A. Hasil Penelitian
Inhibition, IE%)
Tabel 1. Hasil perhitungan jumlah larva Aedes aegypti yang berhasil menjadi
stadium nyamuk dewasa
Keterangan:
Kelompok K(-): Merupakan kelompok kontrol yang hanya diberi 200ml aquades; Kelompok
P1: Diberi ekstrak daun legundi konsentrasi 0,025% dalam aquades 200ml sejak larva instar III
samapai semua larva kontrol berubah menjadi stadium dewasa; Kelompok P2: ekstrak daun
legundi konsentrasi 0,050% dalam aquades 200ml sejak larva instar III samapai semua larva
kontrol berubah menjadi stadium dewasa; Kelompok P3 : ekstrak daun legundi konsentrasi
0,075% dalam aquades 200ml sejak larva instar III samapai semua larva kontrol berubah
menjadi stadium dewasa; P4: ekstrak daun legundi konsentrasi 0,100% dalam aquades 200ml
sejak larva instar III samapai semua larva kontrol berubah menjadi stadium dewasa; P5:
ekstrak daun legundi konsentrasi 0,125% dalam aquades 200ml sejak larva instar III samapai
semua larva kontrol berubah menjadi stadium dewasa
Hasil perhitungan jumlah larva Aedes aegypti yang berhasil menjadi stadium
nyamuk dewasa pada kelompok K(-), P1, P2, P3, P4, dan P5 yang terdapat
bentuk persentase larva yang berhasil menjadi stadium dewasa. Hal tersebut
62
dilakukan karena untuk menghitung nilai IE%, jumlah larva Aedes aegypti
Tabel 2. Hasil perhitungan persentase jumlah larva Aedes aegypti yang berhasil
menjadi stadium nyamuk dewasa
Keterangan:
Kelompok K(-): Merupakan kelompok kontrol yang hanya diberi 200ml aquades; Kelompok
P1: Diberi ekstrak daun legundi konsentrasi 0,025% dalam aquades 200ml sejak larva instar III
samapai semua larva kontrol berubah menjadi stadium dewasa; Kelompok P2: ekstrak daun
legundi konsentrasi 0,050% dalam aquades 200ml sejak larva instar III samapai semua larva
kontrol berubah menjadi stadium dewasa; Kelompok P3 : ekstrak daun legundi konsentrasi
0,075% dalam aquades 200ml sejak larva instar III samapai semua larva kontrol berubah
menjadi stadium dewasa; P4: ekstrak daun legundi konsentrasi 0,100% dalam aquades 200ml
sejak larva instar III samapai semua larva kontrol berubah menjadi stadium dewasa; P5:
ekstrak daun legundi konsentrasi 0,125% dalam aquades 200ml sejak larva instar III samapai
semua larva kontrol berubah menjadi stadium dewasa
Pada tabel dapat dilihat jumlah rerata terdapat penurunan persentase jumlah
larva Aedes aegypti yang berhasil menjadi stadium nyamuk dewasa terhadap
peningkatan konsentrasi pada kelompok P1, P2, P3, dan P4 yang tertinggi,
tetapi tidak terdapat penurunan lagi pada kelompok P5, karena nilai rerata pada
jumlah larva Aedes aegypti yang berhasil menjadi stadium nyamuk dewasa,
Keterangan:
T : persentase jumlah larva yang berhasil menjadi dewasa pada kelompok perlakuan
63
C: persentase jumlah larva yang berhasil menjadi dewasa pada kelompok kontrol
Hasil perhitungan persentase jumlah larva Aedes aegypti yang tidak berhasil
menjadi stadium nyamuk dewasa (Adult Emergence Inhibiton, IE%) pada kelompok
K(-), P1, P2, P3, P4, dan P5 yang terdapat pada disajikan dalam tabel 3.
Tabel 3. Hasil perhitungan persentase jumlah larva Aedes aegypti yang tidak
berhasil menjadi stadium nyamuk dewasa (Adult Emergence Inhibiton, IE%)
Ulangan KELOMPOK PERLAKUAN (IE%)
ke- K(-) P1 P2 P3 P4 P5
1 - 54,167 50 66,667 100 91,667
2 - 37,5 45,833 95,833 95,833 95,833
3 - 41,667 100 91,667 95,833 100
4 - 25 58,333 75 87,5 91,667
Rerata 1,69 3,58 1,51 1,86 3,29
SD 1,13 1,76 1,23 1,92 0,88
Keterangan:
Kelompok K(-): Merupakan kelompok kontrol yang hanya diberi 200ml aquades; Kelompok
P1: Diberi ekstrak daun legundi konsentrasi 0,025% dalam aquades 200ml sejak larva instar III
samapai semua larva kontrol berubah menjadi stadium dewasa; Kelompok P2: ekstrak daun
legundi konsentrasi 0,050% dalam aquades 200ml sejak larva instar III samapai semua larva
kontrol berubah menjadi stadium dewasa; Kelompok P3 : ekstrak daun legundi konsentrasi
0,075% dalam aquades 200ml sejak larva instar III samapai semua larva kontrol berubah
menjadi stadium dewasa; P4: ekstrak daun legundi konsentrasi 0,100% dalam aquades 200ml
sejak larva instar III samapai semua larva kontrol berubah menjadi stadium dewasa; P5:
ekstrak daun legundi konsentrasi 0,125% dalam aquades 200ml sejak larva instar III samapai
semua larva kontrol berubah menjadi stadium dewasa
Pada tabel dapat dilihat jumlah rerata terdapat peningkatan persentase jumlah
larva Aedes aegypti yang tidak berhasil menjadi stadium nyamuk dewasa (Adult
P2, P3, dan P4 yang tertinggi, tetapi tidak terdapat peningkatan lagi pada
kelompok P5, karena nilai rerata pada kelompok P4 dan P5 adalah sama.
Rerata jumlah
64
Kelompok
perlakuan
Grafik 1. Hasil perhitungan persentase jumlah larva Aedes aegypti yang tidak
Hasil perhitungan persentase jumlah larva Aedes aegypti yang tidak berhasil
menjadi stadium nyamuk dewasa (Adult Emergence Inhibiton, IE%) P1, P2, P3, P4,
dan P5 yang terdapat pada tabel 3 diatas, dilanjutkan dengan uji normalitas
shapiro-wilk (p > 0.05) yang terdapat pada tabel 4. Hasilnya menunjukkan data
berdistribusi normal.
Tabel 4. Hasil uji normalitas data persentase jumlah larva Aedes aegypti yang
tidak berhasil menjadi stadium nyamuk dewasa (Adult Emergence Inhibiton, IE%)
Keterangan:
65
Kelompok P1: Diberi ekstrak daun legundi konsentrasi 0,025% dalam aquades 200ml sejak
larva instar III samapai semua larva kontrol berubah menjadi stadium dewasa; Kelompok P2:
ekstrak daun legundi konsentrasi 0,050% dalam aquades 200ml sejak larva instar III samapai
semua larva kontrol berubah menjadi stadium dewasa; Kelompok P3 : ekstrak daun legundi
konsentrasi 0,075% dalam aquades 200ml sejak larva instar III samapai semua larva kontrol
berubah menjadi stadium dewasa; P4: ekstrak daun legundi konsentrasi 0,100% dalam aquades
200ml sejak larva instar III samapai semua larva kontrol berubah menjadi stadium dewasa; P5:
ekstrak daun legundi konsentrasi 0,125% dalam aquades 200ml sejak larva instar III samapai
semua larva kontrol berubah menjadi stadium dewasa
Inhibiton, IE%)
Hasil pengukuran persentase jumlah larva Aedes aegypti yang tidak berhasil
menjadi stadium nyamuk dewasa (Adult Emergence Inhibiton, IE%) pada kelompok
P1, P2, P3, P4, dan P5 yang terdapat pada tabel 3, selanjutnya dilakukan uji
0.020 (p>0,05).
Perhitungan persentase jumlah larva Aedes aegypti yang tidak berhasil menjadi
stadium nyamuk dewasa (Adult Emergence Inhibiton, IE%) terdapat pada tabel 3,
dilakukan uji one-way anova (p<0,05). Hasil yang didapatkan pada uji
varians p = 0,000 (p < 0,05) yang artinya paling tidak terdapat perbedaan
persentase jumlah larva Aedes aegypti yang tidak berhasil menjadi stadium
nyamuk dewasa (Adult Emergence Inhibiton, IE%) yang bermakna pada dua
d. Uji Post Hoc Persentase Jumlah Larva Aedes Aegypti Yang Tidak
%)
Pada uji one-way anova didapatkan p < 0,05 sehingga dilanjutkan dengan uji
post hoc, adapun hasil yang didapatkan seperti tertera pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Post Hoc persentase jumlah larva Aedes aegypti yang tidak
berhasil menjadi stadium nyamuk dewasa (Adult Emergence Inhibiton, IE%)
ekstrak daun legundi) terhadap persentase jumlah larva Aedes aegypti yang
67
tidak berhasil menjadi stadium nyamuk dewasa (Adult Emergence Inhibiton, IE%)
Pembahasan
menjadi pupa dan perpanjangan periode pupa, inhibisi pada proses moulting,
dan mortalitas terutama selama proses moulting dan proses melanisasi pada
A. Simpulan
1. Simpulan Umum
Pemberian ekstrak daun legundi dapat mempengaruhi perkembangan larva
2. Simpulan Khusus
B. Saran