. Usap kedua tangan sehingga lotion
meratadi permukaan
8. Lakukan massase pada punggung . Massase dilakukan dengan jari, dan telapak
tangan; tekanan yang halus
E. Kontraindikasi terapi massage :

1. Sebuah suhu tubuh abnormal jika klien menyajikan mengalami demam lebih dari
derajat C pijat tidak boleh diberikan. Sebagian besar demam berarti tubuh
seseorang sedang mencoba untuk mencari dan membuang organisme menyerang.
Tubuh manusia akan mengaktifkan langkah-langkah defensif sehingga dapat
mengisolasi dan mengambil dari penyakitnya. Pijat dapat menghentikan atau
menghambat proses ini.
2. Penyakit menular dan akut Klien yang terjangkit berbagai penyakit menular seperti
tifus influenza atau jenis lainnya dingin yang parah tidak boleh diberikan
pengobatan pijat. Seorang klien yang menerima pijat sementara mereka memiliki
infeksi virus akut mungkin penyakit mereka semakin meningkat sementara ada juga
risiko bahwa terapis dapat kontrak virus.
3. Peradangan Jenis situasi sangat umum. Jika seseorang memiliki beberapa
peradangan akut pijat hanya akan menambah iritasi dan selanjutnya penyebaran
peradangan. Jika Anda telah menderita cedera dalam dua puluh empat jam terakhir
seperti keseleo pergelangan kaki atau menyakiti sesuatu di belakang Anda maka
Anda harus menyerahkan diri pada prinsip pertolongan pertama dari RICE Rest Ice
Compression Elevation . Hal ini juga dianjurkan pada saat ini untuk membuat
panggilan ke dokter. Menerima pijat ke area meradang hanya akan menyebabkan
kerusakan lebih banyak.
4. Varises Ketika katup pembuluh darah Anda memiliki istirahat turun itu adalah
karena untuk mendukung tekanan menyebabkan pembuluh darah untuk tetap keluar
dan tonjolan. Anda biasanya dapat melihat ini terjadi di kaki Anda karena gravitasi
hal ini terjadi bila kaki atau menyeberang atau diletakkan dalam posisi duduk lain
yang menghambat sirkulasi darah ke kaki Anda. Berdiri untuk waktu yang lama
juga akan melakukan ini dan menambahnya. Wanita pada kehamilan dapat
pengalaman ini dari tekanan pada vena daerah panggul dan dapat menyebabkan
varises. Memijat kaki yang memiliki pembuluh darah besar varises yang menonjol
memiliki risiko melepaskan gumpalan darah dalam sistem peredaran darah tubuh
dan memijat daerah-daerah tersebut merupakan kontraindikasi.
5. Osteoporosis Kondisi pada tahap kemudian dapat menyebabkan tulang menjadi
sangat rapuh yang dengan mudah dapat rusak atau retak. Sebelum memulai memijat
orang menderita dengan kondisi ini dianjurkan bahwa klien berbicara dengan
dokter mereka mengenai hal ini untuk melihat apakah ini akan memperburuk
kondisi mereka atau tidak.
6. Tekanan Darah Tinggi Jika Anda kebetulan memiliki klien yang telah atau
memiliki tekanan darah tinggi maka dokter orang itu harus dikonsultasikan sebelum
menjalani terapi pijat. Terapi pijat benar-benar dapat membantu mengurangi
beberapa hipertensi yang biasanya menyertai tekanan darah tinggi. Anda biasanya
tidak perlu khawatir tentang memijat seseorang dengan tekanan darah rendah tetapi
Anda akan ingin berhati-hati karena ini dapat menyebabkan beberapa klien merasa
pusing setelah terapi karena penurunan tekanan darah mereka,
7. Patah tulang luka bakar atau perdarahan
8. Gumpalan darah
9. Dibuka luka atau lesi
10. Sistemik infeksi
11. Kanker
12. Ada kasus dengan perempuan selama periode mereka yang telah menerima terapi
pijat dalam beberapa hari pertama menstruasi mereka melihat aliran darah jauh
lebih berat dari biasanya.
13. Terapi pijat yang dikontraindikasikan selama trimester pertama kehamilan.
Biasanya jika tidak ada masalah medis yang mendasari dan kehamilan bergerak
sebagaimana mestinya tanpa riwayat keguguran maka yang menerima terapi pijat
dari seorang profesional ok. Silahkan mengambil keraguan tentang masalah ini
yang dokter atau profesional kesehatan perawatan.

F. Indikasi terapi massage :

Terapi pijat ditampilkan dalam berbagai penyakit inflamasi dan degeneratif


tulang belakang dan otot, ligamen, saraf terletak di sini.Di antara penyakit ini:
1. Osteochondrosis;
2. Tahap awal herniasi disk;
3. Spondyloarthrosis deformasi;
4. Linu panggul, linu panggul;
5. Tahap awal kelengkungan lateral tulang belakang - scoliosis;
6. Myositis

2.2 Trend penanganan pasien hipertensi dengan terapi slow back massage
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah
dilakukan slow stroke back massage pada penderita hipertensi. Lebih dari 50% responden
mempunyai tekanan darah sistolik sebagian besar tahap 1 sebanyak 14 responden (58,3%).
Setengah dari responden mempunyai tekanan darah diastolik tahap 1 sebanyak 12 responden
(50%) dan pre hipertensi sebanyak 7 responden (29,2%), hasil tabulasi silang jenis kelamin
perempuan dengan tekanan darah sistolik, lebih dari 50% yaitu sebanyak 12 responden (50%)
berada pada tahap 1, tekanan darah diastolik paling besar berada pada tahap 1 dengan jenis
kelamin perempuan sebanyak 9 responden (37,5%), dan hasil tabulasi silang usia dengan
tekanan darah sistolik paling besar berada pada tahap 1 dengan usia > 56 tahun sebanyak 11
responden (45,8%), tekanan darah diastolik paling besar berada pada tahap 1 dan pre hipertensi
dengan usia > 56 tahun sebanyak 7 responden (29,2%). Slow stroke back massage dapat
memberikan efek meningkatkan sirkulasi darah dan kelenjar getah bening, melepaskan respon
saraf, melepaskan bahan kimia tubuh sehingga terjadi respon relaksasi (Healey, 2011). Dalam
meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis yang mengeluarkan neurotransmiter
asetilkolin yang dapat menghambat depolarisasi SA node dan AV node akibat aktivitas sistem
saraf simpatis yang mengeluarkan neurotransmiter norepinephrin, hal ini menyebabkan
terjadinya vasodilatasi sistemik dan penurunan kontraktilitas sehingga menimbulkan dampak
penurunan kecepatan denyut jantung, curah jantung, dan volume sekuncup sehingga terjadi
perubahan tekanan darah yaitu penurunan tekanan darah, masase juga menstimulasi
menurunkan suhu tubuh, menurunkan level hormon stres diantaranya norepinephrin dan
adrenalin (Stein, 2004). Slow stroke back massage terbukti dapat menurunkan frekuensi
responden dari tahap hipertensi yang tinggi ke tahap yang lebih rendah, dibuktikan dengan data
bahwa sebanyak 7 responden terjadi penurunan tekanan darah diastolik mencapai tahap pre
hipertensi yaitu menuju kondisi tekanan darah yang lebih baik dan dapat diturunkan dengan
perubahan gaya hidup tanpa lagi menggunakan terapi farmakologi. Lebih dari 50% responden
mempunyai tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dilakukan slow stroke back massage
berada pada tahap 2, namun lebih dari 50% responden mempunyai tekanan darah sistolik dan
diastolik sesudah dilakukan slow stroke back massage berada pada tahap 1 dengan jenis
kelamin perempuan terjadi penurunan tekanan darah karena perempuan lebih banyak
terjadinya stres yang memicu terjadinya kenaikan tekanan darah sehingga waktu diberikan
relaksasi dapat terlihat perubahan tekanan darahnya. Responden yang mempunyai usia > 56
tahun paling besar terjadi penurunan tekanan darah hal ini sesuai teori bahwa slow stroke back
massage dapat memberikan efek meningkatkan sirkulasi sehingga terjadi respon relaksasi
dikarenakan efek dari slow stroke back massage yang menurunkan denyut jantung dan curah
jantung sehingga terjadi penurunan tekanan darah.

2.3 Issue penanganan pasien hipertensi dengan terapi slow back massage
Mekanisme slow stroke back massage (pijat lembut pada punggung) yaitu meningkatkan
relaksasi dengan menurunkan aktivitas saraf simpatis dan meningkatkan aktivitas saraf
parasimpatis sehingga terjadi vasodilatasi diameter arteriol (Cassar, 2004). Sistem saraf
parasimpatis melepaskan neurotransmiter asetilkolin untuk menghambat aktifitas saraf
simpatis dengan menurunkan kontraktilitas otot jantung, volume sekuncup, vasodilatasi
arteriol dan vena kemudian menurunkan tekanan darah (Muttaqin, 2009). Peneliti dalam
penelitian ini menggunakan penatalaksanaan nonfarmakologis terapi relaksasi slow stroke
back massage untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, dikarenakan terapi
relaksasi tersebut merupakan cara yang mudah, sederhana dan murah. Teknik ini dapat
dilakukan oleh perawat dan dapat diajarkan kepada keluarga pasien.
Sentuhan pada kulit ataupun tekanan pada kulit membuat otot, tendon, dan ligamen menjadi
rileks sehingga meningkatkan aktivitas parasimpatis untuk mengeluarkan neurotransmiter
asetilkolin untuk menghambat aktivitas saraf simpatis di otot jantung yang bermanifestasi pada
penurunan tekanan darah. Masase memberi keuntungan pada organ seperti organ
muskuloskeletal dan kardiovaskuler yang memberi efek positif pada organ. Slow stroke back
massage dapat membuat vasodilatasi pembuluh darah dan getah bening, dan meningkatkan
respon refleks baroreseptor yang mempengaruhi penurunan aktivitas sistem saraf simpatis dan
meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis. Mekanisme ini menyebabkan terjadinya
vasodilatasi sistemik dan penurunan kontraktilitas otot jantung, selanjutnya mempengaruhi
terjadinya penurunan kecepatan denyut jantung, curah Jurnal ST jantung, dan volume
sekuncup dan pada akhirnya terjadi perubahan tekanan darah yaitu penurunan tekanan darah
(Healey, 2011). Pengaruh slow stroke back massage terbukti dan sesuai dengan teori bahwa
slow stroke back massage juga dapat meningkatkan level dari serotonin, mengurangi efek
psikis dari stres dan mengurangi resiko seperti hipertensi serta mempengaruhi hormon yang
paling penting dalam tekanan darah yaitu Hormon yang dikeluarkan medula adrenal selama
masa stres adalah norepinefrin dan epinefrin yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal ke dalam
darah. Kedua hormon ini meningkatkan respon fight or flight. Terapi masase membuat
jaringan otot menjadi rileks, menurunkan kesakitan, dan spasme pada otot. Masase juga dapat
menurunkan respon saraf kompresi. Mekanisme ini dapat dijelaskan ketika jaringan otot
kontraksi saat masase akan membuat sistem saraf di sekitar area yang dimasase juga ikut
tertekan, dan jaringan otot rileks maka saraf juga akan teregang dan dapat menjalankan
aktivitas kerja dengan normal melalui respon yang dihasilkan ke otak. Hasil penelitian
menyatakan ada pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan slow stroke back
massage terhadap perubahan tekanan darah dengan semua klasifikasi tahap hipertensi pada
penderita hipertensi, hal tersebut sesuai dengan teori bahwa penatalaksanaan slow stroke back
massage dapat digunakan sebagai terapi nonfarmakologi hipertensi dengan meningkatkan
aliran darah, limfe dan dapat meningkatkan aktivitas baroreseptor sebagai prosesnya memberi
impuls aferen mencapai pusat jantung, selanjutnya meningkatkan aktivitas sistem saraf
parasimpatis dan melepaskan hormon asetilkolin sehingga terjadi penurunan transmisi impuls
akan menurunkan denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung. . Selain melakukan
terapi farmakologi dapat melakukan terapi nonfarmakologi yaitu slow stroke back massage.
Penelitian lain yang memperkuat bahwa terapi nonfarmakologik lebih aman dilakukan adalah
penelitian yang difokuskan pada risiko akibat obat-obatan yang digunakan untuk terapi
hipertensi. Slow stroke back massage merupakan cara yang sederhana, murah, dapat dilakukan
sewaktu-waktu dan dapat dilakukan oleh keluarga, sehingga dapat meningkatkan relaksasi.
Selain itu untuk mendukung agar tekanan darah dapat dikontrol dapat dilakukan dengan
merubah gaya hidup dengan cara penurunan berat badan, pembatasan konsumsi alkohol,
natrium, tembakau, konsumsi sayuran segar dan buah, berolahraga dan teknik-teknik
mengurangi stres, hal ini direkomendasi untuk penderita hipertensi serta mengetahui Faktor-
faktor yang dapat menimbulkan hipertensi diantaranya adalah, daya tahan tubuh terhadap
penyakit, genesis, umur, jenis kelamin, adat kebiasaan, pekerjaan, dan ras atau suku. Faktor
dilihat dari cepat atau lambatnya terjadinya penyakit hipertensi diantaranya adalah, makanan
yang berlebih, merokok, terlalu banyak minum alkohol, kelainan pada ginjal, konsumsi garam,
stres, penggunaan jelantah, lain-lain (konsumsi kafein, pil KB, Tindakan Slow Stroke Back
Massage Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Anastasi Widyo
Retno, Dian Prawesti 142 dan pola hidup pasif) (Muhammadun 2010; 43-74).
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Massase yang berasal dari bahasa Inggris massage adalah pemijatan, pengurutan
dan sebagainya pada bagian-bagian badan tertentu dengan tangan atau alat-alat khusus
untuk melancarkan peredaran darah sebagai cara pengobatan atau untuk menghilangkan
rasa lelah. Massage atau Pijat adalah lapisan dangkal murah Manipulasi Lebih Dalam, Dari
Jaringan ikat otot murah untuk meningkatkan Fungsi, membantu proses penyembuhan.
Mekanisme slow stroke back massage (pijat lembut pada punggung) yaitu
meningkatkan relaksasi dengan menurunkan aktivitas saraf simpatis dan meningkatkan
aktivitas saraf parasimpatis sehingga terjadi vasodilatasi diameter arteriol. Peneliti dalam
penelitian ini menggunakan penatalaksanaan nonfarmakologis terapi relaksasi slow stroke
back massage untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, dikarenakan
terapi relaksasi tersebut merupakan cara yang mudah, sederhana dan murah.

3.2 Saran
Penderita hipertensi dapat menerapkan pijatan punggung untuk mendapatkan efek
relaksasi, menurunkan tekanan darah dan mengurangi manifestasi yang ditimbulkan akibat
hipertensi diantaranya adalah kecemasan. Kecemasan yang dialami pasien mempunyai
beberapa alasan diantaranya : cemas akibat pusing, cemas akan kondisi penyakitnya, cemas
jika penyakitnya tidak bisa sembuh, cemas dan takut akan kematian. Terkadang kecemasan
dapat terlihat dalam bentuk lain, seperti sering bertanya tentang penyakitnya dan berulang
meskipun pertanyaan sudah dijawab, pasien terlihat gelisah, sulit istirahat dan tidak
bergairah saat makan. Pijatan punggung membuat pasien relaksasi dengan cara yang
murah, mudah dan efektif. Sebagai rekomendasi intervensi keperawatan sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan pada penderita.
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Olney, C.M. (2005). The effect of therapeutic back massage in hypertensive persons: a
Jurnal STIKES Volume 5, No. 2, Desember 2012 143 preliminary study. Biological
Research for Nursing.

Cutler, N. (2007). Hypertension: Massage Indication or Contraindication?. Dibuka pada


tanggal 04 Maret 2009.

Anda mungkin juga menyukai