Anda di halaman 1dari 1

Kehidupan manusia terkadang memang tak seperti yang diharapkan dan direncanakan.

Rencana
yang sudah disiapkan dengan matangpun dapat gagal di awal, di waktu perjalanan bahkan di saat
saat akhir perjalanan itu akan usai. Sayangnya, tak semua orang mampu menerima arti dari
kegagalan tersebut. Banyak orang yang bilang bahwa kegagalan adalah awal dari keberhasilan, dan
salah satu yang percaya akan hal itu adalah Peva. Seorang wanita yang tidak pernah berhenti
berusaha untuk menjadi seorang ilmuwan. Dunia militer yang digeluti oleh ayahnya ternyata telh
berdampak buruk bagi keluarga kecilnya. Ayahnya yang dahulu penyayang, kini menjadi sosok
monster yang memarahi setiap orang yang ditemuinya. Sampai akhirnya pasukan tentara tiba tiba
datang dan membawa pergi ayah dan ibuku. Tidak ada satu orangpun yang mengetahui keberadaan
mereka. Aku tidak bisa berhenti menangis membayangkan hidupku tanpa mereka, hingga akhirnya
paman dan bibi menjemputku dan mengangkatku menjadterutama membayangkan bagaimana
keadaan ibu yang harus terus bersama ayah di dalam rumah itu Sikap ayahnya yang semakin tidak
terkontrol Perubahan sikap ayah yang semakin hari menjadi terjadi setelah penugasan ke daerah
perang Hudash. Setiap hari alasan aku masih ingin tinggal dirumah hanya karena hangatnya pelukan
ibu dan kakak yang selalu membelaku, Peter. Karena sikap ayah semakin hari menjadi tidak
terkontrol, akhirnya paman dan bibi menjemput kakakku dan aku, tanpa ibu. Aku tidak bisa berhenti
menangis membayangkan hidupku tanpa ibu, terutama membayangkan bagaimana keadaan ibu
yang harus terus bersama ayah di dalam rumah itu. Hingga akhirnya kami mendapat kabar bahwa
pasukan tentara telah membawa pergi ayah dan ibu, dan tak ada satupun orang yang mengetahui
keberadaan mereka sekarang. Setiap hari aku terus mencari tahu keberadaan orangtuakuKeluarga
kami dahulu merupakan keluarga yang harmonis, sampai ayah ditugaskan untuk mengikuti Perang di
HudashSampai suatu hari, tanpa sebab yang jelaslah yang akhirnya mengharuskanku untuk pergi
meninggalkan orangtua dan kakakku tercinta Peter. Kepergianku ternyata disambut hangat oleh
paman dan bibiku.

Enam tahun berlalu dan kini aku berada di salah satu Perusahaan Industri Teknologi bernama
QUADRA LABS. Bukan sebagai staff ahli melainkan hanyalah seorang mahasiswa magang.
Mengambilkan kopi, menulis surat dan mengatur jadwal rapt, itulah pekerjaanku sehari hari.
terAda pula seseorang yang justru menciptakan sebuah rencana Professor Seth, seorang ilmuwan
dari Kota Gudia juga

Anda mungkin juga menyukai