Anda di halaman 1dari 19

BAHASA INDONSIA

KALIMAT

Kelompok 2

Nama Anggota Kelompok:

1. Adistya Nur Afifa (2015120512)


2. April Lestari (2015120601)
3. Desy Anggraeni (2014122395)
4. Ida Fariyani (2015120061)
5. Julita (2015120179)
6. Meita Asri Noor Santhi (2015120602)
7. Lulut Risky Rahayuningtyas (2015120324)
8. Muhammad Yusuf (2015120354)

Ruang / Kelas : 613 / 06SAKE008

Jurusan : Akuntansi
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
A. Pengertian Kalimat...................................................................................................................... 4
B. Hakikat Kalimat .......................................................................................................................... 6
C. Kalimat Menurut Para Ahli ......................................................................................................... 7
D. Jenis Kalimat ............................................................................................................................... 9
1. Jenis kalimat dilihat dari bentuknya ....................................................................................... 9
2. Jenis Kalimat Menurut Fungsinya ......................................................................................... 11
E. Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia ...................................................................................... 12
F. Kalimat yang Baik dan Benar ................................................................................................... 13
G. Kalimat Efektif.......................................................................................................................... 14
a) Syarat - syarat kalimat efektif ............................................................................................... 14
b) Ciri ciri kalimat efektif ........................................................................................................ 15
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 19
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 19

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan


antara lain karena dengan perantaraan kalimatlah seorang guru atau dosen dapat
menyampaikan maksud secara lengkap dan jelas.Satuan bentuk bahasa yang sudah
kita kenal sebelum sampai pada ttaran kalimat adalah kata (mis.tidak )
dan frasa atau kelompok kata (mis.tidak tahu). Kata dan frasa tidak dapat
mengungkapkan suatu maksud secara lengkap dan jelas, kecuali jika kata dan frasa
itu sedang berperan dalam kalimat minor atau merupakan jawaban sebuah
pernyataan. Untuk dapat berkalimat dengan baik perlu kita pahami terlebih dahulu
sturuktur dasar suatu kalimat.

B. Rumusan Masalah
1. Pengetian kalimat
2. Hakikat kalimat
3. Kalimat menurut para ahli
4. Jenis kalimat
5. Pola dasar kalimat Bahasa Indonesia
6. Kalimat yang baik dan benar
7. Kalimat efektif

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari kaliamt
2. Untuk mengetahui hakikat kalimat
3. Untuk mengetahui kalimat menurut para ahli
4. Untuk mengetahui jenis kalimat
5. Untuk mengetahui pola dasar kalimat Bahasa Indonesia
6. Untuk mengetahui bagaimana kalimat yang baik dan benar
7. Untuk mengetahui apa itu kalimat efektif
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau
perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran
yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang
kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek
dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan
kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya(?) dan tanda
seru (!).

Kalimat memiliki beberapa unsur sebagai berikut :


1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada
pelaku,tokoh,sosok,sesuatu hal,atau suatu masalah yang menjadi pokok
pembicaraan.Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata kerja
/frasa verbal,dan klausa.Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan
apa ataupun siapa. Contoh :
a. Kakek itu sedang melukis (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
b. Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
c. Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata benda/frasa nominal).

2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan
perbuatan (action) apa S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu
kalimat.Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa
namun sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga

4
numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat
biasa terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus
pertanyaan bagaimana,mengapa, ataupun diapakan. Contoh :
a. Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b. Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c. Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
d. Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa
nominal).

3. Objek (O)
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P).Objek
biasanya diisi oleh nomina,frasa nominal atau klausa.Letak Objek (O) selalu
di belakang P yang berupa verba transitif,yaitu veba yang menuntut wajib
hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa
terhadap tindakan Subjek. Contoh :
a. Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa
nominal).
b. Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa
nominal).

4. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang
melengkapi P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi
ini juga bisa ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga
bisa sama,yaitu nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O
terdapat perbedaan. Contoh :
Ketua MPR //membacakan //Pancasila.
S P O

Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila


S P Pel
Kedua kalimat aktif di atas yang Pel dan O-nya sama-sama
nominal Pancasila,jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat
pertama dengan ubahan sbb :

5
Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
S P Ket
*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol (tidak gramatikal karemna
posisi Pancasila sabagai Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan
ke depan menjadi S dalam bentuk kalimat pasif).
Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya.Pel
bisa diisi oleh adjektiva,frasa adjektif,frasa verbal,dan frasa preposisional.
Contoh :
a. Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).
b. Mayang bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).
c. Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
d. Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).

5. Keterangan.
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa
dalam sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa
proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau
di akhir kalimat. Contoh :
a. Antoni menjilid makalah kemarin pagi.
b. Antoni kemarin pagi menjilid makalah.
c. Kemarin pagi Antono menjilid makalah.
Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan
waktu,tempat,cara, alat, alasan/sebab,tujuan,similatif,dan penyerta. Contoh :
a. Aulia memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)
b. Mahasiswa fakultas Hukum berdebat bagaikan pengacara. (Ket.similatif)
c. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidsk lulus ujian. (Ket.sebab)
d. Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)
e. Amir pergi dengan teman-teman sekelasnya. (Ket.penyetara)
f. Karena malas belajar, Petrus tidak lulus ujian. (Ket.penyebab)

B. Hakikat Kalimat
Dalam pandangan gramatikal, yang menganggap tata bahasa sebagai
subsistem yang hierarkis, kalimat merupakan satuan yang tetap terikat pada satuan
6
yang lebih besar atau dapat berdiri sendiri. Secara relatif, ada kemungkinan satuan
yang lebih besar kalimat dapat berdiri sendiri dan mempunyai intonasi final, secara
aktual dan potensial terdiri atas klausa. Dalam kaitannya dengan satuan-satuan
sintaksis (kata, frasa dan klausa), kalimat dapat dipandang sebagai suatu konstruksi
yang disusun dari konstituen dasar yang biasanya berupa klausa disertai intonasi final
dan bila diperlukan dilengkapi dengan konjungsi (Dola, 2010: 76). Sedangkan
menurut Cook (dalam Tarigan, 2009: 6), kalimat adalah satuan bahasa yang secara
relatif dapat berdiri sendiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri
dari klausa.
Pendapat lain dikemukakan Kridalaksana (2008: 103), kalimat adalah satuan
bahasa yang berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun
potensial terdiri dari klausa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat
merupakan kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua hal
yang terpenting dalam pembentukan sebuah kalimat yaitu konstituen dasar dan
intonasi final. Konstituen dasar dapat berupa kata, frasa maupun klausa yang diberi
intonasi akhir. Berikut contoh kalimat yang dibentuk oleh kata, frasa dan klausa.
Contoh:
Mangga! (dari kata)
Mangga manis! (dari frasa)
Andik membeli mangga manis. (dari klausa)
Jika kalimat-kalimat di atas dilafalkan maka akan jelaslah peranan intonasi
final dalam menentukan suatu kalimat. Karena peran intonasi finallah maka kalimat
merupakan satuan gramatikal bebas.

C. Kalimat Menurut Para Ahli

Kridalaksana (2001:92) berpendapat bahwa kalimat merupakan satuan


gagasan yang relatif berdiri sendiri, memiliki ciri utama berupa intonasi final
dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang
menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan

7
gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan
bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.

Keraf memberi definisi kalimat sebagai satu bagian ujaran yang didahului dan
diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian
ujaran itu sudah lengkap.

Menurut Alwi kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan
atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan,
kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang
mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses
fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?),
atau tanda seru (!). Sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai
tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik,
tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda
baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya,
dan tanda seru melambangkan kesenyapan. (Alwi, dkk. 2003: 311).

Sedangkan menurut Putrayasa (2008: 20), kalimat adalah satuan


gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir
naik atau turun.

Dardjowidojo (1988: 254) menyatakan bahwa kalimat ialah bagian terkecil


dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang
utuh secara ketatabahasaan.

Slametmuljana (1969) menjelaskan kalimat sebagai keseluruhan


pemakaian kata yang berlagu,disusun menurut sistem bahasa yang
bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya satu ata, mungkin lebih.

8
Badudu (1994: 3-4) mengungkapkan bahwa sebagai sebuah satuan,
kalimat memiliki dimensi bentuk dan dimensi isi. Kalimat harus
memenuhi kesatuan bentuk sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan
kesatuan arti kalimat. Kalimat yang yangstrukturnya benar tentu memiliki
kesatuan bentuk sekaligus kesatuan arti. Wujud struktur kalimat adalah
rangkaian kata-kata yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata kalimat.
Isi suatu kalimat adalah gagasan yang dibangun oleh rangkaian konsep
yang terkandung dalam kata-kata. Jadi, kalimat (yang baik) selalu memiliki
struktur yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya harus menempati
posisi yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya harus
menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata
itu diurutkan menurut aturan tata kalimat.

Dardjowidjojo (1988:29) juga menjelaskan bahwa kalimat umumnya


10 berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang
berlaku. Setiap kata termasuk kelas kata atau kategori kata, dan mempunyai
fungsi dalam kalimat. Pengurutan rentetan kata serta macam kata yang
dipakai dalam kalimat menentukan pula macam kalimat yang dihasilkan.

D. Jenis Kalimat

1. Jenis kalimat dilihat dari bentuknya

Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa bebas[4].Hal
itu berarti hanya ada satu P di dalam kalimat tunggal.Unsur Padalah
sebagai penanda klausa.Unsur S dan P menang selalu wajib hadir di
dalam setiap kalimat.Adapun O,Pel,dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di
dalam kalimat,termasuk dalam kalimat tunggal.Jika P masih perlu
dilengkapi,barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.
Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya,kalimat tunggal dapat
dipilah menjadi empat macam yang diberi nama atau label tambahan

9
sesuai jenis kata atau frasanya,yaitu nominal,adjektiva,verbal,dan
numeral. Contoh :
1. Kami mahasiswa Unpam (kalimat nominal)
2. Jawaban anak pintar itu sangat tepat (kalimat adjektiva)
3. Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal)
4. Mobil orang kaya itu ada delapan (kalimat numeral)

Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua
atau lebih kalimat tunggal. Dengan kata lain kalimat majemuk adalah
kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan dua
predikat. Kalimat majemuk dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1) Kalimat majemuk setara/koordinatif
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok
pikiran atau lebih yang kedudukannya setara. Struktur kalimat yang di
dalamnya terdapat,sekurang-kurangnya,dua kalimat dasar dan masing-
masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.Konjungtor yang
menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk setara jumlahnya
cukup banyak.Konjungtor itu menunjuk beberapa jenis hubungan dan
menjalankan beberapa fungsi.

2) Kalimat Majemuk Bertingkat/Kompleks


Kalimat Majemuk Bertingkat/Kompleks yaitu kalimat tunggal
yang salah satu jabatannya diperluas membentuk kalimat baru.Dalam
kalimat majemuk bertingkat kita mengenal:
a. Induk kalimat (jabatan kalimat yang bersifat tetap atau tidak
mengalami perubahan)
b. Anak kalimat (jabatan kalimat yang diperluas membentuk
kalimat baru.Anak kalimat ditandai pemakaian kata
penghubung dan bila mendahului induk kalimat dipisah dengan
tanda baca koma).

10
2. Jenis Kalimat Menurut Fungsinya

Kalimat Berita (Deklaratif)


Kalimat berita adalah kalimat yang dipakai untuk menyatakan
suatu berita. Ciri-ciri kalimat berita, yaitu : bersifat bebas,boleh langsung
atau tak langsung,aktif atau pasif,tunggal atau majemuk , berintonasi
menurun dan kalimatnya diakhiri tanda titik (.). Contoh :
1. Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi.
2. Perayaan HUT RI 63 berlangsung meriah.

Kalimat Tanya (Introatif)


Kalimat tanya adlah kalimat yang dipakai untuk memperoleh
informasi.Ciri ciri kalimat tanya, yaitu : diakhiri tanda
tanya(?),berintonasi naik dan sering pula hadir
kataapa(kah),bagaimana,dimana, siapa,yang mana,dll. Contoh :
1. Apakah barang ini milikmu?
2. Kapan adikmu kembali ke Indonesia?

Kalimat Perintah (Imperatif)


Kalimat perintah (imperatif) dipakai untuk menyuruh dan
melarang orang berbuat sesuatu. Kalimat perintah berintonasi menurun
dan diakhiri tanda titik (.) atau seru (!). Kalimat perintah dapat dipilah
lagi menjadi kalimat perintah suruhan,kalimat perintah halus,kalimat
perintah permohonan,kalimat perintah ajakan dan harapan,kalimat
perintah larangan,dan kalimat perintah pembiaran. Contoh :
1. Tolonglah bawa motor ini ke bengkel.(k.perintah halus)
2. Buka pintu itu! (k.perintah suruhan)
3. Jangan buang sampah di sungai itu! (k.perintah larangan)

Kalimat Seru (Ekslamatif)


Kalimat seru (ekslamatif) adalah kalimat yang dipakai untuk
mengungkapkan perasaan emosi yang kuat,termasuk kejadian yang tiba-

11
tiba dan memerlukan reaksi spontan. Kalimat ini berintonasi naik dan
diakhiri tanda seru (!). Contoh :
1. Hai,ini dia orang yang kita cari!
2. Wah,pintar benar anak ini !

E. Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia

Pola dasar kalimat bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :


a. Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk
tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan.
Misalnya:
Mereka [S] / sedang berenang [P (kata kerja)]
Ayahnya [S] / guru SMA [P (kata benda)]
Gambar itu [S] / bagus [P (kata sifat)]
Peserta penataran ini [S] / empat puluh orang [P (kata bilangan)]

b. Kalimat Dasar Berpola S P O


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. Misalnya:
Mereka [S] / sedang menyusun [P] / karangan ilmiah [O]

c. Kalimat Dasar Berpola S P Pel


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Misalnya:
Anaknya [S] / beternak [P] / ayam [Pel]

d. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
pelengkap.Misalnya:
Dia [S] / mengirimi [P] / saya [O] / surat [Pel]

e. Kalimat Dasar Berpola S P K


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan keterangan. Misalnya:

12
Mereka [S] / berasal [P] / dari Surabaya [K]

f. Kalimat Dasar Berpola S P O K


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan.
Misalnya:
Kami [S] / memasukkan [P] / pakaian [O] / kedalam lemari [K]

F. Kalimat yang Baik dan Benar

Penggunaan Bahasa Indonesia Secara Baik Dan Benar


Contoh penggunaan bahasa indonesia secara baik dan benar
Pengertian kalimat yang benar adalah kalimat yang sesuai dengan aturan atau
kaidah yang berlaku, baik yang berkaitan dengan kaidah tata bunyi (fonologi), tata
bahasa, kosakata, maupun ejaan.

Pengertian kalimat yang baik adalah kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang
dapat menyampaikan pesan/informasi secara tepat tetapi belum tentu benar.

Sebagai contoh perhatikan dua kalimat berikut


Kakak memesankan tiket pesawat untuk ibu (kalimat yang baik tapi tidak
benar).

Ayam kampung itu telah meninggal dunia karena tertabrak mobil(kalimat


yang benar tapi tidak baik).

Kalimat yang seharusnya adalah :

Kakak memesankan ibu tiket pesawat (kalimat yang baik dan benar).
Ayam kampung itu telah mati karena tertabrak mobil(kalimat yang baik
dan benar).

13
Penjelasan :

Kata kerja memesankan tergolong kata kerja benefaktif, dalam arti,


pekerjaan tersebut dilakukan untuk orang lain. Oleh karena itu, kata
kerja tersebut harus diikuti oleh objek yang berupa orang sehingga
susunan yang benar untuk kalimat. Walaupun tidak memenuhi
syarat sebagai kalimat yang benar, kalimat dapat dikatakan sebagai
kalimat yang baik karena dapat menyampaikan pesan/informasi.

Kalimat yang kedua benar karena telah memenuhi kaidah tata


bahasa (ada subjek, predikat, dan keterangan), tetapi tidak dapat
menyampaikan pesan secara efektif. Orang akan bertanya-tanya,
mengapa untuk ayam kampung digunakan katameninggal dunia.

G. Kalimat Efektif
Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah
kebahasaan secara baik dan benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang bahasa
Indonesia, kaidah yang menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah
kaidah bahasa Indonesia menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

a) Syarat - syarat kalimat efektif

Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang
tepat. Kata baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang
kamu tulis ternyata tidak tepat ejaannya.

Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan
predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan.
Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya
tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek dan predikat
diharapkan selalu berada di awal kalimat.

14
Tidak Boros dan Bertele-tele
Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-
hamburkan kata dan terkesan bertele-tele. Pastikan susunan kalimat yang
kalian rumuskan pasti dan ringkas agar orang yang membacanya mudah
menangkah gagasan yang kalian tuangkan.

Tidak Ambigu

Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting
untuk menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang
ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan; pembaca tidak akan
kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada kesan ambigu.

b) Ciri ciri kalimat efektif

Untuk membuat kalimat efektif tidaklah sulit asalkan sudah memahami ciri-ciri
suatu kalimat dikatakan efektif. Berikut ini adalah 5 ciri-ciri sehingga suatu
kalimat dapat kita katakan efektif.

1) Kesepadanan Struktur

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kelengkapan struktur dan


penggunaannya. Inilah yang dimaksud dengan kesepadanan struktur. Ada
beberapa hal yang menyangkut ciri-ciri yang satu ini.

Pastikan kalimat yang dibuat mengandung unsur klausa minimal yang


lengkap, yakni subjek dan predikat.

Jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan


mengaburkan pelaku di dalam kalimat tersebut.

Contoh kalimat efektif dan tidak efektif:


Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)

15
Hati-hati pada penggunaan konjungsi yang di depan predikat karena
membuatnya menjadi perluasan dari subjek.
Contoh:
Dia yang pergi meninggalkan saya. (tidak efektif)
Dia pergi meninggalkan saya. (efektif)

Tidak bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak boleh lebih dari satu,
namun lebih ke arah menggabungkan subjek yang sama.

Contoh:
Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (tidak efektif)
Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)

2) Kehematan Kata

Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-tele,
kalian tidak boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah
kalimat. Ada dua hal yang memungkinkan kalimat membuat kalimat yang
boros sehingga tidak efektif. Yang pertama menyangkut kata jamak dan yang
kedua mengenai kata-kata bersinonim. Untuk menghindari hal tersebut, berikut
ini contoh mengenai kesalahan dalam kata jamak dan sinonim yang
menghasilkan kalimat tidak efektif.

Contoh Kata Jamak:


Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (tidak
efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (efektif)

Ketidakefektifan terjadi karena kata para merujuk pada jumlah jamak,


sementara siswa-siswi juga mengarah pada jumlah siswa yang lebih dari satu.
Jadi, hilangkan salah satu kata yang merujuk pada hal jamak tersebut.

Contoh Kata Sinonim:


Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif)
Ia masuk ruang kelas.

16
Ketidakefektifan terjadi karena kata masuk dan frasa ke dalam sama-sama
menunjukkan arti yang sama. Namun, kata masuk lebih tepat membentuk
kalimat efektif karena sifatnya yang merupakan kata kerja dan dapat menjadi
predikat. Sementara itu, jika menggunakan ke dalam dan menghilangkan
kata masuksehingga menjadi ia ke dalam ruang kelaskalimat tersebut akan
kehilangan predikatnya dan tidak dapat dikatakan kalimat efektif menurut
prinsip kesepadanan struktur.

3) Kesejajaran Bentuk

Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di
kalimat, sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif
haruslah berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan
imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang sama digunakan pada fungsi yang
sama.
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan
pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan
mengolahnya. (efektif)

4) Ketegasan Makna

Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang


peletakan subjek seharusnya selalu mendahului predikat. Akan tetapi, dalam
beberapa kasus tertentu, kalian bisa saja meletakkan keterangan di awal kalimat
untuk memberi efek penegasan. Ini agar pembaca dapat langsung mengerti
gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat seperti ini biasanya
dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang umumnya
diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)

5) Kelogisan Kalimat

17
Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan
kalimat yang kalian buat. Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan
ambigu pada kalimat. Karena itu, buatlah kalimat dengan ide yang mudah
dimengerti dan masuk akal agar pembaca dapat dengan mudah pula mengerti
maksud dari kalimat tersebut.

Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu persilakan. (tidak
efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang.
(efektif)

18
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil namun terlengkap maknanya dan
mempunyai intonasi final yang mengakhirinya. Sebuah kalimat dalam Bahasa
Indonesia secara sederhana biasanya terdiri dari dua unsur yang membangunnya,
yaitu unsur Subjek (S) dan Predikat (P). Kalimat tunggal adalah jika kalimat tersebut
hanya memiliki satu gagasan dan hanya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) saja.
Kalimat majemuk adalah jika kalimat itu terdiri dari dua atau lebih klausa yang
membangunnya, dan biasanya memiliki lebih dari satu Predikat (P).
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menjelaskan gagasan penulis kepada
pembaca secara utuh tanpa ada kebimbangan atau keraguan dalam menafsirkannya.

19

Anda mungkin juga menyukai